Hasil penelitian kualiatif lebih bersifat kontekstual dan kausistik yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu penelitian dilakukan, karena itu pada
penelitian kualitatif tidak dikenal istilah sampel melainkan informan. Untuk studi kasus, jumlah individu yang menjadi informan dipilih sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan penelitian. Orang-orang yang dapat dijadikan informan adalah orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian, orang-orang dengan peran tertentu
dan tentu saja yang mudah diakses Bodgan, 1992:5. Subjek penelitian adalah oknum yang memiliki sifat karakteristik keadaan
yang akan diteliti itu objek penelitian. Dalam penelitian ini, yang akan dimintai informasi atau data yang berkenaan dengan konstruksi identitas diri adalah remaja.
Banyak pandangan yang mengungkapkan batasan usia remaja. Diantaranya adalah WHO Sarwono, 2011 mengungkapkan batasan usia remaja didasarkan masa
kesuburan. Kurun usia tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu remaja awal usia 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun. Berbeda dengan WHO, Monks dkk
1999 mengungkapkan batasan remaja dibagi atas tiga bagian, yaitu masa remaja awal, masa remaja pertengahan dan masa remaja akhir.
a. Remaja awal 12 – 15 tahun
Pada masa ini remaja mengalami perubahan dan pertumbuhan jasmani yang snagat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada
dunia luar sangat besar dan pada masa ini remaja tidak ingin disebur kanak – kanak walaupun kenyataanya individu belum bisa meninggalkan pola kekanak –
kanakannya. Selain itu pada masa remaja ini belum tahu apa yang diinginkannya, remaja sering merasa sunyi, ragu – ragu, tidak puas dan merasa kecewa Kartono,
1990.
b. Remaja pertengahan 15 – 18 tahun
Kepribadian remaja pada masa ini bersifat kekanak – kanakan namun sudah mulai timbul unsur baru, yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.
Remaja mulai menemukan nilai – nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Dari perasaan yang penuh keraguan pada usia remaja
awal maka pada rentang usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri yang lebih berbobot. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya
untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang telah dilakukannya. Selama pada masa ini remaja mulai menemukan diri sendiri atau jati dirinya Kartono,1990.
c. Remaja akhir 18 – 21 tahun
Remaja pada masa ini sudah merasa mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri, dengan itikad baik
dan keberanian. Remaja mulai memahami arah kehidupannya, dan menyadari tujuan
hidupnya. Remaja sudah mulai mempunyai pendirian sendiri berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya. Kartono, 1990.
3.4.Unit Analisis
Teknik pemilihan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara purposif. Sumber data yang digunakan disini tidak sebagai sumber data yang mewakili
populasinya, tetapi mewakili informasi. Berdasar kepada akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahan
secara mendalam dan dapat dipercaya sebagai sumber yang mantap HB. Sutopo, 2006: 64. Unit analisis pada penelitian saya adalah identitas diri remaja.
3.5.Teknik Pengumpulan Data
Data ini merupakan bahan keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai anggota masyarakat tertentu yang menjadi objek riset.
Secara garis besar data dalam penelitian kualitatif dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis:
a data yang diperoleh dari interviews b data yang diperoleh dari observasi
c data yang berupa dokumen, teks, atau karya seni yang kemudian dinarasikan dikonservasikan ke dalam bentuk narasi.
Transkrip dari hasil interview atau percakapan dengan subjek, catatan lapangan yang dibuat ketika observasi, catatan berkenaan dengan shot adegan, dokumen –
dokumen organisasi atau bentuk-bentuk perkumpulan, semuanya adalah data Pawito, 2007: 96.
Pada dasarnya metode-metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sekaligus juga adalah metode analisis data dengan kata lain prosedur metode sekaligus
juga adalah strategi analisis data itu sendiri, sehingga proses pengumpulan data juga sekaligus adalah proses analisis data. Proses pengumpulan data adalah proses analisis
data, karena itu setelah data dikumpulkan, berarti peneliti sudah mengumpulkan datanya.
Wawancara mendalam dan observasi ini merupakan wujud pendekatan konstruktivis, yaitu menganggap bahwa realitas ada dalam pikiran subjek yang diteliti.
1. Metode Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan
pada riset kualitatif. Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator, sesuatu objek untuk melihat dengan dekat
kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Biasanya yang diobservasi adalah interaksi perilaku dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang
diriset. Peneliti ketika memulai penelitian sebelumnya mengamati informan mana yang memahami tentang objek penelitian, untuk bisa
berbagi informasi awal tentang objek penelitian maupun infoman penelitian.
Suatu kegiatan observasi baru bisa dimasukkan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian bila memenuhi syarat sebagai berikut
Kriyantono. 2010: 110: -
Observasi digunakan dalam riset dan telah direncakan secara sistematik. -
Observasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan. -
Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya
menarik perhatian. -
Observasi dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan reliabilitasnya. 2.
