Teknik Pengumpulan Data Gambaran Tayangan Opera Van Java Trans 7

E. Hipotesis Penelitian

Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol Ho dan harus disertai pula dengan hipotesis alternative Ha. 9 Adapun hipotesis penelitian ini adalah: Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan Opera Van Java terhadap perubahan perilaku kekerasan. Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan Opera Van Java terhadap perubahan perilaku kekerasan.

F. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian

Devinisi operasional semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur variabel. 10 Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel yang diungkap dalam definisi konsep tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup obyek penelitianobyek yang diteliti. Definisi operasional seperti telah dijelaskan sebelumnya, sangat erat kaitannya dengan indikator. Berbicara Indikator adalah berbicara tentang ukuran dan bagaimana mengukurnya. 11 Lampiran 1

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapat data yang akurat, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder sebagai berikut: 9 Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Jakarta: Penerbit PPM, 2002, cet. ke-2, h. 22-23. 10 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1995, cet. ke-2, h. 46. 11 Aridha Prassetya, Definisi Operasional Variabel dan Indikator, www.google.com: Papan Putih, 14 Desember 2010.

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian, 12 antara lain: a. Angket, sebagai alat pengumpul data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan penulis yang disusun secara sistematis yang disampaikan untuk dijawab responden penelitian melalui penelitian lapangan. Pertanyaan dalam angket dijawab oleh para responden setelah menonton satu tayangan Opera Van Java dengan satu tema yang sama. b. Wawancara, sebuh proses memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai. Penulis melakukan wawancara dengan Siswa- siswi SMA Triguna Utama.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan, untuk mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan masalah data pendukung skripsi ini seperti buku-buku, artikel, internet, surat kabar dan literatur yang berkaitan dengan judul penelitian.

H. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Untuk mencapai 12 M. Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2009, cet. ke-4, h. 120. tingkat validitas instrumen penelitian, maka alat ukur yang dipakai dalam instrumen juga harus memiliki tingkat validitas yang baik. 13 Jika seorang peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusunnya harus dapat mengukur apa yang diukurnya. Sementara itu, jenis validitas pengukuran dalam penelitian ini terkait dengan validitas konstruksi, yang lebih terarah pada pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya diukur oleh pengukur yanga ada. 14 Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Software SPSS 17.0 for Windows Release.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Jika suatu alat ukur dapat dipakai untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konstan, maka alat pengukur tersebut dikatakan raliabel atau dapat diandalkan. 15 Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Realibility Analysis dengan metode Cronbach Alpha dan menggunakan Software SPSS 17.0 for Windows Release. Dengan metode ini, koefisien keandalan alat ukur dapat dihitung dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 13 M. Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2009, cet. ke-4, h. 97. 14 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2006, h. 241. 15 Ibid., h. 241. = 1 + − 1 Keterangan: α : Koefisien Keandalan Alat Ukur K : Jumlah Variabel R : Koefisien Rata-rata Koefisien antar Variabel

I. Metode Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan cara mengklasifikasikan, mentabulasikan, dan dilakukan dengan menghitung data statistik. Metode analisis kuantitatif ini yang akan penulis gunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan Opera Van Java terhadap perubahan perilaku kekerasan verbal, non-verbal di SMA Triguna Utama Ciputat. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan terhadap perubahan perilaku kekerasan verbal, non-verbal yang dilakukan dengan skala likert menggambarkan prosedur pengukuran dengan skala. Tabel 1 Skala Likert Sangat Tidak Setuju STS Tidak Setuju TS Setuju S Sangat Setuju SS 1 2 4 5 Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1-5, dengan dimensi yang tercermin dalam daftar pertanyaan memungkinkan responden mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalam pengaruh tayangan Opera Van Java terhadap perubahan perilaku kekerasan. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan 1-5 lebih tinggi keandalaannya dibandingkan dengan dua tingkatan “ya” atau “tidak”. Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, di mana hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam tabel dianalisis berdasarkan variabel pengaruh tayangan Opera Van Java kognitif dan afketif yang selanjutnya dapat dilihat pengaruhnya terhadap perubahan perilaku kekerasan siswa-siswi kelas xsepuluh SMA Triguna Utama. Setelah dilakukan perhitungan atas hasil kuesioner pengolahan data kuantitatif yang didapat mengenai pengaruh tayanan Opera Van Java kognitif dan afektif, digunakan pengujian analisis regresi linear berganda dengan menggunakan Software SPSS 13.0 for Windows. Software ini digunakan untuk mengolah variabel analisis yang diperoleh melalui kuesioner.

1. Uji Regresi Linear Berganda

Regrensi linear berganda untuk mengetahui hubungan yang ada diantara variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan umum regresi linear berganda adalah: 16 16 Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1999. h. 43. Y = α + b X + b X Keterangan: Y : Variabel Dependen perubahan perilaku kekerasan α : Konstanta b : Koefisien regresi parsial variabel kognitif; b : Koefisien regresi parsial afektif X : Variabel kognitif; X : Variabel afektif

2. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square. Namun untuk regresi berganda sebaiknya menggunakan R Square yang telah disesuaikan Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0.5 karena nilai R Squarw berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan deret waktu time series memiliki R Square maupun Adjusted R Square dikatakan cukup tinggi dengan nilai di atas 0,5. 17

3. Uji F-test

Uji simultan dengan uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. 18 Adapun nilai taraf signifikansinya sebesar α = 1 sampai dengan 10 . 17 Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1999, h. 50-51. 18 Ibid,. h. 53. Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu merumuskan: Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan Opera Van Java terhadap perubahan perilaku kekerasan. Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan Opera Van Java terhadap perubahan perilaku kekerasan. Jika sig F 0,1, maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig F 0,1 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

