Latihan Umpan Balik dan Tindak Lanjut

34 Kegiatan Pembelajaran 2 Berikut adalah prinsip-prinsip pembelajaran yang relatif berlaku umum, yaitu : a. Prinsip Perhatian dan Motivasi Dalam sebuah proses pembelajaran, perhatian sangatlah berperan penting sebagai awalan dalam memicu kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran dirasakan sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa dan diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlakukan dalam kehidupan sehari-hari yang akan membangkitkan motivasi siswa. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa. Motivasi erat kaitannya dengan minat. Siswa yang mempunyai minat terhadap mata pelajaran tertentu cenderung tertarik perhatiannya, sehinga timbul motivasinya untuk mempelajari mata pelajaran tersebut dengan lebih semangat. Motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: 1 Motivasi intrinsik, adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Seorang siswa dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. 2 Motivasi ekstrinsik, adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukan tetapi menjadi penyerta. Contohnya siswa belajar sungguh-sungguh bukan karena ingin mempunyai pengetahuan yang dipelajarinya, tetapi karena ingin lulus ujian. Keinginan lulus ujian adalah penyerta dari keberhasilan belajar. Motivasi ekstrinsik terkadang dapat berubah menjadi motivasi intrinsik. Sebagai contoh, seseorang belajar di Fakultas Kedokteran karena menuruti kemauan orang tuanya. Tetapi setelah belajar beberapa waktu akhirnya ia menyenangi profesi sebagai dokter, sehingga ia belajar sungguh- sungguh untuk menguasai pengetahuan untuk menjadi dokter. 35 SD Kelas Awal KK B b. Prinsip Keaktifan Pada hakekatnya belajar merupakan proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan untuk mengubah perilaku dan pemikiran menjadi lebih baik. Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalaminya sendiri. Guru sekedar membimbing dan mengarahkan. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan jiwa yang aktif mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik antara lain berupa kegiatan membaca, mendengar, menulis, berlatih ketrampilan-ketrampilan. Sedangkan kegiatan psikis antara lain, memecahkan masalah, menyimpulkan suatu percobaan. c. Pinsip Pengalaman Keterlibatan secara langsung Prinsip ini erat kaitannya dengan prinsip keaktifan. Pada prinsip ini masing-masing individu haruslah terlibat langsung dengan merasakan dan mengalaminya. Menurut Edgar Dale dalam Rusman, 2015 dalam pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalaman, belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Dengan belajar melalui pengalaman langsung maka siswa secara langsung dapat mengamati dan menghayati. Belajar dengan pengalaman secara langsung dapat menjadikan siswa belajar secara aktif, sehingga pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih bermakna. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dengan pengalaman langsung, tidak hanya keterlibatan secara fisik saja tetapi juga keterlibatan secara emosional. Dengan demikian adanya keterlibatan siswa secra emosional akan menumbuhkan pembentukan sikap dan nilai, misalnya siswa menjadi lebih bertanggung jawab.