Gambaran Umum TPA Al-Hidayah

tempat ibadah bagi para pendiri dan penggerak TPA Al-Hidayah. Jadi, masalah yang terdapat di TPA akan di tanggung bersama oleh para penggerak serta donatur dan jika memang tidak bisa memutuskan sendiri, masalah tersebut bisa dibawa dalam syura‟ atau musyawarah bersama TPA-TPA lainnya”. 3 Adapun nama majlis atau TPA dan tempat-tempat yang juga di dalangi oleh para pemuda yakni sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar Majlis TPA yang di Kembangkan oleh Pemuda No Nama Majlis TPA Lokasi 1. Adz-Dzikir Jatiwaringin Bekasi 2. Al-Furqon Jati Cempaka 3. Al-Kautsar Jati Cempaka 4. Al-Munawar Kodau 5. Al-Istiqomah Cileduk 6. Al-Hidayah Cimanggis Depok 7. At-Taubah Petemburan Jakarta Pusat 8. An-Nur Pondok Pinang Jakarta Pusat 9. Al-Mukhtar Slipi Jakarta Barat 10. Darul Quran Pondok Pinang Jakarta Selatan 11. Ash-Shaaf Nanggelang Bojong Dari data di atas masih ada lagi beberapa majlis dan TPA yang juga telah berdiri dan saling bekerja sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. Majlis dan TPA terdiri dari jadwal siwa laki-laki, siswi perempuan dan pengajian remaja serta ibu-ibu yang bermateri tentang pembinaan. Maksud dari pembinaan disini materi yang tercantum dalam Al- Qur‟an seperti Aqidah dan akhlak, fiqih ibadah serta muamalah dan pelajaran dari perjalanan dakwah para nabi. 3 Linailil Izzati. Wawancara Pribadi. Cimanggis, 5 Februari 2015 2. Keadaan Guru Guru yang mempunyai peran dan pengaruh bagi anak didik sebagai pelaksana langsung dan orang yang bertanggung jawab terhadap tercapainya tujuan pendidikan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dalam bukunya bahwa “Guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar. Sebagai pendidik selain memberikan pengetahuan guru juga mengarahkan tingkah laku anak didik ke arah yang lebih baik, dan sebagai pengajar guru berkewajiban menerjemahkan segala pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didik sesuai dengan perkembangannya”. Kedua tugas tersebut merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang terlaksananya program pendidikan, sehingga untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, guru wajib memiliki disiplin waktu, disiplin ilmu terutama ilmu keguruan untuk meningkatkan mutu. Sehubungan dengan uraian diatas maka penulis akan mengemukakan keadaan guru-guru yang ada di TPA Al-Hidayah 2013 sampai sekarang. Menurut hasil pendataan observer para pengajar disini bukan lulusan dari tarbiyah atau pendidikan. Meskipun demikian, pengajar disini semangat dan peduli terhadap anak-anak yang kurang minat belajar dan kurang berakhlak baik. Para pengajar disini membawa masalah yang ada di TPA kepada majlis-majlis atau syura yang juga mendirikan TPA.Untuk menemukan solusi serta tindak lanjut. Berikut data diri tentang pengajar atau pemuda yang membina anak-anak di TPA Al-hidayah : Tabel 4.2 Daftar Guru TPA Al-Hidayah No. Nama Tempat, Tanggal Lahir Pendidikan terakhir Jabatan 1. Rachmad Dunggio Samarinda, 28 Mei 1982 S1 Pengajar siswa putra 2. Linailil Izzati Jakarta, 27 November 1989 SMA Pengajar Siswi putri 4 3. Slamet Romadhon Pemalang, 5 Juni 1987 SMA Pengajar siswa putra 4. Nur Laila Pemalang, 23 Agustus 1985 SMA Pengajar Siswi putri 5 Menurut data para pengajar di atas merupakan golongan pemuda di saat awal mulai bergabung untuk mengajar di TPA Al-Hidayah ini.Melihat dari pendidikan para pengajar disini, kurang memenuhi persyaratan untuk mengajar TPA. Sesuai yang terlihat observer ketika proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang tidak bervariasi setiap minggunya, kurang mengetahui lagu-lagu Islami anak. Menurut salah satu wali murid, “pengajar di sini sudah baik dalam membimbing kelakuan anak kepada orang tua, hanya kurangnya kreasi yang menyebabkan anak mudah lupa dengan yang sudah di ajarkan”. 6 Setelah memberi komentar tersebut bu mala selaku wali murid menyumbangkan sedikit lagu-lagu anak yang beliau ketahui dari tempat bimbingan baca dan tulis yang diikuti oleh anaknya. 