28
hukum di Indonesia, koperasi telah mendapatkan tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat.
Sementara bangun usaha bukan koperasi masih mengikuti warisan sistem hukum lama peninggalan belanda yaitu hukum dagang dan
hukum perdata, koperasi telah memiliki undang-undang sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa perubahan sistem hukum
dapat berjalan lebih cepat dari perubahan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat sehingga koperasi dalam kenyataan belumberkembang
secepat yang kita inginkan meskipun memiliki landasan hukum yang kuat.
2.2.5. Azas-azas Koperasi Indonesia
Azas mengandung arti dasar pemikiran untuk mencapai tujuan Soeradjiman, 1996 :6. Azas koperasi atau dalam bahasa inggris disebut
Cooperative Principles , berasal dari bahasa latin. Principium yang berarti
basis atau landasan. Principium memiliki arti cita-cita utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi Hendrojogi, 2000 :30.
Rochdale atau lebih dikenal dengan “The rochdale society of equitable pioners
” yang dinyatakan sebagai peraturan dari perkumpulan cita-cita koperasi yang kemudian dikenal sebagai azas Rochdale atau
Rochdale Principles telah mengilhami cara kerja dari gerakan - gerakan
koperasi sedunia. Azas Rochdale sebagaimana dikemukakan oleh Hendrojogi 2000 : 31 adalah :
29
a. Pengendalian secara demokrasi
b. Keanggotaan yang terbuka
c. Bunga terbatas atas modal
d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan
pembelianya e.
Pembayaran secara tunai atau transaksi perdagangan f.
Tidak boleh menjual barang-barang palsu dan harus murni g.
Mengadakan pendidikan bagi anggota – anggotanya tentang azas-azas koperasi dan perdagangan yang saling membantu
h. Netral dalam aliran agama dan politik
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi menyatakan koperasi berdasar atas azas kekeluargaan. Prinsip
kekeluargaan tersebut bersumber dari ketentuan lebih tinggi, yaitu UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai
badan usaha bersama berdasar atas kekeluargaan”. Azas kekeluargaan dalam koperasi mengandung arti kerjasama yang saling menghidupi, atau
dengan kata lain tidak boleh terjadi suatu usaha merugikan atau mematikan usaha yang dijalankan oleh pihak lain.
Menurut Moh Hatta yang dikutip Soeradjiman 1996:7 inti pengertian dari azas dari kekeluargaan terletak pada rasa setia kawan
solidaritas dan percaya pada diri sendiri individualitas yang mengandung arti :
30
a. Setiap anggota memperhatikan anggota lainya
b. Yang kuat membantu yang lemah
c. Masing-masing berpastisipasi dalam usaha sesuai dengan
kemampuanya d.
Kepentingan lebih utama daripada kepentingan individu e.
Hasil usaha dibagi secara adil sesuai dengan partisipasi masing-masing anggota
Dikatakan bahwa .koperasi berlandaskan pancasila dan undang- undang dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.. Dari bunyi pasal
2 itu jelas bahwa koperasi berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Masing- masing sila dari pancasila dalam kaitannya dengan koperasi dapat
dijabarkan sebagai berikut : 1.
Ketuhanan Yang Maha Esa Sila pertama, mengandung makna bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang percaya akan adanya Tuhan yang maha esa.sebagai wujud penerapan sila ini maka keanggotaan koperasi Indonesia terbuka untuk
semua penganut agama atau kepercayaan dan golongan,serta setiap anggota koperasi wajib menghormati agama atau kepercaya yang
dianut oleh anggota yang lain. Koperasi juga sangat meningkat kejujuran. Baik pegurus,manajer, pengawas dan anggota koperasi
harus berlaku jujur sebagai perwuju dan pengamalan sila pertama dari pancasila.
31
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sebagai manusia yang beradab,maka mereka harus saling menghargai. Suatu kriteria menghargai manusia lain berarti menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan,gemar melaksanakan kegiatan kemanusiaan dan berani membela keadilan dan kebenaran.
Penerapan dari sila kedua itu adalah sebagai berikut. b.
Koperasi tidak membedakan kedudukan sosial,agama dan golongan masing-masing anggota.
c. Semua anggota koperasi berhak mendapat perlaku yang sama dan
adil. 3.
Persatuan Indonesia Jalinan persatuan dan kesatuan dikembangkan atas dasar bhineka
tunggal Ika berbeda-beda tetapi tetap satu jua dengan memajukan pergaulan antarsesama manusia Indonesia. Penerapan sila ketiga ini
adalah bahwa koperasi tidak mengenal perbedaan suku, agama, ras, antar golongan, politik atau status sosial anggota koperasi untuk
bersatu dalam wadah koperasi. Koperasi harus mampu menempatkan rasa solidaritas tanpa memandang asal-usul dan status sosial.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan Penerapan sila keempat ini adalah bahwa dalam perkumpulan koperasi
sistem musyawarah untuk mufakat harus benar-benar dilaksanakan dalam koperasi Indonesia. Jika terdapat perbedaan pendapat,maka hal
32
tersebut harus dipecahkan melalui musyawarah atau mufakat dalam rapat anggota. Musyawarah berarti perundingan,sedangkan mufakat
berarti setuju atau sepakat. Jadi, mufakat merupakan hasil dari suatu perundingan atau pembicaraan. Sehingga, jika dalam koperasi terdapat
perbedaan pendapat dan pada akhirnya dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau melalui voting, maka hasil akhir itu merupakan
kesempatan atau kesepakatan atau keputusan bersama dan menjadi tanggung jawab bersama pula untuk saling menghormati dan
melaksanakan keputusan tersebut. 5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Yang dimaksud keadilan sosial adalah keadilan yang berlaku dalam
masyarakat, yang berarti tolok ukurnya adalah masyarakat. Masyarakat perlu dibangun oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat.
Pembangunan dan hasil pembangunan perlu didistribusikan secara adil. Adil harus dilihat dari sudut pandang masyarakat. Keadilan yang
memberikan masing-masing bagiannya, dalam segala hasil kegiatan kebudayaan dalam masyarakat, dalam bidang ekonomi, perhubungan,
sosial, politik dan kebudayaan pada umumnya. Keadilan menuntut supaya masing-masing manusia harus diberi kesempatan menurut
kepatutan dan harkat martabat sebagai manusia. Selain Pancasila UURI No. 25 1992 juga menyebutkan UUD 1945 sebagai landasan
koperasi. Hal ini, ditegaskan dalam batang tubuh pasal 33 ayati 1 beserta penjelasannya. Disitu dicantumkan secara ekplisit bahwa
bangun perusahaan yang sesuai dengan pasal 1 adalah koperasi.
33
2.2.6. Jenis-Jenis Koperasi