Gipsum Daur Ulang TINJAUAN PUSTAKA

menuangkan model ini mirip dengan metode kedua tetapi menggunakan wadah yang disebut rubber base untuk membentuk dasar cetakan. Model dan die dapat didesinfeksi dengan semprotan iodophor sesuai instruksi pabrik atau dengan cara merendamnya dalam larutan natrium hipoklorit 5 dengan pengenceran 1:10 selama 30 menit. Model yang telah didesinfeksi harus diperiksa dengan cermat untuk melihat kerusakan permukaan, karena tidak semua desinfektan kompatibel dengan produk gipsum. Tabel 2. Efek beberapa variabel pada proses manipulasi terhadap karakteristik gipsum 10 Karakteristik Gipsum Variabel Setting Time Kekentalan Setting Ekspansi Kekuatan Kompresi Memperbesar rasio airbubuk Meningkat Meningkat Menurun Menurun Meningkatkan kecepatan pengadukan Menurun Menurun Meningkat Tidak ada efek Meningkatkan temperatur air yang akan dicampur dari 23 hingga 30 C Menurun Menurun Meningkat Tidak ada efek

2.2 Gipsum Daur Ulang

Daur ulang merupakan suatu proses pengelolaan limbah sehingga dapat digunakan kembali untuk fungsi yang sama maupun fungsi yang lain. 22 Beberapa prinsip pada proses daur ulang yaitu: A. Syarat Limbah yang akan di daur ulang harus sejenis, sehingga perlu dilakukan proses pemisahan dan pengelompokan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara manual dilakukan dengan tangan manusia secara langsung maupun secara mekanis dilakukan oleh mesin. 13,23 Tahapan berikutnya adalah pemurnian yaitu untuk Universitas Sumatera Utara mendapatkan bahanelemen semurni mungkin, baik melalui proses fisik, kimia, biologi, atau termal. Pemurnian secara fisik misalnya dapat dilakukan dengan menggunakan magnet untuk memisahkan limbah gipsum dari bahan logam. 13 B. Mekanisme atau Pengelolaan Mekanisme atau pengelolaan yaitu proses mengolah limbah menjadi bahan yang siap pakai. Pada penelitian Ibrahim 1995 dan Abidoye 2010 proses pengelolaan dilakukan dengan cara pemanasan kembali limbah gipsum. Pada penelitiannya Abidoye 2010 melakukan pemanasan dengan menggunakan oven pada suhu 160 C selama 40 menit. Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa gipsum tersebut dapat didaur ulang dan menunjukkan keadaan mikrostruktural jarum kristal yang mirip dengan gipsum komersial, tetapi terdapat molekul air yang terperangkap pada kisi kristal. 11,13 Sebagian besar produk gipsum diperoleh dari batu gipsum alami. Gipsum merupakan bentuk dihidrat dari kalsium sulfat CaSO 4 .2H 2 O yang pada pemanasannya akan kehilangan 1,5 gr mol dari H 2 O dan diubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat CaSO 4 . ½ H 2 O. 2CaSO4.2H2O + pemanasan CaSO42.H2O + 3H2O Jika kalsium sulfat hemihidrat dicampur dengan air, reaksi sebaliknya terjadi dan kalsium sulfat hemihidrat diubah kembali menjadi kalsium sulfat dihidrat. Oleh karena itu, dehidrasi parsial dari batu gipsum dan rehidrasi dari kalsium sulfat hemihidrat merupakan reaksi reversibel. Secara kimiawi, reaksi dinyatakan seperti di bawah ini. 10 CaSO 4 . ½ H 2 O + 1½ H 2 O CaSO 4 . 2H 2 O + 3900 kalg mol Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm yang menghasilkan panas. Bila 1 g mol kalsium sulfat hemihidrat bereaksi dengan 1,5 g mol air, maka akan dihasilkan 1 g mol kalsium sulfat dihidrat dan 3900 kalori dalam bentuk panas akan dilepaskan. 10 Pada tahap pengelolaan, dapat dilakukan proses pencampuran yaitu untuk mendapatkan bahan yang lebih bermanfaat, misalnya sejenis limbah dicampur dengan bahan lain. 23 Penambahan bahan lain, misalnya calcium chloride, dilakukan agar diperoleh peningkatan pada kekuatan kompresi bahan gipsum. 24 Universitas Sumatera Utara C. Faktor yang Mempengaruhi Lama penyimpanan dan keadaan lingkungan penyimpanan suhu dan kelembapan dapat mempengaruhi jumlah kandungan air dalam limbah gipsum. 13 Sasaran utama adalah bagaimana mendapatkan bahan yang sebaik mungkin sesuai fungsi dari bahan daur ulang tersebut. Upaya pertama daur ulang adalah bagaimana memisahkan limbah di sumbernya yang sebetulnya merupakan kegiatan yang mudah dilaksanakan. 23

2.3 Model Gigitiruan

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kekuatan Kompresi Gipsum Tipe III Pabrikan dan Daur Ulang serta Gipsum Tipe III Daur Ulang dengan Penambahan Larutan Zink Sulfat 4% sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

12 77 77

Perbedaan Struktur Mikroskopis, Kekuatan Kompresi dan Perubahan Dimensi Gipsum Tipe III Komersial dengan Gipsum Tipe III Daur Ulang Untuk Model Kerja Gigi Tiruan

0 1 18

Perbedaan Struktur Mikroskopis, Kekuatan Kompresi dan Perubahan Dimensi Gipsum Tipe III Komersial dengan Gipsum Tipe III Daur Ulang Untuk Model Kerja Gigi Tiruan

0 0 2

Perbedaan Struktur Mikroskopis, Kekuatan Kompresi dan Perubahan Dimensi Gipsum Tipe III Komersial dengan Gipsum Tipe III Daur Ulang Untuk Model Kerja Gigi Tiruan

0 0 8

Perbedaan Struktur Mikroskopis, Kekuatan Kompresi dan Perubahan Dimensi Gipsum Tipe III Komersial dengan Gipsum Tipe III Daur Ulang Untuk Model Kerja Gigi Tiruan

0 0 28

Perbedaan Struktur Mikroskopis, Kekuatan Kompresi dan Perubahan Dimensi Gipsum Tipe III Komersial dengan Gipsum Tipe III Daur Ulang Untuk Model Kerja Gigi Tiruan

0 0 3

Perbedaan Kekuatan Kompresi Gipsum Tipe III Pabrikan dan Daur Ulang serta Gipsum Tipe III Daur Ulang dengan Penambahan Larutan Zink Sulfat 4% sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gipsum - Perbedaan Perubahan Dimensi pada Gipsum Tipe III Komersial Dengan Gipsum Tipe III Daur Ulang Sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

0 0 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbedaan Perubahan Dimensi pada Gipsum Tipe III Komersial Dengan Gipsum Tipe III Daur Ulang Sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

0 0 5

PERBEDAAN PERUBAHAN DIMENSI PADA GIPSUM TIPE III KOMERSIAL DENGAN GIPSUM TIPE III DAUR ULANG SEBAGAI BAHAN MODEL KERJA GIGITIRUAN

0 2 15