4 Linaili izzati. Wawancara Pribadi. Cimanggis, 31 Desember 2014 5 Nur laila. Wawancara Pribadi. Cimanggis, 31 Desember 2014 6 Bu Mala. Wawancara Pribadi. Cimanggis, 15 Januari 2015 Kegiatan mengajar yang sudah dilakukan satu tahun terakhir ini terlihat lebih berkreasi dan tidak monoton.Karena, para pengajar sudah banyak menambahkan metode untuk menyampaikan materi.Mulai dari shalawat, lagu- lagu anak dan menonton video anak islami untuk mengambil contoh dari tayangan tersebut. 3. Siswa dan siswi Sesuai dengan pembahasan yang bertujuan untuk mengembangkan pendidikan tentu masalah ini lebih tertuju kepada anak-anak dan remaja yang masih dalam usia belajar. Di TPA Al-hidayah ini anak-anak perempuan masih dalam usia yang beragam mulai dari 3 tahun sampai 14 tahun. Penulis mengalami kendala untuk mengobservasi siswa putra karena berbeda jadwal dan jenis kelamin. Penulis hanya akan mengeksplor sedikit yangterjadi dengan siswa putra, karena sumber yang di dapat dari hasil wawancara dengan istri pengajar dan salah satu siswa putra yang merupakan tetangga penulis. Dalam wawancara penulis dengan siswa putra tentang apa pelajaran yang adik senangi?.Nara sumber Hafidz mengatakan “saya menyukai materi pembinaan karena ketika pelajaran berlangsung kak ebeng pengajar memutarkan kami film yang berhubungan dengan materi”. 7 Berbeda dengan siswa putra, penulis hanya bisa menyampaikan sepenggal cerita.Keadaan di siswi putri banyak sekali kejadian-kejadian yang ditangkap oleh penulis.Seperti, kejadian ketika memulai pelajaran; pelajaran berlangsung sampai kegiatan pulang.Untuk siswi putri mendapat jadwal mengaji 3hari dalam seminggu. 7 Hafidz. Wawancara Pribadi. Cimanggis, 10 Januari 2015 Tabel 4.3 Daftar Jumlah Siswa Kelompok umur Jumlah 3 sampai 6 Tahun 8 Orang 7 sampai 9 Tahun 15 Orang 10 sampai 14 Tahun 12 Orang Jumlah Total 35Orang Kondisi siswi yang memiliki perbedaan umur terlihat menyulitkan untuk menyeragamkan materi.Namun jika dilihat dari latar belakang siswi yang mayoritas berasal dari keluarga atau orang tua yang bekerja dan tergolong dalam kelas ekonomi menengah kebawah.Beragam profesi yang dilakukan oleh para wali murid, mulai dari berdagang, asisten rumah tangga sampai dengan pemulung. Dari 35 siswi di atas observer mencatat dari hasil wawancara kepada siswa-siswi langsung tentang profesi orang tua mereka. Bahwa 22 melakukan berdagang, 25 pemulung , 28 asisten rumah tangga dan 25 lain-lain. 28 25 22 25 profesi asisten rumah tangga pemulung pedagang lain-lain Seperti yang terlihat dari diagram di atas bahwa mayoritas siswi berasal dari keluarga kurang mampu. Walaupun siswa-siswi di sini berasal dari keluarga kurang mampu, untuk nilai kedisiplinan dan kehadiran mereka bisa diacungi jempol.Hampir setiap pertemuan TPA ini memiliki jumlah hadir siswi normal antara 30 - 35 siswi. Kehadiran siswi ini merupakan sebuah apresiasi mereka kepada pengajar yang hampir setiap pembubaran siswi berpesan “jangan lupa shalat isya di rumah dan besok ngaji lagi ya”.Kedisiplinan siswi juga terlihat ketika proses mengaji berlangsung, jika waktu nya baca iqro secara perorangan siswi yang lain menulis sambil menunggu giliran. Ketika materi pembinaan untuk yang siswi besar, siswi yang kecil menulis dan tidak mengganggu. 4. Sarana dan prasarana Dalam suatu lembaga pendidikan formal maupun nonformal pasti memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar sarana dan pasarana yang mendukung keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan sangatlah diperlukan, disamping sebagai motivator juga sebagai mediator bagi anak didik. Tanpa sarana dan prasarana yang memadai maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di TPA Al-Hidayah adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Daftar Sarana dan Prasarana No Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Kelas Tempat mengaji 2 2 Papan Tulis 2 3 Penghapus papan tulis 2 4 Spidol 3 5 Meja Mengaji