Natrium Benzoat Uraian Bahan .1 Kafein

10

2.2.2 Natrium Benzoat

Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang dapat menghambat atau memperlambat proses fermentasi, pengasaman atau penguraian yang disebabkan oleh mikroba serta mampu menghambat atau menghentikan dan memberikan perlindungan bahan pangan dari proses pembusukan Cahyadi, 2008. Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan ini sendiri yaitu untuk mempertahankan atau memperbaiki nilai gizi makanan dan mempertahankan kesegaran bahan terutama menghambat mikroorganisme, bahan pengawet juga bertujuan untuk mempertahankan kesegaran warna maupun aroma Sudarmadji, dkk., 1989. Asam benzoat merupakan pengawet yang sering digunakan salah satunyapada minuman berenergi, yang umumnya terdapat dalam bentuk garamnya yaitu natrium benzoat yang bersifat lebih mudah larut dalam air Cahyadi, 2008. Meurut Ditjen POM 1995, natrium benzoat memiliki: Rumus struktur: Gambar 2. Struktur Natrium Benzoat Universitas Sumatera Utara 11 Rumus Molekul :C 7 H 5 NaO 2 Nama Kimia : Natrium benzoat Berat Molekul :144,11 Kandungan :Tidak kurang dari 99,0 dan tidak lebih dari 100,5 C 7 H 5 NaO 2 Pemerian :Granul atau serbuk hablur; putih; tidak berbau dihitung terhadap zatanhidrat. atau praktis tidak berbau; stabil di udara. Kelarutan :Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, dan lebih mudah larut dalam etanol 90. Mekanisme kerja senyawa anti mikroba berbeda-beda antara senyawa satu dengan senyawa lainnya meskipun tujuan akhirnya sama yaitu menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba misalnya larutan garam NaCl dan gula yang digunakan sebagai bahan pengawet seharusnya lebih pekat daripada sitoplasma didalam sel mikroorganisme. Oleh sebab itu, air akan keluar dalam sel dan sel menjadi kering atau mengalami dehidrasi. Kerja asam sebagai bahan pengawet tergantung pada pengaruhnya terhadap pertumbuham mikroorganisme seperti bakteri, khamir dan kapang yg tumbuh pada bahan pangan Cahyadi, 2008. Secara umum penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai berikut Cahyadi, 2008: 1. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun yang tidak patogen. 2. Memperpanjang umur simpan pangan. 3. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa dan bau bahan pangan yang diawetkan. Universitas Sumatera Utara 12 4. Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah. 5. Tidak digunakan untuk menyembunyikan bahan yang salah. Zat pengawet organik lebih banyak digunakan daripada zat pengawet anorganik karena bahan ini lebih mudah larut dalam air. Bahan organik digunakan baik dalam bentuk asam maupun dalam bentuk garamnya contohnya adalah asam sorbat, asam propionat, asam benzoat, asam asetat dan epoksidaCahyadi, 2008. Zat pengawet anorganik yang masih sering dipakai adalah sulfit, hidrogen peroksida, nitrat dan nitrit. Sulfit digunakan dalam bentuk gas SO 2 Asam benzoat dan garamnya Na dan K relatif kurang efektif sebagai bahan pengawet pada pH lebih besar, tetapi kerjanya sebagai pengawet akan naik dengan turunnya pH sampai di bawah pH 5 Cahyadi, 2008. Penggunaan asam benzoat dalam sediaan obat luar sering dikombinasikan dengan asam salisilat yang memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis Tan dan Rahardja, 2007.Jikadikonsumsi bahan pengawet minuman ini secara terus-menerus tentu akan berakumulasi dan menimbulkan efek terhadap kesehatan yaitu kanker, dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan edema bengkak yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan di dalam tubuh Anonim, 2005. Persyaratan natrium benzoat sebagai bahan tambahan pangan dalam minuman berenergi dapat dilihat pada Lampiran 27 Halaman 120 Badan Standarisasi Nasional, 1995. , garam Na atau K sulfit, bisulfit dan metabisulfit. Garam nitrat dan nitrit umumnya digunakan pada proses curing daging untuk memperoleh warna yang baik Cahyadi, 2008.

2.3 Spektofotometri