66
• Kemudian Hamlet berhasil mengelabuhi Claudius dengan
menggunakan Polonius, Rosen Crantz, Guildernstern bahkan Opelia pacarnya untuk memata-matai niatnya yang sebenarnya,
dia menggunakan pertunjukan teater sebagai tempat pengakuan Raja.
• Pementasan dalam pertunjukan itu memang berhasil
mengungkap pengakuan Raja sehingga Hamlet mendapat kesempatan untuk membunuhnya pada saat Raja sedang berdoa
tetapi Hamlet tidak mau melaksanakannya.
• Hamlet menemukan tempat yang tepat untuk membunuh Raja yaitu, dibalik tirai dikamar ibunya. Hamlet tidak sadar bahwa sang
Raja sedang berdoa ditempat lain sehingga yang terbunuh dikamar ibunya adalah Polonius.
• Karena membunuh Polonius, Hamlet dianggap gila dan dibuang ke Inggris.
• Setelah pulang dari Inggris Hamlet berduel dengan Laertes dan terakhir membunuh Claudius.
• Di akhir cerita, semua tokoh yang ada dalam lakon mati.
2.1 Jenis Plot
Ketika kita menonton atau melihat atau membaca sebuah lakon fiksi maka emosi kita akan terpengaruh dengan apa yang kita tonton, lihat,
atau baca tersebut. Emosi ini timbul karena terpengaruh oleh jalinan peristiwa-peristiwa dan jalannya cerita yang ditulis oleh penulis. Jalinan
peristiwa dan jalannya cerita inilah yang dimaksud dengan plot. Plot lakon banyak sekali ragamnya tergantung dari penulis lakon mempermainkan
emosi kita. Secara sederhana plot dapat dibagi menjadi dua yaitu simple plot plot yang sederhana dan multi plot plot yang lebih dari satu
2.1.1 Simple Plot
Simple plot atau plot lakon yang sederhana adalah lakon yang memiliki satu alur cerita dan satu konflik yang bergerak dari awal sampai
akhir. Simple plot ini terdiri dari plot linear dan linear-circular. Plot linear adalah alur cerita mulai dari awal sampai akhir cerita bergerak lurus
sedangkan linear-circular adalah alur cerita mulai dari awal sampai akhir bergerak lurus secara melingkar sehingga awal dan akhir cerita akan
bertemu dalam satu titik. Alur linear ini masih bisa dibagi-bagi lagi sesuai dengan sifat emosi yang terkandung dari plot linear ini, terdiri dari alur
menanjak atau rising plot, alur menurun atau falling plot, alur maju atau progressive plot, alur mundur atau regressive plot, alur lurus atau straight
plot, dan alur melingkar atau circular plot.
Alur menanjak atau rising plot adalah alur dengan emosi lakon mulai dari tingkat emosi yang paling rendah menuju tingkat emosi lakon
yang paling tinggi. Alur ini adalah alur cerita paling umum pada alur
Di unduh dari : Bukupaket.com
67
lakon. Alur menurun atau falling plot adalah alur dengan emosi lakon mulai dari tingkat emosi yang paling tinggi menuju tingkat emosi lakon
yang paling rendah. Alur ini merupakan kebalikan dari alur menanjak atau rising plot. Alur maju atau progresive plot adalah alur cerita yang dimulai
dari pemaparan peristiwa lakon sampai menuju inti peristiwa lakon. Jalinan jalan cerita dalam lakon bergerak mulai dari awal sampai akhir
tanpa ada kilas balik. Alur mundur atau regresive plot adalah alur cerita yang dimulai dari inti cerita kemudian dipaparkan bagaimana sampai
terjadi peristiwa tersebut. Alur ini merupakan kebalikan dari progressive plot. Contoh lakon dengan alur mundur adalah Opera Primadona karya
Nano Riantiarno yang dimainkan oleh Teater Koma. Alur lurus atau straight plot hampir sama dengan alur maju.
2.1.2 Multi Plot
Multi plot adalah lakon yang memiliki satu alur utama dengan beberapa sub plot yang saling bersambungan. Multi plot ini terdiri dari
dua tipe yaitu alur episode atau episodic plot dan alur terpusat atau concentric plot. Alur episode atau episodic plot adalah plot cerita yang
terdiri dari bagian perbagian secara mandiri, di mana setiap episode memiliki alur cerita sendiri. Setiap episode dalam lakon tersebut
sebenarnya tidak ada hubungan sebab akibat dalam rangkaian cerita, tema, tokoh. Tetapi pada akhir cerita alur cerita yang terdiri dari episode-
episode ini akan bertemu. Contoh lakon dengan alur episode atau episodic plot adalah lakon Panembahan Reso karya W.S. Rendra, Raja
Lear karya William Shakespeare dan lain-lain.
Concentric plot adalah cerita lakon yang memiliki beberapa plot yang berdiri sendiri, dimana pada akhir cerita semua tokoh yang terlibat
dalam cerita yang terpisah tadi akhirnya menyatu guna menyelesaikan cerita. Plot-plot yang ada dalam cerita tersebut memiliki permasalah yang
harus diselesaikan.
2.2 Anatomi Plot