Lekar 15 6 Al- Qur‟an Terjemah 20 7 Kipas Angin 2 8 Kamar mandi 2 9 Sapu 2 10 Tempat Sampah 2 5. Program-program TPA Al-Hidayah a. Pembagian sembako Program sembako ini terlaksana setiap satu bulan sekali untuk para pengajar di TPA.Sembako ini di berikan untuk mendukung ibadah dan membangun mental agar lebih khusyu dalam memperjuangkan urusan ibadah kepada Allah. Sedangkan untuk para siswi satu tahun sekali yakni pada hari raya Idul Fitri.Sembako ini berupa hadiah untuk anak-anak yang telah semangat hadir untuk mengaji pada jadwal yang telah ditentukan. b. Pendidikan Mendidikan yang dimaksud dalam program TPA Al-hidayah adalah memberikan pendidikan tambahan berupa materi dasar yang ada di TPA.Sifat dan tujuan dari pendidikan yang di programkan yaitu belajar mempersiapkan sedini mungkin generasi hamba-hamba Allah yang lebih baik dari kita, dikarenakan bentuk pendidikan yang ada tidak menjamin pemahaman bagi generasi didik bahwa mereka adalah hamba Allah. c. Qurban Qurban merupakan hari raya Islam yang salah satu tujuannya untuk membagi kebahagiaan kepada orang-orang yang kurang mampu, para dermawan menyisihkan harta untuk membeli hewan qurban untuk menjadi amal di akhirat kelak. Hari raya qurban juga mengingatkan kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail.Kisah ini hampir setiap mubaligh menyebut pada kesempatan hari raya qurban. Di TPA Al-Hidayah sudah menjadi kegiatan rutin melaksanakan syiar qurban dan dilanjut dengan pemotongan hewan qurban. Hewan qurban yang di dapat berasal dari para donatur dan hasil infaq dari anak-anak TPA serta remaja dan ibu-ibu yang mengikuti pengajian. d. Khitan Syiar khitan yang biasa disebut oleh para pemuda TPA ini merupakan kegiatan yang juga dilakukan 1 kali dalam setahun. Khitan atau sunatan masal yang biasa disebut oleh warga sekitar TPA merupakan bagian dari program TPA Al-Hidayah. Sunatan masal ini bisa terlaksana atas dukungan yang diberikan oleh orang-orang atau warga yang bersangkutan. Seperti tahun-tahun sebelumnya sunatan masal ini dilaksanakan secara gabungan antara TPA-TPA yang juga di dalangi oleh para pemuda. Untuk tahun 2014 ini TPA Al-Hidayah menjadi tuan rumah dalam menyelenggarkan kegiatan sunatan masal ini. Peserta yang terdaftar dalam sunatan masal ini merupakan warga sekitar TPA-TPA penyelenggara. Sama halnya dengan Syiar Ramadhan dan Syiar qurban. Sebelum melakukan pemanggilan anak-anak yang akan di khitan, penyelenggara atau pemuda membuat susunan acara untuk syiar khitan. Dalam sambutan ketua panitia menyebutkan t ujuan diadakannya program sunatan masal ini “untuk mendidik muslimin agar mengetahui makna sebenarnya dari khitan, yaitu untuk membentuk generasi yang bersih disisi Allah”. 8 6. Kegiatan belajar mengajar Proses belajar mengajar yang baik tentu akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Pengajian TPA Al-Hidayah dimulai pada pukul 18.00 wib ba‟da maghrib sampai dengan selesai. Adapun hari yang digunakan untuk pengajian khusus Nisa siswi perempuan 3 hari antara lain, hari kamis, jum‟at dan sabtu. Selain membaca iqra atau al- qur‟an, peserta didik juga diajarkan 8 Anggi. Sambutan Ketua Panitia. Cimanggis, 21 Desember 2014 beberapa pelajaran yang masih berkaitan dengan agama seperti Tajwid, do‟a sehari-sehari, hafalan surat-surat pendek, dan pembinaan. Pembinaan disini anak-anak diberikan materi yang sumbernya langsung dari Al- qur‟an.Yakni; mengkaji terjemah dari surah-surah yang berkaitan pada saat mengaji.Seperti, surah Luqman yang mengajarkan bagaimana mendidik anak dengan indikasi tetap kepada Allah.Walaupun hadiah atau nasehat itu keluar dari lisan seorang ayah tapi tetap saja sebenarnya yang memberi itu adalah Allah. Tabel 4.5 Jadwal kegiatan dan waktu pelaksanaan TPA No Nama kegiatan Jadwal kegiatan dan waktu pelaksanaan 1 Belajar membaca Iqro dan Tajwid Kamis, pukul: 18.00 – 19.30 2 Pembinaan Jum‟at, pukul: 18.00 – 19.30 3 Hafalan doa sehari-hari dan surat pendek Sabtu, pukul: 18.00 – 19.30

