Pelapisan Coating Pengecoran Lost Foam

tempat-tempat yang sempit dari pola Sikora, 1978. Massa jenis polystyrene foam secara umum berbanding terbalik dengan massa jenis hasil benda cor. Hal ini berarti jika pengecoran menggunakan dengan massa jenis polystyrene foam lebih rendah maka massa jenis benda cor akan lebih tinggi Kim dan Lee, 2007. Polystyrene foam PS atau yang biasanya disebutkan dengan nama styrofoam diproduksi dalam bentuk busa atau gabus. Busa polystyrene foam PS terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bebas sehingga dapat menghalangi panas atau suara. Akan lunak pada temperatur sekitar 95 o C dan menjadi cairan kental pada 120 o C sampai 180 o C dan menjadi encer diatas 250 o C, kemudian terurai diatas 320 o C sampai 330 o C Surdia dan Saito, 2000. Gambar 2.4. Skema polimerisasi polystyrene Sumber : www . wikipedia.orgwikiPolystyrene Polystyrene foam PS yang digunakan pada proses pengecoran evaporative terdiri 92 wt C, 8 wt H. C 6 H 5 benzene relatif stabil pada polystyrene dan CH = CH 2 cenderung terpisahkan terlebih dahulu. Ketika fasa cair bereaksi menyebabkan tuangan terus mengikuti pola cetakan hingga padat Shin dan Lee, 2004.

2.4.6 Penggetaran Vibration

Kekasaran permukaan Al-7Si menurun dengan peningkatan amplitudo penggetaran sampai 485µm. Hal ini terjadi karena peningkatan amplitudo getaran akan menyebabkan partikel-partikel pasir yang lebih halus bergerak mengisi ruangan diantara butir-butir pasir. Amplitudo yang lebih besar dari 485 µm menyebabkan butir-butir pasir yang lebih besar bergerak dan gaya antar butir pasir akan menyebabkan pasir begerak menuju ke permukaan pola. Hal ini menyebabkan keruncingan permukaan pola lebih besar dan kekasaran permukaan benda cor menjadi lebih kasar Kumar ,dkk., 2007. Peningkatan lama penggetaran cetakan akan menyebabkan kekasaran permukaan benda cor Al-7Si menurun. Hal ini karena semakin lama waktu penggetaran akan menyebabkan partikel-partikel yang lebih kecil berada pada batas antara pola dan pasir. Keruncingan permukaan pasir pada perbatasan pola akan berkurang sehingga permukaan benda cor lebih halus Kumar dkk, 2007. Lama penggetaran Pada pengecoran Al-7Si memiliki faktor kurang berpengaruh dalam menentukan nilai tegangan tarik dan elongasi benda cor Kumar dkk, 2008.

2.4.7 Penuangan

Suhu penuangan paduan Al-7Si yang lebih tinggi akan meningkatkan kekasaran permukaan benda cor. Superheat suhu diatas temperatur cair yang lebih tinggi akan menurunkan tegangan permukaan cairan logam. Hal ini akan menjadikan cairan logam mudah terserap ke celah-celah diantara pasir yang menyebabkan kekasaran benda cor meningkat Kumar dkk, 2007. Temperatur tuang memiliki faktor dominan dalam menentukan nilai tegangan tarik dan elongasi benda cor Kumar dkk, 2008. Kecepatan penuangan logam cair memiliki pengaruh besar terhadap kualitas benda cor. Kecepatan penuangan aluminium cair berkisar 0,015-0,02 ms untuk mendapatkan jumlah dan jenis cacat pada benda cor yang minimal Bates dkk, 2001. Kecepatan pengisian logam dan keluarnya hasil dekomposisi polystyrene foam tergantung pada banyak faktor diantaranya massa jenis foam, ikatan foam, ketebalan coating, temperatur logam dan kecepatan bagian depan logam cair Bates dkk, 1995. Kecepatan aliran logam meningkat dengan bertambahnya temperatur tuang. Gas tidak terdeteksi sampai pada suhu 525 o C, terdeteksi sepanjang 5 mm pada suhu 750 o C dan lebih panjang dari 2 cm pada suhu 1050 o C Shivkumar dkk, 1995. Gas yang terbentuk meningkat 230 pada temperatur 750 – 1300 o C Yao dkk, 1997.

2.4.8 Tingkat Kevakuman Cetakan

Tingkat kevakuman cetakan lebih tinggi akan meningkatkan kekasaran permukaan benda hasil cor. Tekanan vakum yang dikenakan pada cetakan akan mengisap cairan logam dan membuat ketajaman pada batas cetakan. Semakin tinggi tingkat kevakuman akan meningkatkan penghisapan ke cairan logam sehingga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Temperatur Penuangan Terhadap Sifat Ketangguhan Impak (Impack Toughness) Dan Kekerasan (Hardness) Aluminium Sekrap Yang Ditambah Silikon 5%

5 58 91

PENDAHULUAN Analisa Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Dengan Variasi (1%, 2%, 3%) Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis.

0 1 6

TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh Penambahan Silikon (Si) (7%, 9%, 11%) Pada Paduan Aluminium Magnesium (Al-Mg) Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis.

0 2 17

PENDAHULUAN Analisa Pengaruh Penambahan Silikon (Si) (7%, 9%, 11%) Pada Paduan Aluminium Magnesium (Al-Mg) Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis.

0 2 8

ABSTRAKSI TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Dengan Variasi (7%, 8%, 9%) Pada Paduan Aluminium Silikon(Al-Si) Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis.

0 2 18

PENDAHULUAN Analisa Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Dengan Variasi (7%, 8%, 9%) Pada Paduan Aluminium Silikon(Al-Si) Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis.

0 2 8

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADA PROSES EVAPORATIVE CASTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO ALUMINIUM SILIKON ( AL - 7% SI ).

1 6 30

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (SI) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS.

0 0 4

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP KEKERASAN DAN POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM Sri Harmanto

0 0 10

PENGARUH AGING TERHADAP KETAHANAN LELAH ALUMINIUM PADUAN (Al-Si) TUGAS AKHIR - Pengaruh aging terhadap ketahanan lelah aluminium paduan (Al-Si) - USD Repository

0 0 83