29 2005.Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah minuman berenergi
dengan 2merek yaitu Kratingdaeng
®
dan M-150
®
3.6 Prosedur Penelitian
yang dibeli di minimarket sekitar Universitas Sumatera Utara, Medan. Gambar dan spesifikasi sampel dapat
dilihat pada Lampiran 1 halaman 55.
3.6.1 Pembuatan Pereaksi
Diencerkan 8,3ml HCl 37
v v
⁄
dengan 1 liter akuades Ditjen POM, 1979. Perhitungan pembuatan pereaksi dapat dilihat pada Lampiran 21 halaman
108.
3.6.2Pembuatan Larutan Induk baku dan Larutan Standar 3.6.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Kafein BPFI
Larutan induk baku kafein dibuat dengan menimbang secara seksama serbuk kafein BPFI sebanyak 50 mg, kemudian dilarutkan dengan 20 mL larutan
HCl 0,1N di dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan dengan larutan HCl 0,1N sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500 μgml LIB I.
Selanjutnya dipipet 10 ml larutan LIB I untuk diencerkan dalam labu tentukur 100 ml dengan HCl 0,1N sampai garis tanda. Homogenkan, sehingga diperoleh larutan
dengan konsentrasi 50 μgml LIB II Ditjen POM, 1995.
3.6.2.2 Larutan Induk Baku Asam Benzoat BPFI
Larutan induk baku asam benzoat dibuat dengan menimbang secara seksama serbuk natrium benzoat BPFI sebanyak 59 mg, kemudian dilarutkan
dengan 20 ml larutan HCl 0,1N di dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan dengan larutan HCl 0,1N sehingga didapat
larutan dengan konsentrasi 500 μgml LIB I. Selanjutnya dipipet 10 ml larutan LIB I untuk diencerkan dalam labu
Universitas Sumatera Utara
30 tentukur 100 ml dengan HCl 0,1N sampai garis tanda. Homogenkan, sehingga
diperoleh larutan dengan konsentrasi 50 μgml LIB II Ditjen POM, 1995.
3.6.2.3 Pembuatan Larutan Standar Kafein
Dipipet Larutan Induk Baku II kafein konsentrasi = 50 μgml sebanyak 4
ml; 4,5 ml; 5 ml; 5,5 ml; dan 6 ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan HCl 0,1N hingga garis tanda. Lalu dikocok
sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 8; 9; 10;11; dan 12
μgml. Kurva serapan kafein dapat dilihat pada Gambar 21 - 25 Lampiran 2 halaman 57 - 59.
3.6.2.4 Pembuatan Larutan Standar Asam Benzoat
Dipipet Larutan Induk Baku II asam benzoat konsentrasi = 50 μgml
sebanyak 1,5 ml; 2 ml; 2,5 ml; 3 ml; dan 3,5 ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan HCl 0,1N hingga garis tanda. Lalu
dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 3; 4; 5; 6; dan 7
μgml.Kurva serapan asam benzoat dapat dilihat pada Gambar 26 - 30 Lampiran 2 halaman 59 - 61.
3.6.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum 3.6.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Kafein