B. Peranan Pemuda

Peranan pemuda dalam mengembangkan pendidikan Islam nonformal di TPA Al-hidayah yakni dapat dilihat peranannya dalam dua bentuk, yakni peran pemuda sebagai pengajar dan peran pemuda sebagai organiszer, dalam kaitannya dengan pengembangan pendidikan Islam nonformal. 1 Pemuda sebagai pengajar Dalam memperkembangkan pendidikan Islam nonformal pemuda berperan sebagai pengajar.Pada masa kini, pendidikan sudah semakin maju dan modern.Namun, dalam praktiknya belum benar-benar memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia. Demikian juga terlihat benar arahnya seperti yang dituntut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003, yaitu mengembangkan potensi diri anak didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, kecerdasan dan keterampilan. Sejak zaman pergerakan nasional Indonesia, peranan pemuda sangat besar, dan dalam perjuangannya banyak memlalui pendidikan bangsa.Seperti yang dilakukan oleh pejuang Budi Oetomo untuk Taman Siswa.Dalam Islampun pemuda berperan aktif dalam bidang pendidkan. Masalah yang menjadi pokok pembahasan pada bab ini adalah peran pemuda dalam pengembangan pendidikan Islam nonformal TPA Al-Hidayah. Adapun “peran adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki seseorang y ang berkedudukan dimasyarakat dan harus dilaksanakan”. 9 Ada langkah konkret yang dapat dilakukan oleh para pemuda dalam mengembangkan pendidikan yakni membangun sekolah alternatif.Sekolah alternatif sebagai lembaga alternatif untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, tetapi berbeda dengan sekolah formal yang ada.Pendidikan non formal merupakan jawaban dari sekolah alternative tersebut.Banyak pendidikan nonformal yang telah berdiri, mulai dari pendidikan gratis sammpai lembaga kursus.Pemuda di TPA Al-Hidayah ini telah memilih pendidikan Islam nonformal sebagai alternatif peran mereka dalam pendidikan. Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan dilapangan bersifat verbal, kalimat-kalimat, fenomena-fenomena dan tidak berupa angka-angka. Namun sebelum memasuki pada pokok pembahasan, terlebih dahulu penulis memaparkan temuan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berkaitan dengan hal-hal yang telah diteliti pada pelaksanaan peran pemuda dalam pengembangan pendidikan Islam nonformal TPA Al-Hidayah, antara lain; materi pelajaran dan metode pengajaran, pembinaan akhlak dan kegiatan di TPA. 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, hal. 667

