g. Sebagai media rekaman legal mengenai lengkung rahang pasien untuk keperluan asuransi, gugatan hukum dan forensik.
2.3.2 Model Kerja
Model kerja merupakan replika dari struktur rongga mulut yang digunakan sebagai media pembuatan gigitiruan. Model kerja umumnya terbuat dari dental stone
atau gips tipe III yang memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan selama prosedur laboratoris.
25
Sifat-sifat ideal model kerja adalah sebagai berikut:
2
a. Model harus kuat dan keras. b. Stabilitas dimensi harus dipertahankan selama dan setelah proses pengerasan.
c. Tidak melengkung atau mengalami distorsi. d. Tidak pecah atau rusak selama proses laboratoris atau proses pengukiran
malam. e. Cocok dengan semua jenis bahan cetak.
f. Resisten terhadap abrasi dan fraktur.
2.4 Perubahan Dimensi
Perubahan dimensi biasanya dinyatakan sebagai persentase dari panjang semula atau volume. Perubahan dimensi dipengaruhi oleh setting ekspansi dan ekspansi
higroskopis. Ekspansi massa gipsum dapat dideteksi selama perubahan dari partikel hemihidrat menjadi partikel dihidrat. Setting ekspansi dapat dijelaskan berdasarkan
mekanisme kristalisasi. Proses kristalisasi digambarkan sebagai suatu pertumbuhan kristal
–kristal dihidrat dari nukleus yang saling berikatan satu dengan yang lainnya. Bila proses ini terjadi pada ribuan kristal
–kristal selama pertumbuhan, suatu tekanan atau dorongan keluar dapat terjadi dan menghasilkan ekspansi massa keseluruhan
sehingga gipsum mengalami perubahan dimensi. Tumbukan atau gerakan dari kristal
–kristal ini menyebabkan terbentuknya mikroporus. Volume eksternal hasil reaksi gipsum yang lebih besar daripada volume kristalin menyebabkan terbentuknya
porus. Oleh karena itu, struktur gipsum yang telah mengeras terdiri dari kristal –kristal
Universitas Sumatera Utara
yang saling terkait, di antaranya adalah mikroporus dan porus yang mengandung air berlebih. Air tersebut diperlukan ketika pengadukan. Namun, ketika mengering,
kelebihan air tersebut menghilang dan ruangan kosong meningkat.
9
Agar dapat menghasilkan model atau die yang akurat, setting ekspansi dari dental gipsum harus
tetap dikendalikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi setting ekspansi pada dental gipsum adalah:
a. Rasio Air Bubuk Semakin tinggi rasio air bubuk maka akan semakin sedikit nukleus kristalisasi
per unit volume sehingga ruangan antar nukleus lebih besar pada keadaan tersebut. Akibatnya, pertumbuhan internal kristal
–kristal dihidrat akan semakin sedikit, demikian juga dengan dorongan keluar dari kristal
–kristal tersebut. Hal itulah yang menyebabkan semakin tinggi rasio air bubuk, maka semakin rendah nilai setting
ekspansinya. Sebaliknya, penurunan rasio air bubuk meningkatkan setting ekspansi dengan cara meningkatkan jumlah nukleus kristalisasi dari partikel dihidrat.
9
Selain menyebabkan setting ekspansi yang tinggi, penurunan rasio air bubuk juga
menyebabkan lebih banyak panas yang dilepaskan.
26
Namun menurut Michalakis 2009 setting ekspansi lebih dipengaruhi oleh bahan dan waktu dibandingkan dengan
penambahan air.
27
b. Lama Pengadukan mixing time Sebagian kristal gipsum terbentuk langsung ketika gipsum berkontak dengan
air. Begitu pengadukan dimulai, pembentukan kristal ini meningkat. Pada saat yang sama, kristal-kristal tersebut diputuskan oleh spatula pengaduk dan didistribusikan
merata dalam adukan dengan hasil pembentukan lebih banyak nukleus kristalisasi. Dalam jangka limitnya, semakin lama waktu pengadukan, maka akan meningkatkan
jumlah nukleus kristalisasi dari partikel dihidrat. Akibatnya, jalinan ikatan kristalin yang terbentuk akan semakin banyak, pertumbuhan internal dan dorongan keluar dari
kristal-kristal dihidrat meningkat. Hal inilah yang menyebabkan setting ekspansi gipsum meningkat sejalan dengan semakin lamanya waktu pengadukan untuk batasan
waktu tertentu.
9
Universitas Sumatera Utara
c. Penambahan Akselerator atau Retarder Penambahan bahan kimia dalam bentuk akselerator atau retarder, yang biasanya
ditambahkan oleh pabrik untuk mengatur setting time, juga mempunyai efek untuk menurunkan nilai setting ekspansi dengan cara mengubah bentuk kristal dihidrat yang
terbentuk. Oleh karena itu, akselerator atau retarder disebut juga sebagai antiexpantion agent. Bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai akselerator
adalah potassium sulfat, sedangkan yang digunakan sebagai retarder adalah boraks.
17
d. Lama Penyimpanan Menurut Michalakis 2009 sangat dipengaruhi oleh waktu dibandingkan
dengan suasana lingkungan saat dilakukan pengukuran setting ekspansi. Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan kristal yang berlangsung terus menerus selama
material gipsum yang telah mengeras dibiarkan diudara. Pertumbuhan kristal ini diakibatkan oleh masuknya uap air ke dalam mikroporeus yang mengakibatkan
menurunnya tegangan permukaan sehingga kristal dapat tumbuh bebas. Pada saat seluruh hemihidrat telah berubah menjadi dihidrat maka air yang terdapat pada
gipsum akan menguap dan jumlah air akan berkurang sehingga akan terjadi pengerutan pada gipsum.
27,28
Universitas Sumatera Utara
reve rs
ibe l
dehidrasi
2.5 Kerangka Teori