Pengertian Aluminium LANDASAN TEORI
Gambar 2.1 Tahap proses pengecoran lost foam Sumber : www.sfsa.org
Pola dan sistem saluran dilakukan pelapisan coating dengan cara dimasukkan ke larutan pelapis dari bahan tahan panas refractory atau larutan
refractory tersebut langsung dicatkan pada pola dan sistem saluran lalu dikeringkan. Penambah, pengalir dan saluran masuk ditempatkan pada tempat yang diperlukan
Butler, 1964. Cluster yang telah kering diletakkan pada wadah dan pasir silika dimasukkan di sekeliling pola. Pasir yang menimbun pola dipadatkan dengan cara
digetarkan pada frekuensi dan amplitudo tertentu. Pasir yang dipadatkan dengan penggetaran densitas pasir meningkat 12,5 dibandingkan tanpa digetarkan Butler,
1964. Pasir dengan ukuran AFS Average Fineness Number grain fineness number tertentu akan mengisi bagian-bagian yang kosong dari cluster dan akan menahan
clustersaat pengisian logam cair. Pola tersebut dapat dibungkus dikapsul dengan dua lapis plastik dan pasirnya divakum. Vakum akan mengeraskan cetakan dan
kekerasan cetakan diatas 85 dapat tercapai Kumar ,dkk., 2007. Logam cair dimasukkan melalui saluran tuang dan pola akan terurai karena panas logam cair saat
masuk ke pola. Hasil uraian pola akan melewati lapisan dan keluar melalui pasir. Setelah cukup dingin, benda cor diambil dan dilakukan perlakuan panas jika
diperlukan Matson ,dkk., 2007. Perkembangan penggunaan metode pengecoran lost foam mengalami peningkatan cukup besar sejak tahun 1990 Gambar 2.2. Pada
tahun 1997 sebanyak 140.700 ton aluminium, besi cor dan baja sudah diproduksi dengan proses pengecoran lost foam Hunter, 1998.
Gambar 2.2 Perkembangan pasar pengecoran lost foam Sumber : Wong, 1998