a. Materi Pelajaran

Materi atau bahan ialah apa yang hendak diajarkan dalam TPA. Materi TPA yang memuat ajaran Islam dengan segala keluasannya. Islam memuat ajaran tentang hidup yang meliputi aspek kehidupan, maka pengajaranislam 1 Iqro Iqro terdiri dari 6 jilid mulai dari tingkatan yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.Seperti yang diketahui iqro bisa untuk segala umur, BALITA atau TK sampai perguruan tinggi bahkan MANULA. Sistem pengajaran yang dipraktekkan di TPA Al-Hidayah ini bersifat privat.Masing-masing siswi disimak satu persatu secara bergantian dan hasil belajarnya dicatat pada kartu prestasi siswi.Siswi yang menunggu giliran bisa melancarkan bacaan dan diberi tugas untuk menulis. 2 Tajwid Keutamaan Tajwid adalah ilmu yang mulia, karena seorang muslim dituntut untuk membaca Al- Qur‟an pada tiap harinya, minimal dlam shalat sehari semalam. Demikian pula orang yang ahli dalam ilmu ini akan masuk surge bersama para malaikat sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut; Dari Aisyah radhiyallahu „anha berkata, teah bersabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, هْي ع وهو هْيف عتْعتتي و هؤ ْقي ْي َلاو ْلا ا كْلا فَّلا عم اْ قْلاب ها ْلا هل ٌّاش ا ْجا “Seorang yang pandai dalam Al-Quran akan bersama dengan para malaikat yang mulia lagi taat, dan seorang yang membaca Al-Quran dengan tersendat-sendat terbata-bata dan merasa keberatan maka baginy a dua pahala”. H.R. Muslim Tujuan ilmu tajwid yang paling utama adalah lancarnya seseorang dalam pengucapan lafal Al-Quran dengan ilmu yang telah disampaikan oleh ulama terdahulu. Di TPA ini pengajar menyampaikan materi tajwid dengan bahan ajar iqro. Karena, siswi disini masih kaku dalam pelafalan bahasa arab. 3 Pembinaan Pembinaan akidah dan akhlak yang didasarkan pada ayat-ayat Al- qur‟an beserta tafsirnya.Materi ini lebih khusus diberikan pada anak-anak yang berusia 8-14 tahun. Tetapi, anak yang dibawah usia tersebut juga diperkenankan untuk mengikuti materi tersebut. Sebelum para pemuda memberi materi kepada anak-anak TPA, pemuda disini mengikuti pengajian yang dilakukan secara bersama-sama dengan ibu-ibu. Pengajar dalam materi pembinaan ini mengacu kepada ayat dan terjemah Al- qur‟an. Pada tanggal 5 Desember 2014, penulis melakukan observasi terhadap sistem pengajaran yang dilakukan pemuda sebagai bentuk mentransfer ilmu atas materi yang juga telah pemuda dapat dari pengajarnya.Kemudian di ajarkan atau disampaikan kembali kepada siswa-siswiTPA Al-Hidayah. Pada hari kamis ini, pemateri atau pemuda membahas surah Al-ankabut ayat 61-63 yang berkisah tentang proses perjalan rosul yang hendak hijrah ke kota Madinah. Pada ayat 61, orang mukmin masih ragu akan siapa yang memerintahkan mereka untuk berhijrah dan bagaimana persiapan mereka untuk berhijrah. Mereka khawatir akan kekurangan rezeki, sebenarnya mereka pun telah yakin bahwa Allah yang akan memberi rezeki. Maka di jawablah oleh Allah melalui ayat 62, “Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di anatara hamba-hamba-Nya dan Dia pula yang membatasi baginya.Sungguh Allah maha mengetahui segala sesuatu.” Pernyataan di atas juga diperkuat lagi dengan ayat selanjutnya yakni ayat 63, artinya sebagai berikut; “Dan jika kamu bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu dengan air itu dihidupkannya bumi yang sudah mati?” pasti mereka menjawab, “Allah.”Katakanlah, “Segala puji bagi Allah,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti”. Pemuda pun menjelaskan, ayat di atas ini sering kali terjadi sekarang ini.Para mukmin mengkhawatirkan rezekinya berkurang bahkan tidak mendapat rezeki jika mereka orang mukmin berpindah tempat.Maka Allah mengingatkan untuk bersyukur karena air langit masih diturunkan, tanah-tanah yang sudah kering bahkan mati dihidupkan kembali. Setelah pengajaran pemuda dan anak-anak TPA melakukan shalat isya berjamaah.Setelah itu anak-anak diperkenankan pulang.Setelah anak-anak meninggalkan TPA, penulis bertanya tentang seputar pengajaran. Salah satunya sebagai berikut; Pengajaran yang diberikan oleh pemuda TPA ini mengambil langsung dari ayat Al- Qur‟an, karena al-qur‟an adalah sumber utama bagi kehidupan orang Islam.TPA yang identik umur masih dalam tahap perkembangan baik fisik atau daya pikirnya menjadi sebuah tantangan dalam menyampaikan materi yang langsung diturunkan oleh Allah.Maka dari itu pemuda mengaitkan pembahasan dengan contoh kehidupan keseharian dan prilaku siswi-siswi.Dengan begitu siswa-siswidisini lebih mengertidan tertarik untuk mendengarkan. Seperti deskripsi dari wawancara tidak terstruktur di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa, pemuda disini telah menerapakan banyak pelajaran khususnya untuk kehidua sehari-hari.Selain materi di atas yang menceritakan hijrahnya Rosul, telah dibahas juga materi tentang perintah shalat, puasa ramadhan, menyembelih hewan kurban. Dalam wawancara penulis dengan istri pendiri yang juga selaku pengajar di siswi putri mengatakan bahwa penyampaian dalam materi pembinaan ini bukan sekedar siswi dapat membaca melainkan pemahaman arti ayat-ayat Al- qur‟an secara perkata dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 10 4 Hafalan bacaan shalat Hafalan bacaan shalat ini turut disampaikan kepada anak-anak karena shalat dalam ajaran Islam mempunyai kedudukan yang sangat 10 Linailil Izzati. Wawancara. Cimanggis, 2 Oktober 2014