Metode Wawancara adalah percakapan antara peneliti-seseorang yang berharap mendapatkan informasi dan informan-seseorang yang diasumsikan mempunyai
informasi penting tentang suatu objek. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Agar mendapatkan data yang diharapkan, peneliti menggunakan teknik interview guide yaitu dengan membuat panduan pertanyaan wawancara untuk menggali
pertanyaan guna mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan begitu, fokus penelitian dapat lebih terjaga dan dapat digunakan dalam waktu yang terbatas serta
lebih sistematis. Wawancara dalam riset kualitatif , yang disebut sebagai wawancara mendalam
depth interview atau wawancara secara intensif intensive-interview dan kebanyakan tak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang
mendalam.
Metode wawancara mendalam adalah metode riset dimana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus lebih dari satu
kali untuk menggali informasi dari responden informanintensive interviews. Metode ini memungkinkan periset mendapatkan alasan detail dari jawaban informan
yang antara lain mencakup opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalaman- pengalamannya.
Dalam pelaksanaannya, metode wawancara mendalam ini dilakukan dengan frekuensi tinggi berulang-ulang secara intensif. Selanjutnya dibedakan antara
responden orang yang diwawancarai hanya sekali dengan informan orang yang ingin periset ketahuipahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali. Kriyantono.
2010: 64. Wawancara mendalam dilakukan dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antar pewawancara dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan secara intensif dan peneliti tidak
mempunyai kontrol atas informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Dengan demikian, keabsahan wawancara mendalam adalah keterlibatan pewawancara
dalam kehidupan informan Bungin, 2008:108.
3.6.Keabsahan Data
Untuk menjadikan penelitian kualitatif ini dapat dinilai baik, Poerwandari
mengingatkan harus ada lima kriteria yang terpenuhi Poerwandari, 2001: 102-106.
1. Keterbukaan yaitu intensitas peneliti dalam mendiskusikan hasil temuannya ini dengan orang lain yang dianggap menguasai bidangnya.
2. Konformabilitas, yaitu kesediaan peneliti mengungkapkan secara terbuka proses dan elemen-elemen penelitiannya sehingga memungkinkan pihak lain melakukan
penelitian 3. Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran yang sebagian besar tergantung
pada perspektif orang yang terlibat di dalamnya, dan oleh karenanya tergantung pada konteks situasi sekaligus internal pemberi definisi.
4. Kredibilitas yang terletak pada keberhasilan mencapai maksud, kemampuan mengeksplorasi masalah, mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola
interaksi yang kompleks. Peneliti berhasil menggali semua informasi yang dibutuhkan dalam satu kali wawancara mendalam.
5. Transfebilitas, sejauh mana penelitian yang dilakukan pada suatu kelompok dapat diaplikasikan ke dalam kelompok lain dengan memperhatikan setting atau konteks
dalam mana studi akan dipindahkan haruslah relevan atau memiliki kesamaan.
Penilaian kesahihan riset kualitatif biasanya terjadi sewaktu proses pengumpulan data dan analisis interpretasi data. Jenis-jenisnya adalah :
a. Kompetensi Subjek Riset
Artinya subjek riset harus kredibel, caranya dengan menguji jawaban-jawaban pertanyaan berkait dengan pengalaman subjek.
b. Trustworthiness
Yaitu menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan. Trustworthiness ini
mencakup dua hal: -
Authenticity, yaitu memperluas konstruksi personal yang dia ungkapkan. Periset memberi kesempatan dan memfasilitasi pengungkapan konstruksi
personal yang lebih detail, sehingga memengaruhi mudahnya pemahaman yang lebih mendalam.
- Analisis Triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti
kebenarannya dengan data empiris sumber data lainnya yang tersedia. c.
Intersubjectivity Agreement Semua pandangan, pendapat atau data dari suatu subjek didialogkan dengan
pendapat, pandangan, atau data dari subjek lainnya. Tujuannya untuk menghasilkan titik temu antar data intersubjectivity agreement.
d. Conscientization
Adalah kegiatan berteori, ukurannya : dapat melakukan ‘blocking interpretation’, mempunyai basis teoretis yang mendalam dan kritik harus tajam. Kegiatan
berteori ini harus bisa memaparkan dua hal, yaitu : -
Historical situatedness Ideographic : sesuaikan analisis dengan konteks sosial dan budaya serta konteks waktu dan historis yang spesifik sesuai
kondisi dimana riset terjadi.
- Unity theory praxis : memadukan teori dengan contoh praktis
Kriyantono. 2010: 73.
3.7.Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti melalui perangkat metodologi tertentu.
Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau narasi-narasi, baik
yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi. Tahap analisis data memegang peranan penting dalam riset kualitatif, yaitu sebagai faktor utama penilaian kualitas tidaknya
riset. Artinya kemampuan peneliti memberi makna kepada data merupakan kunci apakah data yang diperolehnya memenuhi unsur reliabiliatas dan validitas atau tidak. Reliabilitas dan
validitas data kualitatif terletak pada diri periset sebagai instrument riset. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan
yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Analisis data kualitatif memaparkan tentang kata-kata yang selalu disusun dalam sebuah teks
yang diperluas dan dideskripsikan. Saat memberikan makna pada data yang dikumpulkan maka pada saat itulah peneliti menganalisis data. Proses analisis data ini diawali dengan
mengevaluasi data yang diperoleh guna memastikan keakuratan data. Setelah itu, data diedit lalu ditafsirkan dan kemudian dipaparkan sebagai hasil penelitian serta membuat kesimpulan
akhir.