4. Uji T-test Parsial

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen. 19 Adapun nilai taraf signifikannya sebesar α = 1 sampai dengan 10 . Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu merumuskan hipotesis nol Ho dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif Ha. Seperti berikut ini: a Variabel Kognitif Variabel X : Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kognitif terhadap perubahan perilaku kekerasan. 19 Ibid., h. 54. Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kognitif terhadap perubahan perilaku kekerasan. b Variabel Kognitif Variabel X : Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel afektif terhadap perubahan perilaku kekerasan. Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel afektif terhadap perubahan perilaku kekerasan. Jika sig t 0,1, maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig t 0,1 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 48

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Tayangan Opera Van Java Trans 7

Bermula dari tayang seminggu sekali, lalu meningkat seminggu dua kali, kini program komedi Opera Van Java OVJ muncul lima kali dalam sepekan. Itu menandakan acara milik Trans7 tersebut makin digemari pemirsa. Seperti apa pembuatan tayangan yang mengandalkan kepiawaian melucu Parto, Sule, Azis Gagap, Nunung, juga Andre Taulany itu? Yang suka menonton OVJ pasti kenal dengan pantun ini. “Di sana gunung, di sini gunung, di tengahnya Pulau Jawa. Wayangnya bingung, lha.. dalah dalangnya juga bingung, yang penting bisa ketawa. Ketemu lagi di Opera Van Java. Yaa… Eeee…” Pantun khas tersebut selalu diucapkan oleh Ki Dalang Parto ketika mengawali pertunjukan. Setelah itu, keluarlah suara merdu sinden cantik yang membawakan lagu-lagu masa kini diiringi musik gendang dan gamelan. Opera Van Java adalah sebuah acara komedi di stasiun televisi Indonesia, Trans 7. Ide acara ini adalah seperti pertunjukan wayang orang pada kebudayaan Jawa. Para wayang itu diperankan oleh beberapa pelawak terkenal, seperti Nunung Srimulat, Azis Gagap, dan Sule. Selain wayang, juga terdapat dalang yang diperankan oleh Parto Patrio serta para pemain gamelan dan sinden. Uniknya, hanya dalang yang mengetahui jalan ceritanya. Bintang tamu juga kerap ditampilkan pada tiap episodenya. Walaupun ide dasarnya adalah pewayangan, namun cerita yang diangkat tak melulu cerita-cerita rakyat Indonesia, tapi bisa juga cerita dari negara lain, seperti Cinderella dan Sun Go Kong. Pada akhir acara, Ki Dalang Parto Patrio selalu mengucapkan kalimat terakhir khas Opera Van Java yang berbunyi: Di sana gunung, di sini gunung, di tengahnya Pulau Jawa. Wayangnya bingung, dalangnya juga bingung, yang penting bisa ketawa. Ketemu lagi di Opera Van Java... Yaa... Eeee... Dalam Opera Van Java, Parto berperan sebagai seorang dalang yang mempunyai wewenang untuk mengatur alur cerita di setiap adegan. Sedangkan para pemain yang bertindak sebagai wayang, harus menuruti semua perintah yang diucapkan oleh dalang, oleh karena itu, para pemain dituntut untuk melakukan improvisasi adegan dan dialog dengan cepat. Selain itu, program ini adalah alur ceritanya yang hanya diketahui oleh sang dalang, sehingga reaksi dan aksi spontan para pemain Opera Van Java ini akan mengalir dengan sendirinya. Yang lucu dan menarik dari program ini adalah para wayang dapat protes jika merasa tidak sesuai dengan perintahpetunjuk dalang. Parto Patrio yang memerankan tokoh dalang memang suka memberi perintah yang aneh-aneh, misalnya nangis sampai berguling-guling atau marah sambil melotot ke kanan dan kiri yang notabene harus diikuti oleh wayang. Selama pertunjukan wayang manusia ini berlangsung, Parto akan ditemani oleh Sinden tetap acara tersebut Dewi Gita yang ditemani satu sinden undangan lainnya akan memberikan komentar terhadap para pemain serta menyanyikan beberapa buah lagu dengan gaya khas seorang sinden, sedangkan Sule, Andre, Aziz Gagap dan Nunung akan hadir di setiap episode OVJ sebagai pemain wayang tetap.

B. Gambaran SMA Triguna Utama Ciputat

Dokumen yang terkait

PANDANGAN REMAJA TENTANG KEKERASAN NON VERBAL DALAM ACARA OPERA VAN JAVA (Studi Pada SMA ISLAM Malang)

0 18 51

Pengaruh tingkat kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SMA Triguna Utama Ciputat

0 6 87

Perbedaan agresivitas antara siswa yang sering menonton tayangan film kekerasan dan yang jarang menonton tayangan film kekerasan pada siswa kelas 11 STM Triguna Utama Ciputat

0 8 110

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bu

0 2 17

PENDAHULUAN Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Desember 2012).

0 4 35

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bu

0 7 14

Apresiasi Pemirsa Terhadap Tayangan Opera Van Java (OVJ) di Trans7.

0 0 2

hubungan antara tayangan opera van java dengan sikap anak sd terhadap teman-temannya.

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketertarikan Khalayak Terhadap Tayangan Opera Van Java

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketertarikan Khalayak Terhadap Tayangan Opera Van Java

0 0 6