Latar ANALISIS STRUKTUR CERITA RAKYAT

Maka datang Mambang Segara, dilemparkannya rotan dan batu itu kehalaman, dan menjelmalah berupa bayang-bayang ibunya Sri Bunian. Dan berkatalah Sri Bunian, “Oh, abangku rupanya pedih sekali hati anakku dibuat oleh isteri abang yang enam itu, hanya isteri yang bungsulah yang sayang kepadanya, tapi mudah-mudahan tuhan melindungi anakku dan diri abang.” Barulah Mambang Segara sadar bahwa Seledang Delima ini adalah anak adiknya Sri Bunian. Maka dipanggilnyalah isteri yang enam itu tadi mau disiksanya, tapi Selendang Delima melarangnya. “jangan, maafkanlah mereka . . . . .kalau tidak karena perbuatan mereka mungkin kisah ini tidak terbuka.” Jadi dimaafkannyalah isteri yang enam ini. Pendek cerita tinggallah isteri yang bungsu dengan Selendang Delima bersama-sama. Maka kerajaan itu kembali makmur sedia kala.

2.5. Latar

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams dalam Nurgiyantoro, 201:2.18. Latar memberikan pijakan cerita secara kongkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Pembaca, dengan demikjan, merasa dipermudah untuk mengoperasikan daya imajinasi-nya, di samping dimungkinkan untuk berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang latar. Pembaca dapat Universitas Sumatera Utara merasakan dan menilai kebenaran, ketepatan, dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga merasa lebih akrab. Pembaca seolah-olah merasa menemukan dalam cerita itu sesuatu yang sebenarnya menjadi bagian dirinya. Hal ini akan terjadi jika latar mampu mengangkat suasana setempat, warna lokal, lengkap dengar, perwatakannya ke dalam cerita. Menurut Nurgiyantoro 2001:227 unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mernpengaruhi satu dengan yang iainnya. Ketiga unsur latar tersebut secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Latar tempat, latar ini menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan daiam sebuah karya sastra. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Tempat-tempat yang bernama adalah tempat yang dijumpai dalam dunia nyata, misainya pantai, hutan, desa, kota, kamar, ruangan, dan lain-lain. 2 Latar waktu, latar ini berhubungan dengan masalah ”kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Pengetahuan dan persepsi pembaca terhadap waktu sejarah itu Universitas Sumatera Utara kemudian dipergunakan untuk mencoba masuk ke dalam suasana cerita. Pembaca berusaha memahami dan menikmati cerita berdasarkan acuan waktu yang diketahuinya yang berasal dart luar cerita yang bersangkutan. Adanya persamaan perkembangan dan atau kesejalanan waktu tersebut juga dimanfaatkan untuk mengesani pembaca seolah-olah cerita itu sebagai sungguh-sungguh ada dan terjadi, 3 Latar sosial, latar ini menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikiran bersikap, dan lain-lain.

2.6. Watak dan Perwatakan