Dokumen yang terkait

PERAN MUHAMMADIYAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI MASYARAKAT (Studi terhadap Ranting Muhammadiyah di Tegalombo Peran Muhammadiyah Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Masyarakat.

0 6 16

PERAN MASJID SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM NONFORMAL BAGI MASYARAKAT MUSLIM PEDAN Peran Masjid Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Nonformal Bagi Masyarakat Muslim Pedan (Studi Di Masjid Al-Jalal Gatak, Kedungan, Pedan, Klaten Tahun 2016).

0 5 14

PERAN MASJID SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM NONFORMAL BAGI MASYARAKAT MUSLIM PEDAN Peran Masjid Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Nonformal Bagi Masyarakat Muslim Pedan (Studi Di Masjid Al-Jalal Gatak, Kedungan, Pedan, Klaten Tahun 2016).

0 3 18

PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM NONFORMAL UNTUK PEMBINAAN UMAT Peran Masjid Dalam Pendidikan Islam Nonformal Untuk Pembinaan Umat (Studi Kasus di Masjid Mardhatillah Gempol Ngadirejo Kartasura Sukoharjo).

1 13 17

PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM NONFORMAL UNTUK PEMBINAAN UMAT Peran Masjid Dalam Pendidikan Islam Nonformal Untuk Pembinaan Umat (Studi Kasus di Masjid Mardhatillah Gempol Ngadirejo Kartasura Sukoharjo).

0 4 13

PERAN CABANG ‘AISIYAH DALAM PENDIDIKAN NONFORMAL DI MASYARAKAT SAMBI BOYOLALI Peran Cabang ‘Aisiyah Dalam Pendidikan Nonformal Di Masyarakat Sambi Boyolali.

0 1 15

PENDAHULUAN Pendidikan Model Halaqah Dalam Meningkatkan Pendidikan Agama Islam (Studi Pendidikan Nonformal Di Desa Pilang, Kec. Masaran, Kab.Sragen).

0 2 23

PENDIDIKAN MODEL HALAQAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Pendidikan Nonformal di Desa Pendidikan Model Halaqah Dalam Meningkatkan Pendidikan Agama Islam (Studi Pendidikan Nonformal Di Desa Pilang, Kec. Masaran, Kab.Sragen).

0 0 16

Peran pemuda dalam pengembangan pelayanan publik: studi peran pemuda dalam pengembangan pelayanan publik tingkat desa di Kabupaten Gresik.

0 0 177

Peran Pendidikan Nonformal Mus Mujiono

0 0 1