Uji Heteroskedastisitas Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t

45 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Collinearity Statistics Keputusan Tolerance VIF PER .993 1.007 Tidak terjadi Multikolinearitas EPS .799 1.251 Tidak terjadi Multikolinearitas DPS .796 1.257 Tidak terjadi Multikolinearitas Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor VIF dan Tolerance, apabila VIF melebihi angka 10 atau Tolerance kurang dari 0.10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas, sebaliknya apabila VIF kurang dari 10 atau Tolerance lebih dari 0.10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam uji multikolinearitas ini adalah data dari variabel independen. Berdasarkan tabel 4.3. diatas diketahui masing- masing nilai VIF berada dibawah 10, dan nilai Tolerance diatas 0.1, maka dapat dipastikan data dari variabel independen tidak terjadi multikolinearitas.

4.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis Ghozali, 2005:139. Universitas Sumatera Utara 46 1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut: Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Universitas Sumatera Utara 47 Pada grafik scatterplot diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

4.1.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya Ghozali, 2005. Jika terjadi korelasi dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan Durbin-Watson DW test. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .749 a .561 .525 635.21382 2.318 a. Predictors: Constant, DPS, PER, EPS b. Dependent Variable: SPRICE Berdasarkan hasil pengujian Durbin-Watson dengan menggunakan SPSS maka diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2.318 yang berarti berdasarkan kriteria Durbin-Watson hasil tersebut 1.60 2.318 2.40 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 48

4.1.3. Model Regresi Berganda

Hasil regresi linear berganda pengaruh Investasi yang diukur menggunakan Price earning Ratio, Earning per Share, dan Devidend per Share terhadap Harga Saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 yang ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 92.886 189.100 -.491 .626 PER 12.221 10.808 .125 1.131 .266 EPS 6.054 1.045 .716 5.795 .000 DPS .988 3.482 .035 .284 .778 a. Dependent Variable: SPRICE Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama menunjukkan konstanta a dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel 4.5 diatas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Harga Saham = 92.886 + 12.221 PER + 6.054 EPS + 0.988 DPS + e Universitas Sumatera Utara 49 Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 92.886 menyatakan bahwa jika nilai Price Earning Ratio, Earning per Share, dan Devidend per Share adalah nol maka harga saham adalah 92.886 b. Koefisien regresi Price Earning Ratio sebesar 12.221 menyatakan bahwa apabila variabel Price Earning Ratio ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka harga saham akan meningkat sebesar 12.221 satuan. c. Koefisien regresi Earning per Share sebesar 6.054 menyatakan bahwa apabila variabel Earning per Share ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan Harga saham akan meningkat sebesar 6.054 satuan. d. Koefisien regresi Dividend per Share sebesar 0.988 menyatakan bahwa apabila variabel Dividend per Share ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka variabel Harga saham akan meningkat sebesar 0.988 satuan. 4.1.4. Uji Hipotesis 4.1.4.1 Uji Koefisien Determinasi R 2 Uji koefisien determinasi R 2 ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel dependen Ghozali, 2005. Koefisien determinasi R 2 dinyatakan dalam persentase. Nilai yang mendeakati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua Universitas Sumatera Utara 50 informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi R 2 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .749 a .561 .525 635.21382 2.318 a. Predictors: Constant, DPS, PER, EPS b. Dependent Variable: SPRICE Berdasarkan tabel diatas menunjukkan koefisien korelasi R dan koefisien determinasi R Square. Nilai R menunjukkan tingkat hubungan antar variabel- variabel independen dengan variabel dependen. Dari hasil olah data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.749 atau sebesar 74.9 artinya hubungan antara variabel price earning ratio, earning per share, dan devidend per share terhadap harga saham adalah erat. Berdasarkan tabel diatas ditunjukkan nilai Adjusted R Square. Dari hasil perhitungan nilai Adjusted R Square sebesar 0.525 atau sebesar 52.5 artinya 52.5 variabel harga saham dipengaruhi oleh ketiga variabel yakni price earning ratio, earning per share, dan dividend per share. Sedangkan sisanya 47.5 dipengaruhi oleh faktor faktor lain diluar model.

4.1.4.2. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh pada masing-masing variabel independen price earning ratio, earning per share, dan devidend per share terhadap harga saham. Untuk menguji pengaruh parsial tersebut dapat dilakukan dengan cara berdasarkan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari Universitas Sumatera Utara 51 0.05 atau 5 maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan namun apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 atau 5 maka hipotesis ditolak atau dikatakan tidak signifikan. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 92.886 189.100 -.491 .626 PER 12.221 10.808 .125 1.131 .266 EPS 6.054 1.045 .716 5.795 .000 DPS .988 3.482 .035 .284 .778 b. Dependent Variable: SPRICE Berdasarkan tabel 4.7, maka hasil regresi berganda dapat menganalisis pengaruh dari masing-masing variabel price earning ratio, earning per share, dan devidend per share terhadap harga saham yaitu: Harga t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5 uji dua pihak dan dk = n – 3 = 37, maka diperoleh t tabel = 1.687 Adapun kriteria penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut : Ho Hipotesis Nol :  = 0 tidak ada pengaruh Ha Hipotesis Alternatif :  ≠ 0 ada pengaruh Tabel 4.7 untuk variabel Price Earning Ratio nilai t hitung 1.131 t tabel 1.687 dan nilai sig sebesar 0.266 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara 52 Variabel Earning per Share, nilai t hitung 5.795 t tabel 1.678 dan nilai sig sebesar 0.000 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel earning per share berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham. Untuk variabel Dividend per Share, nilai t hitung 0.284 t tabel 1.678 dan nilai sig sebesar 0.778 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel dividend per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

4.1.4.3. Uji Signifikansi Simultan Uji F

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Basic Industry And Chemicals yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

2 60 104

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio terhadap Nilai Perusahaan Sektor Otomotif dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2012

8 159 67

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012

1 43 69

Analisis Relevansi Dividend Yield dan Earning Per Share Terhadap Penilaian Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

2 67 127

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 63 94

Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

2 67 71

Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

12 156 59

Analisis Pengaruh Rasio Hutang Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di BEI

7 54 86

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

0 1 11