KERANGKA KONSEPTUAL TINJAUAN PUSTAKA

mengembangkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Supratman 2001 tentang “Efisiensi dan Efektivitas Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah di Provinsi DKI Jakarta” dalam hal ini perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah lokasi penelitian dan periode penelitian.

C. KERANGKA KONSEPTUAL

Mardiasmo, 2000 Perubahan yang fundamental dalam sistem tata pemerintahan dan system keuangan pemerintah pusat dan daerah dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 adalah pada sistem pemerintahan, perubahan yang terjadi adalah berupa pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi yang luas dan nyata dan bertanggungjawab kepada pemerintah daerah. Di mana pemerintah daerah dituntut untuk kesiapannya menyiapkan diri secara kelembagaan , sumber PENGELOLAAN APBD PEMPROVSU PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH TINGKAT EFFISIENSI DAN EFEKTIVITAS Universitas Sumatera Utara daya manusia dan tehnologi dalam mewujudkan otonomi dan desentralisasi secara nyata, bertanggungjawab dan dinamis. Pada sistem keuangan perubahan yang terjadi adalah dengan dilakukannya reformasi anggaran, sistem pembiayaan, sistem akuntansi, sistem pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah serta sistem manajemen keuangan daerah. Dalam sistem keuangan tuntutan pembaharuan yang dilakukan adalah dikelolanya uang rakyat secara transparan dengan didasarkan pada value for money VFM agar terciptanya akuntabilitas publik. Value for money merupakan tiga elemen dasar yaitu: ekonomis, efisien dan Efektifitas, untuk itu maka pengelolaan keuangan daerah merupakan issue utama dalam pencapaian tujuan pemerintahan yang bersih, dan manajemen pengelolaan keuangan yang baik adalah yang mampu mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Menurut Kepmendagri No. 690.900.327 tahun 1996 tentang pedoman penilaian dan kinerja keuangan dimana secara kuantitatif tingkat efisiensi dapat diukur dengan rasio antara outputkeluaran dan inputmasukan sekunder, dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu membandingkan antara realisasi anggaran belanja daerah dengan penerimaan daerah dikalikan dengan seratus dalam persentase. Penilaian dikatakan sangat efisien apabila hasil perhitungan di bawah 60 enam puluh persen. Demikian juga untuk pengukuran tingkat efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi yaitu dengan membandingkan realisasi penerimaan dengan target dikalikan dengan seratus dalam persentase. Penilaian dikatakan sangat efektif apabila hasil perhitungan diatas 100 seratus persen. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif adalah memaparkan masalah sedemikian rupa tentang peristiwa dan tingkah laku dari objek yang diteliti, mengumpulkan data, menyusun, menganalisa, dan kemudian menginterpretasikannya Nazir, 1983.

B. Jenis dan Sumber Data

Untuk mengadakan penganalisaan terhadap tingkat efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah dan untuk pembahasan permasalahan, maka dibutuhkan data-data dari berbagai sumber yang mendukung pengalisaan dan pembahasan masalah ini. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang berupa dari pendapatan daerah yaitu terdiri dari: pendapatan asli daerah, bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, dana sumbanganbantuan bersumber pada APBD,dan Belanja Daerah yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Perjalanan Dinas, Belanja Pemeliharaan, dan Belanja Operasi serta Pemeliharaan sarana dan Prasarana Umum C.Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai buku literatur dan referensi lainnya, termasuk hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang Universitas Sumatera Utara