BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah Pasar Modal Syariah yang terdapat di beberapa negara yaitu Indonesia, Malaysia, Cina dan Jepang. Empat Negara
tersebut diguanakan karena faktor wilayah yang masih dalam lingkup Asia dan indeks yang digunakanpun adalah indeks sahama syariah yang tercatat dalam Dow
Jones Islamic Market Indeks, dari banyaknya jumlah penduduk muslim yang berada dimasing-masing Negara tersebut, dan faktor lainnya.
Selain itu negara- negara tersebut terpilih berdasarkan pengamatan peneliti mengenai perkembangannya dalam sektor pasar modal dan yang lainnya, secara
singkat alasan tersebut peneliti uraikan sebagai berikut: Indonesia adalah salah satu negara yang mayoritas penduduknya memeluk
Agama Islam yaitu sebanyak 87,18, yang seharusnya jika dilihat dari besarnya penduduk muslim di Indonesia sangat memungkinkan untuk memiliki pasar modal
syariah dengan tujuan agar para investor muslim dapat ikut berkontribusi dalam pembangunan negara melalui pasar modal yang sesuai dengan syariat islam.Selain
itu, dengan besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan sektor-sektor keuangan syariah di Indonesia. Jadi sudah seharusnya
jika sektor pasar modal syariah di Indonesia memiliki jumlah investor yang besar dan mempunyai sektor keuangan syariah yang sangat baik, jika dilihat dari
banyaknya penduduk Indonesia yang memeluk Agama Islam di Indonesia. Maka dari itu untuk menarik para investor domestik di Indonesia, pemerintah Indonesia
harus dapat menarik para investor domestik dengan kebijakan yang menarik bagi investor,dan memberika edukasi mengenai sektor keuangan syariah khususnya
sektor pasar modal syariah. Perkembangan Pasar di Indonesia dimulai sejak tahun 1997 dengan menerbitkan Reksa Dana Syariah yang diikuti diterbitkannya
Obligasi Syariah pada tahun 2002 dan pada tahun 2000 di terbitkannya Jakarta Isalamic Index JII, setelah mengalami perkembangan OJK dan DSN-MUI
menerbitkan Indeks Saham Syariah Indonesia ISSI pada Mei 2011. Malaysia adalah Negara yang maju dalam hal finansial, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan dunia finansial dan investasi Islam di Malaysia, sekaligus didukung oleh komitmen dari pemimpin Negara baik politik, sosial, maupun ekonomi. Pasar
Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena besarnya permintaan pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan penerapan perbanksan syariah memicu
investor untuk dapat berinvestasi sesuai dengan kaidah – kaidah investasi secara
Islami. Perkembangan investasi syariah di pasar modal Malaysia bisa dikatakan baru dimulai setelah pada tahun 1983 Pemerintah Malaysia menerbitkan obligasi
syariah yang pertama dan cukup sukses. Secara geografis Malaysia merupakan Negara yang berdekan dengan Indonesia, yang memungkinkan memiliki
hubungan yang erat antar suatu perekonomian kedua Negara tersebut. Maka dari
itu peneliti memilih indeks harga saham syariah Malaysia DJIMY sebagai salah satu variabel untuk menghitung integrasi yang terjadi pada Indeks Saham Syariah
Indonesia ISSI. China adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di benua Asia
dengan rasio 19 dari jumlah penduduk di dunia. Namun hanya sebanyak 21,6 juta jiwa atau setara dengan 1,6 dari demografi Cina yang memeluk Agama
Islam. Penduduk muslim di cina masih kedalam kelompok minoritas namun hal ini tidak berpengaruh terhadap sektor keuangan Islam di cina yang terus
mengalami perkembangan yang sangat baik. Index saham syariah di Cina DJIGRC mulai di terbitkan pada 31 Desember 2005, dengan jumlah penduduk
muslim yang sedikit namun pada tahun 2005 Cina sudah mengeluarkan DJIGRC dan hingga saat ini terus berkembang di sektor keuangan Islam yang lainnya bukan
hanya pasar modal saja yang dikembangkan. Jika dibandingkan dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim namun Indonesia baru menerbitkan ISSI
pada tahun 2011 dan indeks harga DJIGRC sudah mencapai angka 1814.93 pada akhir tahun 2014 sedangkan Indonesia indeks harga ISSI hanya mencapai angka
168.64 pada akhir tahun 2014. Jumlah penduduk muslim di Cina lebih sedikit di bandingkan Indonesia namu Cina memiliki Indeks Harga Saham Syariah yang
lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Maka dari itu yang membuat peneliti tertarik untuk memasukan Cina sebagai
variable untuk menghitung integrasi antara Cina dan Indonesia.
Jepang salah satu Negara yang mayoritas penduduknya adalah penganut atheis tidak memiliki keyakinan Agama, namun bukan berarti di Jepang tidak ada
penduduk yang memeluk Agama Islam. Sekarang Jumlah Penduduk muslim di Jepang diperkirakan hanya 100 ribu jiwa. Ini jumlah yang sangat sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah total rakyat Jepang yang mencapai jumlah 20 juta jiwa. Statistik menunjukkan bahwa 80 penduduk Jepang adalah pemeluk Budha
atau Sinto. Sementara Kristen hanya berjumlah 0,7.
41
Tapi dalam kenyatannya, dari empat orang Jepang, hanya satu saja yang mempercayai Agama selebihnya
adalah penganut atheis. Bahkan deperkirakan 85 pada realita orang Jepang adalah atheis sejati. Dan di tengah
– tengah itulah, muslim Jepang berusaha untuk tetap terus berjalan. Jumlah muslim yang sangat sedikit bahkan hampi seluruh
pennduduk Jepang adalah penganut atheis sejati. Namun, pemerintah Jepang terus mendukung dengan perkembangan keuangan syariah meskipun terkesan lambat
dibandingkan dengan Negara maju lainnya. Kementrian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menjadi indikasi sendiri seriusnya Jepang terjun ke sektor
keuangan syariah, namun. Nilai Indeks harga saham syariah di Jepang DJIJP pada akhir tahun 2014 sebesar 1247,11 sedangkan di Indonesia ISSI sebesar
168.64. Maka dari itu yang membuat peneliti tertarik untuk memasukan Jepang sebagai variable untuk menghitung integrasi antara Jepang dan Indonesia.
41
Muslim Jepang Bertahan di Tengah Kaum Atheis, artikel diakses pada 10 Oktober 2015