Konsep Pementasan Analisis Lakon

103

2.3 Konsep Pementasan

Hasil akhir dari analisis naskah adalah konsep pementasan. Dalam konsep ini sutradara menjelaskan secara lengkap mengenai cara menyampaikan pesan yang berkaitah dengan pendekatan gaya pementasan dan pendekatan pemeranan serta memberikan gambaran global tata artistik. x Pendekatan gaya pementasan. Seniman teater dunia telah banyak berusaha melahirkan gaya pementasan. Dewasa ini hampir tidak bisa ditemukan gaya pementasan murni yang dihasilkan seorang sutradara atau pemikir teater. Setiap kelahiran gaya baru memiliki keterkaitan atau perlawanan terhadap gaya tertentu baca bagian sejarah teater. Oleh karena itu, hal yang paling bisa adalah mendekatkan gaya pementasan dengan gaya tertentu yang sudah ada. Istilah pendekatan di sini digunakan dalam arti sutradara tidak hanya sekedar melaksanakan sebuah gaya secara wantah utuh tetapi ada pengembangan atau penyesuaian di dalamnya. Untuk itu, sutradara harus memahami gaya-gaya pementasan. Dengan demikian pendekatan yang dilakukan tidak salah sasaran. Konvensi atau aturan main sebuah pertunjukan diungkapkan dalam poin ini, misalnya, karena menggunakan pendekatan gaya presentasional, maka bahasa dialog antaraktor menggunakan bahasa yang puitis. Gerak laku aktor distilisasi atau diperindah. Aktor boleh berbicara secara langsung kepada penonton. x Pendekatan pemeranan. Setelah menetapkan pendekatan gaya, maka metode pemeranan yang dilakukan perlu dituliskan. Hal ini sangat berguna bagi aktor. Metode akting berkaitan dengan pencapaian aktor standar sesuai dengan pendekatan gaya pementasannya. Misalnya, penggunaan bahasa puitis dengan sendirinya membuat aktor harus mau memahami dan melakukan latihan teknik-teknik membaca puisi agar dalam pengucapan dialog tidak seperti percakapan sehari-hari. Hal ini mempengaruhi bentuk dan gaya penampilan aktor dalam beraksi. Sutradara harus membuat metode tertentu dalam sesi latihan pemeranan untuk mencapai apa yang dinginkan. x Gambaran tata artistik. Secara umum, sutradara harus menuliskan gambaran pandangan tata artistiknya. Meski tidak secara mendetil, tetapi gambaran tata artisitk berguna bagi para desainer untuk mewujudkannya dalam desain. Jika sutradara mampu, maka ia bisa memberikan gambaran tata artistik melalui sketsa. Jika tidak, maka ia cukup menuliskannya. Di bawah ini contoh sketsa tata artistik. Di unduh dari : Bukupaket.com 104 Gb.48 Contoh sketsa tata panggung Gambar 48 menunjukkan keinginan sutradara untuk menghadirkan rumah sederhana di lingkungan yang tandus berbatu di atas pentas. Gb.49 Contoh sketsa tata busana Gb.50 Contoh sketsa tata rias Di unduh dari : Bukupaket.com 105 Gambar 49 menunjukkan keinginan sutradara untuk mengkombinasikan tata busana pelaut dan perompak. Topi dan sepatu yang dikenakan mengambil bentuk dari busana pelaut sementara jaket dan belati mengambil dari busana perompak. Dalam gambar 50 sutradara menginginkan tata rias dan rambut yang natural. Tidak banyak modifikasi.

3. Memilih Pemain