PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK IM3 DI KOTA SURABAYA.

(1)

DI KOTA SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

Roly Yanri Mailakay 0712010232 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh:

Roly Yanri Mailakay 0712010232 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(3)

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK IM3 DIKOTA SURABAYA

Yang Diajukan

Roly Yanri Mailakay 0712010232 / FE / EM

Disetujui Untuk Ujian Skripsi Oleh

Pembimbing Utama

Sugeng Purwanto, SE, MM Tanggal:………

Nip. 030199433

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur

DRS. EC. RAHMAN A. SUWAIDI,MS Nip : 196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

Dengan mengucap Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan

berkat serta pengertiannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Iklan Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk IM3 Di Kota Surabaya”.

Dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional

“ Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Program Studi Manajemen Universitas

Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

4. Bapak Sugeng Purwanto , SE, MM, Sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah

mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr Supriyono, SE, Sebagai Dosen Wali yang telah membimbing dan mengarahkan

penulis selama dalam masa perkuliah di Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.


(5)

ii   

kubanggakan yang telah bekerja sangat keras dan terus mendukung serta memberikan motivasi tanpa henti demi keberhasilan anaknya dan Kepada Mami, Ibu Sherly Antje Mailakay yang telah mendidik dan terus memberikan doanya tanpa henti demi putranya ini, serta kedua adikku tersayang Daniel James Mailakay serta Mely Mariam Mailakay yang melengkapi Keluarga kami dan kakakku yang berada di Manado Kak Angel, serta Saudara-saudaraku yang terus dan selalu mendukung

8. Kepada tiga Orang teman spesial yang menemani sepanjang Perkuliahanku di kampus ini

Ana F ( UPN V Jatim), Grace Tulung ( STIE Perbanas) dan Meriana Harahap ( UPN V Jogjakarta)

9. Dan Kepada Rekan-rekan seperjuangan dan teman motivasi selalu, Samson, Yizhia, Dwi,

Leo, Roy, Febri, Arif, Frans, Dedi, Agus dan yang lain serta saudara-saudara UK3 angkatan 2007-2008, KKN SIMADA Bawean ( Univ UPN V JATIM, JOGJAKARTA dan JAKARTA) serta rekan-rekan yang tidak bisa penulis sebutkan semua, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh daripada sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati demi sempurnanya skripsi ini dan Terima Kasih Sebesar-sebesarnya

Surabaya, Oktober 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

hal

Kata Pengantar……….……. i

Daftar isi……… iii

Daftar Tabel………...……….. vii

Daftar Gambar………..………….…… viii

Daftar Lampiran………...………. ix

Abstraksi ……….……….. x

BAB I PENDAHULUAN……….…. 1

1.1 Latar Belakang Masalah………...………. 1

1.2 Perumusan Masalah………..…. 10

1.3 Tujuan Penelitian………... 10

1.4 Manfaat Penelitian……….… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 12

2.1 Penelitian Terdahulu……….. 12

2.2 Landasan Teori……….. 14

2.2.1 Pemasaran………. 14

2.2.2 Perilaku Konsumen………….………... 16

2.2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen……. 17

2.2.3 Konsep Pemasaran……… 18

2.3 Iklan………... 20

2.3.1 Pengertian Iklan……… 20

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Periklanan……….. 22

2.3.3 Efektifitas Iklan……… 24

2.3.4 Media Iklan……….. 25


(7)

iv   

2.4 Citra Merek………... 29

2.4.1 Pengertian Citra Merek……….. 29

2.4.2 Indicator dari Citra Merek……….………. 31

2.4.3 Citra Perusahaan………. 32

2.4.4 Citra Pemakai……….. 32

2.4.5 Citra Produk……… 33

2.5 Minat Beli………. 34

2.5.1 Perhatian ………. 35

2.5.2 Ketertarikan ……… 35

2.5.3 Tahap Mencoba………... 36

2.6 Hubungan Kausalitas………. 36

2.6.1 Hubungan Kausalitas Iklan dengan Citra Merek……… 36

2.6.2 Hubungan Kausalitas Iklan dengan Minat Beli………... 38

2.6.3 Hubungan Kausalitas Citra Merek dengan Minat Beli……….. 39

2.7 Kerangka Konseptual……… 40

2.8 Hipotesis……… 41

BAB III METODE PENELITIAN………... 42

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……… 42

3.1.1 Iklan ………... 42

3.1.2 Citra Merek……… 43

3.1.3 Minat Beli……… 43

3.2 Pengukuran Variabel……….. 44

3.3 Teknik Penentuan Sampel……….. 45

3.4 Jenis Data……….. 46

3.4.1 Metode Pengumpulan Data……… 47

3.5 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ……… 47

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(8)

3.5.2.1 Uji Outlier Univariat………. 49

3.5.2.2 Uji Outlier Multivariat ………. 49

3.5.3 Uji Normalitas Data ………...……… 50

3.5.4 Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ……….. 50

3.5.5 Analisis Path dengan Menggunakan Permodelan SEM ……… 51

3.5.6 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ……….. 53

3.6 Metode Two-Step Approach……… 53

3.7 Analisis Faktor Konfirmatori ……….. 55

3.7.1 Uji Reliabilitas Instrumen Questioner………. 57

3.7.2 Uji Validitas Instrumen Questioner………. 57

3.7.3 Evaluasi Kriteria Goodnes of Fit………. 58

3.7.4 Evaluasi Normalitas……… 58

3.7.5 Evaluasi Outliers ……… 58

3.7.6 Evaluasi Multicoliniearity dan Singularity……….. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..……… 61

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………... 61

4.1.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan……… 61

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………. 63

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden……… 63

4.3 Analisis Data………. 64

4.3.1 Evaluasi Outlier……….. 65

4.3.2 Evaluasi Reliabilitas………... 66

4.3.3 Evaluasi Validitas ……….. 67

4.3.4 Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extraced……….. 68


(9)

vi   

4.3.7 Uji Kausalitas……….……. 72

4.3.8 Analisis Unidimensi First Order……….…… 73

4.3.9 Analisis Unidimensi Second Order……….…. 74

4.4 Pembahasan………... 74

4.4.1 Pengaruh Iklan Terhadap Citra Merek………... 76

4.4.2 Pengaruh Iklan Terhadap Minat Beli ……….... 77

4.4.3 Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli……….. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. .79

5.1 Kesimpulan ……….. 79

5.2 Saran ……….... 79

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER

LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah Pelanggan Kartu Seluler per agustus 2009 ………... 4

Tabel 2 : Perkembangan Pangsa Merek(Brand Share) Operator GSM ….………. 9

Tabel 3 : Goodnes of Fit Index ……….. 54

Tabel 4: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………... 63

Tabel 5: Karakteristik Usia Responden……….. 64

Tabel 6: Karakteristik Pekerjaan Responden………. 64

Tabel 7: Outlier Data ………. 65

Tabel 8: Reliabilitas Data ……….. 66

Tabel 9: Validitas Data ……….. 67

Tabel 10: Construct Reliability dan Variance Extraced ……… 68

Tabel 11: Normalitas Data………. 69

Tabel 12: Evaluasi of Goodnes………. 71

Tabel 13: Evaluasi kriteria Goodnes of fit ……… 72

Tabel 14: Hasil Uji Kausalitas ……….. 72

Tabel 15: Unidimensi First Order……….. 73

Tabel 16: Unidimensi Second Order………. 74


(11)

viii   

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Jumlah Pelanggan telepon seluler di Indonesia ………. 3

Gambar 2 : Kerangka Konseptual ……… 40

Gambar 3 : Structural Equation Modelling ( SEM) Two Step Approach.……… 54

Gambar 4: Contoh Pengukuran CFA dengan faktor Iklan ………... 56

Gambar 5: Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach – Base Model...…………. 70

Gambar 6: Model Pengukuran dan Structural One Step Approach – Modification Model ……. 71

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. DAFTAR PUSTAKA

2. KUEISIONER

3. TABULASI JAWABAN RESPONDEN


(13)

x   

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK IM3 DI KOTA SURABAYA

Oleh:

Roly Yanri Mailakay 0712010232 / FE / EM

Keberhasilan suatu merek untuk laku di pasaran atau mampu menarik minat beli calon konsumen, biasanya ditentukan oleh Iklan dan Citra Merek produk tersebut, dimana semakin menarik iklan tersebut dan baiknya citra merek tersebut lebih dominan mendorong minat beli seseorang atas dasar dari pemikiran tersebut maka penelitian ini dibentuk untuk mengetahui pengaruh dari iklan dan citra merek terhadap minat beli calon konsumen serta pengaruh dari iklan terhadap pembentukan citra merek produk IM3 terutama pada para calon konsumen IM3 di kota Surabaya.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban kuesioner sampel terpilih atas populasi penduduk Surabaya dimana pengolahan jawaban tersebut diolah melalui metode analisis SEM (Structural Equaton Modelling) untuk mengukur hasilnya terhadap pembuktian dari hipotesis penelitian.

Dari hasil analisis dengan metode SEM dapat disimpulkan bahwa: (1) faktor iklan berpengaruh positif terhadap citra merek. (2) faktor iklan tidak dapat diterima dalam menarik minat beli konsumen. (3) faktor citra merek berpengaruh postif dalam menarik minat beli konsumen produk IM3 di kota Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(14)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi terus dan selalu meningkat di setiap tahunnya. Terutama seperti di era globalisasi saat ini, masyarakat seakan-akan terus membutuhkan setiap informasi-informasi yang ada, karakteristik dan keberagaman masyarakat Indonesia terhadap kebutuhan informasi dapat menjadi fenomena ekonomi tersendiri. Media – media informasi dan komunikasi yang terus berkembang di setiap tahunnya mendorong terjadinya perkembangan untuk setiap pemenuhan kebutuhan masyarakat. Media informasi seperti media cetak ( koran, majalah, jurnal, surat, dan lainnya) serta media elektronik( radio, televisi, telepon, dan internet) seakan sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap masyarakat.

