Uji Construct Reliability dan Variance Extrated Uji Normalitas

4.7 Uji Construct Reliability dan Variance Extrated

Selain melakukan pengujian konistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian Construct Reliability dan Variance Extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur uatu pengukuran yang sama. Adapun hasil dari pengujian construct reliability dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.8 : Uji Construct Reliabilty dan Variance Extracted Konst r ak I ndik ator St andar dize Fact or Loading SFL Kuadr at Error [εj] Const r uct Reliabilit y Var iance Ex t r at ed Adver t ising X11 0.069 0.005 0.995 0.206 0.152 X12 - 0.056 0.003 0.997 X13 0.167 0.028 0.972 X14 0.757 0.573 0.427 Br and X21 0.998 0.996 0.004 0.996 0.996 Pur chase I nt ent ion Y1 0.997 0.994 0.006 0.994 0.994 Ba t a s D a pa t D it e r im a ≥ 0,7 ≥ 0,5 Sumber : Lampiran Selain melakukan pengujian konistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama. Hasil pengujian reliabilitas instrument dengan construct reliability dan variance extracted menunjukan instrument cukup reliable, yang ditunjukan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,70 . Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat explatory, maka nilai dibawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan-alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi, dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.8 Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan skewnes value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar ± 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r multivariate diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut : Tabel 4.9 Uji Normalitas Sumber : Lampiran Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-Value. Bila nilai –Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [ 1 ] yaitu sebesar ± 2,58. Hasil uji menunjukan bahwa nilai c.r. Multivariate di luar ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou 1987 bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation MLE walau distribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Var iable m in m ax k ur t osis c.r . X11 3 7 - 0.616 - 1.331 X12 3 7 - 0.531 - 1.147 X13 3 7 - 0.680 - 1.468 X14 2 7 - 0.305 - 0.659 X21 3 7 - 0.535 - 1.155 Y1 2 7 - 0.007 - 0.015 M u lt iv a ria t e 3.021 1 .6 3 2 Ba t a s N orm a l ± 2 ,5 8

4.9 Analisis Model One – Step Approach to SEM