Produksi GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Proses Produksi di Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dilaksanakan terus- menerus. Hal ini dilakukan denngan maksud untuk melayani pembelian seewaktu-waktu dan menngisi persediaan barang di gudang. Untuk mencapai efesiensi dan effektifitas dalam proses produksi serta mendapatkan produk yang berkualitas tinggi maka perusahaan perlu menentukan standar produksi. Produk yang dapat dicapai perusahaan pada kapasitas nornal sebanyak 500 buah handuk, 1.100 buah selimut, 1.700 buah kain pel. Adapun standar ukuran untuk produk handuk : 0,5 m x 0,65 m, selimut : 2 m x 1,2 m, dan kain pel 0,65 m x 1 m. Adapun proses produksi yang berlangsung di Pertenunan Santa Maria Boro adalah sebagai berikut : a. Proses Produksi Selimut Urutan proses produksi selimut adalah sebagai berikut : Proses I : Tahap perendaman Tahap perendaman berlangsung di dapur. Mula-mula benang direndam dalam larutan Zn dan kaporit lebih kurang selama 15 menit. Larutan ini berfungsi untuk memudahkan proses lebih lanjut pengolahan benang sehingga diperoleh warna putih yang bersih. Setelah dimasukkan dalam Zn dan kaporit benang dicuci. Selanjutnya benang dikerjakan menurut rencana, artinya apabila benang akan dibuar putih, maka benang setelah direndam dalam larutan kaporit langsung dimasukkan dalam larutan kanji kemudian dijemur, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tetapi apabila benang akan dibuat warna maka direndam dalam larutan warna yang terbuat dari naptol dan garam selama lebih kurang 30 menit. Naptol dan garam dalam produksi ini menghasilkan warna biru yang berfungsi untuk membuat garis biru pada tepi selimut. Selanjutnya benang dimasukkan dalam larutan kanji agar benang menjadi kuat, licin dan mudah dalam proses produksi. Proses terakhir dalam tahap ini adalah pengeringan. Benang yang telah direndam dalam larutan kanji kemudian dikeringkan dengan panas matahari dan selanjutnya dimasukkan ke gudang. Tahap II : Tahap Penenunan Penenunan kain handuk memerlukan 1 jenis benang yaitu benang pakan, hal ini dikarenakan perusahaan memproduksi jenis selimut putih. 1. Benang Pakan Benang yang digunakan sebagai pakan adalah benang ukuran 20s. Benang pakan digulung dalam alat yang diberi nama palet. Penggulungan benang pakan pada palet dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dimasukan dalam teropong dan pada gilirannya nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun. 2. Benang Lusi Benang lusi yang digunakan sebagai lusi adalah benang ukuran 20s. Adapun langkah-langkah dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai berikut : - Benang lusi digulung pada kelos. Gulungan ini disebut benang kelos yang berbentuk silinder yang dibuat membersar bagian tengahnya. - Proses selanjutnya menghani atau skermolen, yaitu proses penggulungan benang kelos ke silinder hani. - Gulungan selanjutnya dipindah ke boom lusi, yaitu merupakan alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari luar tenun. - Pencucukan. Boom lusi yang sudah berisi benang tersebut dipasang pada alat tenun. Ujung setiap helai benang dari boom lusi dimasukkan dalam alat yang disebut gun dan sisir suri. Proses ini disebut pencucukan. Selanjutnya memasang benang pakan, dengan demikian proses penenunan dapat dimulai. Proses III : Tahap Finishing Setelah penenunan selesai hasilnya diserahkan kepada mandor, diukur sesui dengan standar. Proses terakhir adalah menjahit ujung kain agar benang tidak lepas. Setelah dijahit produk selimut tersebut sudah menjadi barang jadi dan siap untuk dipasarkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini urutan proses produksi selimut pada gambar 2 b. Proses Produksi Kain Pel Urutan proses proses produksi kain pel adalah sebagai berikut : Proses I : Tahap Pemutihan Tahap pemutihan berlangsung di dapur. Mula-mula benang direndam dalam larutan pemutih atau kaporit lebih kurang selama 15 menit. Larutan ini berfungsi