1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengangguran masih menjadi masalah serius bagi Indonesia. Tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan lapangan pekerjaan yang tersedia
membuat banyak masyarakat Indonesia tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan tetap.Menurut data Badan Pusat Statistik BPS, sepanjang bulan Februari
hingga Agustus 2014, jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 0,09 juta orang, dari 7,15 juta orang meningkat menjadi 7,24 juta orang dalam
http:nasional.kontan.co.id. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS, pada Agustus 2014 di
Indonesia ada 9,5 persen atau 688.660 orang dari total penganggur yang merupakan alumni perguruan tinggi. Mereka memiliki ijazah diploma tiga atau
sarjana. Dari jumlah itu, jumlah penganggur paling tinggi, 495.143 orang, merupakan lulusan universitas yang bergelar sarjana dalam http:www.
radarlampung.co.id. Semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik harus mengubah
cara berpikir dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Para lulusan perguruan tinggi harus diarahkan dan diberikan pengetahuan kewirausahaan untuk
dapat menjadi seorang pencipta lapangan kerja. Jika para lulusan perguruan tinggi tetap berorientasi untuk mencari kerja maka para lulusan perguruan tinggi
akan menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan suatu pekerjaan. Menurut Witjaksono, Direktur Keuangan PT Dwi Aneka Jaya
Universitas Sumatera Utara
2 Kemasindo jumlah pengusaha di Indonesia masih jauh dibawah angka ideal. Saat
ini rasio pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,6 saja. Padahal idealnya sebuah negara maju haruslah memiliki rasio pengusaha di atas 5. Dari 1,6 itu
jumlah pengusaha yang berusia dibawah 40 tahun hanya 0,8 dalam http:www.jpnn.com. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda masih minim
minat untuk menjadi wirausaha. Menurut Hendro 2011 : 5, saat ini pertumbuhan lapangan kerja lamban
dan arus modal dari luar negeri rendah. Fakta ini menuntut para lulusan perguruan tinggi membekali diri dengan ilmu untuk menciptakan lapangan kerja.
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu kewirausahaan. Dengan ilmu kewirausahaan ini tercipta mindset di dalam diri para lulusan perguruan tinggi untuk tidak hanya
berorientasi pada mencari kerja saja, tetapi menyadarkan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain mencari kerja, yaitu menciptakan lapangan kerja. Dalam
kurun waktu yang sama, pilihan menciptakan lapangan kerja terbukti menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada pilihan berkarir, mencari
kerja, atau menjadi karyawan. Tentu saja hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali dengan pengetahuan, wawasan, keterampilan, pola pikir strategi, dan
taktik yang mumpuni, yaitu kewirausahaan yang cerdas smart entrepreneurship, bukan hanya kerja keras semata.
Pendidikan pengetahuan kewirausahaan saat ini sudah mulai diintensifkan untuk meningkatkan wawasan dan motivasi mahasiswa untuk menjadi wirausaha.
Pendidikan kewirausahaan diharapkan dapat membentuk dan melahirkan wirausaha-wirausaha baru yang potensial untuk menjadi wirausaha besar. Untuk
Universitas Sumatera Utara
3 itu diperlukan pengetahuan kewirausahaan yang akan membuat mahasiswa lebih
memahami seluk beluk dalam dunia usaha.Kewirausahaan merupakan model, proses, dan studi kasus yang memungkinkan topik untuk dipelajari dan
mendapatkan pengetahuan. ” Kuratko dan Hodgetts, 2007: 34.
Kewirausahaan bukan merupakan ilmu ajaib yang mendatangkan uang dalam waktu sekejap, melainkan sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk
mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dalam karir
Hendro, 2011 : 5. Lebih lanjut Hendro 2011 : 30 menyatakan kewirausahaan adalah “suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda
untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal baik sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda di masa mendatang”.
Notoatmodjo 2010 : 27 –28 menyatakan pengetahuan mencangkup enam
tingkatan, yaitu mengetahui know, memahami comprehension, aplikasi application,
analisis analysis, tesis syntesis,
evaluasi evaluation. Mahasiswa tidak hanya harus mengetahui namun juga mampu untuk memahami,
mengaplikasikan hingga mengevaluasi suatu ilmu pengetahuan.Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu
faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda sebab belum banyak mahasiswa
yang termotivasi untuk berwirausaha. Selain pengetahuan kewirausahaan, faktor ketersediaan informasi juga
penting untuk mempengaruhi minat berwirausaha.Di zaman modern ini, informasi
Universitas Sumatera Utara
4 berubah-ubah dalam waktu yang sangat singkat, oleh karena itu informasi terkini
harus mudah untuk diakses.Ketersediaan informasi yang lengkap merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang memulai usaha, dan juga
untuk mendorong keberhasilan dan keberlangsungan usaha.Informasi adalah sumber daya kunci untuk usaha baru Cooper et al, 1995.
Ketersediaan informasi juga sudah semakin berkembang dengan semakin banyaknya diadakan pelatihan maupun seminar-seminar yang akan lebih
memotivasi mahasiswa untuk terjun menjadi wirausaha dan mengubah pola pikir mahasiswa bukan lagi pencari kerja namun sudah menjadi pencipta lapangan
kerja. Marimin dkk 2006 : 19 menyatakan informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai
nyata bagi pengambilan keputusan saat ini atau waktu yang akan datang. Menurut Oetomo 2002 : 16-17, kualitas informasi ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu keakuratan dan teruji kebenarannya, kesempurnaan informasi, tepat waktu, relevansi, mudah dan murah. Walaupun informasi sudah
sedemikian banyaknya, namun kita haruslah pandai mencari informasi yang tepat dan berkualitas pada saat tertentu. Informasi juga harus murah, sebab jika
informasi mahal maka orang akan tidak berminat untuk memperolehnya dan beralih mencari alternatif substitusinya.Penelitian yang dilakukan Singh dan
Krishna di India 1994 membuktikan bahwa keinginan yang kuat untuk memperoleh informasi adalah salah satu karakter utama seorang wirausaha.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu fakultas yang banyak menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan
Universitas Sumatera Utara
5 kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang
berorientasi pasar. Program Studi Manajemen sudah memberikan pengetahuan kewirausahaan dan informasi melalui mata kuliah yang ditawarkan kepada
mahasiswa. Pengetahuan yang didapat mencakup berbagai hal seperti manajemen keuangan, manajemen operasional, manajemen sumber daya manusia dan
pengetahuan lainnya yang mendukung mahasiswa dalam terciptanya keinginan berwirausaha. Berbekal ilmu yang didapatkan, mahasiswa akan memahami seluk
beluk dari dunia usaha, sehingga lulusan manajemen diharapkan tidak lagi menjadi pencari lapangan kerja namun sudah berubah menjadi pencipta lapangan
kerja. Meskipun pengetahuan kewirausahaan dan informasi sudah semakin
mudah didapat namun minat mahasiswa untuk menjadi wirausaha masih rendah, hanya sedikit mahasiswa yang sudah memulai usaha pada saat sedang masa
kuliah. Banyak yang masih belum berminat memulai usaha padahal sudah memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan ketersediaan informasi tak terbatas,
sehingga bagaimana pengaruh dua faktor tersebut terhadap minat berwirausaha menjadi menarik untuk diteliti lebih jauh.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Ketersediaan Informasi terhadap Keinginan Menjadi Wirausaha pada
Mahasiswa Manajemen S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
”.
Universitas Sumatera Utara
6
1.2 Perumusan Masalah