Citra RGB Citra Grayscale

2.4. Citra RGB

Pada aplikasi pegolahan sinyal digital pada umumnya, suatu citra biasanya mengacu ke citra RGB. Untuk citra berwarna, maka digunakan model RGB Red-Green- Blue di mana satu citra berwarna diinyatakan sebagai 3 buah matrik grayscale yang berupa matrik untuk Red R-layer, matrik untuk Green G-layer dan matrik untuk Blue B-layer. R-layer adalah matrik yang menyatakan derajat kecerahan untuk warna merah misalkan untuk skala keabuan 0-255, maka nilai 0 menyatakan gelap hitam dan 255 menyatakan warna merah. G-layer adalah matrik yang menyatakan derajat kecerahan untuk warna biru [5]. Pada format .bmp, citra setiap piksel pada citra direpresentasikan dengan 24 bit, 8 bit untuk R, 8 bit untuk G dan 8 bit untuk B, dengan pengaturan seperti pada gambar 2.2. [6]. Gambar 2.2. Pengaturan citra RGB

2.5. Citra Grayscale

Proses awal yang banyak dilakukan dalam image processing adalah mengubah citra berwarna menjadi citra grayscale. Hal ini digunakan untuk menyederhanakan model citra. Seperti telah dijelaskan di depan, citra berwarna terdiri dari 3 layer matrik, yaitu R-layer, G-layer dan B-layer sehingga untuk melakukan proses-proses selanjutnya tetap diperhatikan tiga layer di atas. Bila setiap proses perhitungan dilakukan menggunakan tiga layer, berarti dilakukan tiga perhitungan yang sama. Dengan demikian, konsep itu diubah dengan mengubah 3 layer di atas menjadi 1 layer matrik grayscale dan hasilnya adalah citra grayscale. Dalam citra ini tidak ada lagi warna, yang ada adalah derajat keabuan. Untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matrik masing-masing R,G, dan B menjadi citra grayscale dengan nilai S, maka konversi dapat dilakukan dengan mengambil rata-rata dari nilai R,G, dan B sehingga dapat dituliskan menjadi [5]: = 2.1 Untuk mencoba proses konversi citra berwarna menjadi citra grayscale ini dapat dibuat program seperti gambar 2.3. a b Gambar 2.3. Contoh grayscale a Citra asli b Citra Grayscale

2.6. Resizing Citra