71
Misalnya, flashback yang terdapat pada lakon “Antigone” karya Sophocles terjemahan Rendra dapat dilihat pada kutipan berikut.
ANTIGONE :
Larangan Creon tidak pada tempatnya. Ia saudaraku. Aku akan menguburnya.
ISMENE : Ya, Dewa Apakah sudah kamu lupa: betapa
Ayahanda ditindas, dihina dan meninggal dunia? Betapa ia bertanya dan mengungkapkan dosanya,
kemudian menusuk kedua matanya sendiri sehingga buta Dan lalu Jocasta, yang menjadi
istri Namun juga ibunya sendiri itu, mati menggantung diri Selanjutnya, kedua saudara
kita, bertengkar, berperang dan saling berbunuhan. Dan kini, kamu dan aku, tinggal
sendiri. Betapa sempurnanya kemalangan kita, apabila akhirnya kita berdua binasa kerna
melanggar undang-undang kepala negara. Antigone, ingatlah, bukankah kita ini wanita? Apa
daya melawan pria? Di dalam keadaan gawat dan darurat, pria terkuatlah yang mengatasi suasana.
Kita mesti patuh pada perintahnya, betapa pun keras kedengarnnya. – maka sementara
memohon pengertian lepada yang wafat, menyesal karena harus menahan diri dalam
berbuat, aku akan menyesuaikan diriku dengan perintah pihak atasan. Apa guna mempertaruhkan
nyawa secara sia-sia?
Seperti diketahui bahwa lakon Oidipus merupakan lakon trilogi lakon yang terdiri dari tiga seri atau periode. Dari dialog Ismene di atas
penonton akan mengetahui bagaimana kejadian atau peristiwa yang menimpa keluarga Oidipus mulai dari lakon Oidipus Sang Raja, Oidipus
di Kolonus, sampai dengan Antigone. Dengan penceritaan latar belakang peristiwa ini maka penonton bisa merunut perjalanan keluarga Oidipus.
2.2.5 Suspen
Suspen berisi dugaan, dan prasangka yang dibangun dari rangkaian ketegangan yang mengundang pertanyaan dan keingintahuan
penonton. Suspen akan menumbuhkan dan memelihara keingintahuan penonton dari awal sampai akhir cerita. Suspen ini biasanya diciptakan
dan dijaga oleh penulis lakon dari awal sampai akhir cerita, supaya penonton bertanya-tanya apa akibat yang ditimbulkan dari peristiwa
sebelumnya ke peristiwa selanjutnya. Dengan menimbulkan pertanyaan- pertanyaan ini penonton akan betah mengikuti cerita sampai selesai.
Suspen ini biasanya dibangun melalui dialog-dialog serta laku para peran yang ada dalam naskah lakon. Kalau pemeran atau sutradara
Di unduh dari : Bukupaket.com
72
tidak cermat dalam menganalisisnya maka kemungkinan suspen terlewati dan tidak tergarap dengan baik. Hal ini akan menyebabkan kualitas
pertunjukan dinilai tidak terlalu bagus, karena semuanya sudah bisa ditebak oleh penonton. Kalau cerita itu bisa ditebak oleh penonton maka
perhatian penonton akan berkurang dan menganggap pertunjukan tersebut tidak menyuguhkan sesuatu untuk dipikirkan.
2.2.6 Surprise
Surprise adalah suatu peristiwa yang terjadi diluar dugaan penonton sebelumnya dan memancing perasaan dan pikiran penonton
agar menimbulkan dugaan-dugaan yang tidak pasti. Namun peristiwa yang diharapkan tersebut, pada akhirnya mengarah ke sesuatu yang
tidak disangka-sangka sebelumnya. Misalnya, dalam lakon Raja Lear karya William Shakespeare, penonton akan mengira bahwa kedua putri
Raja Lear yang diberi kerajaan akan membahagiakan ayahnya, sedangkan putri yang diusir akan membencinya. Dalam perjalanan cerita,
kedua putri yang disangka akan membahagiakan malah membencinya sedangkan putri yang diusir malah mengasihinya.
Surprise dalam lakon di atas memang diperlukan karena dianggap mampu menegaskan pesan lakon yang akan disampaikan kepada
penonton. Penulis mencoba memberi gambaran-gambaran yang samar pada sebuah lakon dan gambaran tersebut akan diduga oleh penonton.
Dugaan ini akan menimbulkan rasa ingin tahu, dan rasa ingin tahu ini yang memikat perhatian penonton untuk menyaksikan cerita tersebut
sampai selesai dengan harapan akan menemukan dan mencocokan jawaban yang sudah dibayangkan. Keahlian penulis untuk memberi
jawaban inilah yang ditunggu oleh penonton, apakah sesuai dengan dugaanya atau malah berbeda.
2.2.7 Gestus