Proses Analisis Data Kualitatif Fakta Empiris
Berbagai Data di Lapangan
AnalisisKlasifikasi DataKategorisasi
Ciri-ciri umum Pemaknaan
Interpretasi Ciri-ciri umum
Kesahihan Data : -Kompetensi Subjek
-Authenticity Triangulasi -Intersubjectivity
Agreement BERTEORI
KONTEKSTUAL
Gambar ini menjelaskan bahwa analisis data kualitatif dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan periset di lapangan. Data tersebut terkumpul baik melalui
observasi, wawancara mendalam, focus group discussion maupun dokumen-dokumen. Kemudian data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu.
Pengklasifikasian atau pengkategorian ini harus mempertimbangkan kesahihan kevalidan, dengan memperhatikan kompetensi subjek penelitian, tingkat autentisitasnya dan melakukan
triangulasi berbagai sumber data. Dari hasil observasi dan interview diperoleh data. Data tersebut masih bertebaran. Karena itu periset harus mengklasifikasikan ke dalam kategori
tertentu. Periset benar-benar harus memilah-milah mana data yang kurang valid karena kompetensi subjek dalam memberikan jawaban diragukan, mendialogkan data yang satu
dengan yang lain, dan sebagainya. Setelah diklasifikasikan, periset melakukan pemaknaan terhadap data. Pemaknaan ini
meurpakan prinsip dasar riset kualitatif, yaitu bahwa realitas ada pada pikiran manusia, realitas adalah hasil konstruksi sosial manusia. Dalam melakukan pemaknaan atau
interpretasi tersebut, periset dituntut berteori untuk menjelaskan dan berargumentasi. Berteori ini penting
untuk membantu periset mempertahankan argumentasinyablocking interpretation. Kegiatan berteori ini dikenal dengan istilah conscientization. Selain itu,
periset juga harus mendialogkan temuan data dengan konteks-konteks sosial, budaya, politik, dan lainnya yang melatarbelakangi fenomena yang ditelitinya.
Contoh teknik analisis data kualitatif yang biasa digunakan adalah teknik yang diperkenalkan oleh Glasser Strauss, Lincoln Guba yang disebut sebagai teknik
komparatif konstan, teknik filling systemnya WimmerDomminick, dan teknik analisis domainnya Burhan Bungin. Pada dasarnya ketiga teknik diatas menggunakan cara berpikir
yang sama dan sama-sama menggunakan sistem kategori. Pada teknik komparatif konstan, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan
beberapa informan dan mengkategorikan sesuai dengan tujuan penelitian. Kemudian peneliti mendeskripsikan makna dari kategori yang membantu peneliti mengeksplorasi teori. Peneliti
mencari hubungan antarkategori, dan membuat sebuah generalisasi atau kesimpulan. Semua hasil analisis diintegrasikan ke dalam penjelasan yang koheren.
Pada teknik filling system, setelah peneliti merasa data yang terkumpul sudah cukup maka dilakukan analisis. Data hasil observasi akan dianalisis dengan membuat kategori-
kategori tertentu atau domain-domain tertentu. Setelah itu data diinterpretasi dengan
memadukan konsep-konsep atau teori-teori tertentu. Konsep atau teori ini membantu kita dalam memahami perilaku yang diobservasi.
Menurut Bungin 2011, teknik analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran-gambaran objek riset secara umum atau menganalisis di tingkat permukaan, namun
relatif utuh tentang objek riset tersebut. Artinya teknik ini bertujuan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari objek yang diriseti, tanpa harus membuat rincian secara detail
unsur-unsur yang ada dalam keutuhan objek riset tersebut. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik komparatif
konstan.
3.8.Interpretasi Data
Merupakan tahap interpretasi terhadap hasil analisis data, melalui interpretasi data terhadap hasil analisis data. Interpretasi data adalah pencarian pengertian yang lebih luas
tentang data yang telah dianalisis. Atau dengan kata lain, interpretasi merupakan penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya dari data yang telah dianalisis atau dipaparkan.
Dengan demikian, memberikan interpretasi dari data berarti memberikan arti yang lebih luas dari data penelitian.
Pada bagian ini peneliti mendiskusikan hasil analisis data, dengan menggunakan kerangka pemikiran atau kerangka teori yang semula telah ditetapkan. Interpretasi data bisa
bersifat subjektif ilmiah karena berdasar pada pilihan teori dan logika periset dalam pemberian makna terhadap hasil analisis Kriyantono, 2010: 87.
Interpretasi mempunyai dua aspek, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam pengertian menghubungkan
hasil suatu penelitian dengan penemuan penelitian lainnya. 2. Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menerangkan atau
menjelaskan Hasan, 2002:138
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN