PENGARUH IKLAN DAN MEREK TERHADAP MINAT BELI HEMAVITON JRENG di SURABAYA.
MINAT BELI HEMAVITON JRENG
DI WILAYAH SURABAYA
S K R I P S I
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen
Oleh:
0612010086/FE/EM
Hendra Setia Wijaya
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. WbPuji syukur kehadirat ALLAH SWT atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul, “ Pengaruh Iklan dan Merek Terhadap Minat Beli Hemaviton Jreng di Surabaya ”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dengan selesainya penulisan Skripsi ini, penulis sangat berterima kasih atas segala bantuan dan fasilitas dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis guna mendukung penyelesaian Skripsi ini. Maka dikesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional“Veteran” Jawa Timur Surabaya.
2. Bapak DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional"Veteran" Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonmi Universitas Pembangunan Nasional"Veteran" Jawa Timur Surabaya.
4. Ibu Dra. Ec. Dwi Widajati, MM, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, saran, petunjuk, dan koreksi yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
(3)
ii
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
6. Bapak, Mama, Mbak maya, serta geng joo angga, gamblez, zen, dan temanku satu bimbingan Nanda, Jaka, Danu dan semua teman yang tak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas dukungan yang tak henti-hentinya dari kalian sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir dengan sebaik-baiknya.
Semoga Allah Melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Mengingat keterbatasan akan pengetahuan dan kemampuan yang ada, penulis menyadarai bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, terutama buat adik-adik ku di Program Studi Manajemen Amin……
Wassalam,
Surabaya, Mei 2010
(4)
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI……… iii
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR GAMBAR ……… viii
DAFTAR LAMPIRAN ……… ix
ABSTRAKSI ……… x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Perumusan Masalah ……… 5
1.3 Tujuan Penelitian ……… 6
1.4 Manfaat Penelitian ……….. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ………... 7
2.2 Landasan Teori ……… 10
2.2.1 Iklan ………. 10
2.2.1.1 Pengertian Iklan dan Fungsi iklan ……... 10
(5)
iv
2.2.2 Merek ………... 14
2.2.2.1 Pengertian Merek ……… 14
2.2.2.2 Penggolongan Merek ………... 15
2.2.2.3 Faktor-faktor dalam pemilihan Merek…….….…... 16
2.2.3 Minat Beli ………... 18
2.2.3.1 Pengertian Minat Beli ………. 18
2.4.3.2 Indikator Minat Beli ………... 19
2.2.4 Pengaruh Antara Iklan Dengan Minat Beli ……… 20
2.2.5 Pengaruh Antara merek Dengan Minat Beli ………... 20
2.2.6 Kerangka Konseptual ……….. 22
2.2.7 Hipotesis ……….. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………... 24
3.1.1. Definisi Operasional ……….... 24
3.1.2. Pengukuran Variabel ………... 27
3.2. Teknik Penentuan Sampel ………... 28
3.2.1. Populasi ………... 28
3.2.2. Sampel ………. 28
(6)
v
3.3.2. Sumber Data ……… 29
3.3.3. Pengumpulan Data ……….. 29
3.4. Teknik Analisis ………..………. 30
3.4.1. Analisis Statistik Diskriptif………. ….………... 30
BAB IV PEMBAHASAN ……….... 34
4.1. Deskriptif Hasil Penelitian ……….. 34
4.1.1. Analisis Karakteristik Responden ………... 34
4.1.2. Profil Responden ………. 34
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ………... 37
4.2.1. Deskripsi Iklan ………. 37
4.2.2. Deskripsi Merek ………... 38
4.3. Deskripsi Minat Beli ……… 40
4.4. Uji Outliers Multivate ………. 41
4.5. Uji Reliabilitas ……….…… 42
4.6. Uji Validitas ……….……… 44
4.7. Uji Construct Reliability dan Variance Extrated ……… 45
4.8. Uji Normalitas ……….………..……….. 46
4.9. Analisis Model One-Step Approach to SEM…... 48
4.10. Uji Kausalitas……….……….. 52
(7)
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 59
5.1. Kesimpulan ……… 59
5.2. Saran ……… 60
DAFTAR PUSTAKA
(8)
vii
Tabel 4.1. : Karakteristik Responden Berdasarkan usia, jenis kelamin,pendidikan saat ini, lokasi pengambilan sampel.
Tabel 4.2. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Iklan (X1)
Tabel 4.3. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Merek (X2)
Tabel 4.4. : Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Minat Beli (Y)
Tabel 4.5. : Uji Outlier Multivariate
Tabel 4.6. : Pengujian Reliability Consistency Internal
Tabel 4.7. : Uji Validitas Standardize Factor Loading dan Construct Tabel 4.8. : Uji Construct Reliability dan Variance Extracted
Tabel 4.9. : Uji Normalitas
Tabel 4.10. : Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Tabel 4.11. : Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Tabel 4.12. : Uji Kausalitas
(9)
viii
Gambar 4.1. : Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach
……… 48
Gambar 4.2. : Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach Modifikasi ……… 50
(10)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. : Kuesioner
Lampiran 2. : Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3. : Data Uji Outlier
Lampiran 4. : Data Uji Reliabilitas
Lampiran 5. : Data Uji Normalitas
(11)
x
PENGARUH IKLAN DAN MEREK TERHADAP MINAT BELI
HEMAVITON JRENG di SURABAYA
Hendra Setia Wijaya
Abstraksi
Dunia pemasaran yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan daya saing. Untuk tetap bertahan dalam dunia pemasaran yang semakin cepat berubah maka perusahaan dituntut untuk semakin bekerja keras, pintar, dan kreatif. Disisi lain konsumen dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh iklan dan merek terhadap minat beli hemaviton jreng di Surabaya.
Penelitian ini menggunakan variabel Iklan (X.1) dengan indikator attention (X1.1), interest (X1.2), desire (x1.3), action(X1.4),dan merek (X.2) dengan indikator kepribadian merek (X2.1), penggunaan merek (X2.2), hubungan pelanggan dengan merek (X2.3), manfaat ekspresi (X2.4), asosiasi organisasi (X2.5), manfaat emosional (X2.6), ketersediaan (X2.7) dan Variabel Minat beli (Y) dengan indikator intensitas pencarian informasi (Y1), keinginan segera membeli (Y2), keinginan preferensial (Y3). Skala menggunakan skala interval dan teknik pengukuran variabel dengan menggunakan skala semantic differential scale, Tanggapan pernyataan tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada pada rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada masing-masing skala. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah seluruh calon konsumen hemaviton jreng di Surabaya. Teknik pengambilan sampel ini adalah Non Probabilistic sampling dengan teknik Sampling Aksidental dengan jumlah responden 112 calon konsumen hemaviton jreng. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari jawaban para responden dengan menggunakan media kuesioner. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan analisis permodelan SEM (Structural Equation Modelling).
Berdasarkan hasil analisis untuk menguji apakah terdapat pengaruh positif antara iklan dan merek terhadap minat beli hemaviton jreng di wilayah Surabaya, dapat diterima.
(12)
(13)
1
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pemikiran yang berorientasi pada pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan dengan munculnya fase pertumbuhan yang tidak menentu. Ini disebabkan tingginya tingkat persaingan didunia bisnis. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang untuk menjaga kelangsungan usaha perusahaan. Untuk memenuhi selera konsumen yang terus berubah, karena mereka mempunyai kesempatan sepenuhnya memilih barang yang paling sesuai, serta membandingkan produk satu dengan lainnya. Menurut Jefkinns (1997;5) iklan adalah ”pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya tertentu pula”. Oleh karena itu perusahaan harus mampu merebut kesan konsumen terhadap produk yang akan dijual dan terus menerus menyiasati bagaimana produk ini laku dipasarkan. Agar suatu produk dapat berfungsi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen maka keberadaan produk tersebut harus dikomunikasikan guna diperkenalkan keberadaannya kepada konsumen.
Gencarnya persaingan perusahaan melalui media promosi iklan tersebut minimal mempunyai dua tujuan, pertama adalah mempengaruhi masyarakat untuk melakukan aktivitas beli produk, dan menanamkan kesadaran akan suatu merek. Iklan bahkan merupakan salah satu media untuk memperkenalkan produk baru. Pada dasarnya pesan iklan tersebut erat kaitannya dengan pencitraan merek atau perusahaan. Selain itu
(14)
pada dasarnya iklan kaitannya dengan brand, selain digunakan untuk mengenalkan sebuah produk agar lebih dikenal, juga digunakan untuk membangun kekuatan merek itu sendiri. Produk-produk yang sudah mapan dan mempunyai citra kuat, menggunakan iklan untuk mempertahankan positioning dan citranya di pelanggan.
Salah satu keuntungan dari iklan adalah menguatkan merek (brand). Merek memang bukan sekedar nama, istilah, tanda, ataupun symbol saja, lebih dari itu, merek merupakan sebuah ”janji” perusahaan untuk secara konsisten memberikan ganmbaran, semangat, dan pelayanan pada konsumen. Kalau dulu jika seseorang membutuhkan atau ingin membeli barang, hanya melihat dari sisi core product utility-nya, atau pun hargautility-nya, kini ada lagi faktor-faktor yang menjadi pertimbangan mereka. Salah satunya adalah merek. Didalam merek ada suatu nilai yang tidak dapat diukur, contohnya adalah nilai emosional, nilai keyakinan, gengsi, dan lain-lain. Begitu pentingnya faktor merek sehingga perusahaan melakukan riset dan pengembangan untuk menemukan dan menanamkan merek dibenak pelanggan. Jika suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sebagai nama, perusahaan tersebut tidak tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya.Merek yang kuat dapat membantu membangun citra perusahaan, memudahkan perusahaan meluncurkan merek-merek baru yang mudah diterima distributor maupun konsumen atau masyarakat.
Merek memiliki kekuatan dan ekuitas. Beberapa indikatornya adalah (Kotler, 2001:577) brand awreness (kesadaran merek), yang biasa diukur berdasarkan ingatan atau pengakuan atas merek tersebut. Diatas itu ada merek yang memiliki tingkat penerimaan merek (brand Acceptabilty) yang tinggi, ddimana pelanggan umumnya tidak
(15)
akan menolak untuk membelinya. Kemudian ada pula merek yang menikmati tingkat preferensi merek (Brand preference) yang tinggi. Merek-merek ini akan dipilih di atas yng lainnya. Akhirnya ada merek yang memiliki tingkat kesetiaan merek yang tinggi
(brand loyalty).
Salah satu produk minuman yang dikenalkan melalui iklan adalah produk hemaviton jreng,extra jos dll.Agar dapat tetap bersaing maka hemaviton jreng selain faktor merek melakukan inovasi baru yaitu dengan menciptakan hemaviton jreng dengan rasa aneka buah-buahan. Target pasarnya adalah para remaja yang sangat gemar akan hal-hal yang baru.
Akan tetapi penjualan Hemaviton Jreng menurun pada tahun 2008, hal ini mengindikasikan turunnya minat beli. Oleh karena itu hemaviton jreng menduduki peringkat keempat, dan kita bisa lihat dari data penjualan Produk Farmasi sebagai berikut :
PERINGKAT PRODUK 2007 2008
1. Extra joss 729.730 308.037
2. Promag 269.670 271.795
3. Bodrex 201.112 177.441
4. Hemaviton jreng 231.296 159.495
(16)
Penurunan iklan Hemaviton Jreng masih kurang dibandingkan produk lain yang sejenis. Hal ini dilihat dari besarnya belanja iklan extra jos dibandingkan hemaviton jreng(Taufig:2007).
Iklan cenderung mempunyai pengaruh utama pada perilaku konsumen dan perkembangan iklan yang makin kreatif tersebut menjadikan makin bervariasinya tayangan iklan dan bisa menjadi hiburan tersendiri
Terdapat tiga yang mempengaruhi minat beli sebagaimana teori yang disampaikan oleh Kotler (2000;116) bahwa dalam desain pesan iklan yang terdiri dari isi pesan, format pesan dan sumber pesan sebagai komunikasi yang efektif guna meningkatkan penjualan.
Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen yang dikemukakan oleh Lutz (1995). Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap terhadap iklan, minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Edell(1989): Mackenzie, Lutz dan belch (1986) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan.
(17)
Definisi Menurut Kotler(2001:153) iklan adalah ”Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non-pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa”.
Lebih lanjut, iklan menurut Tjiptono(1998:226) adalah ”Bentuk komunikasi langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan meubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.
Aaker (1997:210) berpendapat bahwa dalam suatu proses pengambilan keputusan cenderung dipengaruhi oleh asosiasi merek (brand). Merek adalah nama, istilah, lambang, atau desain atau gabungan dari semua yang diharapkan dapat mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual dan membedakannya dari milik pesaing.
Dari uraian beberapa hal tersebut diatas, menarik minat penulis untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : ”Pengaruh iklan dan merek terhadap minat beli hemaviton jreng di wilayah Surabaya.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka dapat dikemukakan perumusan masalah :
1. Apakah ada pengaruh iklan terhadap minat beli ”hemaviton jreng” di wilayah Surabaya ?
2. Apakah ada pengaruh merek terhadap minat beli ”hemaviton jreng” di wilayah Surabaya ?
(18)
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh iklan terhadap minat beli ”hemaviton jreng” di wilayah Surabaya.
2. Untuk menganalisis pengaruh merek terhadap minat beli ”hemaviton jreng” di wilayah Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan.
Hasil penelitian diharapkan berguna bagi perusahaan untuk mengevaluasi dan memperbaiki mengukur sejauh mana iklan dan merek hemaviton jreng dalam membentuk minat beli konsumen.
2. Bagi Univertas
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah kepustakaan, khususnya UPN Veteran Surabaya sehingga terdapat tambahan refrensi sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Bagi Peneliti.
Sebagai bahan pembanding serta peluang untuk menerapkan ilmu dan teori-teori yang telah penulis dapatkan selama masa perkuliahan dalam praktek dan kenyataan yang berlaku.
(19)
7
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini antara lain:
1. Penelitian oleh Hanif Mauludin (2007) yang meneliti tentang “ Pengaruh pesan iklan menggunakan media televisi terhadap minat konsumen”. Tujuan penelitian untuk mempelajari atau untuk mengetahui bagaimana pengaruh pesan iklan yang ditinjau dari isi pesan, format pesan, dan sumber pesan terhadap minat konsumen. Penelitian menggunakan metode survey. Obyek penelitian terdahulu digunakan 150 responden pengguna produk kartu prabayar dari berbagai provider digunakan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian objek penelitian biasa memenuhi atau senada dengan kajian penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian yang digunakan adalah Riset Eksploratoris yang menganalisis hubungan antar peubah-peubah yang telah dirumuskan untuk menguji hipotesis. Metode analisis data dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Selanjutnya untuk menguji hipotesis dan menjaeab tujuan penalitian digunakan regresi berganda. Hasil penelitian menyimpulkan; Iklan merupakan salah satu sarana komuikasi pemasaran. Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat melalui suatu media. Selanjutnya konsumen
(20)
akan memperhatikan,memahami, menafsirkan dan merespon iklan tersebut dan pada akhirnya menimbulkan minat untuk melakukan pembelian. Minat konsumen ini merupakan akibat penilaian konsumen terhadap unsure-unsur yang ada di dalam iklan (Respon kognitif). Selanjutnya penilaian itu melibatkan emosi atau persaan dalam diri konsumen terhadap iklan tersebut. Untuk sampai pada suatu respon pembelian sebagai pengaruh dari iklan,konsumen mengalami beberapa proses yaitu mengetahui isinya mengingat pesannya, mempunyai citra yang baik pada iklan itu, mempunyai niat membeli dan akhirnya membeli produk yang diiklankan.
Hasil penelitian ini mendukung teori-teori yang dijelaskan bahwa pesan iklan dapat mempengaruhi minat konsumen, karena pesan ikln dapat mengundang perhatian (Attention), mempertahankan minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan memperolah tindakan (action). Dalam praktiknya beberapa pesan iklan dapat membawa konsumen dari tahap kesadaran sampai ke tahap pembelian.Variabel beserta indikatornya diukur dalam skala interval dengan teknik semantic defferensial scale. Persamaan penelitian ini adalah mengkaji variable iklan dalam menimbulkan aksi pembelian konsumen.
Sedangkan perbedaan terletak pada produk serta metode analisis data sekarang menggunakan Chi-square selain itu penelitian ini menggunakan sampel di Surabaya, yang diambil secara random, dengan menggunakan pendekatan analisis SEM. Selain itu juga penelitian ini berbeda karena menyertakan variabel laten lain yaitu merek.
(21)
2. Penelitian oleh Maklon Felipus K. (2008) yang meneliti tentang pengaruh pembelanjan periklanan dan promosi harga pada ekuitas merek. Obyek penelitian terdahulu adalah produk notebook merek Toshiba, Compaq, acer, dan Hp sedangkan pada penelitian ini adalah produk hemaviton jreng. Penelitiannya sama-sama menggunakan metode survey. Hasil penelitian mengungkapkan; brand equity dianggap sebagai bagian penting dalam penglolahan merek, karena ekuitas merek memberikan beberapa manfaat bagi suatu perusahaan. Sebagai contoh tingkat ekuitas merek yang tinggi diketahui mengarah pada tingginya preferensi dan kemauan membeli konsumen. Penelitian ini salah satunya meneliti merek dengan tujuan untuk mendapatkan bukti empiris dari signifikansi pengaruh variable bebas dan variable terikat. Penelitian terdahulu juga menggunakan model pengaruh untuk menguji signifikansi terhadap ekuitas merek.
(22)
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Iklan
2.2.1.1 Pengertian Iklan dan Fungsi Iklan
Iklan adalah salah satu sarana komunikasi pemasaran. Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat melalui suatu media. Lebih dari itu iklan juga diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Pada akhirnya iklan bias memelihara citra produk bahkan perusahaan di benak konsumen.Hanif.Mauludin (2007:274).
Jadi peiklanan adalah salah satu kegiatan dalam marketing yang bertujuan menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkannya. Dengan demikian kegiatan periklanan adalah sangat luas sekali, yaitu mulai penanyangan iklan dalam televise, surat kabar dan sebagainya.
Dalam melaksanakan periklanan hendaknya perusahaan dapat memilih media dan merangkai kata-kata yang menarik sehingga konsumen mempunyai keinginan untuk membeli produk tersebut. Banyak perusahaan yang tumbuh semakin menambah persaingan, dimana konsumen disodori berbagai macam produk dengan segala kelebihannya baik mengenai kegunaannya, kualitas serta harga yang terjangkau oleh konsumen.
Menurut Frank Jefkins (1995:5) Pengertian periklanan adalah sebagai berikut : ”periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semrah-murahnya”. Definisi lain
(23)
diberikan oleh Prenada (2004:3)mengenai periklanan sebagai berikut : “komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massai seperti televise, radio, Koran, majalah, directmail(pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Selain itu menurut Prenada (2004:15) periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli.
Peran, arti penting dalam riset periklanan menurut Erlangga (2003:56) adalah sebagai berikut :
a. Proses Pengembangan Iklan
Semakin cepat suatu iklan yang tidak efektif ditemukan, semakin sedikit waktu, usaha, dan sumber keuangan yang akan terbuang. Sebaliknya yang efektif memungkinkan para pemasar untuk mempercepat proses perkembangan sehingga iklan-iklan dapat menghasilkan pengembalian atas investasi secepat mungkin.
b. Efektivitas Periklanan
Pengukuran efektivitas periklanan akan menjadi kurang bernilai apabila potensi iklan itu untuk menghasilkan volume penjualan meleset jauh. c. Kepercayaan
Periklanan dapat dipercaya apabila percobaan yang diulang memberikan hasil yang sama. Ukuran itu baik untuk memprediksi kinerja pasar yang sebenarnya.
(24)
d. Waktu
Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menilai efektivitas periklanan dan semakin mahal harganya, semakin kurang bernilai system pengukuran itu.
Selain itu fungsi dari periklanan adalah sebagai berikut : a. Memberikan informasi
Periklanan dapat memberikan informasi yang lebih besar, baik tentang harganya, baik konsumen tidak mengetahui tentang barang, dengan demikian periklanan dapat menambah nilai jual terhadap suatu produk. b. Membujuk atau mempengaruhi
Periklanan tidak berfungsi untuk memberitahukan saja, tetapi juga
mempunyai fungsi membujuk terutama pada calon-calon pembeli potensial, misalnya dengan mengatakan bahwa suatu produk lebih baik daripada produk lainnya.
c. Menciptakan Kesan
Dengan periklanan, maka orang akan memberikan suatu penilaian terhadap apa yang diiklankan.
d. Sebagai alat komunikasi
Periklanan adalah salah satu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.
(25)
2.2.1.2 Tujuan Iklan
Menurut Frank Jefkins (1995:17) dalam kaitannya dengan tujuan periklanan secara keseluruhan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap-sikap-sikap-sikap konsumen. Tujuan periklanan komersial adalah membujuk khalayak untuk membeli produk A, bukannya produk B, atau mempromosikan kelanjutan perilaku membeli produk A untuk seterusnya (diasumsikan bahwa konsumen tidak akan membeli produk A dan produk b sekaligus).
2.2.1.3 Materi Pesan Iklan
Dalam pendapatnya hanif Mauludin (2007:280) mengatakan bahwa pesan iklan dapat mempengaruhi minat konsumen dan terdiri dari beberapa indikator yaitu :
a. Attention (perhatian)
Yaitu isi, maupun penyajian iklan memiliki daya tarik sesuai target konsumen yang dicapai sehingga memberikan rangsangan terhadap indra konsumen untuk mengetahui isi iklan.
b. Interest (minat)
Iklan memberikan dorongan terhadap minat konsumen untuk mengetahui tentang detail produk atau informasi yang menyangkut produk tersebut. c. Desire (kebutuhan/keinginan)
Iklan dapat mendorong konsumen untuk mencoba suatu produk yang didasarkan pada informasi yang diterima sdari iklan.
(26)
d. Action (tindakan)
Informasi pada iklan dapat memberikan stimulus tindakan langsung untuk melakkukan pembelian terhadap suatu produk.
2.2.2 Merek
2.2.2.1 Pengertian Merek
Merek adalah nama, istilah, lambang, atau desain atau gabungan dari semua yang diharapkan dapat mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual dan membedakannya dari milik pesaing.
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada saat mereka membutuhkan. Dengan mempelajari minat beli konsumen dan kemudian mengidentifikasinya untuk mengadakan segmentasi pasar.
Aaker (1997:210) berpendapat bahwa dalam suatu proses pengambilan keputusan cenderung dipengaruhi oleh asosiasi merek (brand).
Sedangkan Erlangga (2003:298) memberikan pengertian bahwa merek adalah rancangan unik perusahaan, atau merek dagang (trade mark), yang membedakan penawarannya dari kategori produk pendatang lain. Dan P. Kotler (2002:460) Pada hakikatnya, merek mengidentifikasikan penjual atau pembuat. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau simbol lain.
(27)
Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa merek merupakan suatu nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain (rancangan), warna, gerak, atau kombinasi atribut produk lainnya yang memberikan identitas untuk suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa rata-rata, gambar, atau kombinasi dari seseorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.
2.2.2.2 Penggolongan merek
Merek yang kuat sebenarnya mewakili sekelompok pelanggan setia. Aaker membedakan sikap pelanggan terhadap merek dari tingkat terendah sampai paling tinggi yakni :
a. Pelanggan yang akan mengganti merek terutama karena alasan harga. b. Pelanggan puas dan tidak ada alasan untuk berganti merek.
c. Pelanggan puas dan merasa rugi bila berganti merek.
d. Pelanggan menghargai merek tersebut dan menganggapnya sebagai teman, dan
e. Pelanggan terikat pada merek tersebut.
Selain itu menurut P.Kotler (2002:460) merek dapat memiliki enam level pengertian :
a. Atribut: mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
b. Manfaat: Atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.
(28)
c. Nilai: Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. d. Budaya: Merek juga mewakili budaya tertentu
e. Kepribadian: Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu.
f. Pemakai: Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
2.2.2.3 Faktor-Faktor dalam Pemilihan Merek
Bagaimana kecilnya merek yang telah kita pilih mempunyai pengaruh terhadap kelancaran penjualan, sehingga untuk itu perusahaan hendaknya dapat menetapkan merek yang dapat menimbulkan kesan yang positif.
a. Mudah diingat maksudnya agar langganan atau calon konsumen mudah untuk mengingatnya.
b. Menimbulkan kesan positif maksudnya dalam memberikan merek atau cap harus dapat diusahakan yang dapat menimbulkan positif terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
c. Tempat untuk promosi maksudnya apabila cap atau merek tersebut sebaiknya dipilihkan yang bilamana dipakai untuk promosi sangat baik.
(29)
Menurut Aaker (1996:73) mengajukan beberapa indikator antara lain : a. kepribadian merek.
Merek yang dibangun sesuai dan dapat mencerminkan kepribadian sehingga dapat menimbulkan perasaan yang berbeda ketika mengkonsumsi produk tersebut.
b. Penggunaan merek
Merek produk mencerminkan dari kegunaan dan fungsi dari produk tersebut dibenak konsumen ketika disebutkan, selain itu juga menggambarkan fungsi pengingat pada produk tersebut.
c. Hubungan pelanggan dengan merek
Merek mampu memberikan pengakuan diri dan identitas yang dapat ditunjukkan sehingga pemakainya merasa berbeda dari produk-produk lain yang sejenis.
d. Manfaat ekspresi
Merek produk tersebut menggambarkan keinginan yang ingin ditonjolkan oleh konsumen, sehingga mengkonsumsi produk tersebut seakan terwakili dan terpuaskan keinginannya.
e. Asosiasi organisasi
Merek dapat mencerminkan tingkat keandalan dan kualitas produk f. Manfaat emosional
(30)
Merek produk memiliki kedekatan secara emosional terhadap konsumennya. g. Country of origin
Merek juga mencerminkan kemampuan produsen untuk menyediakan produk tersebut secara luas, sehingga dapat menambah keyakinan akan pelayanan yang diberikan perusahaan.
2.2.3 Minat Beli
2.2.3.1 Pengertian Minat Beli
Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman terhadap perilaku konsumen karena minat beli adalah salah satu tahap dalam perilaku membeli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan faktor penting untuk proses perilaku pembeli secara keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu daya beli individu, pengaruh dari lingkungannya serta pendapat pribadi.
Metha (1994) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Minat beli menurut Howard 1994 (Durianto & Liana,2004) adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
(31)
Minat beli menurut Kinnear dan Taylor (dalam Thamrin,2003) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
2.2.3.2 Indikator Minat Beli
Menurut Ferdinand (2006:243) minat beli mempunyai beberapa indikator yaitu :
a. Intensitas pencarian informasi
Orang yang intesif mencari informasi mengenai suatu produk akan mengakibatkan tingginya minat beli produk yang dicari informasinya. b. Keinginan segera membeli
Orang yang berkeinginan segera membeli suatu produk akan mengakibatkan tingginya minat untuk membeli produk yang diingininya.
c. Keinginan Preferensial
Orang yang bepreferensi membeli suatu produk tertentu akan mengakibatkan tingginya minat untuk membeli produk yang dipreferensikannya itu.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa ”indikator” yang diatas sangat boleh jadi merupakan indikator sesungguhnya yang dapat menggambarkan atau menunjukkan indikasi adanya minat beli yang ingin diketahui.
(32)
2.2.4 Pengaruh antara iklan terhadap minat beli
Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap minat beli, Terdapat tiga yang mempengaruhi minat beli sebagaimana teori yang disampaikan oleh Kotler (2000;116) bahwa dalam desain pesan iklan yang terdiri dari isi pesan, format pesan dan sumber pesan sebagai komunikasi yang efektif guna meningkatkan penjualan.
Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen yang dikemukakan oleh Lutz (1995).
Definisi Menurut Kotler(2001:153) iklan adalah ”Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non-pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa”.
Lebih lanjut, iklan menurut Tjiptono(1998:226) adalah ”Bentuk komunikasi langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan meubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.
2.2.5 Pengaruh antara merek dengan minat Beli
Aaker (1997:210) berpendapat bahwa dalam suatu proses pengambilan keputusan cenderung dipengaruhi oleh asosiasi merek (brand). Merek adalah nama, istilah, lambang, atau desain atau gabungan dari semua yang diharapkan
(33)
dapat mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual dan membedakannyadari milik pesaing.
Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap terhadap iklan, minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Edell(1989): Mackenzie, Lutz dan belch (1986) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh Shim (2003:299) tentang merek antara lain merek yang kuat menghasilkan volume penjualan dan pendapatan yang konsisten dari tahun ke tahun, merek yang kuat meminta harga yang lebih tinggi dan marjin kotor yang lebih besar, merek yang solid menyediakan kerangka untuk pengenalan merek-merek baru
Dari uraian diatas dan teori-teori yang ada dapat disimpulkan iklan dan merek berpengaruh positif terhadap minat beli. Hal ini dapat didukung oleh teori diatas.
(34)
2.2.6 Kerangka Konseptual Gambar 2.3:
Minat Beli (Y)
Merek (X2) Iklan (X1)
(35)
2.2.7 Hipotesis
Dari kerangka pikir diatas selanjutnya dapat diajukan hipotesis penelitian yaitu:
a. Ada pengaruh positif yang signifikan iklan terhadap minat beli Hemavition Jreng di Surabaya.
b. Ada pengaruh positif yang signifikan merek terhadap minat beli Hemaviton Jreng di Surabaya.
(36)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan pengukuran variable 3.1.1 Definisi Operasional
Secara operasional variable penelitian ini terdiri dari : a. Variabel bebas :
Variabel bebas penelitian ini adalah 1. Iklan (X1)
Upaya perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara, atau kombinasi dari semua itu diarahkan pada masyarakat secara luas dan tidak langsung. Iklan di dasarkan pada indicator
X11 Attention
Yaitu isi, maupun penyajian iklan memiliki daya tarik sesuai target konsumen yang dicapai sehingga memberikan rangsangan terhadap indra konsumen untuk mengetahui isi iklan.
X12 interest
Iklan memberikan dorongan terhadap minat konsumen untuk mengetahui tentang detail produk atau informasi yang menyangkut produk tersebut.
(37)
X13 desire
Iklan dapat mendorong konsumen untuk mencoba suatu produk yang didasarkan pada informasi yang diterima sdari iklan.
X14. Action
Informasi pada iklan dapat memberikan stimulus tindakan langsung untuk melakkukan pembelian terhadap suatu produk.
2. Merek (X2)
Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau gabungan semua Yang diharapkan mengindentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk milik pesaing. Merek disusun dari indikator :
X2.1 kepribadian merek
Merek yang dibangun sesuai dan dapat mencerminkan kepribadian sehingga dapat menimbulkan perasaan yang berbeda ketika mengkonsumsi produk tersebut.
X2.2 penggunaan merek
Merek produk mencerminkan dari kegunaan dan fungsi dari produk tersebut dibenak konsumen ketika disebutkan, selain itu juga menggambarkan fungsi pengingat pada produk tersebut.
(38)
X2.3 hubungan pelanggan dengan merek
Merek mampu memberikan pengakuan diri dan identitas yang dapat ditunjukkan sehingga pemakainya merasa berbeda dari produk-produk lain yang sejenis.
X2.4 manfaat ekspresi
Merek produk tersebut menggambarkan keinginan yang ingin ditonjolkan oleh konsumen, sehingga mengkonsumsi produk tersebut seakan terwakili dan terpuaskan keinginannya.
X2.5 asosiasi organisasi
Merek dapat mencerminkan tingkat keandalan dan kualitas produk X2.6 manfaat emosional
Merek produk memiliki kedekatan secara emosional terhadap konsumennya. X2.7
b. Variabel terikat yaitu minat beli (Y) country of origin (ketersediaan)
Merek juga mencerminkan kemampuan produsen untuk menyediakan produk tersebut secara luas, sehingga dapat menambah keyakinan akan pelayanan yang diberikan perusahaan.
Merupakan perintah dari dalam diri pembeli untuk membeli produk dengan merek yang sedang di informasikan atau kemungkinan melakukan tindakan lain yang ada hubungannya dengan pembelian (Kotler,2000:8) terdiri dari :
(39)
Y1 Intesitas Pencarian Informasi
Orang yang intesif mencari informasi mengenai suatu produk akan mengakibatkan tingginya minat beli produk yang dicari informasinya. Y2 Keinginan segara membeli
Orang yang berkeinginan segera membeli suatu produk akan mengakibatkan tingginya minat untuk membeli produk yang diingininya.
Y3 Keinginan Preferensial
Orang yang bepreferensi membeli suatu produk tertentu akan mengakibatkan tingginya minat untuk membeli produk yang dipreferensikannya itu.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang selisih semantik( semantic differential scale) analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.
(40)
Dalam penelitian setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut :
1 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti sangat tidak membenarkan pernyataan yang diberikan.
Jawaban dengan nilai 7 berarti sangat membenarkan pernyataan yang diberikan.
3.2 Populasi dan Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi menurut Ferdinand (2006:223) adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka populasi penelitian ini adalah jumlah seluruh calon konsumen Hemaviton jreng di wilayah Surabaya.
3.2.2 Teknik Penentuan Sampel
Sampel menurut Ferdinand (2006:223) adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Teknik pengambilan sample menggunakan teknik aksidental sampling yaitu memberikan non probabilitas sama terhadap elemen populasi untuk menjadi bagian dari sampel penelitian. maka sampel penelitian ini
(41)
adalah jumlah seluruh calon responden yang ingin membeli Hemaviton Jreng di berbagai daerah yaitu warung, kios, swalayan di wilayah Surabaya Timur.
Menurut Riduwan (2004:62) sampling aksidental ialah teknik penentuan sampel berdasarkan factor spontanitas. Selain itu menurut Ferdinand (2005) pedoman ukuran sampel adalah sebagai berikut :100-200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation, Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi.Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi, Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variable laten. Jumlah sampel adalah jumlah indicator dikali 5-10.Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah jumlah indikator sebanyak 14 dikalikan dengan 8 yang hasilnya adalah 112 sampel.
3.3 Jenis, sumber dan teknik Pengumpulan data 3.3.1 Jenis Data
Jenis data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang digali, dikumpulkan langsung dari sumber penelitian.
3.3.2 Sumber data
Sumber data berasal dari data kuisioner, yaitu data yang dikumpulkan dari angket pertanyaan yang disebarkan kepada responden penelitian.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode kuisioner. Yaitu teknik pengumpulan data dengan menyusun dan membagi daftar
(42)
pertanyaan yang sudah di siapkan alternatif jawaban untuk di bagikan kepada responden dengan harapan akan memperolah informasi yang diinginkan.
3.4 Teknik Analisis
3.4.1 Analisis Statistik Diskriptif
Rangkuman deskriptif yang disusun berdasarkan data dari suatu sampel survey yang mempunyai peranan yang penting, bahkan dapat dinyatakan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam laporan hasil penelitian. Kovarian dari model yang dispesifikasikan atau dihipotesiskan. Jika pada statistic biasanya yang dipentingkan adalah signifikansi atau penolakan Ho seperti pada regresi berganda, maka pada SEM yang diusahakan adalah Ho tidak ditolak.
Spesifikasi model dalam SEM secara garis besar dikelompokkan dalam tiga hal utama. Pertama: spesifikasi model pengukuran yang terdiri dari langkah-langkah definisikan variable laten, definisikan variable teramati, dan definisikan hubungan antara variable laten dengan variable teramati. Kedua: spesifikasi model structural dengan mendefinisikan hubungan antara variable laten. Ketiga: gambarkan diagram lintasan yang merupakan kombinasi model pengukuran dan model struktural.
Estimasi parameter yang dilakukan dalam SEM adalah untuk memperoleh nilai dugan parameter dalam model yang dispesifikasikan dan membentuk matriks
∑(0), sedemikian hingga nilai parameter sedekat mungkin dengan nilai yang ada dalam matriks S (matriks ko dalam Wijanto, varian dari variable teramati). Estimasi terhadap model dapat dilakukan dengan beberapa metode, namun lebih
(43)
umum digunakan metode Maximum Likelihood (ML) dan Weighted Least Square (WLS).
Uji kecocokan dalam SEM dilakukan untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau Goodness of Fit (GOF) antara data dan model. Langkah uji kecocokan ini merupakan langkah yang banyak mengundang perdebatan dan kontroversi (Bollen dan Long, 1993 dalam Wijanto, 2003). Menurut hair et,al. (1995) evaluasi terhadap GOF dilakukan melalui beberapa tingkatan, yaitu: kecocokan keseluruhan model, kecocokan model pengukuran, dan kecocokan model structural. Ukuran GOF serta tingkat penerimaan kecocokan yang seperti berikut:
a. Outliers
Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai – nilai ekstrim baik secara univariate. Pada dasarnya outlier dapat muncul dalam empat kemungkinan, adalah sebagai berikut :
a. Kesalahan prosedur
b. Keadaan yang benar – benar khusus
c. Adanya suatu alasan tetapi peneliti tidak tahu apa penyebabnya d. Outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, yang disebut dengan multivariate outliers.
(44)
a. Statistik Chi-square (χ2) makin kecil makin baik (p>0,05) artinya model makin baik: alat ini merupakan alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit, dan sangat sensitive terhadap jumlah sampel, sehingga penggunaan chi-Square (χ2) hanya sesuai jika sampel berukuran 100 sampai dengan 200, (Hair, et. Al. 1995).
b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation): adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkonpensasi statistic Chi-square (χ2), nilai makin kecil makin baik (≤ 0.08) merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebagai sebuah close fit dari model berdasarkan derajat kebebasan, (Brounce dan Cudeck, 1993).
c. GFI (Goodness of Fit Index); merupakan indeks kesesuaian yang akan menghitung proporsi tertimbang dari varian dalam matriks kovarian sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarian populasi yang terestimasikan, (Bentler, 1993; Tanaka dan Hube, 1989). Nilai GFI berada antara 0,00-1,00;dengan nilai ≥ 0,90 merupakan model yang baik (better fit).
d. AGFI (Adjusted Goodness of Fit), analog dengan koefisien determinasi (R2) pada analisis regresi berganda. Indeks ini dapat disesuaikan terhadap derajat bebas yang tersedia untuk menguji diterimanya model, (Arbuckle,1999). Tingkat penerimaan yang direkomendasi adalah bila AGFI ≥ 0,90 (Hair, et, al. 1995).
e. CMIN/DF (The Minimum Sample Discrepancy Function), umumnya dilaporkan oleh peneliti sebagai salah satu indicator mengukur tingkat fitnya
(45)
sebuah model. CMIN/DF tidak lain adalah satistik χ² relative. Nilai χ² relatif ≤ 2,0 bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari model fit dengan data, (Arbuckle,
(46)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam kuesioner yang telah diberikan. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang berminat mencoba produk Hemaviton Jreng di wilayah Surabaya yang berjumlah 112 orang responden. Serta bersedia mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
Merek Hemaviton jreng yang sudah dikenal masyarakat dengan pengembangan usaha minuman teknologi variasi cita rasa, target, segmen, benefit, dan kemasan. Selain itu Hemaviton Jreng mempunyai pesaing Extra jos oleh karena itu pasar minuman energi adalah pasar yang sangat menarik. Pada tahun 2006 Extra jos menguasai hampir 50% pasar(dari 100%). Diikuti hemaviton jreng 20% lebih.
4.1.2. Profil Responden
Profil Responden digunakan untuk mengidentifikasi sebaran responden berdasarkan gambaran demografik, baik sisi usia, jenis kelamian, pendidikan, lokasi
(47)
maupun perilaku pembelian produk Hemaviton Jreng dilihat dari sisi intensitas pembelian.
Tabel 4.1 : Karakteristik responden berdasarkan Usia, jenis kelamin, pendidikan saat ini, lokasi pengambilan sampel, dan frekuensi pembelian Hemaviton Jreng.
Profil Kriteria n %
Usia > 15-20 tahun 18 16,1%
20-30 tahun 73 65,1%
≥ 30 tahun 21 18,8%
Jumlah 112 100%
Jenis Laki-laki 88 75%
Kelamin Perempuan 28 25%
Jumlah 112 100%
Pendidikan SMP 11 9,8%
SMA 44 39,3%
Diploma- S1 25 22,3%
Lainnya 32 28,6%
Jumlah 112 100%
Lokasi Rumah Makan 12 10,7%
Kampus 47 42%
Warung 46 41,1%
Swalayan 7 6,3%
Jumlah 112 100%
(48)
Dilihat dari sebaran responden menurut usia, maka sampel yang diambil adalah:
a. Antara usia dibawah 15 tahun sampai maksimal 30 tahun keatas. Usia maksimal digunakan sebagai batasan agar pemilihan sampel sesuai dengan target pasar dari hemaviton jreng.
b. Dari sisi usia mayoritas responden berusia 16 – 30 tahun, dengan jumlah sampel mencapai 64,3%. Sisanya merupakan sampel dengan sebaran usia 15 tahun kebawah yaitu 18,8% dan 30 tahun keatas dengan jumlah proporsi 17%.
Sedangkan menurut profil jenis kelamin diperoleh data sebagai berikut :
jumlah responden laki-laki mencapai 75% dari 112 orang sampel yang diambil. Sisanya merupakan responden perempuan.
Menurut pendidikan maka responden dengan pendidikan SMA lebih mendominasi yaitu 39,3%. Hal ini wajar karena target pasar produk Hemaviton Jreng merupakan remaja sehingga sebaran responden menurut kategori pendidikan SMA terbesar.
Dilihat dari tempat lokasi, sampel di ambil di daerah Surabaya Timur. Sampel diklasifikasikan menjadi empat lokasi pengambilan yaitu rumah makan, kampus, warung, swalayan. Jumlah sampel terbesar diambil di lokasi kampus, dengan jumlah sampel mencapai 42%, disusul lokasi warung, rumah makan, dan swalayan.
(49)
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Iklan (X1)
Berdasar hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada responden yang berjumlah 112 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Iklan(X1)
Item Pernyataan Skor Jawaban
1 2 3 4 5 6 7
X1.1 Attention 0
0% 0 0% 2 1.79% 23 20.54% 42 37.5% 33 29.46% 12 10.71 %
X1.2 Interest 0
0% 0 0% 1 0.89% 25 22.32% 47 41.96% 33 29.46% 6 5.36%
X1.3 Desire 0
0% 0 0% 4 3.57% 27 24.11% 36 32.14% 38 33.93% 7 6.25%
X1.4 Action 0
0% 1 0.89% 1 0.89% 27 24.11% 31 27.68% 42 37.5% 10 8.93% Sumber :
a. Bahwa pada item pernyataan X1.1 persentase jawaban responden tertinggi adalah lengkap (skor 5 ) dengan persentase sebesar 37.5%, hal ini mengindikasikan bahwa attention atau daya tarik iklan kepada responden cukup tinggi.
Data diolah
(50)
b. Sedangkan Pada item X1.2 persentase jawaban responden tertinggi adalah (skor 5) dengan persentase sebesar 41.96%, hal ini menunjukan bahwa item interest kepada responden sangat tinggi.
c. Pada Desire (X1.3) dan action (X1.4) mayoritas tanggapan responden sangat baik, hal itu dapat dilihat dari nilai presentase dan frekuensi interval jawaban terbesar berada pada skala interval 4, 5, dan 6.
4.2.2 Deskripsi Merek (X2)
Berdasar hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada responden yang berjumlah 105 responden, diperoleh jawaban sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Variabel Merek (X2)
Item Pernyataan Skor Jawaban
1 2 3 4 5 6 7
X2.1 Kepribadian Merek 0 0% 0 0% 3 2.68% 25 22.32% 43 38.39% 31 27.68% 10 8.93% X2.2 Penggunaan Merek 0
0% 0 0% 0 0% 19 16.96% 41 36.61% 45 40.18% 7 6.25%
X2.3 Hubungan Pelanggan Dengan Merek 0 0% 0 0% 2 1.79% 23 20.54% 40 35.71% 35 31.25% 12 10.71%
(51)
X2.4 Manfaat Ekspresi 0 0% 1 0.89% 2 1.79% 22 19.64% 48 42.86% 31 27.68% 8 7.14%
X2.5 Asosiasi Organisasi 0 0% 0 0% 3 2.68% 31 27.68% 37 33.04% 36 32.14% 5 4.46%
X2.6 Manfaat Emosional 0 0% 0 0% 1 0.89% 29 25.89% 55 49.11% 26 23.21% 1 0.89%
X2.7 Country of Origin (Ketersediaan) 0 0% 0 0% 0 0% 30 26.79% 47 48.96% 28 25% 7 6.25% Sumber : Data diolah
Berdasar tabel diatas diketahui jawaban responden tampak bahwa frekuensi jawaban 5 dan 6 memiliki prosentase distribusi yang sangat besar. Hal ini memberikan gambaran awal bahwa responden yang dipilih memiliki persepsi merek Hemaviton Jreng sangat baik.
(52)
4.3 Deskripsi Minat Beli (Y)
Berdasar hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 105 perusahaan diperoleh jawaban sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Variabel Minat
Beli (Y)
Item Pernyataan Skor Jawaban
1 2 3 4 5 6 7
Y1 Intesitas Pencarian Informasi 0 0% 1 0.89% 0 0.89% 23 20.54% 33 29.46% 45 40.18% 9 8.04% Y2 Keinginan segera
membeli 0 0% 0 0% 1 0.89% 21 18.75% 41 36.61% 41 36.61 8 7.14% Y3 Keinginan
preferensial 0 0% 1 0,89% 3 2.68% 21 18.75% 42 37.5% 40 35.71% 5 4.46%
Sumber : Data diolah
Berdasar tabel diatas diketahui bahwa intensitas pencarian informasi, keinginan segera membeli dan keinginan preferensial atau daya tarik minat beli kepada responden sangat baik, hal ini dapat dilihat dari nilai presentase dan frekuensi interval jawaban terbesar berada pada skala interval 5 dan 6.
(53)
4.4 Uji Outliers Multivariate
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat
sangat berbeda jauh dari obervasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi ( Hair, 1998 ).
Uji outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak
Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada table berikut :
Tabel 4.5 Uji Outliers Multivariate
Uj i Out lier Mult iv ar iat e
Residuals St at ist ics ( a)
Minim um Max im um Mean
St d.
Dev iat ion N Pr edict ed Value 31.930 78.243 56.500 9.424 112 St d. Predict ed Value - 2.607 2.307 0.000 1.000 112 St andar d Err or of Predict ed Value 7.452 17.874 12.030 1.825 112 Adj ust ed Predict ed Value 31.077 88.938 56.352 10.851 112
Residual - 63.134 63.256 0.000 31.078 112
St d. Residual - 1.899 1.903 0.000 0.935 112 St ud. Residual - 1.949 1.997 0.002 1.004 112 Delet ed Residual - 69.938 69.923 0.148 35.929 112 St ud. Delet ed Residual - 1.978 2.029 0.002 1.009 112 Mahalanobis Dist ance [ MD] 4.586 3 1 .0 9 3 13.875 4.537 112
Cook 's Dist ance 0.000 0.070 0.011 0.012 112 Cent er ed Lev er age Value 0.041 0.280 0.125 0.041 112 ( a) Dependent Var iable : NO. RESP
(54)
Sumber : Lampiran
Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak
Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan
menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square
pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers. Nilai χ20.001 dengan
jumlah indikator 14 adalah sebesar 36.123.
Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 31.093 yang berarti lebih kecil dari χ2 tabel 36.123 tersebut. Dengan demikian, tidak terdapat multivariate outliers.
4.5 Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha digunakan untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala (variable atau observasi indikator). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :
(55)
Hasil pengujian reliability consistency internal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.6 : Uji Reliability Consistency Internal
Konst r ak I ndik ator I t em t o Tot al Cor r elat ion
Koefisien Cr onbach's Alpha
Adver t ising
X11 0.522
0.029
X12 0.477
X13 0.454
X14 0.567
Br and
X21 0.474
t a
X22 0.276
X23 0.398
X24 0.368
X25 0.391
X26 0.312
X26 0.331
Pur chase I nt ent ion
Y1 0.503
t a
Y2 0.424
Y3 0.424
: t er elim inasi
Sumber : Lampiran
Proses eliminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya <0,5 [ Purwanto, 2003 ]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation
indicator belum seluruhnya ≥0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach’s alpha. Perhitungan cronbach’ dilakukan setelah proses eliminasi.
Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap konstruk di atas menunjukan hasil kurang baik terlihat dari koefisein Cronbach’s Alpha yang diperoleh
belum seluruhnya memenuhi rules of tumbs yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 ( Hair et al, 1998 )
(56)
4.6 Uji Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent
variable. Hasil analisis tampak pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.7 : Uji Validitas
St andar dize Fak t or Loading dan Constr uct dengan Confir m at or y Fact or Analy sis Konst r ak I ndik ator
Fak t or Loading
1 2 3 4
Adver t ising
X11 0.069
X12 - 0.056 X13
0.167
X14 0.757
Br and X21 0.998
Pur chase I nt ent ion
Y1
0.997
Sumber : Lampiran
Berdasar hasil confirmatory analysis terlihat bahwa factor loadings masing-masing butir pernyataan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5 sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik.
(57)
4.7 Uji Construct Reliability dan Variance Extrated
Selain melakukan pengujian konistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian Construct Reliability dan Variance Extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur uatu pengukuran yang sama. Adapun hasil dari pengujian construct reliability dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8 : Uji Construct Reliabilty dan Variance Extracted
Konst r ak I ndik ator
St andar dize Fact or Loading
SFL
Kuadr at Error [εj]
Const r uct Reliabilit y
Var iance Ex t r at ed
Adver t ising
X11
0.069 0.005 0.995
0.206 0.152 X12
- 0.056 0.003 0.997
X13 0.167 0.028 0.972
X14 0.757 0.573 0.427
Br and X21 0.998 0.996 0.004 0.996 0.996
Pur chase I nt ent ion
Y1
0.997 0.994 0.006 0.994 0.994
Ba t a s D a pa t D it e r im a ≥ 0,7 ≥ 0,5
(58)
Selain melakukan pengujian konistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.
Hasil pengujian reliabilitas instrument dengan construct reliability dan variance
extracted menunjukan instrument cukup reliable, yang ditunjukan dengan nilai construct
reliability belum seluruhnya ≥ 0,70 . Meskipun demikian angka tersebut bukanlah
sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat explatory, maka nilai dibawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan-alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi, dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.
4.8 Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan skewnes value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r multivariate diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut :
(59)
Tabel 4.9 Uji Normalitas
Sumber : Lampiran
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-Value. Bila nilai –Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [ 1% ] yaitu sebesar ± 2,58.
Hasil uji menunjukan bahwa nilai c.r. Multivariate di luar ± 2,58 itu berarti
asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti
dikatakan oleh Bentler & Chou (1987) bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation (MLE) walau distribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.
Var iable m in m ax k ur t osis c.r . X11
3 7 - 0.616 - 1.331
X12 3 7 - 0.531 - 1.147
X13 3 7 - 0.680 - 1.468
X14
2 7 - 0.305 - 0.659
X21 3 7 - 0.535 - 1.155
Y1
2 7 - 0.007 - 0.015
M u lt iv a ria t e
3.021 1 .6 3 2
(60)
4.9 Analisis Model One – Step Approach to SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar oleh terjadinya interkasi antara
measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one step
approach to SEM).
One step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi
teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik (Hair et al,1998).
Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit dibawah ini :
Gambar 4.1
Sumber
MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Advertising, Brand, & Purchase Intention Model Specification : One Step Approach - Base Model
1 Advertising X11 er_1 X12 er_2 1 1 X13 er_3 1 X14 er_4 1 1 Brand X21 er_5 X22 er_6 X23 er_7 X24 er_8 X25 er_9 X26 er_10 1 1 1 1 1 1 Puchase Intention Y1 0,005 er_12 Y2 er_13 Y3 er_14 1 1 1 1 0,005 d_pi 1 X27 er_11 1 : Lampiran
(61)
Tabel 4.10 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Ev aluasi Kr it er ia Goodness of Fit I ndices
Kr it er ia Hasil Nilai Kr it is Ev aluasi Model Cm in/ DF 0.929 ≤ 2,00 baik Pr obabilit y 0.654 ≥ 0,05 baik RMSEA 0.000 ≤ 0,08 baik GFI 0.920 ≥ 0,90 baik AGFI 0.890 ≥ 0,90 k ur ang baik
TLI 1.069 ≥ 0,95 baik CFI 1.000 ≥ 0,94 baik
(62)
Terlihat dari Tabel Goodness of Fit Indice bahwa one step base model ternyata dari semua criteria goodness of Fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model masih perlu dimodifikasi sebagaimana terdapat dibawah ini :
Gambar 4.2
Sumber
MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Advertising, Brand, & Purchase Intention Model Specification : One Step Approach - Eliminasi
1 Advertising X11 er_1 X12 er_2 1 1 X13 er_3 1 X14 er_4 1 1 Brand X21 0,005
er_8 1 1
Puchase Intention Y1 0,005 er_13 1 1 0,005 d_pi 1 : Lampiran
(63)
Tabel 4.11 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indice
Ev aluasi Kr it er ia Goodness of Fit I ndices
Kr it er ia Hasil Nilai Kr it is Ev aluasi Model Cm in/ DF 1.173 ≤ 2,00 baik Pr obabilit y 0.303 ≥ 0,05 baik RMSEA 0.039 ≤ 0,08 baik GFI 0.965 ≥ 0,90 baik AGFI 0.927 ≥ 0,90 baik TLI 0.972 ≥ 0,95 baik CFI 0.981 ≥ 0,94 baik
Sumber : Lampiran
Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan kaual antar variabel dalam model sebagaimana terdapat dibawah ini.
(64)
4.10 Uji Kausalitas
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix:
2.210.698.259 > 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolonierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini :
Tabel 4.12 Hasil Uji Kausalitas
Ust d St d
Pr ob. Fak t or Fak t or Est im at e Est im at e
Puchase_I nt ent ion Adver t ising 0.976 1.005 0.000
Puchase_I nt ent ion Br and - 0.071 - 0.073 0.377
Bat as Signifik ansi ≤ 0,10
Sumber
a. Faktor Advertising berpengaruh positif terhadap Factor Purchase Intention, dapat diterima [Prob. Kausalnya 0,000≤ 0,10 [signifikan [positif].
: Lampiran
Dilihat dari tingkat Prob. Arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :
(65)
b. Faktor Brand berpengaruh positif terhadap Factor Purchase Intention, tidak dapat diterima [Prob. Kausalnya 0,377 > 0,10 [tidak signifikan [negatif].
Sumber : diolah
4.11 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian diatas menunjukkan iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat beli. Hal ini memberikan gambaran empiris bahwa iklan walaupun secara tidak langsung tidak menghasilkan tindakan pembelian, namun bisa memberikan pembelajaran pasif dalam bentuk ingatan akan informasi produk, sehingga ketika proses pembelian berlangsung maka ingatan pasif tersebut akan berdampak pada pilihan yang akan diambil konsumen.
Selain itu hasil penelitian ini memberikan bahwa merek mempunyai pengaruh positif tetapi tidak dapat diterima (tidak signifikan) terhadap minat beli Hemaviton Jreng di wilayah Surabaya.
(66)
Dari pengujian analisis factor di dapatkan bahwa 14 indikator yang digunakan dalam penelitian ini membentuk tiga faktor, sebagaimana model yang diajukan dalam penelitian yaitu iklan untuk loading pertama, merek factor loading kedua, dan interest buying untuk faktor loading ketiga.
Model iklan Dalam pendapatnya Hanif Mauludin (2007:280) memberikan
attention atau menumbuhkan perhatian pada obyek pesan, interest atau menumbuhkan
ketertarikan, desire atau menimbulkan hasrat bagi konsumen terhadap isi pesan yang disampaikan, dan action bias menimbulkan efek pembelian. Model pengukuran dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis validitas dan realibilitas menunjukkan bahwa item dalam instrument yang didasarkan konsep Gazali (1995) tersebut sesuai dengan fakta yang ada. Keempat factor tersebut mempunyai loading factor yang signifikan dalam menyusun factor iklan Hemaviton jreng.
Attetion dalam iklan adalah bentuk penyajian, visualisasi yang kreatif. Iklan yang
baik harus memberikan rangsangan kepada penonton, pembaca, maupun pendengar untuk bersedia baik secara sadar atau tidak sadar untuk memberikan perhatiannya untuk menangkap pesan iklan tersebut. Agar iklan bisa menghadirkan minat ketertarikan perhatian konsumen maka struktur iklan harus divisualisasikan berdasarkan ide kreatif yang berkaitan dengan ketertarikan target pasarnya. Dengan begitu iklan akan bisa menghadirkan dorongan kuat terhadap konsumen untuk dengan sadar meluangkan waktu untuk melihat isi iklan dan pesan iklan tersebut.
(67)
Interest merupakan tahapan lanjutan ketika pembaca, pemirsa, maupun pendengar iklan telah memiliki atensi terhadap suatu iklan. Iklan dituntut untuk memberikan informasi-informasi pesan yang terkait dengan kebutuhan target pasarnya. Selain itu iklan juga harus menonjolkan sisi keunggulan dari produk yang ditawarkan dari produk yang lain sehingga selain akan berdampak terhadap ketertarikan penonton terhadap produk juga akan berdampak pada desire atau hasrat penerima pesan iklan untuk ingin mengetahui dan mencoba produk tersebut.
Iklan adalah bagaimana penerima iklan bias melakukan tindakan pembelian. Iklan yang baik juga harus menghadirkan action. Walaupun dampak iklan tidak biasa dalam bentuk action langsung, setidaknya iklan harus menanamkan ingatan, sehingga ketika terjadi proses pembelian maka penerima iklan akan mengingat produk dan merek berdasarkan pesan yang diterima ketika menonton, membaca atau mendengar iklan tersebut.
Sedangkan konsep merek yang di dasarkan pada teorinya Temporal (2001) bahwa merek penting bagi konsumen disebabkan oleh faktor-faktor seperti kesesuaian dan persamaan dengan kepribadian konsumen. Kegunaan merek bagi konsumen. Merek mengatakan, dan memberikan pengakuan jati diri konsumen, merek mampu mewujudkan apa yang diinginkan konsumen, merek memberikan kehandalan, kedekatan, dan merek juga mencerminkan tingkat ketersediaan dari produk tersebut. Pengujian baik dengan validitas maupun reliabilitas menunjukkan bahwa konsep tersebut dapat dipertanggungjawabkan validitas dan reliabilitas pengukurannya terhadap merek Hemaviton Jreng.
(68)
Merek dibangun berdasarkan identifikasi siapa pasar target utamanya dan bagaimana positioning produk tersebut. Positioning merupakan konsep yang yang akan digunakan perusahaan untuk menggambarkan produk tersebut dicitrakan sebagai apa. Sebagaimana hasil penelitian ini merek yang didasarkan pada konsep positioning harus memperhitungkan kepribadian, keinginan dan kedekatan dengan target pasarnya. Seperti pada hemaviton jreng merek yang dibangun di dasarkan pada target pasarnya yaitu remaja yang sedang mengalami pencarian jati diri. Pada perilaku remaja dicirikan sebagai sosok yang sedang menyukai tantangan baru. Hemaviton jreng adalah sesuatu yang baru yang bisa memberikan kejutan baik rasa maupun sensasi bagi peminumnya.
Selain itu merek juga harus mencerminkan kegunaan, keandalan dan ketersediaan. Tiga hal tersebut mencerminkan kualitas dari produk tersebut. Pembanguna konsep positioning tanpa didukung dengan factor kualitas seperti kegunaan, keandalan dan ketersediaan akan memberikan kegagalan dalam membangun kesadaran akan merek
(brand awareness).
Citra yang dibangun tanpa tiga hal tersebut akan menjadi konsep yang kosong tanpa didukung bukti nyata. Oleh sebab itu selain konsep positioning produk yang kuat, dukungan akan factor kualitas diatas, juga penting dalam membentuk kesadaran akan merek tersebut.
Sedangkan minat beli yang didasarkan pada teori yang diungkapkan oleh Kotler (2000) di dapati kesimpulan bahwa pengukuran minat beli dengan tiga indicator tersebut sudah memenuhi kiteria validitas dan reliabilitas. Konsep tersebut memberikan gambaran
(69)
bahwa minat beli dapat diketahui dengan melakukan identifikasi paling tidak keinginan untuk membeli dan isi yang ada pada produk tersebut memberikan daya tarik untuk mengetahui ataupun mencobanya.
Sedangkan dari analisis model strukturalnya yang menganalisis pengaruh langsung antara iklan dengan minat beli didapatkan suatu kesimpulan bahwa model yang diajukan dalam penelitian dapat diterima sedangkan merek dengan minat beli tidak dapat diterima. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif iklan dapat dibuktikan. Nilai probabilitas penerimaan Ho sangat kecil sehingga Ho ditolak yaitu 0,000, yang dapat diartikan bahwa iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat beli. Hal ini memberikan gambaran empiris bahwa iklan walaupun secara tidak langsung tidak menghasilkan tindakan pembelian, namun bisa memberikan pembelajaran pasif dalam bentuk ingatan akan informasi produk, sehingga ketika proses pembelian berlangsung maka ingatan pasif tersebut akan berdampak pada pilihan yang akan diambil konsumen. Selain itu hasil pengujian di dapatkan probabilitas menerima Ho lebih besar daripada menolak Ho yaitu 0,377. Hasil penelitian ini memberikan bahwa merek mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap minat beli..
Hasil penelitian ini juga memberikan bukti penelitian yang konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanif Mauludin (2007) yang meneliti tentang Pengaruh pesan iklan menggunakan media televisi terhadap minat konsumen. Selain itu konsep-konsep iklan secara demografik seperti daerah, usia juga masih memberikan relevansi dalam melakukan persuasi pembelian kepada konsumen. Dengan penelitian yang
(70)
dilakukan oleh Maklon Felipus K. (2008) yang meneliti tentang pengaruh pembelanjan periklanan dan promosi harga pada ekuitas merek.
Selain itu merek yang baik akan memberikan pandangan konsumen atau ingatan konsumen untuk dapat melakukan pembelian. Dengan begitu dapat disimpulkan dari kedua penelitian tersebut memberikan bukti adanya pengaruh iklan dan merek terhadap minat beli. Dengan melihat penelitian terdahulu.
(71)
59
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian untuk menguji Pengaruh Iklan dan Merek Terhadap Minat Beli Hemaviton Jreng di Wilayah Surabaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Faktor iklan yang diukur attention, interest, desire, dan action memberikan stimulus tindakan langsung untuk melakukan pembelian terhadap produk. Iklan Hemaviton jreng berpengaruh positif 0,000<0,10 (signifikan) terhadap minat beli Hemaviton jreng di wilayah Surabaya.
b. Faktor kepribadian merek dapat mencerminkan kepribadian sehingga dapat menimbulkan perasaan yang berbeda, berpengaruh positif tetapi tidak dapat diterima 0,377>0,10 (Tidak signifikan). terhadap minat beli Hemaviton jreng di wilayah Surabaya
(72)
5.2 Saran
Sebagai impilikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut :
a. Agar pesan iklan dapat di terima target konsumen, maka action memberikan stimulus tindakan langsung untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk
b. Untuk penelitian berikutnya, disarankan agar menggunakan variabel lain, penelitian ini yang mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli.
(73)
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Penerbit Bp UNDIP. Hanif Mauludin, 2007. “Pengaruh Pesan Iklan Menggunakan Media Televisi terhadap
Minat Konsumen ( Studi terhadap produk kartu prabayar)”, JABM. Vol 14, Nomor
3, Desember 2007, hal 274-280.
Maklon Felipus Killa, 2008. “Pengaruh Pembelanjaan Periklanan Dan Promosi Harga
Pada Ekuitas Merek” ( Studi Terhadap Produk Note Book Dan Hp )”,
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Penerbit Universitas Diponegoro.
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran, Edisi I, Penerbit Salemba Empat.
Agus judhie Setiawan SE, M.Si. 2000. Perencanaan Merek, Penerbit Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Taufik, 2007. My Articles. Kala Market Leader Menjadi Follower.
Terence A, Shimp. 2003. Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Edisi ke-5, jilid I, Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip. 2002, Manajemen Pemasaran, Jilid II, Penerbit Agus Widyantoro.
Terence A, Shimp. 2003. Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Edisi ke-5, Jilid II, Penerbit Erlangga.
Jefkins Frank. 1995. Periklanan. Edisi ke III, Penerbit Erlangga.
Monle Lee dan Carla Johnson. 2004. Prinsip-Prinsip Periklanan dalam Perspektif
(74)
Bandung.
Ferdinand, Augusty. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Penerbit Fakultas Ekonomi Undip.
Kotler, Philip. 1992. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi kelima, Penerbit Intermadia. Jakarta.
Fandy Tjiptono. 2005. Pemasaran Jasa. Edisi ke I, Penerbit Anggota IKAPI jawa Timur. Rendra Widyatama. 2006. Bias Gender dalam Iklan Telavisi. Edisi Pertama. Penerbit
Media Pressindo.
Assauri, Sofjan. 2007. Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi. Edisi Pertama. Penerbit PT RajaGrafindo Persada
(1)
bahwa minat beli dapat diketahui dengan melakukan identifikasi paling tidak keinginan untuk membeli dan isi yang ada pada produk tersebut memberikan daya tarik untuk mengetahui ataupun mencobanya.
Sedangkan dari analisis model strukturalnya yang menganalisis pengaruh langsung antara iklan dengan minat beli didapatkan suatu kesimpulan bahwa model yang diajukan dalam penelitian dapat diterima sedangkan merek dengan minat beli tidak dapat diterima. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif iklan dapat dibuktikan. Nilai probabilitas penerimaan Ho sangat kecil sehingga Ho ditolak yaitu 0,000, yang dapat diartikan bahwa iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat beli. Hal ini memberikan gambaran empiris bahwa iklan walaupun secara tidak langsung tidak menghasilkan tindakan pembelian, namun bisa memberikan pembelajaran pasif dalam bentuk ingatan akan informasi produk, sehingga ketika proses pembelian berlangsung maka ingatan pasif tersebut akan berdampak pada pilihan yang akan diambil konsumen. Selain itu hasil pengujian di dapatkan probabilitas menerima Ho lebih besar daripada menolak Ho yaitu 0,377. Hasil penelitian ini memberikan bahwa merek mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap minat beli..
Hasil penelitian ini juga memberikan bukti penelitian yang konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanif Mauludin (2007) yang meneliti tentang Pengaruh pesan iklan menggunakan media televisi terhadap minat konsumen. Selain itu konsep-konsep iklan secara demografik seperti daerah, usia juga masih memberikan relevansi dalam melakukan persuasi pembelian kepada konsumen. Dengan penelitian yang
(2)
58
dilakukan oleh Maklon Felipus K. (2008) yang meneliti tentang pengaruh pembelanjan periklanan dan promosi harga pada ekuitas merek.
Selain itu merek yang baik akan memberikan pandangan konsumen atau ingatan konsumen untuk dapat melakukan pembelian. Dengan begitu dapat disimpulkan dari kedua penelitian tersebut memberikan bukti adanya pengaruh iklan dan merek terhadap minat beli. Dengan melihat penelitian terdahulu.
(3)
59
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian untuk menguji Pengaruh Iklan dan Merek Terhadap Minat Beli Hemaviton Jreng di Wilayah Surabaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Faktor iklan yang diukur attention, interest, desire, dan action memberikan stimulus tindakan langsung untuk melakukan pembelian terhadap produk. Iklan Hemaviton jreng berpengaruh positif 0,000<0,10 (signifikan) terhadap minat beli Hemaviton jreng di wilayah Surabaya.
b. Faktor kepribadian merek dapat mencerminkan kepribadian sehingga dapat menimbulkan perasaan yang berbeda, berpengaruh positif tetapi tidak dapat diterima 0,377>0,10 (Tidak signifikan). terhadap minat beli Hemaviton jreng di wilayah Surabaya
(4)
60
5.2 Saran
Sebagai impilikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut :
a. Agar pesan iklan dapat di terima target konsumen, maka action memberikan stimulus tindakan langsung untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk
b. Untuk penelitian berikutnya, disarankan agar menggunakan variabel lain, penelitian ini yang mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli.
(5)
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Penerbit Bp UNDIP. Hanif Mauludin, 2007. “Pengaruh Pesan Iklan Menggunakan Media Televisi terhadap
Minat Konsumen ( Studi terhadap produk kartu prabayar)”, JABM. Vol 14, Nomor 3, Desember 2007, hal 274-280.
Maklon Felipus Killa, 2008. “Pengaruh Pembelanjaan Periklanan Dan Promosi Harga Pada Ekuitas Merek” ( Studi Terhadap Produk Note Book Dan Hp )”,
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Penerbit Universitas Diponegoro.
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran, Edisi I, Penerbit Salemba Empat.
Agus judhie Setiawan SE, M.Si. 2000. Perencanaan Merek, Penerbit Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Taufik, 2007. My Articles. Kala Market Leader Menjadi Follower.
Terence A, Shimp. 2003. Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Edisi ke-5, jilid I, Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip. 2002, Manajemen Pemasaran, Jilid II, Penerbit Agus Widyantoro.
Terence A, Shimp. 2003. Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Edisi ke-5, Jilid II, Penerbit Erlangga.
Jefkins Frank. 1995. Periklanan. Edisi ke III, Penerbit Erlangga.
Monle Lee dan Carla Johnson. 2004. Prinsip-Prinsip Periklanan dalam Perspektif Global. Edisi I, Penerbit Prenada Media. Jakarta.
(6)
Riduwan, M.B.A. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Alfabeta Bandung.
Ferdinand, Augusty. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Penerbit Fakultas Ekonomi Undip.
Kotler, Philip. 1992. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi kelima, Penerbit Intermadia. Jakarta.
Fandy Tjiptono. 2005. Pemasaran Jasa. Edisi ke I, Penerbit Anggota IKAPI jawa Timur. Rendra Widyatama. 2006. Bias Gender dalam Iklan Telavisi. Edisi Pertama. Penerbit
Media Pressindo.
Assauri, Sofjan. 2007. Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi. Edisi Pertama. Penerbit PT RajaGrafindo Persada