Komunikasi di masa kini sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap elemen masyarakat, dan di masa kini tak dapat di pungkiri bahwa dalam perkembangan

telekomunikasi saat ini mendorong terjadinya peluang usaha ataupun persaingan bagi setiap usaha - usaha bisnis yang sudah ada. Ketika pada zaman dulu dimana orang-orang masih menggunakan media surat melalui kantor pos untuk telekomunikasi ataupun media telepon rumah agar dapat bisa berkomunikasi terhadap sesama, keluarga, rekan bisnis, kekasih, teman dan sanak saudara. Maka sekarang dengan kemunculan dari Handphone/Ponsel atau Telepon Genggam seakan menggusur penggunaan media surat ataupun telepon rumah dari tengah-tengah masyarakat, karena penggunaan handphone yang memungkinkan komunikasi


(15)

terjadi lebih cepat, mobile (dapat berpindah), ringan, hemat dan lainnya, dan pengembangan handphone saat ini telah menjadi gaya hidup tersendiri di tengah-tengah masyarakat,

perkembangan media handphone yang secara terus menerus memunculkan software atau aplikasi-aplikasi yang menarik sangat membantu kinerja dari setiap perseorangan.

Media komunikasi handphone dan provider atau operator kartu seluler adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan, di mana handphone tidak akan dapat berfungsi tanpa provider begitu pula sebaliknya, provider tidak akan dapat berfungsi apabila tidak ada handphone, maka dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyrakat untuk komunikasi, maka semakin berkembang pula pemakaian Handphone dan kebutuhan akan Provider saat ini.

Hingga saat ini telah muncul dua jenis operator selular di Indonesia yaitu operator GSM dan CDMA , dan untuk kategori provider atau operator seluler kartu GSM( Global

System For Mobile Communications) seperti PT. TELKOMSEL dengan produk Simpati(

prabayar), kartu AS( prabayar), kartu Hallo ( pasca bayar) , PT. INDOSAT dengan produk Mentari ( prabayar), IM3 Smart ( prabayar), IM3 Bright( pasca bayar), Matrix ( pasca bayar), PT. EXCELCOMINDO dengan produk XL bebas( prabayar), XL Jempol ( prabayar) , Xplore (pasca bayar), HUTCHISON dengan produk kartu Tri ( prabayar dan pasca bayar) serta PT. NATRINDO TELEPON SELULAR dengan produk Axis ( prabayar). Sedangkan untuk provider atau operator seluler kartu CDMA ( Code Division Multiple Acces) seperti PT. TELKOM dengan produk Flexi Trendi ( prabayar) dan Flexi Classy ( pasca bayar), PT. INDOSAT dengan produk Star One ( prabayar dan pascas bayar) , PT. MOBILE-8 dengan produk Fren ( prabayar dan pasca bayar), Ceria (prabayar dan pasca bayar), PT BAKRIE TELECOM dengan produk Esia ( prabayar dan pasca bayar) .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(16)

Dari setiap operator kartu seluler GSM dan CDMA telah menarik hampir dari 250 juta penduduk Indonesia, berikut adalah grafik pertumbuhan pengguna handphone di Indonesia

gambar 1: jumlah pelanggan telepon selular di Indonesia

sumber ; ( www. Marketing.co.id)

Dan dari perkembangan pertumbuhan jumlah pelanggan di Indonesia saat ini menunjukan bahwa hampir setiap orang atau penduduk di Indonesia rata-rata mempunyai 1 buah handphone dengan providernya atau bahkan lebih terkadang satu orang bisa mempunyai satu handphone tetapi memiliki lebih dari 1 provider seluler, ataupun contoh lain,dimana 1 buah handphone dapat menerima lebih dari 1 provider telepon seluler seperti kebanyakan merek-merek handphone dari Cina, dan Fenomena – fenomena seperti demikian malah semakin mendorong kenaikan ataupun pertumbuhan dari pengguna sarana media komunikasi telepon seluler di Indonesia.


(17)

Dan dari perkembangan kartu seluler tersebut, PT. TELKOMSEL, PT INDOSAT, dan PT. EXCELCOMINDO adalah tiga operator seluler dengan pangsa pasar tebesar di Indonesia

Tabel 1: jumlah pelanggan kartu seluler operator GSM ( Telkomsel, Indosat, Excelcomindo) per agustus 2009

no operator 2004 2005 2006 2007 2008 2009*

Telkomsel 16.291.000 24.269.000 35.957.000 47.890.000 65.299.991 72.133.000

Prabayar 14.963.000 22.798.000 33.935.000 45.997.000 63.359.619 70.179.000 Simpati 14.273.000 21.620.000 30.425.000 41.067.000 55.825.720 60.420.000 AS 690.000 1.178.000 3.510.000 4.930.000 7.533.899 9.759.000 1

Pascabayar (kartu Hallo)

1.328.000 1.471.000 1.662.000 1.913.000 1.940.372 1.954.000

Indosat 9.754.607 14.512.453 16.704.729 24.545.422 36.510.246 33.266.296

Prabayar 9.214.663 13.836.046 15.878.870 23.945.431 35.951.330 32.267.029 Mentari 6.056.442 7.421.882 7.936.410 8.425.667 9.776.440 10.110.210 IM3 SMART 3.158.221 6.414.164 7.942.460 15.519.764 26.174.890 22.156.819 2

Pascabayar ( IM3 Bright & Matrix)

539.944 676.407 825.859 599.991 919.213 999.267

Excelcomindo 3.791.000 6.978.519 9.527.970 15.469.000 26.015.517 24.892.000

Prabayar ( XL) 3.743.000 6.802.325 9.141.131 14.988.000 25.599.297 24.500.000 3

Pasca bayar ( Xplore)

48.000 176.194 386.639 481.000 416.220 392.000

Sumber: Ditjen potsel per agustus 2009

Walaupun ketiga perusahaan tersebut adalah pemegang pangsa pasar terbesar untuk saat ini tetapi dengan semakin terbukanya persaingan yang ada sekarang ini apabila tidak mampu menjaga konsumennya maka pasti akan terjadi penurunan atau kehilangan konsumen karena para pesaing seperti dari provider Tri ataupun Axis mampu diperkirakan mampu menembus persaingan untuk pangsa pasar operator telepon seluler GSM di Indonesia atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(18)

mungkin beberapa tahun ke depan akan muncul provider-provider lain yang mampu meramaikan persaingan

PT. Indosat. Tbk sebagai salah satu perusahaan provider terbesar di Indonesia, sangat menarik perhatian dari penulis di mana dalam perkembangannya Perusahaan PT. Indosat yang didirikan sejak tahun 1967 sebagai perusahaan dengan modal asing, dan pada tahun 1993 PT Satelit Palapa Indonesia ( SATELINDO) didirikan di bawah pengawasan dari PT. Indosat dan ketika Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM maka Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan PT Indosat sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan kartu (prabayar) Mentari dan kartu ( pasca bayar) Matrix, sumber( wikipedia.co.id).

Howard et al, 1988 mengemukakan bahwa Intetion to buy ( keinginan untuk membeli) dapat di definisikan sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin atau keinginan dalam hati yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Maka minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan, perbedaan dari pembelian actual dan minat pembelian adalah bila pembelian actual benar-benar dilakukan oleh konsumen , sedangkan minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang, Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian actual itu sendiri (Kinnear dan Taylor, 1995).

Iklan adalah media komunikasi yang dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk atau barang, karena dalam marketing mix salah satu elemenya adalah promosi,


(19)

sedangkan iklan yang merupakan bagian dari pada promosi merupakan salah satu alat paling umum yang di pergunakan setiap perusahaan ataupun produsen karena inti dari iklan adalah untuk memasukan sesuatu kedalam pikiran konsumen , mengubah persepsi konsumen dan mendorong konsumen untuk bertindak ( Kotler : 2003) dan iklan juga dipandang sebagai metode untuk membedakan produk perusahaan dari pesaingnya ( Kalra dan Goodstein: 1998) dan juga menciptakan citra dan daya tarik merek atau organisasi ( Rex : 1997) Iklan pun dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap sebuah produk atau merek, dan memungkinkan produk yang sebetulnya “ kurang di sukai” untuk lebih di perhitungkan ( Terhune dan Steinberg : 2003). Persepsi konsumen terhadap sebuah produk yang negative dapat berubah menjadi positif setelah mereka melihat iklan produk tersebut, karena itu banyak manajer yang meyakini bahwa dengan iklan dapat menigkatkan loyalitas konsumen ( Guiltinan, Paul , dan Madden : 1997) dan juga menurut pendapat dari Hertzendorf : 1993 bahwa kualitas suatu produk di tentukan oleh kemampuan manajer tersebut dalam mempresentasikan produknya di benak konsumennya.

Citra merek, suatu merek ataupun produk selalu memiliki citranya sendiri di mata seorang konsumen karena merek adalah tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu produk dan jasa, menurut (Kotler : 2003) Merek adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat pengertian sebagai berikut ( Atribut, Manfaat, Nilai, Budaya, Kepribadian, Pemakai) sedangkan menurut American Marketing Association yang di kutip dari (Kotler : 2005) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, symbol, atau desain atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Lalu bagaimana hubungannya Citra Merek dengan Minat membeli, menurut Aaker dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(20)

Vranesevic ( 2003) bahwa penciptaan kesan menjadi salah satu karakteristik dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian yang lebih serta penciptaan merek yang kuat sehingga Implikasi dari hal tersebut bahwa merek suatu produk dapat menciptakan Image atau Citra untuk produk itu sendiri, sehingga mampu menanamkan informasi dibenak pikiran konsumen atau menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk.

Majalah Marketing edisi 03/XI/MARET 2011 dengan Faradissa (Head of Consultant , Frontier Counsultant Grup) mengemukakan penetrasi pasar wireless di Indonesia mencapai 90% di mana sekitar 215 juta nomor sim card beredar dipasaran dan diprediksi pada tahun 2011 akan mengalami pertumbuhan sekitar 37,7 juta pengguna baru dan pelanggan yang akan menambah sim card, serta menurut Faradissa perbandingan pengalokasian dana operasional dari ketiga provider terbesar di Indonesia PT Indosat dan PT Telkomsel mengalami penurunan pada beberapa tahun terakhir sedangkan PT Excelcomindo mengalami peningkatkan hal ini dikondisikan karena karena keseriusan merek XL untuk membangun Citra Merek atau Brand Image .

Tercatat oleh Faradissa dan Nielsen, anggaran belanja iklan PT Telkomsel di tahun 2010 sebesar Rp 1,374 triliun mengalami penurunan sekitar 18% dari tahun sebelumnya dengan alokasi dana sebesar Rp 538 miliar ( Telkomsel all sim card), Telkomsel Simpati sebesar Rp 438 miliar dan Telkomsel kartu AS sebesar Rp398 Miliar dan menurut prediksi Faradissa bahwa di tahun 2011 Telkomsel akan kembali menurunkan anggaran belanjanya. PT Excelcomindo dengan produk kartu XL mengalami perkembangan, tercatat bahwa sejak tahun 2006 – 2010 anggaran belanja iklan Excelcomindo selalu mengalami peningkatan dan anggaran belanja iklan 2010 sebesar Rp 593 miliar telah mengalami kenaikan sebesar 66%


(21)

dari tahun sebelumnya dan diperkirakan oleh Faradissa bahwa tahun 2011 XL tetap akan meningkatkan anggaran belanjanya. PT Indosat mengalami penurunan anggaran belanja iklan sebesar 22% pada tahun 2010 Rp 412 Miliar untuk IM3 dan Rp 320 miliar untuk Mentari dengan perbandingan anggaran belanja iklan beberapa tahun sebelumnya dan menurut Faradissa pada tahun 2011 anggaran belanja iklan PT Indosat tetap akan diturunkan beberapa persent untuk memperbaiki dari kinerja produk PT Indosat baik IM3 dan Mentari.

Produk Im3 yang rata-rata peminatnya adalah kalangan muda ( remaja hingga dewasa) mulai harus di gencarkan kembali promosinya, karena menilik dari dua competitor lainya seperti PT. Telkomsel dengan Simpatinya mampu menguasai pasar yang ada, dan PT Excelcomindo dengan produk XL mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir, gencarnya promosi dengan penawaran tarif yang murah seakan menarik perhatian dari kalangan remaja masyarakat Indonesia, berikut adalah brand share ( pangsa merek) tiga perusahaan besar selama beberapa tahun terakhir.

Tabel 2: Perkembangan Pangsa Merek ( Brand Share) Operator GSM Untuk Provider Telkomsel, Indosat, dan XL dari tahun 2003-Maret 2011

n o

Provider 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Telkomsel 39.1% 48.4% 40.3% 44.7% 45.3% 46.1% 56.8% 55.7% 62.1%

2

Indosat 24.9% 30.1% 30.1% 24.8% 23.7% 23.3% 27.3% 25.4% 19.8%

3

Exelcomindo 14.5% 12.5% 10.8% 6.6% 7.7% 10.9% 14.5% 16.7% 15.1%

Sumber: MARKETING 03/XI/MARET2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(22)

Dari tabel perkembangan pangsa merek ( brand share) di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan terhadap perkembangan PT Indosat dan peningkatan terhadap dua competitor lainnya, dan hal ini haruslah di waspadai oleh PT. Indosat karena dari data Tracking Top Of Mind (TOM), awareness terhadap Merek XL dan Simpati dan kartu AS mengalami peningkatan sedangakan dari PT Indosat hanya produk Mentari yang mengalami peningkatan. Awareness atau ketertarikan terhadap merek XL pada tahun 2010 berkisar 13,7% meningkat menjadi 16,4% pada tahun 2011 ( periode Maret 2011) untuk Telkomsel dengan produk Simpati dan AS pada tahun 2010 dengan awareness sebesar 24,2% menjadi 26,2% di tahun 2011 ( pada periode Maret 2011) sedangkan untuk PT Indosat dengan produknya IM3 dan Mentari di mana memiliki awareness pada tahun 2010 sebesar 19,8% menurun menjadi 16,7% pada tahun 2011( periode Maret 2011) (Sumber Majalah MARKETING 03/XI/MARET/2011).

Menurut data terakhir dari empat produk GSM PT Indosat ( Mentari, IM3 Smart, IM3 Bright, Matrix) hanya IM3 Smart atau yang rata-rata di kenal masyarakat dengan sebutan IM3 saja, di mana menurut data terakhir, produk IM3 adalah produk ujung tombak dari PT. Indosat, segmen IM3 yang menempatkan pada pemakaian untuk anak muda, menyumbangkan pemasukan paling besar dari pada produk lainnya seperti Mentari dan Matrix.

Maka berdasarkan fenomena di atas dimana penurunan produk IM3 yang sangat signifikan menarik perhatian penulis dan akhirnya penulis mengangkat suatu tema penelitian dengan judul sebagai berikut: “PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK


(23)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang di kemukakan dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Apakah iklan berpengaruh terhadap citra merek

b. Apakah iklan berpengaruh terhadap minat beli produk IM3 di kota Surabaya? c. Apakah citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk IM3 di kota Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas dan permasalahan yang di kemukankan, maka tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis apakah iklan berpengaruh terhadap citra merek produk IM3 di kota Surabaya.

b. Untuk mengetahui apakah iklan berpengaruh terhadap minat beli produk

IM3 di kota Surabaya.

c. Untuk mengetahui apakah citra merek berpengaruh terhadap minat beli

produk IM3 di kota Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini maka di harapkan dapat menjadi dan memberikan hasil yang terbaik untuk pihak-pihak yang terkait, antara lain:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(24)

1. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan sumbangan informasi bagi perusahaan – perusahaan terutama bagi perusahaan PT Indosat tentang faktor-faktor yang mendorong minat beli konsumen, terutama dari segi faktor pengaruhnya suatu iklan dan citra merek produk tersebut.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat menjadi sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Ekonomi di jurusan manajemen pemasaran dan mampu menjadi bahan refrensi unuk bahan penelitian

3. Bagi Peneliti

Sebagai jendela wawasan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang bagaimananya suatu pemasaran, terutama di bidang ekonomi manajemen dan dapat menerapkan ilmunya dalam penelitian ataupun dalam kemudian hari.

4. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan informasi atau sarana refrensi bagi peneliti lain apabila akan melakukan penelitian dengan variabel atau faktor – faktor yang terkait.


(25)

12

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian berikut atau dijadikan sebagai acuan terhadap penelitian ini adalah penelitian dan jurnal yang di lakukan oleh:

1. Penelitian dari Asmail Ishak, tahun 2008

Dengan Judul : Pengaruh Penggunaan Selebriti Dalam Iklan Terhadap Minat Beli

Konsumen yang terambil dari jurnal Siasat Bisnis vol. 12 no 2. Agustus 2008 hal

71-88 di mana permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh penggunaan seorang selebriti terhadap suatu iklan untuk mendorong daya tarik ataupun minat beli dari seorang calon konsumen, dalam penelitian tersebut terdapat 5 variabel yaitu Attractiveness ( daya pikat), Trustworthiness (dapat dipercaya), Expertise ( Keahlian), Sikap terhadap iklan dan Minat beli. Dimana penelitian ini menggunakan alat ukur Structural Equation Modelling ( SEM) dan hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa :

1. Dengan model penelitian di atas, sangat andal untuk memprediksi pengaruh

kredibilitas selebriti terhadap minat beli konsumen

2. Dari tiga dimensi kredibilitas selebriti, hanya attractiveness yang

pengaruhnya mempengaruhi sikap terhadap iklan menjadi tidak signifikan, sedangkan untuk Trustworthiness dan Expertise mempunyai pengaruh signifikan untuk Sikap terhadap iklan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(26)

3. Sikap terhadap iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan atau penurunan Minat Beli responden

Dari penelitian oleh Asmail Ishak menjadi dorongan untuk penulis agar dapat lebih mengembangkan penelitian tersebut maka dari itu, saya menggunakan beberapa variable yang sama, penulis juga menggunakan penelitian oleh.

2. Penelitian dari Iwan Kurniawan, Suryono Budi Santoso, Bambang Munas Dwiyanto

Dengan judul: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Produk

Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan ( studi kasus pada produk sakatonik liver

di kota Semarang) penelitian ini menggunakan lima buah variable yaitu Kualitas Produk, Intensitas Promosi, Harga, Minat Beli Ulang, serta Loyalitas dengan menggunakan metode alat ukur Structural Equation Modeling ( SEM) dan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan minat beli ulang dilakukan dengan promosi, yaitu dengan

mengatur jam tayang iklan yang efektif

2. Untuk meningkatkan minat beli ulang dengan menggunakan kualitas produk yaitu

dengan membuat variasi rasa atau varian kemasan

3. Minat beli ulang dapat ditingkatkan dengan memperbaiki harga

3. Penelitian dari Praba Sulistyawati, tahun 2010

Dengan Judul: Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Di Kota Semarang dengan permasalahan yang di

kemukakan adalah unutk mengetahui apakah pengaruh dari Citra Merek dan Kualitas Produk sebagai faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan pembelian terutama pada produk Laptop merek Acer. Dalam penelitian ini terdapat 3 buah variable yaitu variable bebas (X)


(27)

adalah Citra merek dan Kualitas Produk dan untuk variable terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian penelitian ini menggunakan alat ukur Analisis Regresi Berganda dan beberpa alat ukur lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

1. Variabel kualitas produk memiliki pengaruh lebih besar terhadap keputusan

pembelian dari pada citra merek

2. Citra merek merupakan salah satu faktor pendorong bagi konsumen untuk

melakukan pembelian produk

3. Kualitas Produk juga merupakan salah satu faktor pendorong bagi konsumen untuk

melakukan pembelian produk

4. Variasi keputusan pembelian di jelaskan oleh variable Citra Merek dan Kualitas

Produk 57,7% sedangkan sisanya 42,3% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model.

Dari kedua penelitian di atas, penulis menemukan berbagai persamaan dan perbedaan, akan tetapi untuk penelitian ini penulis menggunakan tiga variable yaitu Iklan, Citra Merek dan Minat Beli dan untuk alat ukur penulis akan menggunakan metode Structural Equation

Modelling ( SEM) sebagi metode alat ukur penelitian penulis.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pemasaran

Menurut Kotler ( 1997: 08) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok yang melakukan cara untuk mendapatkan apa saja untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(28)

menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Definisi tersebut berdasarkan dari pada konsep Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Menurut American Marketing Association (1985) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi dan distribusi untuk suatu produk dan jasa agar dapat menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Menurut Miller dan Layton ( 2000) Pemasaran merupakan proses total dari aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan suatu produk dan jasa, dan suatu gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.

Menurut Charles ,et al dalam Alma (2000), menyatakan bahwa “ Marketing wich is

often referred to as distribution by businessman includes all the activities necessary to place tangible good in the hands of house hold consumers and users” . Artinya, marketing oleh

para pedagang diartikan sama dengan distribusi, yang di mana dimaksudkan bahwa segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen ( rumah tangga) dan ke konsumen industri. Selanjutnya ditambahkan bahwa excluding only suck activities as involve

a significant change in the form of goods atau dalam kegiatan marketing itu tidak termasuk

kegiatan perubahan bentuk barang yang kita jumpai dalam industri.

Pemasaran sendiri dalam arti sederhana dapat di kemukakan sebagai suatu proses perencanaan, dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi dan distribusi suatu produk dan jasa untuk dapat menciptakan suatu pertukaran yang memuaskan tujuan atau mendapatkan keuntungan bagi individu dan organisasi serta kepada konsumen


(29)

Pada di era zaman sekarang ini kemajuan media komunikasi global menjadikan bidang pemasaran suatu sarana yang tepat untuk menunjukan suatu produk perusahaan kepada masyarakat luas karena banyaknya media yang dapat membantu dari pada kinerja suatu bidang pemasaran, media-media dimana pada zaman sebelumnya begitu terbatas kini dapat dengan mudah di akses sehingga memunculkan perkembangan tersendiri bagi suatu perusahaan .

Bidang pemasaran sendiri saat ini di tuntut untuk mampu menarik perhatian para masyarakat luas atau para calon konsumen, maka dari itu pengembangan terus di lakukan oleh para pemasar atau marketer untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat, konsep dan penggunaan media periklanan dalam pemasaran saat ini sangat perlu sekali untuk dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk memperkenalkan dan menawarkan produk yang di miliki oleh perusahaan, selain itu melalui media iklan dapat menanamkan image atau citra suatu produk ( brand image) ke dalam benak seorang konsumen untuk selanjutnya dapat menarik perhatian seorang konsumen.

2.2.2 Perilaku Konsumen

Pada hakekatnya bukanlah suatu hal yang mudah untuk mempelajari perilaku konsumen, karena perilaku konsumen menyangkut pikiran, kehendak, sikap dari konsumen yang sifatnya sulit untuk di prediksi, walupun sulit untuk di pelajari tetapi pengetahuan tentang perilaku konsumen sangatlah penting bagi pemasaran.

Menurut Setiadi (2003) studi mengenai perilaku konsumen akan menghasilkan tiga informasi penting yaitu:

1. Orientasi Pandang Konsumen ( a consumer orientation)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(30)

2. Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja ( facts about buying behaviour)

3. Konsep yang memberi acuan pada proses berpikirnya manusia dalam

berkeputusan (theories to guide the thinking process)

Menurut Swasta dan Handoko ( 2000:10) perilaku konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut

Menurut definisi Schifman dan Kanuk ( 1994) perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Dari definisi perilaku konsumen di atas terdapat dua elemen penting yakni: a. Proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik

2.2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Pemahaman terhadap perilaku konsumen akan memudahkan manajemen dalam upaya untuk mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen serta dalam memilih segmen pasar yang akan dilayani. Menurut Setiadi (2003) ada 4 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu:

1. Faktor Budaya

Budaya adalah symbol dan fakta yang kompleks, di mana budaya diciptakan oleh manusia dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia


(31)

dalam bermasyarakat. Perilaku konsumen sangat ditentukan oleh budaya yang tercermin dalam gaya hidup, kebiasaan, tradisi dalam permintaan produk.

2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi dari faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status.

3. Faktor Pribadi

Yang termasuk dalam faktor pribadi adalah usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian, sebagai contoh usia, usia sangat bepengaruh terhadap perilaku dan selera seseorang dimana terkadang dengan bertambahnya usia seseorang diikuti pula dengan perubahan selera produk orang tersebut

4. Faktor Psikologis

Terdapat empat faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku seseorang terhadap perilaku pembeliannya yaitu Motivasi, Persepsi, Pengetahuan dan serta Keyakinan

2.2.3 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah bentuk dimana susunan yang menjelaskan bagaimana proses pemasaran dilakukan oleh pemasar atau marketer. Pemasaran sendiri adalah sebagai media atau elemen yang menghubungkan ataupun menjembatani antara pasar kepada konsumen maka untuk menarik pasar yang potensial konsep pemasaran harus di atur dan dibentuk dengan baik dalam hal ini konsep pemasaran bisa melalui media periklanan/ advertising karena menurut Kasali ( ; 1992) periklanan adalah suatu pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(32)

Bidang pemasaran saat ini berkembang dengan mengikuti apa yang terjadi dalam setiap kondisi pasar yang ada di mana pada era saat ini pemasaran mempunyai sifat yang dinamis, maka bentuk pemasaran tersebut harus disesuaikan dengan keadaan pasar yang ada.Menurut Craven strategi pemasaran dalam bauran sendiri adalah sebagai perangkat alat dan teknik atau cara yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam memasarkan produknya pada tingkat tertentu.

Strategi pemasaran dapat tercapai apabila ditinjau dari berbagai pendekatan-pendekatan, dan strategi pendekatan-pendekatan tersebut dapat melalui pendekatan kepada markeing mix ( Price, Product, Place, Promotion). Karena melalui pendektan marketing mix maka “ Strategi tersebut akan sangat berpengaruh dengan apa yang dilakukan dalam pemasaran” Agung ( 2004)

Strategi pemasaran melalui pendekatan marketing mix

1. Product

Strategi produk dalam pemasaran dikatakan sebagai strategi dimana menempatkan suatu produk dalam pasaran yang dituju

2. Price

Harga dalam pemasaran adalah suatu pokok penting, karena itu dalam pemasaran menentukan suatu harga pada produk, dapat di ukur melalui beberapa hal seperti halnya segmen pasar karena perilaku dari konsumen untuk menentukan produk tersebut cocok atau tidak terhadapnya terkadang ditentukan oleh harga produk itu sendiri.


(33)

3. Place

Strategi dalam bidang pemasaran untuk mentukan perkembangan dari produknya dapat ditinjau ataupun diukur dari penempatan tempat yang tepat untuk produk tersebut , atau dalam hal ini terkadang pemasar membidik terlebih dahulu pasar potensial mana yang akan dituju, dengan menerapkan strategi tersebut melalui peninjauan dari strategi produk untuk menentukan produk tersebut harus berada pada segmen pasar yang bagaimana.

4. Promotion

Promosi adalah media komunikasi yang dimana melalui media ini perusahaan dapat memberikan informasi kepada calon konsumen dan promosi adalah merupakan elemen yang sangat penting bagi pemasar untuk memperkenalkan dan menawarkan produknya kepada masyarakat luas dan juga kepada para calon konsumen. Promosi yang baik akan mendapatkan perhatian tersendiri bagi calon konsumen dan akan membentuk gambaran tersendiri dibenaknya terhadap produk tersebut.

Keempat strategi di atas , pada era ini sangat dikembangkan oleh para pemasar atau marketer, karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi untuk memasarkan produknya selalu diukur dari penerapan strategi tersebut.

2.3 Iklan (X1)

2.3.1 Pengertian Iklan

Iklan atau periklanan adalah suatu bentuk kegiatan promosi yang berfungsi untuk memperkenalkan, menunjukan, dan menawarkan serta membujuk suatu produk kepada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(34)

masyarakat luas atau calon konsumen dengan tujuan agar konsumen dapat selalu mengingat produk yang telah diiklankan.

Kotler (1998:235) mengatakan bahwa periklanan adalah suatu dan segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang ataupun jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Wells, Burnet dan Moriarty dalam buku Sutisna ( 2001: 276) mendefinisikan periklanan adalah komunikasi non-personal yang dibayar oleh suatu sponsor yang dikenal dengan menggunkan media massa untuk membujuk dan ataupun mempengaruhi pemirsa. Menurut Jefkins(1997:15) mengemukakan bahwa periklanan merupakan cara menjual melalui penyebaran informasi.

Iklan selain memberikan pemahaman tentang keberadaan dan kegunaan suatu produk, iklan juga sekaligus menjadi media untuk membujuk calon konsumen untuk secara langsung mencoba atau membeli produk yang ditawarkan, iklan dapat disampaikan melalui beberapa media seperti Televisi, Radio, Surat Kabar, Majalah, Baliho, Brosur, Pamflet, Papan Iklan, dan lainnya, tetapi ketika seorang konsumen merekomendasikan produk perusahaan kepada rekannya atau temannya atau disebut mouth by mouth justru akan menjadi metode iklan yang lebih ampuh kepada calon konsumen karena kepercayaan terhadap rekannya atau temannya.

Maka dapat dismpulkan bahwa Iklan atau periklanan dimaksudkan dan ditujukan sebagai alat ataupun media komunikasi dengan segala bentuk penyajian melalui berbagai media massa guna menyampaikan pesan mengenai suatu produk dan jasa ataupun dapat berupa ide yang ditujukan kepada para calon konsumen dan juga iklan berperan untuk mempengaruhi dan membujuk para calon konsumen untuk mengkonsumsi atau membeli produk yang ditawarkan.


(35)

2.3.2 Tujuan Dan fungsi Periklanan

Tujuan dilakukannnya suatu kegiatan periklanan:

Menurut Philip Kotler ( 1997:237), tujuan periklanan ditinjau dari fungsinya adalah: a. Untuk Menginformasikan

1. memberitahukan kepada pasar tentang suatu produk baru

2. mengusulkan kegunaan baru suatu produk

3. memberitahukan pasar tentang perubahan harga

4. menjelaskan cara kerja suatu produk

5. mengurangi kecemasan pembeli

6. membangun citra perusahaan

b. Untuk Membujuk

1. menganjurkan membeli merek tertentu

2. mengubah persepsi pembeli tentang atribut suatu produk

3. membujuk pembeli untuk membeli sekarang

4. membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjual

c. Untuk Mengingatkan

1. mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan dalam

waktu dekat

2. mengingatkan pembeli dimana dapat membeli produk tersebut

3. membuat pembeli tetap ingat produk itu walaupun sedang tidak musimnya

Dan menurut Philip Kotler (1997:271), mengemukakan bahwa tujuan iklan dapat dikelompokan menjadi tiga macam yaitu:

1. Iklan Informasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(36)

Iklan ini secara panjang lebar menerangkan produk dalam tahap rintisan suatu produk untuk menciptakan permintaan pokok atas kategori produk tertentu.

2. Iklan Persuasi (membujuk)

Iklan ini penting dalam persaingan dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. Kebanyakan iklan termasuk dalam kategori ini, bahkan beberapa iklan persuasi menjadi iklan perbandingan yang ingin menciptakan superioritas salah satu merek melebihi merek lain.

3. Iklan Pengingat

Iklan sangat penting untuk produk yang berada dalam tahap kedewasaan ( siklus produk) dimana sasaran perusahaan adalah untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. Bentuk serupa iklan ini adalah iklan pemantapan (reinforcement) yang berusaha meyakinkan pembeli bahwa mereka mengambil pilihan yang tepat

Sedangkan menurut Lee dan Johnson (2004:10) mengemukakan bahwa periklanan berfungsi sebagai berikut:

1. Fungsi “ Informasi” periklanan mengkomunikasikan informasi produk, cirri-ciri, dan

lokasi penjualannya

2. Fungsi “ Persuasif” periklanan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli

merek-merek tertentu

3. Fungsi “Pengingat” periklanan terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang

sebuah produk segingga mereka tetap akan membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya


(37)

2.3.3 Efektifitas Iklan

Rasa suka atau tidak suka seorang konsumen terhadap suatu iklan akan menetukan apakah konsumen akan melanjutkan keputusan pemilihannya (Pelsmacker : 2002) sedangkan menurut Hiam , Schewe (1994) menyatakan bahwa tema suatu iklan yang diungkapkan akan sangat menentukan efektifitas iklan

Iklan yang efektif adalah iklan yang mampu mempengaruhi konsumen, mulai dari proses pertama kali melihat sampai melakukan pembelian, maka dari itu iklan harus mampu untuk membuat seorang konsumen menjadi:

 Kesadaran atau Awareness

Mungkin iklanlah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kesadaran suatu produk atau merek ( J. Paul Peter & Jerry C. Olson ; 1996). Tujuan dari komunikasi promosi adalah bahwa konsumen harus sadar (aware) akan merek ( J. Paul Peter & Jerry C. Olson ; 1996).

 Pengetahuan atau knowledge

Pemberian pengetahuan umum kepada audiens untuk mengambarkan suatu sebab dan akibat dari suatu tindakan ataupun perilaku pola hidup. Dengan adanya pengetahuan dari iklan tadi akan mendorong terjadinya keefektifitasan sebuah iklan dalam konsumen itu sendiri ( Kotler;2000)

 Menyukai atau Liking

Pola dan permainan isi dan tema dari iklan tersebut harus membuat seorang audiens menyukai akan hadirnya iklan tersebut, atau dimana audiens harus dibuat merasa tidak bosan ataupun jenuh ketika menyaksikan iklan tersebut sehingga secara otomatis audiens akan memperhatikan iklan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(38)

 Merefrensikan atau Preference

Perefrensi adalah sebuah tindakan yang dilakukan perusahaan dengan pemberian gambaran lebih lanjut tentang produk kepada para konsumen yang menyukai produk tersebut

 Keyakinan atau Conviction

Dengan keefektivisan suatu iklan akan membangun keyakinan oleh pemasar terhadap konsumen dan akan sangat mempengaruhi konsumen tersebut untuk melakukan proses selanjutnya atau pembelian ( Kotler : 2000)

2.3.4 Media Iklan

Media dalam penyampaian pesan memegang peranan penting dalam proses komunikasi karena tanpa penggunaan suatu media maka pesan atau informasi tidak akan sampai kepada kelompok masyarakat yang diinginkan, maka dari itu pemilihan media yang tepat akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran akan sampai atau tidak.

Penggunaan media berdasarkan bentuk dari media Audio dan Visual a. Media Audio

 Radio : radio merupakan media massa yang mampu mempromosikan suatu produk

dalam lingkup siaran radio

 Telepon : telepon adalah media massa yang penggunaannya sudah begitu banyak

atau hampir di setiap rumah memiliki satu buah telepon, dimana metode promosinya adalah pemasar menghubungi langsung kepada calon konsumennnya


(39)

 Konsumen : media yang dimaksud adalah, ketika seorang konsumen merasa puas akan suatu produk maka biasanya konsumen itu akan mempromosikan produk tersebut pada rekan atau temannya yang lain

b. Media Visual

 Surat kabar: adalah media massa informasi yang mempunyai sifat fleksibilitas, selain

itu media ini memiliki beberapa keunggulan seperti ketepatan waktu, penerimaan yang luas, dipercaya, namun media ini mempunyai jangka waktu yang pendek sehingga mutu reproduksinya pendek

 Majalah: berbeda dengan surat kabar majalah biasanya memiliki mutu reproduksi

yang lebih baik, sehingga mempunyai jangka waktu yang lebih panjang

 Brosur, Pamflet atau surat langsung: adalah metode di mana para pemasar langsung

memberikan informasi kepada calon konsumen, baik melalui pintu ke pintu ataupun pembagaian brosur di tempat yang ramai

 Papan Iklan atau papan reklame: adalah media informasi yang di pajang di sepanjang

jalan untuk dapat menarik perhatian para pengguna jalan yang, papan ini biasanya berdiri di sebelah trotoar ataupun berada di jembatan, terkadang papan iklan ini menjadi identitas untuk suatu tempat tertentu

c. Media Audio dan Visual

 Penjualan Langsung: dimana biasanya para pemasar langsung datang untuk

mempromosikan produknya melalui pintu ke pintu ( door to door) ataupun melalui pemanfaatan adanya event atau acara seperti arisan ibu-ibu pkk

 Televisi: Televisi adalah media paling favorit bagai suatu perusahaan untuk

mempromosikan produknya, karena melalui televisi iklan dapat berbentuk gambar,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(40)

suara dan juga gerak sehingga merangsang indera penglihatan dan pendegaran dan menimbulkan perhatian yang tinggi terutama apabila kemasan iklan tersebut menarik. Keuntungan media ini adalah jangkauan yang luas hingga ke pelosok daerah, serta kefleksibelitasnya, penyampaian informasi yang lebih menarik serta jangka waktu yang lebih panjang. Akan tetapi kekurangan dari penggunaan media televisi adalah biaya yang harus dikeluarkan begitu tinggi

Media apapun yang digunakan akan memberikan manfaat apabila sebelumnya telah diukur dan di perhitungkan terutama dari beberapa faktor teknis seperti ini:

a.Produk yang diiklankan

b. Kemampuan teknis media

c.Sasaran yang dapat dicapai

d.Karakteristik media e. Biaya

2.3.5 Persepsi Terhadap Iklan Di Televisi

Setiap orang yang melihat iklan di televisi memiliki persepsi dan pandangan yang berbeda-beda mengenai iklan tersebut. Perbedaan tersebut terjadi karena arus informasi yang lewat melalui panca indera manusia di artikan berbeda oleh setiap orang, hal itu karena perbedaan selera seseorang yang berbeda, pemahaman akan arti iklan yang berbeda dan semua hal itu terjadi karena sifat dan kaakter setiap orang berbeda.

Karena perbedaan dari setiap karakter audiens yang menyaksikan iklan, maka iklan perlu dibuat atau dirancang dengan rumus AIDA, dimana AIDA terdiri dari:


(41)

1. Attention (perhatian) iklan harus dapat menarik perhatian dari khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar atau pemirsa televisi

2. Interest ( perilaku) setelah iklan mendapat perhatian dari khayalak sasaran terhadap

produk yang diiklankan , maka iklan perlu ditingkatkan intensitasnya untuk menarik rasa ingin tahu dari audiens

3. Desire( Kebutuhan/keinginan) sebuah iklan harus menarik atau menggerakan

keinginan dari audiens untuk memiliki ataupun menikmati produk tersebut sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan

4. Action ( Tindakan) pada akhirnya suatu iklan mempunyai tujuanbahwa suatu iklan

harus mampu untuk membujuk audiensnya agar audiensnya tersebut mau untuk melakukan tindakan pembelian pada produk tersebut.

2.3.6 Indikator Dari Iklan

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur atau menjadi indicator suatu iklan:

1. Pesan Iklan

Serangkaian dari symbol-simbol, gambar atapun grafik yang disampaikan atau disiarkan oleh pengirim kepada audiens

2. Tema Iklan

Isi dari pesan ataupun informasi yang disampaikan atau disiarkan oleh pengirim

3. Bintang Iklan ( endoser)

Tokoh atau para artis yang tampil dalam suatu iklan tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(42)

4. Pengulangan ( repetisi)

Penyampaian iklan yang dilakukan secara berulang-ulang atau lebih dalam sehari.

2.4 Citra Merek (X2)

2.4.1 Pengertian Citra Merek

Kotler : 2003 Merek adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat pengertian sebagai berikut ( Atribut, Manfaat, Nilai, Budaya, Kepribadian, Pemakai) sedangkan menurut American Marketing Association yang di kutip dari (Kotler : 2005) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, symbol, atau desain atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing sedangkan menurut Aaker (1997:9) mendefinisikan merek sebagai nama atau symbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo,cap, atau kemasan) dengan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual untuk membedakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh kompetitor

Kotler 1997:70 mengemukakan bahwa, sebuah merek yang baik haruslah memiliki criteria sebagai berikut:

a) Harus mengisyarakatkan manfaat dan kualitas produk

Bahwa suatu produk harus mengisyaratkan manfaat dan kualitas produk tersebut semisal dari nama produknya.


(43)

Merek yang singkat tentu akan lebih mudah untuk diingat dan di ucapkan.

c) Harus mempunyai ciri khas

Nama yang khas akan lebih menjadi pembeda dari nama yang bersifat umum dan karenanya akan lebih berpeluang menonjolkan produk yang menyandang nama tersebut.

d) Harus tidak berarti buruk di Negara dan bahasa lain

Merek harus mudah diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan mudah diucapkan dalam sebuah bahasa dan tidak mengandung arti negatif bagi masyarakat tertentu.

Oleh karena itu sebuah merek bukanlah hanya sebuah nama ataupun symbol bagi sebuah produk, tetapi pada dasarnya sebuah merek harus bisa mencermikan janji seorang pemasar untuk selalu konsisten memberikan feature, benefits dan services serta terutama jaminan kualitas pada pembeli.

Persepsi seorang konsumen terhadap suatu obyek berdasarkan pemrosesan suatu informasi dari berbagai sumber dan waktu, atau dengan kata lain proses seorang konsumen untuk menilai dan membentuk suatu gambaran akan suatu produk, toko, ataupun perusahaan atau yang biasa disebut dengan citra merek ( brand image)

Seorang konsumen selalu cenderung untuk membentuk image atau citra akan suatu merek yang telah dan akan dikonsumsinya, dank arena perbedaan karakteristik setiap orang maka akan selalu tercipta perbedaan suatu citra merek antara tiap orang. Menurut Suhartanto dan Nuralia ( 2001:28) citra merupakan gambaran umum atau persepsi yang dimiliki oleh masyarakat umum tentang suatu perusahaan, unit dan juga suatu produk

Sutisna (2003:332) mengindentifikasikan empat peran citra bagi suatu organisasi:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(44)

1) Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra mempunyai dampak adanya suatu pengharapan kepada produk tersebut. Citra yang positif akan lebih memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif, dan membuat orang-rang lebih mudah mengerti dengan penawaran produk tersebut.

2) Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan

perusahaan. Kualitas teknis dan khususnya kualitas fungsional dilihat melalui saringan ini, jika citra baik maka citra akan menjadi pelindung, di mana pelindung hanya akan berfungsi efektif pada kesalahan-kesalahan kecil pada kualitas teknis dan fungsional.

3) Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen. Ketika konsumen

membangun harapan dan realitas pengalaman dalam bentuk kualitas pelayanan teknis dan fungsional, maka kualitas pelayanan dirasakan menghasilkan perubahan citra.

4) Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen . Citra mempunyai dampak

internal, citra yang kurang nyata dan jelas mungkin akan mempengaruhi sikap karyawan terhadap organisasi yang memeperkerjakannya.

2.4.2 Indicator dari Citra Merek

Menurut Alexandre L. Biels ( 1992) mengungkapkan bahwa Citra Merek ( Brand Image) memiliki tiga komponen pendukung yaitu:

1) Citra Perusahaan ( Corporate Image)

2) Citra Pemakai ( Image of the user)


(45)

2.4.3 Citra Perusahaan

Coorporate image atau citra perusahaan, adalah citra yang telah dibangun oleh

perusahaan itu sendiri, melalui produk-produk yang dikeluarkannya perusahaan membentuk image terhadap para konsumen dan calon konsumennya apabila produk itu baik maka akan memberikan image atau citra yang baik pada perusahaan itu sendiri. Definisi Citra Perusahaan ( corporate image) oleh Alexandre L Biels (1992) bahwa citra perusahaan adalah sekumpulan assosiasi yang di persepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Dan menurut Sutisna (2001) dengan image baik yang dimiliki perusahaan akan membuat brand image yang baik terhadap merek-merek yang dikeluarkan perusahaan tersebut.

Indicator-indicator citra perusahaan adalah: a. Popularitas perusahaan

b. Kredibilitas perusahaan

c. Jaringan atau cabang perusahaan

2.4.4 Citra Pemakai ( Image of the user)

Image of the user atau citra dari pemakai sebetulnya timbul dari apa yang ada dari pada produk tersebut, apa yang ditampilkan oleh produk tersebut sangat mempengaruhi pengguna merek itu, dimana pengguna akan merasa berbeda setelah menggunakan merek tersebut semisal merasa lebih percaya diri, prestise, mewah, trendi, gaya dan lain-lainnya contoh pengguna motor Kawasaki ninja di jalan tentu akan merasa bangga karena kendaraan yang dipakainya lebih besar dari rata-rata kendaraan sekitar( motor bebek)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(46)

Menurut Alexandre Biels L Biels (1992) bahwa Citra Pemakai ( user image ) adalah sekumpulan assosiasi yang di persepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu produk atau jasa.

Indicator-indicator citra pemakai adalah : a. Gaya hidup atau kepribadian

b. Kelas sosial

2.4.5 Citra Produk ( Image of the Product)

Citra dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah brand image atau citra dari merek tersebut karena menurut Aaker (1996) Brand image disebut juga identitas dari merek, salah satunya ditunjukan dari brand produk tersebut yang akan menciptakan sebuah brand image dari produk tersebut.

Sedangkan menurut Alexandre L Biels (1992) Citra Produk ( product image) adalah sekumpulan assosiasi yang di persepsikan konsumen terhadap suatu produk

Indicator-indicator yang terdapat dalam citra produk: a. Atribut produk

b. Jaminan kualitas c. Penawaran produk

Dari indicator-indicator diatas, tentu juga menunjukan bahwa pemilihan produk oleh seorang konsumen ditentukan juga dari perilaku konsumen tersebut.


(47)

2.5 Minat Beli

Definisi dari Howard et al, 1988 mengemukakan bahwa Intetion to buy ( keinginan untuk membeli) adalah sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin atau keinginan dalam hati yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang, Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian actual itu sendiri (Kinnear dan Taylor, 1995).

Minat beli terjadi dari berbagai tahapan, sepert saat iklan masuk dan dicermati oleh konsumen, mulai dari rasa perhatian terhadap iklan yang ditampilkan, kemudian membawa kepada rasa ketertarikan terhadap iklan dari produk yang ditampilkan, sehingga mendorong konsumen untuk mulai mencoba dengan apa yang mereka ketahui dari iklan produk tadi dan berujung pada tindakan pembelian akan produk tersebut (Tjiptono;1997)

Dari pengertian diatas , maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah pikiran seseorang yang berupa dorongan yang bersifat intrinsik yang mampu membuat seseorang secara sadar menaruh perhatian terhadap suatu barang dan jasa karena dia merasa bahwa barang dan jasa tersebut terkait dengan kebutuhan yang diperlukan oleh dirinya, atau dengan kata lain minat beli dapat timbul dari kebutuhan-kebutuhan pribadi dan tuntutan masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(48)

2.5.1 Perhatian atau Attention

Minat beli konsumen dimulai dari perhatian konsumen akan produk tersebut baik dari melalui media promotion atau promosi, ataupun juga melalui tahap pembelian ulang. Maka ketika seseorang mempunyai ketertarikan akan suatu produk akan sangat menguntungkan bagi perusahaan ataupun pemasar, karena walaupun sang calon konsumen belum melakukan pembelian saat itu juga tetapi setidaknya secara otomatis sang calon konsumen telah mengetahui akan adanya informasi tentang produk tersebut, sehingga mungkin sang calon konsumen akan melakukan pembelian di masa mendatang karena penyerapan informasi yang telah tersimpan dalam memori atau ingatan konsumen akan dapat menjadi bahan pertimbangan ketika seorang konsumen pergi berbelanja.

2.5.2 Ketertarikan atau Interisting

Dari tahap perhatian akan suatu iklan atau produk, memunculkan rasa ketertarikan akan keberadaan dari produk tersebut serta mendorong rasa keingintahuan akan guna dan fungsi dari produk tersebut, pada tahap seperti ini biasanya bagi seorang konsumen adalah tahap pertimbangan dimana konsumen akan menarik keterkaitan antara produk tersebut dengan kebutuhan dirinya atau membandingkan produk tersebut dengan produk lainnya. Sehingga akan memunculkan tindakan dari konsumen, apakah dia akan mencoba produk tersebut atau mungkin akan menunda pembelian atau mencoba produk tersebut atau bahkan meninggalkan produk tersebut dan beralih kepada produk yang lain.


(49)

2.5.3 Tahap Mencoba atau Step to Try

Ketika seorang calon konsumen telah memperhatikan suatu produk ataupun iklan dan mendorong rasa keingintahuan atau ketertarikan padanya, pada tahap ini seperti ini akan mendorong seorang calon konsumen untuk mencoba menggunakan atau memakai produk tersebut. Pada tahap seperti ini apabila promosi lebih gencar dilakukan atau intensitasnya ditambah tentu akan semakin mendorong keinginan seorang calon konsumen untuk mencoba produk tersebut.

2.6 Pengaruh Kausalitas

2.6.1 Pengaruh Kausalitas Iklan dengan Citra Merek

Iklan mempengaruhi citra merek hal ini dapat dikaitkan demikian karena citra merek merupakan citra yang terkandung dan menggabarkan cara merek tersampaikan, termasuk elemen-elemen pengenalnya atau atribut produk, daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen ( Wells ; 1995). Dimana citra merek dibentuk oleh tiga komponen yaitu citra produk, citra pengguna dan citra perusahaan sedangkan untuk iklan dan keefktifitasnnya diperkirakan diukur dengan dua ukuran,yaitu sikap terhadap iklan (Holbrook, Batra;1987) dan sikap terhadap merek ( Batra, Stayman ; 1990).

Sedangkan menurut Lukia dan Uzwatun (2001;132) bahwa upaya menumbuhkan brand image merupakan tujuan utama bagi perusahaan dalam melakukan program periklanan atau advertising, dan juga menurut Kwok dan Hayward (2002) bahwa periklanan membentuk persepsi tentang produk dan memberikan informasi lebih banyak tentangnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(50)

Pendapat yang sama dikemukakan oleh J Paul Peter dan Jerry C Olson (2000) yang berkata promosi biasanya digunakan untuk menciptakan citra merek yang baik dengan menggandengkannya dengan rangsangan yang dievaluasi secara positif seperti tema iklan yang menarik atau penggunaan model yang diminati. Lalu menurut J Paul Peter dan Jerry C Olson (2000) juga bahwa dalam prakteknya, iklan telah dianggap sebagai manajemen citra (image of management) yaitu menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen.

Pendapat lainnya yang berintikan sama yaitu dari Russel dan Lare (1992)menyatakan bahwa sebenarnya pesan mengenai produk melalui bauran promosi dengan suatu fokus pemasaran yang ketat bertujuan untuk memperkuat citra merek yang ditujukan kepada konsumen. Kertajaya (2005:125) Peran iklan dirasakan cukup besar dalam menentukan dan menciptakan citra merek, maka banyak merek yang membangun produknya melalui periklananan. Sutisna (2003:107) iklan yang ditampilkan mampu menciptakan kepercayaan positif terhadap merek oleh karena itu kegunaan utama dari iklan diantaranya adalah untuk membangun citra positf terhadap merek.

2.6.2 Pengaruh Kausalitas Iklan dengan Minat Beli

Hubungan antara Iklan dengan Minat beli sangat berkaitan erat, dimana efektifitas dari suatu iklan dapat berpengaruh terhadap minat beli konsumen, sebagai seorang pemasar selalu mengembangkan promosi (dimana iklan merupakan bagian dari promosi) untuk mengkomunikasikan informasi tentang produk mereka dan mempengaruhi konsumen untuk membelinya (minat beli). Jika iklan yang ditampilkan mampu menciptakan kepercayaan positif terhadap merek, maka konsumen akan lebih mungkin untuk mempunyai sikap positif


(51)

dan membeli produk itu (Sutisna ; 2003). J Paul Peter dan C Olson (2000) mengemukakan bahwa sebagian besar strategi promosi ditujukan unutk meningkatkan ataupun memelihara kemungkinan konsumen akan membeli merek yang ditawarkan.

Iklan pun dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap sebuah produk atau merek, dan memungkinkan produk yang sebetulnya “ kurang di sukai” untuk lebih di perhitungkan atau menjadikan produk itu lebih diperhatikan oleh masyarakat (Terhune dan Steinberg : 2003). Persepsi konsumen terhadap sebuah produk yang negative dapat berubah menjadi positif setelah mereka melihat iklan produk tersebut, karena itu banyak manajer yang meyakini bahwa dengan iklan dapat menigkatkan loyalitas konsumen (Guiltinan, Paul , dan Madden : 1997) dan juga menurut pendapat dari Hertzendorf : 1993 bahwa kualitas suatu produk di tentukan oleh kemampuan manajer tersebut dalam mempresentasikan produknya di benak konsumennya

2.6.3 Pengaruh Kausalitas Citra Merek dengan Minat Beli

Citra merek (Brand Image) yang didalamnya terkandung, nama baik suatu produk, perusahaan, pemasar (marketer) maupun para pengguna produk (user), mempunyai kredibilitas yang diakui oleh masyrakat luas, karena ketika seorang konsumen merasa puas akan suatu merek maka konsumen itu akan membangun persepsi tersendiri bagi produk itu atau membangun citra yang baik terhadap produk tersebut, atau semisal suatu produk memiliki image atau citra bahwa tersebut adalah produk mewah yang exclusive tentu akan mendorong minat beli seseorang tertentu untuk menaikan prestisenya. Dan karena kredibilitas yang baik yang telah dibangun oleh sebuah brand atau merek akan lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(52)

memudahkan untuk mempromosikan produk-produk yang baru kepada konsumen, karena itu brand image atau citra merek suatu produk sangat dijaga nama baiknya oleh perusahaan

Hubungan Citra Merek dengan Minat membeli, menurut Aaker dalam Vranesevic ( 2003) bahwa penciptaan kesan menjadi salah satu karakteristik dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian yang lebih serta penciptaan merek yang kuat sehingga Implikasi dari hal tersebut bahwa merek suatu produk dapat menciptakan Image atau Citra untuk produk itu sendiri, sehingga mampu menanamkan informasi dibenak pikiran konsumen atau menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk.

Citra Merek juga menggambarkan cara merek tersampaikan, termasuk semua atribut produk , daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen, citra suatu merek terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang dan

keberhasilannya dicapai setelah citra positif suatu merek melekat padanya, citra merek benar-benar membantu memunculkan minat beli seorang konsumen terhadap suatu produk (

Darmawan dan Setyaningsih, 2004:41-49). Serta menurut Sutisna ; 2003 mengatakan Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.


(53)

2.7 Kerangka Konseptual

“PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK IM3 DI KOTA SURABAYA”

Gambar 2: Kerangka Konseptual

Iklan X1

Citra Merek X2

MINAT BELI Y

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(54)

2.8 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka analisis sementara untuk dugaan hipotesis ini antara lain adalah:

1. Diduga bahwa Iklan berpengaruh positif terhadap Citra Merek.

2. Diduga bahwa Iklan berpengaruh positif terhadap Minat Beli Konsumen.


(55)

42

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, perlu diuraikan definisi operasional variable-variabel yang akan diteliti untuk menghindari adanya kesalahan persepsi serta untuk memberikan kemudahan untuk memahami penelitian ini. Maka variabel-variabel tersebut adalah:

3.1.1 Iklan (X1)

Dalam Marketing Mix, iklan adalah bagian daripada Promosi maka dari itu iklan selalu menjadi senjata utama bagi sebuah perusahaan untuk, memperkenalkan, menawarkan dan memasarkan produknya, berikut adalah indicator atau beberapa pendekatan untuk mengukur variable iklan ( sumber : Asmail Ishak 2008 )

1. Pesan Iklan (X1_1)

Serangkain dari symbol-simbol yang disampaikan atau disiarkan oleh pengirim kepada masyarakat atau audiens

2. Tema Iklan ( X1_2)

Isi dari pesan atau informasi yang disampaikan atau disiarkan oleh pengirim

3. Bintang Iklan ( endoser) (X1_3)

Artis atau Tokoh yang tampil untuk iklan tersebut

4. Pengulangan (repetisi) (X1_4)

Penyampaian iklan yang dilakukan secara berulang-ulang atau lebih dari satu kali

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(56)

3.1.2 Citra Merek (X2)

Citra Merek merupakan sebuah nilai, citra, ciri dan sebagainya dari suatu merek yang timbul atau didapatkan oleh merek tersebut karena persepsi dari iklan dan juga penerimaan masyrakat terhadap merek tersebut. Berikut adalah indicator atau pendekatan dalam mengukur variabel citra merek ( Sumber : praba Sulityawati, 2010.)

1. Citra Produk ( X2_1)

Brand Image disebut juga sebagai identitas dari merek, salah satunya ditunjukan dari iklan maupun dari brand produk tersebut yang akan menciptakan sebuah brand image dari produk tersebut.

2. Citra Pemakai (X2_2)

Image of the user atau citra pemakai menjelaskan tentang pengaruh penggunaan produk tersebut oleh sang pemakai atau menurut pandangan orang lain

3. Citra Korporat (X2_3)

Corporate image atau citra korporat ( perusahaan) adalah citra yang ada dalam perusahaan tersebut karena pengaruh dari produk dikeluarkan.

3.1.3 Minat Beli (Y)

Intention to Buy atau Minat Beli adalah pemikiran dalam seseorang untuk memiliki, menggunakan, mengkonsumsi ataupun membeli daripada produk yang ditawarkan. Disini calon konsumen mengalami berbagai proses mulai dari penerimaan informasi sampai kepada konsumen melakukan tindakan, indicator atau pendekatan yang diukur dalam minat beli adalah ( Sumber: Asmail Ishak 2008) :


(57)

1. Perhatian (Y1)

Perhatian konsumen terhadap iklan produk yang dapat mendorong munculnya minat beli terhadap produk tersebut.

2. Ketertarikan (Y2)

Rasa ketertarikan calon konsumen terhadap produk karena perhatian yang baik dalam pengelolaan informasi iklan.

3. Tahap Mencoba (Y3)

Dorongan untuk mencoba produk yang ditawarkan karena iklan telah menarik perhatian calon konsumen dan memunculkan rasa ketertarikan sehingga mendorong calon konsumen untuk mencoba produk tersebut.

4. Tindakan (Y4)

Proses terakhir dimana calon konsumen akan menentukan tindakannya setelah mengalami berbagai proses dan tahapan, pada tahap ini biasanya akan muncul rasa minat untuk membeli produk

3.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukuran menggunakan tujuh poin skala semantic ( Semantic Defferential Scale) dimana skala perbedaan semantic merupakan metode pengukuran sikap dengan skala penilaian tujuh butir yang menyatakan secara verbal dua kutub ( Bipolar) penilaian ekstrerm. Dan dua ekstrem yang dinyatakan dalam metode ini antara lain dapat berupa penilaian mengenai : Baik-buruk, Setuju-tidak setuju, Menarik-tidak menarik dan atau Minat-tidak berminat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(58)

Responden diminta untuk mengisi ruang semantic yang tersedia untuk merelokasikan seberapa dekat responden terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu melalui penilaian yang ekstrem, penilaian tersebut melalui interval angka satu sampai dengan tujuh (1-7) dimana angka 1 menunjukan angka yang terendah sampai dengan angka 7 yang menunjukan angka tertinggi semisal:

1 7

Sangat Tidak Menarik Sangat Menarik

3.3 Teknik Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu Ridwan ( 2000:3) dan dalam penelitian ini penentuan untuk populasi penelitian adalah para konsumen atau masyarakat Surabaya yang pernah melihat iklan produk IM3.

2. Sampel

Sampel adalah subset atau perwakilan dari populasi, dimana terdiri dari beberapa anggota populasi yang memungkinkan untuk penelitian . Subset ini diambil karena dalam banyak hal tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh anggota populasi dan karena itu perwakilan populasi yang dipilih tersebut disebut dengan sampel.

Sampel untuk penelitian ini adalah masyarakat Surabaya, dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel secara kebetulan, dimana tidak ditentukan terlebih dahulu siapa saja yang dapat menjadi sampel, bila sampel tersebut dipandang sesuai dengan


(59)

kriteria maka subyek tersebut menjadi sumber data. Dan kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah mereka yang pernah melihat iklan produk IM3 diberbagai jenis media periklanan baik melalui media televisi, koran ataupun radio dan diperuntukan untuk mereka yang telah berusia diatas 17 tahun dan menggunkan Telepon genggam sebagai media komunikasinya.

Pedoman pengukuran sampel menurut ( Ferdinand ; 2002) adalah sebagai berikut:

1. 100 – 200 sampel untuk teknik Maximal Likelihood Estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10

dikali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah yang digunakan dalam seluruh variable Laten. Jumlah

sampel adalah jumlah indicator dikali 5 – 10. Bila terdapat 14 indikator maka besarnya sampel adalah 70 – 200.

4. Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi ADF

( Asymptotically Distribution Free Estimation) dapat digunakan

Dalam penelitian ini, sampel diambil dari masyarakat atau konsumen yang pernah melihat iklan produk IM3 dikota Surabaya dimana terdapat 11 indikator dengan jumlah responden mencapai 110 orang ( 11 indicator x 10)

3.4. Jenis Data

a). Data Primer

Data yang diambil diperoleh melalui penggunaan questioner kepada sampel yang dipilih yang kemudian akan dianalisis melalui teknik SEM.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(60)

b). Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui media yang menghubungkan dengan perusahaan, dalam hal ini adalah PT INDOSAT, Tbk berupa sejarah dan perkembangan produk.

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Metode untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan beberapa cara sebagai berikut:

 Metode Observasi, yaitu Pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti baik

dengan cara melihat, mendengar atau mencatat segala kejadian yang terjadi

 Metode Wawancara, yaitu metode interview atau tanya jawab seputar obyek

penelitian kepada para pengguna telepon genggam

 Metode questioner, penyebaran daftar pertanyaan kepada para audiens yang

menyaksikan iklan prodk IM3 dan kepada para pengguna telepon genggam untuk memperoleh tanggapan dan penilaian terhadap obyek penelitian

 Dokumentasi, pengumpulan data yang diambil dari arsip dan laporan yang

berhubungan dengan masalah dalam penelitian

3.5 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Uji Realibilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indicator – indicator dalam daftar pertanyaan perlu dilihat reliabiltas dan Validitasnya, dimana hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:


(61)

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan disini adalah validitas konstruk (construct validity) yang merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur atau validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang diukur dan karena indicator multidimensi, maka uji validitas dari setiap variabel latent/ construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed variabel dan latent variabel.

b. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah mengenai ukuran konsistensi internal dari indicator-indicator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana masing–masing indicator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Realibilitas diuji dengan construct reliability dan variance-extracted, atau dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

[ Σ Standardize Loading]²

Construct Reliability =

[( Σ Standirdize Loading)² + Σεj]

Σ[ Standardize Loading ²]

Variance – Extracted =

[Σ( Standardize Loading²) + Σεj]

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj= 1 – [Standardize Loading]. Secara

umum nilai construct reliability yang dapat diterima adalah >0,7 dan Variance-Extraced > 0,5 [ Hair et, al ; 1998]

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(62)

Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01 dengan melihat nilai

estimasi dari setiap construct reliability regression weights terhadap setiap indicatornya

3.5.2 Uji Outlier Univariat dan Multivariat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya ( Ferdinand ; 2002).

3.5.2.1 Uji Outlier Univariat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan menunjukan

ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengancara mengkonversi data penelitian kedalam standar score atau biasa disebut Z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar ( Z-score), maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel diatas (80 observasi), pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari Z-score itu berada pada rentang 3 sampai 4 ( Hair et Al; 1995). Oleh karena itu apabila ada

observasi dengan Z-score ≥30 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.5.2.2 Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap multivariate outlier perlu dilakukan sebab walaupun data yang

dianalisis menunjukan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi observasi tersebut dapat menjadi outlier bila sudah saling dikombinasikan, jarak Mahalanobis ( the Mahalanobis


(1)

78

4.4.2 Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli

Dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa faktor citra merek berpengaruh positif terhadap minat beli, dapat diterima. Citra merek yang mengandung persepsi seseorang akan suatu produk baik, kualitas produk tersebut, para penggunanya ataupun lainnya. Hal ini menunjukan bahwa persepsi seseorang akan suatu produk menjadi tolok ukur dari keinginan atau minat beli seseorang tersebut, ketika seseorang telah mempersepsikan produk itu baik tentu akan muncul keinginan minat beli pada orang tersebut akan tetapi keinginan minat beli tersebut belum tentu muncul terhadap seseorang lainnya, hal ini dikarenakan perbedaan perilaku setiap manusia dan karena manusia adalah makhluk yang unik sehingga pasti memunculkan perbedaan antara manusia satu dengan yang lainnya , baik perbedaan akan pola pikir dan pengalaman.

Kesesuaian hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya oleh Praba Sulistyawati (2010) bahwa citra merek merupakan salah satu faktor pendorong bagi konsumen untuk melakukan pembelian produk. Dan kesesuaian juga dengan teori dari Sutisna (2003) bahwa konsumen dengan citra positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan persepsi seseorang akan citra merek suatu produk ditentunkan oleh berbagai faktor yang sebelumnya telah dialami oleh seseorang tersebut yang membentuk suatu image akan keadaan produk tersebut kedalam benak orang tersebut.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian penelitian dengan menggunakan metode analisis SEM untuk menguji Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk IM3 di Kota Surabaya , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Semakin baik Iklan (Advertisement) yang ditayangkan dan disajikan oleh produk IM3 akan berpengaruh dengan baik terhadap pembentukan Citra Merek (Brand Image) pada produk IM3 tersebut

2. Iklan ( Advertisement) yang ditayangkan oleh IM3 tidak dapat menarik Minat Beli ( Purchase Intentiont) dari pada para sampel produk IM3 di kota Surabaya.

3. Semakin baik pembentukan Citra Merek ( Brand Image) produk IM3 akan berpengaruh terhadap Minat Beli ( Purchase Intentiont ) para konsumen produk IM3 di kota Surabaya.

5.2 Saran

1. Pihak PT Indosat sebaiknya lebih memperhatikan dan mengutamakan cara berpromosi yang efektif ( iklan yang efektif) dalam arti lain bahwa Pihak PT Indosat selalu memperbaharui iklan dan metode promosinya agar lebih memberikan rasa ketertarikan kepada masyarakat luas dan menjauhkan para calon konsumen dan konsumennya dari rasa kejenuhan akan iklan yang


(3)

80

ditawarkan , dan karena melalui iklan dapat sangat memunculkan keinginan atau rasa Minat Beli akan produk tersebut

2. Pengembangan Produk untuk memunculkan image atau citra yang baik di persepsi masyarakat luas. Karena itu pengembangan produk dapat menjadi perhatian khusus kepada PT Indosat, untuk memberikan kesan yang baik kepada masyarakat dan menunjukan visi dan misi dari PT Indosat itu kepada masyarakat, agar kehadiran PT Indosat menjadi semakin erat dengan keadaan masyarakat. Karena kesan yang baik tentu akan memberikan image atau citra yang baik terhadap produk tersebut.

3. Penelitian ini hanya menganalisa Pengaruh Iklan ( Advertisement) dan Citra Merek ( Brand Image) terhadap Minat Beli ( Purchase Intentiont) . karena itu penelitian yang akan datang sebaiknya menambahkan variabel, atau menggunakan variabel lain yang ada hubungan teoritisnya dengan variabel Minat beli, seperti Sikap, Perilaku Konsumen, Keputusan Membeli ataupun Loyalitas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A dan Kevin L Keller, 1990, Consumers Evaluation of Brand Extensions, Journal of Marketing, Vol 54, p 27-41.

Aaker, David. A, 1996, Building Strong Brands”. New York; The Free Press

Batra, Rajeev & Douglas M.Stayman, 1990, The Rule of Mood in Advertising Effectiviness. Journal of Consumers Research 17 September, p 203-214

Bentler, P.M and C.P.Chou, 1987. Practical Issue in Structural Modelling , Socilogical Methods and Research 16 (1) : 78-117

Biel, Alexander. 1993. Converting Image Into Equity. In David Aaker & Alexandre Biel eds. Brand Equity and Advertising. Hillsdale. N.J. Lawrence Erlbaum

Brown, Robert George. 1974. Sales Response to Promotion and Advertising. Journal of Advertising Research. Agustus p 36-37

Didit Darmawan & Setyaningsih. 2004. Pengaruh Citra Merek Terhadap Effektivitas Iklan. Jurnal Media Mahardika Vol 2 no 3 Mei 2004.

Durianto, Darmadi, Sugiarto & Sitinjak, Toni. 2001. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(5)

Hossain, Enayet. 2007. “An Evaluation of Brand Image, Product attributes and Perceived

Quality of a Selected Consumer Non-durable Product”, Administration and

Management review, Vol.19, No.2

Humdiana. 2005. ”Analisis Elemen-Elemen Ekuitas Merek Pada Produk Rokok Merek

Djarum Black.” Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.12, No.1, h.42-59

Husein Umar, 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Phillip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Phillip. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid I (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: PT Prenhalindo Indonesia.

Kotler, Phillip. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid II (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: PT Prenhalindo Indonesia.

Kotler, Phillip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Lindawati, 2005, “Analisis Kesadaran Merek, Persepsi Konsumen, dan Asosiasi Merek

dalam Ekstensi Merek Pada Produk Merek LIFEBUOY di Surabaya”, Jurnal Sains

Pemasaran Indonesia, Vol.IV, No.1, p.47-70

Farrah, Zatul dan Fajrianthi. 2005. “Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas Konsumen”, INSAN, Vol.7, No.3

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


(6)

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi

danPenelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.

Simamora, Bilson. 2003. “Pemasaran Dengan Hati”, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.10, No.2

Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Berganda. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Swastha, Basu dan Hani Handoko. 1987. Manajemen Pemasaran : Analisis Perilaku

Konsumen, Yogyakarta: BId.

Jurnal dan Makalah

Faradissa. 2011. “ Bagaimana Merek XL di Masa Mendatang “ . MARKETING 03/XI/MARET 2011. Hal 94-96

Ishak, Asmai. 2008.” Pengaruh Penggunaan Selebriti Dalam Iklan Terhadap Minat Beli

Konsumen”. Jurnal Siasat Bisnis. Hal 71-88

Kurniawan Iwan, Suryono Budi Santoso dan Bambang Munas Dwijayanto. 2008. “ Analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang produk serta dampaknya terhadap loyalitas pelanggan”. Semarang

Sulistyawati Praba.2010 “ Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Di Kota Semarang”. Universitas

Diponegoro Semarang Internet

www.google.co.id/selluler/ditjenpostel www.indosat.co.id