Besar Ruangan Kapal yang Difumigasi Pelaksanaan Fumigasi Kapal

2.7.1. Besar Ruangan Kapal yang Difumigasi

Untuk mengetahui besarnya ruangan pada kapal yang akan difumigasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1. Besar Ruangan Kapal yang Difumigasi Jenis Kapal Persentase Keterangan Kapal Penumpang 65 Kapal Tanker 9 – 16 Kapal Kargo 65 Kapal Tunda Tug Boat 90 Kapal Suplay 17 Kapal Navigasi 75 – 90 Kapal Perang KRI 90 Kapal Keruk 10 -20 Kapal Daerah Terjangkit 100 Perhitungan berdasarkan dari isi kotor kapal Bruttom 3 Sumber: Katutu, 1996 Berdasarkan tabel di atas, pelaksanaan fumigasi kapal dapat ditentukan jumlah atau dosis fumigan yang akan digunakan, hal ini untuk menghindari ketidakefektifan fumigan yang dipakai.

2.7.2. Pelaksanaan Fumigasi Kapal

Dalam petunjuk teknis pelaksanaan fumigasi kapal harus dari tahapan dasar kegiatan fumigasi, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, yaitu: 2.7.2.1.Tahap persiapan peralatan dan tenaga Tahap pelaksanaan fumigasi kapal dimulai dengan persiapan tenaga, bahan dan alat yang diperlukan, yaitu: Jufrihadi : Efektivitas Fumigan Metil Bromida CH3Br Untuk Pemberantasan Tikus Di Kapal Dengan Menggunakan Sistem Manual Dan Sistem Penguapan Di Pelabuhan Tanjung Pinang Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 1. Badan Usaha Swasta BUS Membuat rencana kerja pelaksana fumigasi dengan KKP untuk perhitungan besar kapal volume m³ yang akan difumigasi, jumlah fumigan dan sistim yang akan digunakan serta menentukan jumlah fumigator, helper, pengawas, medis dengan supervisor. 2. Pemeriksaan terhadap peralatan, seperti P3K, bahan fumigan dan peralatan Alat Pelindung Diri. 2.7.2.2.Tahap persiapan di kapal Sebelum dilakukan fumigasi, perlu dilakukan pemeriksaan kompartemen di kapal yang meliputi: 1. Pemeriksaan terhadap barang-barang dan bahan makanan di kapal, semua bahan tersebut termasuk hewan piaraan harus dikeluarkan di tempat yang tidak terjangkau oleh gas yang dipakai dalam fumigasi. 2. Pengawas, supervisor dan nakhodaperwira kapal melakukan pemeriksaan keseluruh ruangan yang akan difumigasi, sementara petugas penempel mulai menutup ventilasi dan ruangan kapal yang mempunyai lubang udara, dengan menggunakan plastik dan lakban. Kemudian nakhoda memerintahkan perwira jaga untuk menaikkan bendera ”VE” Victor Eco dan tanda bahaya yang ditempel atau dilekatkan pada dinding kapal atau tempat yang strategis yang mudah dilihat. 3. Memberikan surat pernyataan yang harus ditanda tangani oleh nakhoda perwira jaga bahwa kapal dalam keadaan aman dan tidak ada satu orangpun yang berada di kapal. Jufrihadi : Efektivitas Fumigan Metil Bromida CH3Br Untuk Pemberantasan Tikus Di Kapal Dengan Menggunakan Sistem Manual Dan Sistem Penguapan Di Pelabuhan Tanjung Pinang Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 4. Penempatan alat-alat, bahan fumigasi di dalam kapal. 5. Melakukan black out mesin kapal dimatikan dan menempatkan penjaga di kapal, supaya tidak seorangpun bisa naik ke kapal. 2.7.2.3.Tahap pelaksanaan fumigasi Bila semua tahap persiapan telah dilakukan, maka dimulai tahap pelaksanaan fumigasi sebagai berikut: 1. Fumigator dengan APD lengkap masker, canester, sarung tangan, sepatu safety dan pakaian kerja anti zat kimia mulai melaksanakan pelepasan gas, dimulai dari ruangan yang paling dalambawah dan bergerak dengan cepat kebagian atas agar terhindar dari paparan gas. Bila menggunakan CH 3 Br yang dikemas dalam tabung, menggunakan sistem penguapan menggunakan selang yang disemprot, bila menggunakan sistem manual diletakkan dalam wadah ember anti chemical. 2. Selama masa exposure harus diawasi orang-orang di sekitar kapal agar tidak mendekat ke wilayah fumigasi. 2.7.2.4.Tahap pembebasan gas Sebelum memasuki tahap pembebasan gas harus harus diketahui kapal benar- benar steril dari jangkauan orang di sekitar, kecuali petugas fumigator yang akan membebaskan gas, yang dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengawas, supervisor dan fumigator melakukan pembebasan gas dengan menggunakan APD, melalui tahapan sebagai berikut: Jufrihadi : Efektivitas Fumigan Metil Bromida CH3Br Untuk Pemberantasan Tikus Di Kapal Dengan Menggunakan Sistem Manual Dan Sistem Penguapan Di Pelabuhan Tanjung Pinang Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 a. Pembukaan ventilasi, jendela, pintu, cerobong asap dan ruangan lainnya pada bagian luar kapal. b. Dalam waktu antara 30 – 60 menit, supervisor membiarkan keadaan kapal terbuka. c. Supervisor dan fumigator kembali masuk keruangan kapal membuka ventilasi dan ruangan lainnya yang berada dalam bagian kapal. Kemudian kapal dibiarkan selama 30 menit untuk menunggu gas dalam keadaan stabil. 2. Bila ruangan sudah dalam keadaan stabil, supervisor meminta kepada nakhodaperwira jaga untuk memerintahkan petugas bagian elektrik menghidupkan mesin dan blower kapal untuk pengaliran udara dengan menggunakan APD. 3. Setelah mesin dihidupkan selama 1 jam, pengawas dan supervisor dengan memakai APD melakukan pengukuran konsentrasi gas, menggunakan gas detektor di bawah 100 ppm. 4. Bila konsentrasi gas telah stabil, supervisor, pengawas dan nakhoda kapal membuat surat pernyataan, bahwa kapal sudah bebas dari gas dan memerintahkan nakhoda kapal menurunkan bendera ”VE” bahwa kapal sudah dalam keadaan aman, kemudian petugas fumigasi melakukan pencarian tikus yang mati, membersihkan ruangan kapal yang ditempel. 5. Tikus yang didapat, dihitung dan kemudian dikumpulkan untuk identifikasi jenis tikus. Jufrihadi : Efektivitas Fumigan Metil Bromida CH3Br Untuk Pemberantasan Tikus Di Kapal Dengan Menggunakan Sistem Manual Dan Sistem Penguapan Di Pelabuhan Tanjung Pinang Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 6. Pengawas dan supervisor membuat surat pernyataan serah terima kapal kepada nakhoda dan menghitung biaya yang dikeluarkan oleh pihak kapal kepada pelaksana fumigasi BUS. 7. Pengawas membuat laporan hasil fumigasi kepada kepala KKP. 8. Melakukan evaluasi hasil fumigasi

2.8. Kerangka Konsep