untuk memutihkan benang sehingga diperoleh warna putih yang bersih. Setelah dimasukkan dalam kaporit benang dicuci. Selanjutnya benang dikerjakan menurut rencana, artinya apabila benang akan dibuat putih, maka benang setelah direndam dalam larutan kaporit langsung dimasukkan dalam larutan kanji kemudian dijemur, tetapi untuk produksi kain pel ini akan dibuat warna hitam putih maka perlu direndam dalam larutan Sulfur Hitam dan larutan TRO Turkey Red Oil kurang lebih selama 30 menit. Selanjutnya benang dimasukkan dalam proses produksi. Peroses terakhir dalam tahap ini adalah pengeringan. Benang yang telah direndam dalam larutan kanji kemudian dikeringkan dengan panas matahari dan selanjutnya dimasukkan ke gudang. Proses II : Tahap Penenunan Penenunan kain handuk memerlukan 2 jenis benang yaitu benang pakan yang berposisi melintang pada kain dan lusi yang berposisi membujur pada kain. 1. Benang Pakan Benang yang digunakan sebagai pakan adalah benang ukuran 20s. benang pakan digulung pada alat yang disebut palet. Penggulungan benang pakan pada palet dibentuk sedemikian rupa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga dapat dimasukkan dalam teropong dan pada gilirannya nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun. 2. Benang Lusi Benang yang digunakan sebagai lusi adalah benang ukuran 20s. Adapun langkah-langkah dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai berikut : • Benang lusi digulung pada kelos. Gulungan ini disebut kelos yang berbentuk silinder yang dibuat membesar bagian tengahnya. • Proses pelanjutnya menghani atau skermolen, yaitu proses pengulungan benang kelos ke silinder hani. • Gulungan selanjudnya dipindah ke boom lusi, yaitu merupakan alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun. • Pencucukan. Boom luci yang sudah berisi benang tersebut dipasang pada alat tenun. Ujung setiap helai benang dari boom lusi dimasukan pada alat yang disebut gun atau sisir suri . Proses ini disebut puncucukan. Selanjutnya memasang benang pakan, dengan demikian proses penenunan dapat dinilai. Proses III : Tahap Finishing Setelah penenunan selesai hasilnya diserahkan kepada mandor, diukur sesuai dengan standar. Proses terakhir adalah menjahit ujung kain agar benang tidak lepas. Setelah dijahit produk produk kain pel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tersebut sudah menjadi barang jadi atau siap untuk dipasarkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini urutan proses produksi kain pel. Gambar 3 Personalia Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat pentimg untuk mendukang kegiatan produksi perusahaan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro sebagai perusahaan manufaktur yang mengolah bahan bahan baku menjadi barang jadi, memandang tenaga kerja sebagai faktor yang amat penting. Hampir semua pekerjaan dilakukan mengunakan tenaga kerja. Untuk mendapatkan tenaga kerja, perusahaan tidak menuntut persyaratan yang berlebihan. Lulusan sekolah dasar-pun dapat diterima diperusahaan ini, asal mempunyai ketrampilan. Setelah diseleksi dan diterima diperusahaan ini, karyawan baru akan diberil latihan oleh karyawan yang lebih senior. 1. Tenaga kerja Perusahaan pertenunan Santa Maria dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari memperkerjakan 72 karyawan, yang sebagian besar tinggal disekitar lokasi perusahaan. Karyawan perusahaan ini terdapat 2 golongan karyawan, yaitu : a. Karyawan tetap Karyawan tetap adalah tenaga kerja yang telah diangakat menjadi tenaga tetap perusahaan. Mereka mempunyai hak atas fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan berupa : pensiun, tunjangan istri, tunjangan anak, dan gaji pokok setiap bulan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Karyawan tidak tetap Karyawan tidak tetap adalah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Karyawan ini tidak mempunyai hak yang sama dengan karyawan tetap. Karyawan ini menerima upah berdasarkan hasil prosuksi. Perincian jumlah karyawan Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah sebagi berikut : 1. Pimpinan Perusahaa = 1 orang 2. Kepala Bagian Produksi = 1 orang 3. Kepala Bagian Administrasi = 1 orang 4. Kepala Bagian Gudang = 1 orang 5. Baian Penjualan dan pembelian = 2 orang 6. Bagian Pembukuan = 3 orang 7. Baian Wenter = 7 orang 8. Bagian pintal = 14 orang 9. Bagian Sekir = 4 orang 10. Bagian Tenun = 29 orang 11. Bagian Jahit = 3 orang 12. Bagian Pengepakan = 4 orang Demi lancarnya kerja karyawan, maka perusahaan melaksanakan kegiatan pengawasan karyawan. Kegiatan pengawasan karyawan dilaksanakan secara sederhana, yaitu setiap hari semua karyawan melakukan pencatatan di buku presensi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Jam Kerja Karyawan Perusahaan melaksanakan kegiatan tujuh jam setiap hari. Pembagian kerja pada perusahaan adalah sebagai berikut : ⇒ Senin – Jumat : Jam 07.00 – 14.00 WIB ⇒ Sabtu : Jam 07.00 – 13.00 WIB Jumlah jam kerja satu minggu adalah 5 x 7 + 1 x 6 = 41 jam. Istirahat selama 30 menit yaitu antara jam 11.30 WIB sampai jam 12.00 WIB. 3. Sistem Pemberian Upah Sistem pemberian upah yang digunakan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah sebagai berikut : a. Upah Bulanan Upah bulanan diberikan kepada karyawan tetap. Karyawan tersebut akan tetap menerima gaji meskipun tidak masuk kerja, asalkan ada alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. b. Upah Harian Upah harian diberikan kepada karyawan pabrik yang belum tetap. Upah dihitung perhari dan dibayar seminggu sekali. Perusahaan juga memberikan upah lembur, yaitu upah yang diberikan pada karyawan pabrik apabila terjadi kerja lembur. 4. Jaminan Sosial Perusahaan Santa Maria selain memberikan upah dalam bentuk uang, juga memberikan fasilitas-fasilitas yang berupa jaminan sosial, yaitu : a. Asuransi tenaga kerja Astek kecelakaan kerja, kematian dan tabungan hari tua yang dapat diambil setelah umur 50 tahun. b. Beras, untuk karyawan 10 kg, untuk istri 6 kg, untuk anak 3 kg maksimal tiga anak dan beras ini diterima karyawan setiap bulan. c. Tunjangan kesehatan sebesar 100 untuk karyawan dan 50 untuk keluarganya. Tunjangan ini diberikan bila ada kwitansi dari dokter atau rumah sakit. d. Rekreasi dan retret setiap 2 tahun sekali. e. Satu setel pakaian kerja setiap tahun. Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan terpenting dalam suatu perusahaan, karena maju mundurnya perusahaan tergantung dari berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemasaran hasil produksinya. Pemasaran adalah keseluruhan kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan konsumen dalam rangka memenuhinya kebutuhannya. 1. Kebijakan saluran distribusi Saluran distribusi yang digunakan oleh Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah saluran distribusi pendek, yaitu dari produsen ke konsumen, Perusahaan langsung memasarkan produknya ke konsumen tanpa melalui perantara. Saluran distribusi ini dianggap paling cocok karena pelanggan terbatas dan sudah tertentu, sehingga tidak perlu perantara pedagang. Konsumen yang ingin membeli produk dapat langsung datang sendiri ke perusahaan. 2. Daerah pemasaran Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempunyai daerah pemasaran yang sangat luas. Meliputi hampir di seluruh Indonesia, terutama kota- kota yang terdapat karya missi, seperti Bandar Lampung, Palembang, Jakarta, Ujung Pandang, Magelang, Solo, Malang, Denpasar dan Yogyakarta. 3. Penentuan Harga Jual Penentuan harga jual produk pada perusahaan ini adalah menggunakan metode cost plus pricing, yaitu harga jual didasarkan atas biaya produksi total pada waktu itu ditambah laba yang diinginkan. 4. Prosedur penjualan a. Pemesanan Pelanggan yang akan membeli dalam jumlah besar biasanya mengadakan pemesanan. Dalam hal ini pemesanan yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persediaan barang di gudang yang hendak dibeli masih bisa mencukupi. Pesanan ini melalui surat yang berisi jenis barang yang diinginkan. Biasanya barang akan dikirim minimal tiap bulan setelah surat pesanan diterima oleh perusahaan. b. Perencanaan produksi Perusahaan akan memproduksi barang dengan melihat produk apa yang banyak dibutuhkan konsumen. c. Pengiriman barang Barang pesanan diantara sendiri, dikirim melalui pos paket, ELTEHA, atau bus malam. Dalam pengiriman barang disertakan faktur dan surat pengantar yang berisi harga, kuantitas, dan ukuran barang yang diinginkan konsumen. d. Pembayaran Jumlah barang yang harus dibayar oleh pemesan adalah sebesar harga barang ditambah ongkos kirim. Pembayaran dilakukan melalui pos wesel atau Bank Central Asia, setelah barang dan fakturnya sampai kepada pemesan. 5. Pengendalian biaya pemesanan Pengendalian biaya pemesanan yang telah ditetapkan adalah biaya penjualan yang ditentukan setiap bulan dengan jumlah yang telah dianggarkan sebelumnya.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA

1. Deskripsi Data Dari hasil penelitian, diperoleh daftar dan kuantitas produk yang telah dihasilkan perusahaan Santa Maria Boro selama tahun 2005 yang nantinya akan dijadikan dasar perhitungan biaya bahan baku, biaya bahan penolong, BTKL, dan BOP. Berikut ini adalah daftar produk yang dimaksud : Tabel 2 Daftar Produk Yang dihasilkan Perusahaan Santa Maria Boro Selama tahun 2005 No Jenis Produk Ukuran Kode Jumlah 1 Seragam Meter 188 1.800 2 Seragam Meter 390 3.600 3 Seragam Meter 383 2.160 4 Selimut Meter 243 10.000 5 Selimut Meter 333 600 6 Selimut Meter 330 600 7 Gestern karet Meter 32A 240 8 Waslap tebal Potong 180 600 9 Waslap tipis Potong 11 240 10 Handuk Potong 210 360 11 Handuk Potong 69 360 12 Serbet Potong 19 600 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Serbet Potong 78 600 14 Kain pel Meter 151 26.400 15 Kain dam-daman Meter 74 240 Jumlah 48.400 Dari tabel di atas terlihat bahwa produk selimut kode 243 dan kain pel kode 151 adalah 2 produk yang paling banyak dihasilkan oleh perusahaan selama tahun 2005, atau sekitar hampir 75 dari semua produk yang dihasilkan. Hal itulah yang menjadi dasar penulis dalam membatasi penelitian, yaitu hanya mencakup 2 produk tersebut. 2. Deskripsi Penetapan Harga Jual a. Pengumpulan Data Biaya Produksi Setelah mendapatkan dan mengetahui jumlah produk yang telah dihasilkan perusahaan, penulis akan memberikan uraian tentang penentuan biaya bahan baku, biaya bahan penolong, BTKL, dan BOP secara berturut-turut sebagai pembanding dari hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan Santa Maria Boro. 1 Biaya Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang dipakai perusahaan untuk menghasilkan semua jenis produk. Pada perusahaan Santa Maria Boro, bahan baku yang digunakan adalah benang tenun ukuran 20s dan benang tenun ukuran 42s. Adapun biaya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi selama tahun 2005 untuk jenis produk selimut dan kain pel dijelaskan dalam tabel di bawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3 Biaya Bahan Baku yang sesungguhnya dipakai Dalam proses produksi untuk setiap jenis produk per satuan Jenis Bahan Baku Jenis Produk kode Benang 20s Benang 42s Selimut 243 Rp 12 746 - Kain pel 151 Rp 14 271 Rp 2 075 Perhitungan biaya bahan baku yang lebih lengkap, dapat dilihat pada lampiran 1 2 Biaya Bahan penolong Selain bahan baku, proses pembuatan produk juga memerlukan bahan- bahan penolong seperti Venter, Kanji, pemutih, Zn, dan bahan bakar. Berikut ini adalah perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan penolong : Tabel 4 Biaya Bahan Penolong Yang sesungguhnya dipakai dalam proses produksi Untuk setiap jenis produk per unit Bahan penolong Jenis Produk Venter kanji Zn Kaporit Bahan Bakar Jumlah Selimut 82,5 34 62,5 - 72 251 Kain pel 10,312 4,25 7,815 6,125 10,225 38,73 Perhitungan biaya bahan penolong yang lebih lengkap, dapat dilihat pada lampiran 2 3 Biaya Tenaga Kerja Langsung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI