BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejaran dan Perkembangan Perusahaan
Perusahaan Pertenunan Santa Maria didirikan oleh Bruder Yoe Sue pada tahun 1938. Sampai tahun 1950 usaha pertenunan ini masih merupakan usaha
kecil-kecilan, produksinya masih relatif kecil dan belum stabil. Pada tahun 1950 perusahaan mendirikan gedung dan secara resmi beroperasi sebagai perusahaan
pertenunan. Selanjutnya perusahaan ini menggunakan nama “Pertenunan Santa Maria”. Perusahaan ini berlindung di bawah Yayasan Pangudi Luhur yang pada
waktu itu berkantor di jalan Panembahan Senopati No. 16 Yogyakarta. Sekarang berganti nomor menjadi 18.
Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro terletak di Desa Boro, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo,
Yogyakarta. Perusahaan didirikan satu komplek dengan biara Bruder FIC, Panti Asuhan Putra, Sekolah Dasar, SLTP yang semuanya merupakan karya missi
konggregasi FIC. Meskipun desa Boro berada di lereng pegunungan Menoreh namun letak
perusahaan tidak jauh dari jalan raya, sehingga memudahkan transportasi. Dari tahun ke tahun perusahaan terus berkembang walaupun agak tersendat-sendat,
karena memang tujuan utama perusahaan ini bukanlah mencari keuntungan semata-mata.
36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Adapun tujuan utama perusahaan tersebut adalah untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi para pemuda yang setiap hari menganggur. Alasan kedua
pendirian perusahaan ini adalah untuk memanfaatkan mesin tenun dan menolong tenaga kerja dari pertenunan yang dikelola seorang pastur yang segera akan
ditutup. Alasan ketiga dari pendirian perusahaan ini untuk mencukupi kebutuhan sandang anak-anak panti asuhan dan masyarakat sekitar. Maka secara umum
alasan pendirian perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat Boro.
Pada operasinya yang pertama, Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempekerjakan 20 orang karyawan serta menggunakan 10 buah alat tenun bukan
mesin yang terdiri atas : - 2 mesin jakar
- 4 mesin karen role - 2 mesin wevite
- 2 mesin karohnik Tahun 1943 Jepang menjajah Indonesia dan tentara Jepang menahan
orang-orang Belanda termasuk Bruder Yoe Sue yang ditahan di Beteng Vredenberg Yogyakarta pada bulan September 1943. Kepemimpinan perusahaan
diserahkan kepada Bruder Servatius Tjandra Hartanto. Boro saat itu benar-benar mengalami kesulitan ekonomi dan kemiskinan. Banyak hambatan dan tantangan
dialami, namun Bruder Servatius berhasil mempertahankan pertenunan dan panti asuhan yang dipimpinnya.
Tahun 1948 Bruder Yoe Sue dibebaskan dari penahanan dan kembali ke Boro untuk memimpin pertenunan. Pada masa kepemimpinan kedua tersebut,
perusahaan mengalami perkembangan yang baik. Produksi semakin meningkat, kain tenun mendapatkan corak-corak baru dan wilayah pemasaran semakin luas.
Tahun 1953 Bruder Yoe Sue dipindahtugaskan sehingga pimpinan perusahaan secara otomatis digantikan oleh seorang bruder yang lain yang
bertugas di Boro. Pada waktu itu penggantinya adalah Bruder Pachomius. Dibawah kepemimpinan Bruder Pachomius ini perusahaan terus berkembang.
Tahun 1960 perusahaan menambah peralatan dengan dua buah mesin karen role, sehingga sejumlah peralatan seluruhnya menjadi 12 buah. Pada tahun
1977, perusahaan menambah lagi alat-alat sehingga jumlahnya menjadi 21 buah. Tetapi penambahan pada tahun ini berbeda dengan penambahan pada tahun-tahun
sebelumnya, karena penambahan ini merupakan pengoperasian dari sekolah teknik Yayasan Pangudi Luhur, sehingga penambahan alat ini tidak ada
perhitungan biaya. Pengoperasian ini terjadi karena ada peraturan pemerintah bahwa untuk sekolah kejuruan tingkat pertama harus menjadi sekolah umum. Hal
ini berlaku juga bagi sekolah teknik yang lokasinya satu komplek dengan pertenunan.
Pada tahun 1986 Bruder Pachomius pindah ke Semarang, maka kepemimpinan Perusahaan Tenun Santa Maria diserahkan kepada Bruder
Marcellius. Pada saat kepemimpinan bruder ini perusahaan menambah lagi peralatan sehingga jumlah peralatan yang ada menjadi 26 buah. Dengan peralatan
tenun yang sudah ada ini Bruder Marcellius terus mengembangkan perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI