ketajaman pada batas cetakan semakin tinggi dan kekasaran permukaan benda cor semakin meningkat Kumar dkk, 2007.
2.5 Paduan Al-Si
Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, mempunyai permukaan bagus, tanpa kegetasan panas, sangat baik untuk paduan coran serta baik pula dalam ketahanan
korosi, sangat ringan, koefisien pemuaian yang kecil dan sebagai penghantar untuk listrik dan panas Surdia dan Saito, 2000. Karena itu paduan Al-Si sangat sering
dipakai dalam produksi pengecoran.
Gambar 2.5 Diagram fasa Al-Si Sumber :Tottendan MacKenzie, 2003
Diagram fasa Al-Si memperlihatkan jenis paduan Al dengan komposisi Si yang berbeda melalui pengkodean yang di standarkan Gambar 2.4.
2.6 Cacat-Cacat Pada Hasil Pengecoran
Pada proses pengecoran, ada beberapa jenis cacat pada hasil akhir produk pengecoran. Kualitas produk hasil-hasil pengecoran, dapat dinilai memiliki kualitas
yang baik jika produknya hampir tidak ada cacat Lampman, 2008. Pada proses pengecoran dilakukan dengan beberapa tahap mulai dari
menyiapkan cetakan,
proses peleburan,
penuangan dan
pembongkaran. Menghasilkan produk coran yang baik maka semuanya harus direncanakan dan
800
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hasil coran sering terjadi cacat, cacat yang terjadi pada coran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Desain atau pola dari cetakan 2. Komposisi paduan logam
3. Proses peleburan dan penuangan 4. Temperatur penuangan
5. Sistem saluran masuk dari cairan logam 6. Laju pendinginan
2.7 Jenis-Jenis Cacat Pengecoran
Menurut Lampman 2009 cacat-cacat pengecoran terdiri dari 6 jenis cacat seperti :
1. Porositas Porositas dapat terjadi karena terjebaknya gelembung-gelembung gas pada
logam cair ketika dituangkan ke dalam cetakan.Porositas pada produk cor dapat menurunkan kualitas benda tuang. Salah satu penyebab terjadinya porositas pada
penuangan logam adalah gas hidrogen Budinski, 1996. Porositas oleh gas hidrogen dalam paduan akan memberikan pengaruh yang
buruk pada kekuatan, serta kesempurnaan dari benda tuang tersebut. Penyebab porositas antara lain kontrol yang kurang sempurna terhadap absorbsi gas oleh
paduan, pegeluaran gas dari dalam logam karena interaksi antara gas dengan logam selama peleburan dan penuangan, perbedaan suhu yang sangat tinggi antara cetakan
dengan logam cair yang dituang. Proses pembekuan diawali pada bagian logam cair yang lebih dahulu mengenai dinding cetakan. Disebabkan oleh suhu dinding cetakan
yang sangat rendah dibandingkan dengan suhu logam cair. Pembekuan yang cepat dan proses pendinginan yang tidak merata mengakibatkan sejumlah gas
terperangkap, sehingga terbentuk pori. Porositas oleh gas dalam benda cetak paduan aluminium silikon akan memberikan pengaruh yang buruk pada kesempurnaan dan
kekuatan dari benda tuang tersebut. Cacat ini dapat dihindari dengan penuangan logam yang cukup temperature, mengontrol jumlah gas yang dihasilkan oleh material
pengurangan unsur Si dan P akan sangat membantu Firdaus, 2002.