1
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada hakekatnya dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat adalah dengan meningkatkan kualitas manusia. Gizi yang baik merupakan salah satu faktor yang
diperlukan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas. Upaya meningkatkan SDM seharusnya dimulai sedini mungkin sejak janin dalam kandungan. Bila
keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil baik, maka besar peluang janin yang dikandungnya akan baik dan keselamatan ibu sewaktu melahirkan akan terjamin
Mawaddah dan Hardinsyah, 2008. Sesuai dengan yang diungkapkan Kartikasari, Mifbakhuddin, Dian 2011, bahwa status gizi ibu sebelum dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan sangat bergantung pada keadaan gizi ibu
sebelum dan selama hamil. Status gizi merupakan indikator dalam mengukur pemenuhan gizi
masyarakat dimana jika masukan gizi dari makanan tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh maka akan tejadi defisiensi zat gizi Bobak, et al., 2005. Ibu
hamil dengan kurang gizi dapat melahirkan bayi mati, meninggal setelah beberapa hari, dan bayi lahir dengan kecacatan Hariyani, 2012. Gizi Ibu hamil merupakan
Universitas Sumatera Utara
2
nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak untuk pemenuhan gizi ibu sendiri dan perkembangan janin yang dikandungnya Bobak, et al., 2005.
Angka Kematian Ibu AKI merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI Indonesia mencapai angka
tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 228100.000 kelahiran hidup WHO, 2007. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012 dalam
Kementerian Kesehatan RI 2013 menyebutkan bahwa AKI Indonesia adalah sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apalagi
jika dibandingkan dengan negara –negara tetangga. Indonesia sebagai negara
berkembang merupakan salah satu negara yang masih belum dapat lepas dari permasalahan tentang kematian ibu WHO, 2007. Lima penyebab kematian ibu
terbesar adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan HDK, infeksi, partus lamamacet dan abortus. Faktor yang lain yang meningkatkan Angka Kematian
Ibu AKI adalah buruknya gizi perempuan, yang dikenal dengan Kekurangan Energi Kronik KEK, dan anemia Sadli, 2010:286 dalam Susanti 2013.
Masalah gizi di Indonesia dan negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein KEP, masalah Anemia Besi,
masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium GAKY, masalah Kurang Vitamin A KVA, dan masalah obesitas terutama di kota
– kota besar Supariasa, et al., 2001. Komariah 2011 menyatakan bahwa masalah gizi yang banyak
dialami oleh ibu hamil di Indonesia diantaranya adalah kurang energi kronis KEK dan anemia dengan prevalensi ibu hamil yang mengalami kurang energi
kronis di Indonesia mencapai 16,7 dan kurang lebih 50 ibu hamil di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
3
menderita anemia bahkan di beberapa daerah mencapai lebih dari 80. Kontribusi anemia terhadap AKI di Indonesia diperkirakan mencapai 50 - 70. Tingginya
angka kurang gizi pada ibu hamil mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka berat bayi lahir rendah BBLR di Indonesia yang diperkirakan mencapai 350.000
bayi setiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah tahun 2010 menunjukkan dari sampel 357 ibu hamil, ada 69 ibu hamil 19,33 yang
mengalami kekurangan gizi dalam kehamilan Yulianti, et al., 2010. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru jumlah ibu hamil yang mengalami
kurang gizi pada tahun 2011 ada sebanyak 2434 orang Wati, et al., 2011. Secara umum penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil karena konsumsi
makanan yang tidak memenuhi syarat pemenuhan gizi. Tingkat pengetahuan yang rendah menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan
ibu hamil selama kehamilannya Depkes RI, 2002. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil sebaiknya tidak hanya mengikuti selera makan saja, karena selera
makan belum tentu sesuai kebutuhan. Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang
terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Kekurangan gizi bisa terjadi akibat ketidaktahuan seseorang dalam mengakses pangannya, atau memilih makanan
yang kurang atau tidak bergizi karena ketidaktahuannya Mawaddah dan Hardinsyah, 2008.
Status gizi dipengeruhi oleh beberapa faktor antara lain, pendapatan, kesehatan, pendidikan, motivasi dan keluarga. Faktor-faktor seperti kemiskinan,
kurang pendidikan, lingkungan yang buruk, kebiasaan makan yang salah, dan
Universitas Sumatera Utara
4
kondisi kesehatan yang buruk akan membuat status gizi ibu hamil berisiko yang berpengaruh pada pertumbuhan serta perkembangan janin Bobak, et al., 2005.
Berdasarkan hasil survei awal di Kecamatan Medan – Belawan, kelurahan
Belawan II merupakan salah satu kelurahan yang padat penduduk, pemukiman kumuh dan kondisi bangunan yang terlalu rapat. Hal ini sesuai dengan studi kasus
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Hutapea 2012 yang menyimpulkan bahwa Kelurahan Medan Belawan I dan II tergolong pemukiman yang kumuh,
yang jika dilihat dari status kepemilikan rumah, sebagian besar adalah rumah sewa dengan kondisi bangunan yang terlalu rapat dan berhimpit, penghasilan per
bulan rata-rata Rp.200.000,00 – Rp.500.000,00bulan, dan tingkat pendidikan
masyarakat yang sebagian besar hanya sampai SD Sekolah Dasar, serta komunitasnya adalah kebanyakan wiraswasta tidak bekerja yang tinggal di area
yang tidak layak huni seperti minimnya saluran drainase, sanitasi dan persampahan yang berpotensi menimbulkan beragam bibit penyakit.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengkajian Status Gizi Ibu Hamil di Kelurahan Belawan II.
2. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana status gizi ibu hamil berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan Hb di kelurahan
Belawan II 3.
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, yang menjadi pertanyaan peneliti
adalah:
Universitas Sumatera Utara
5
3.1. Bagaimana status gizi ibu hamil di kelurahan Belawan II diukur dari
pemeriksaan fisik? 3.2.
Bagaimana status gizi ibu hamil di kelurahan Belawan II diukur dari pemeriksaan Hb?
4. Tujuan Penelitian
4.1.Mengkaji status gizi ibu hamil di kelurahan Belawan II berdasarkan pemeriksaan fisik
4.2. Mengkaji status gizi ibu hamil di kelurahan Belawan II berdasarkan pengukuran Hb
5. Manfaat Penelitian
5.1. Bagi Pendidikan keperawatan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi institusi pendidikan untuk mendukung proses pembelajaran dalam mengkaji status gizi ibu hamil
5.2. Bagi Pelayanan Keperawatan
Sebagai bahan masukan dan informasi dalam melakukan pengkajian yang tepat saat memberikan asuhan keperawatan terkait status gizi ibu
saat hamil 5.3.
Bagi Penelitian Keperawatan Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengkajian status gizi ibu hamil
Universitas Sumatera Utara
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA