“Perbedaan Kesejahteraan Sebelum Dan Sesudah Menjadi Anggota Koperasi “CU Sanqti” Pasuruan (Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “Cu Sanqti” Program Sibuhar)”.

(1)

(Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “CU Sanqti”

Program Sibuhar)

SKRIPSI

Oleh :

MARIA ETI RUSTINA NPM. 0541010028

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2010


(2)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN PROPOSAL

Judul Proposal : Perbedaan Kesejahteraan Anggota Koperasi “CU SANQTI” Sebelum dan Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Nama Mahasiswa : Maria Eti Rustina

NPM : 0541010028

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti ujian seminar proposal

Ketua Program Studi Pembimbing

DR. Lukman Arif, MSi Dra. Diana Hertati, MSi NIP. 196411021994031001 NIP. 030 201 935


(3)

(Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “CU Sanqti” Program Sibuhar)

Nama Mahasiswa : Maria Eti Rustina

NPM : 0541010028

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan

Menyetujui

Pembimbing

Dra. Diana Hertati, M.Si NIP. 196601031989032001

Mengetahui DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 195507181983022001


(4)

Judul Penelitian : Perbedaan Kesejahteraan Anggota Koperasi “CU SANQTI” Sebelum Dan Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Nama Mahasiswa : Maria Eti Rustina

NPM : 0541010028

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui

Pembimbing Utama 1. Penguji I

Dra. Diana Hertati, MSi Dr. Lukman Arif, MSi

NIP. 030 201 935 NIP : 196411021994031001

2. Penguji II

Drs. Pudjo Adi, MSi NIP : 030 134 568 3. Penguji III

Drs. Hartono Hidayat, MSi

NIP : 030 115 320

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Dr. Lukman Arif, MSi NIP. 196411021994031001


(5)

Maria, yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kesejahteraan Sebelum Dan Sesudah Menjadi Anggota Koperasi “CU Sanqti” Pasuruan (Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “Cu Sanqti” Program Sibuhar)”

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada yang terhormat:

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran”

2. Bapak DR. Lukman Arif, MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Diana Hertati, MSi., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara UPN “Veteran” Jawa Timur, sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, bimbingan dan ilmu guna membantu penulis dalam penyusunan sekripsi ini dengan penuh kesabaran.

4. Seluruh staff dosen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan ilmu kepada penulis sebagai mahasiswa.

5. Pimpinan, staff dan karyawan “CU Sanqti” Pasuruan, yang telah membantu penulis dalam penyediaan data-data yang dibutuhkan, terimakasih....

6. Keluargaku, Papa, Mama dan Kakakku yang telah memberikan dorongan, semangat dan pengertiannya bagi penulis baik secara moril maupun materiil.


(6)

ii

7. Special thanks to My Lophely Tommy Natanael Lahenda, atas segala bantuannya dan memberi semangat yang luar biasa kepada ku, thanks for everything...

8. Sahabat-sahabatku, Tiza, Iis dan Fiki, terimakasih selama ini kalian telah menjadi sahabat terbaik ku....love u guysss...

9. Teman-teman dan saudara yang telah banyak membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yesus Kristus selalu memberkati kepada semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi penelitian ini. Penulis juga memohon maaf bila terdapat sesuatu yang kurang berkenan di dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juli 2010


(7)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.1.1. Kesejahteraan Anggota ... 13

2.1.2. Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi ... 16

2.2. Koperasi ... 18

2.2.1. Pengertian Koperasi ... 18

2.2.2. Tujuan Koperasi ... 21

2.2.3. Manajemen Koperasi ... 22

2.2.4. Landasan Koperasi ... 25

2.2.5. Azaz-Azaz Koperasi Indonesia ... 28


(8)

2.2.6. Jenis-Jenis Koperasi ... 33

2.2.7. Perangkat Organisasi Koperasi ... 36

2.3. Kerangka Konseptual ... 38

2.4. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

3.1.1. Definisi Operasional ... 39

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 41

3.2. Teknik Penarikan Sampel ... 41

3.2.1. Populasi ... 41

3.2.2. Sampel ... 42

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.4. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 46

4.1.1. Sejarah CU Sanqti ... 46

4.2. Visi, Misi dan Moto ... 48

4.3. Struktur Organisasi ... 49

4.4. Hasil Penelitian ... 52

4.4.1. Identitas Responden ... 52

4.4.2. Deskrpsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 55


(9)

Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 56

4.4.4. Deskrpsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 58

4.4.5. Deskrpsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 59

4.5. Deskripsi Hasil Pengujian ... 61

4.5.1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 61

4.5.1.1.Pengujian Validitas ... 61

4.5.1.2.Hasil Pengujian Reliabilitas ... 64

4.5.1.3.Hasil Pengujian Hipotesis ... 64

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 69

5.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Tingkat Kesejahteraan Anggota Sebelum dan Sesudah Melakukan

Pinjaman dengan Program Sibuhar ... 8

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54

Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 55

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 57

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 58

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 60

Tabel 4.8. Hasil Korelasi Butir Pernyataan Tingkat Kesajahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 62


(11)

Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 62 Tabel 4.10. Hasil Korelasi Butir Pernyataan Tingkat Kesajahteraan Anggota

Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 63 Tabel 4.11. Hasil Korelasi Butir Pernyataan Tingkat Kesajahteraan Anggota

Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 63 Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 64 Tabel 4.13. Hasil Pengujian Paired Samples T-Test Tingkat Kesejahteraan

Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya dan Jenisnya ... 65 Tabel 4.14. Hasil Pengujian Paired Samples T-Test Tingkat Kesejahteraan

Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya dan Jenisnya ... 66


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Daerah Kritis Melalui Kurva Distribusi t Student Dua Sisi ... 45


(13)

ix Lmapiran 2. Rekapitulasi Jawaban Responden

Lampiran 3. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Lampiran 4. Hasil Pengujian Paired Saples T-Test


(14)

Abstraksi

MARIA ETI RUSTINA, Perbedan Kesejahteraan Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota Koperasi “CU SANQTI” Pasuruan (Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “CU SANQTI” Program Sibuhar)

Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dlam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan dari para anggotanya dri kesulitan-kesulitan ekonomi yang diderita mereka. Tujuan koerasi di dalam menjalankan usahanya adalah untuk memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya pada khususnya dan peningatan kesejahteraan ekonomi masyarakat pada umumnya. Orientasi usaha yang memihak pada koperasi tidak hanya sekedar pembeda antara koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan atau badan usaha lainnya, tapi merupakan hakekat dari koperasi itu sendiri. Tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kesejahteraan anggota koprasi “CU SANQTI”.

Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah anggota koperasi CU SANQTI yang mengikuti program simpanan Sibuhar yaitu berjumlah 3575 orang. Kriteria sampel yang akan diambil adalah anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota progaram pinjaman Sibuhar sehingga sampel yang diambil untuk penelitian ini adlah 100 orang. Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan uji beda dua sampel perpasangan (paired sample t-test).

Dari hasil pengujian yang dilakuakn terhadap tingkat kesejahteraan anggota melalui kebutuhan manusia menurut sifatnya dan jenisnya sebelum dan sesudah diadakannya program pinjaman Sibuhar yang diberikan kepada anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar diperoleh hasil bahwa adanya perbedaan tingkat kesejahteraan aggota melalui kebutuhan manusia menurut sifatnya dan jenisnya sebelum dan sesudah diadakannya program pinjaman Sibuhar.


(15)

1.1.Latar Belakang

Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan dari para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang diderita mereka (Kartosapoetra, dkk 1991: 1).

Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”. Bentuk badan usaha yang sesuai dengan bunyi dari pasal tersebut adalah koperasi. Hal ini dipertegas dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi, yang menyatakan bahwa :

“Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”


(16)

2

Sebagai badan usaha rakyat, koperasi perlu membangun diri dan meningkatkan diri, serta mampu bersaing dengan badan usaha lain berdasarkan prinsip koperasi, sehingga diharapkan, koperasi sebagai badan usaha rakyat, mampu berperan sebagai soko guru perekonomian nasional yang berfungsi memperkokoh perekonomian rakyat, dan membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur koperasi harus berpijak pada landasan yang benar. Landasan koperasi Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai organisasi yang berwatak sosial, dasar pendirian koperasi berbeda dengan dasar pendirian perusahaan lain seperti Firma dan Perseroan. Pendirian koperasi dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat golongan ekonomi lemah untuk memperbaiki ekonomi mereka.

Di Indonesia dikenal dua macam bentuk koperasi, yaitu Koperasi primer dan Koperasi sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang perorangan, melalui usaha untuk memenuhi kebutuhan anggota secara perorangan. Koperasi sekunder merupakan himpunan dari Koperasi primer yang di bentuk sekurang kurangnya dari tiga Koperasi primer. Salah satu bentuk Koperasi primer adalah Koperasi Simpan Pinjam yang merupakan suatu kesatuan ekonomi dari masyarakat yang mempunyai fungsi sebagai penyalur dana usaha, khususnya pengadaan pangan dan pengembangan ekonomi rakyat yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.


(17)

Dewasa ini kehidupan koperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab bagi masyarakat Indonesia hidup berkoperasi berarti membangun perekonomiannya. Seperti kita ketahui bersama pemerintah merupakan pemrakarsa ekonomi. Hal ini tentu terlalu sulit untuk dipahami, sebab perintah adalah misi untuk memajukan koperasi sesuai dengan apa yang dikehendaki atas dasar Undang–Undang Dasar 1945, yaitu membangun koperasi sehingga mempunyai kemampuan untuk dapat dipergunakan sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional.

Undang–Undang Dasar menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Atas dasar itu maka koperasi sebagai suatu perusahaan yang permanen memungkinkan koperasi untuk berkembang secara ekonomi, dengan demikian tidak saja akan mampu memberikan pelayanan terus menerus dan meningkat pada anggotanya serta masyarakat sekitarnya, akan tetapi juga akan memberikan sumbangan mendasar kepada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Tujuan koperasi di dalam menjalankan usahanya adalah untuk memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota- anggotanya pada khususnya dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat pada umumnya. Orientasi usaha yang memihak pada peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat ini harus dipegang teguh oleh koperasi, tidak hanya sekedar pembeda antara koperasi dengan bentuk– bentuk perusahaan atau badan usaha lainnya, tapi merupakan hakekat dari koperasi itu sendiri.

Sesuai dengan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 menyebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan


(18)

4

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang–Undang Dasar 1945.

Menurut Undang–Undang No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian bahwa usaha koperasi terutama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya. Dalam hubungan ini maka pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif dan efisien dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar–sebesarnya pada anggota. Koperasi dapat berusaha luwes baik hulu maupun hilir serta berbagai jenis usaha lainnya yang terkait. Adapun mengenai pelaksanaan usaha koperasi, dapat dilakukan dimana saja, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan mempertimbangkan kelayakan usaha.

Menurut Setiady (2003 :9) mengatakan bahwa pencapaian peningkatan kesejahteran adalah tujuan usaha yang bermanfaat dalam usaha koperasi serta merupakan karya kegiatan dalam rangka tanggung jawab moril dan sosial. Serta yang penting juga adalah mempertinggi taraf hidup anggotanya, meningkatkan produksi dan mewujudkan pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata. Selanjutnya, koperasi Indonesia wajib memiliki dan berlandaskan nilai-nilai menolong diri-sendiri, bertanggung jawab kepada diri-sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas.

Sebagai suatu bentuk badan usaha maka koperasi berusaha memperjuangkan pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya dengan


(19)

cara sebaik–baiknya sedangkan sebagai perkumpulan orang, koperasi berusaha memenuhi kebutuhan–kebutuhan anggotanya itu, tanpa menjadikan keuntungan sebagai titik tolak usahanya karena keuntungan memang bukan tujuan utama koperasi.

Koperasi “CU SANQTI” Pasuruan didirikan pada tanggal 14 September 1985. Pendirian CU yang diberi nama CU Karyawan Sang Timur ini, diprakarsai oleh Yayasan Karya Sang Timur Pusat di Malang. Pada mulanya Yayasan memberikan dana sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk dipakai sebagai modal CU. Dana sebesar ini juga diberikan kepada sekolah-sekolah Sang Timur di Indonesia yang mau mendirikan koperasi (CU) di lingkungan kerjanya. Usaha Koperasi “CU SANQTI” adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota yang bertujuan untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggotanya. Program-program pinjaman yang dijalankan oleh Koperasi “CU SANQTI” antara lain :

1. Simalik. 2. Sibuhar 3. Siberkah

Anggota merupakan komponen terpenting dalam pembentukan sebuah koperasi, dengan tugas dan bertanggung jawab atas maju dan mundurnya usaha koperasi. Dalam sistem perkoperasian fungsi anggota yaitu sebagai pemilik koperasi dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi, sehingga tidak heran tanpa ditopang oleh kegiatan dan peran aktif anggota- anggota koperasi, sebuah koperasi tidak dapat maju, berkembang dan bersaing dengan perekonomian swasta. Melihat sebagian besar masyarakat


(20)

6

Indonesia bertempat tinggal di daerah pedesaan, tentunya penghidupan ekonomi mereka masih bersumber pada pengadaan bahan pangan dan pengembangan ekonomi rakyat yang berguna untuk meningkatkan taraf anggota dan masyarakat desa sekitarnya. Untuk itu, demi terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat pedesaan, dibentuklah sebuah koperasi simpan pinjam. Salah satu bentuk koperasi simpan pinjam adalah koperasi Credit Union Sang Timur atau lebih dikenal dengan sebutan “CU SANQTI” Pasuruan.

Sebenarnya anggota–anggotanya yang memiliki koperasi secara bersama-sama. Maju mundurnya koperasi itupun sebagian besar tergantung dari kegiatan-kegiatan anggota itu sendiri. Oleh karena anggota-anggota (calon anggota-anggota) mendirikan koperasi terutama untuk keperluan mereka sendiri, maka koperasi itupun dalam pekerjaan sehari-hari berusaha melayani anggota-anggota dengan sebaik-baiknya. Semakin baik pelayanan koperasi itu, semakin bertambahpulalah orang-orang yang tertarik dan meminta menjadi anggota koperasi itu, sehingga peran koperasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya menjadi anggota Koperasi “CU SANQTI” Pasuruan.

Koperasi “CU SANQTI” Pasuruan harus benar-benar bisa mewujudkan tujuannya bahwa dengan menjadi anggota koperasi kesejahteraan anggota akan meningkat. Pada koperasi “CU SANQTI” Kabupaten Pasuruan merupakan organisasi yang mempunyai tujuan sesuai dengan AD/ART koperasi pasal 4 yaitu salah satu tujuan didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota


(21)

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan pelayanan yang diberikan pada anggota secara khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Koperasi “CU SANQTI” Pasuruan melayani masyarakat dari masyarakat kecil sampai pengusaha, mulai dari keperluan untuk pendidikan, pembangunan rumah dan kemajuan usaha kecil rumah tangga. Pembagian SHU setiap tahun yang semakin meningkat. Semua yang dilakukan koperasi “CU SANQTI” (Sang Timur) untuk mensejahterakan anggotanya.

Kegiatan pencapaian tujuan dalam koperasi “CU SANQTI” Pasuruan adalah meningkatkan kesejahteraan anggota, hal ini terbukti dari adanya salah satu program simpan pinjam sebagai contoh apabila ada anggota yang memerlukan dana secara mendadak dapat memperoleh dana dengan cepat dari koperasi sehingga kegunaan dari menjadi anggota koperasi bisa benar-benar dirasakan secara langsung dan nyata bagi kesejahteraan anggotanya. Salah satu program yang dilaksanakan di koperasi CU SANQTI dan paling banyak diminati oleh para anggotanya adalah program Sibuhar yang jumlah angggotanya berjumlah sekitar 3000 orang merupakan simpanan non saham dengan sisitem setoran atau penarikan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu kelebihan-kelebihan program Sibuhar antara lain :

a. Persyaratan peminjaman yang mudah dan ringan.

b. Mendapat bunga dihitung dari saldo harian yang ditambah setiap akhir bulan.

c. Saldo simpanan setiap bulan tidak dikenakan potongan. Bunga kompetitif dan disesuaikan dengan bunga pasar.

d. Saldo simpanan dapat dijadikan sebagai jaminan pinjaman dengan bunga yang cukup terjangkau.


(22)

8

Berikut ini keadaan anggota koperasi CU SANQTI (Sang Timur) Pasuruan ketika menjadi anggota Koperasi dengan program pinjaman Sibuhar:

Tabel 1. Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi dengan Program Sibuhar Tahun 2009

No Tingkat Kesejahteraan Nama Anggota Sebelum Sesudah

Persentase Kenaikan Pinjaman

1 Permodalan Bapak Rudi Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000 100 %

2 Simpanan Anggota Bapak Yosep Rp. 8.500.000 Rp. 11.000.000 29%

3 Kredit Perbankkan Bapak Hari Martono Rp. 10.000.000 Rp. 12.500.000 25%

4 Sisa Hasil Usaha Bapak Tobi Rp. 1.500.000 Rp. 2.250.000 50%

5 Investasi Ibu Asih Yuliani Rp. 7.500.000 Rp. 12.500.000 67%

6 Volume Usaha Ibu Lia Rp. 14.000.000 Rp. 18.500.000 32%

Sumber : Koperasi CU Sanqti 2009

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat kesejahteraan anggota koperasi dari tingkat permodalan yaitu Bapak Rudi sebelum melakukan pinjaman dengan program Sibuhar memiliki modal Rp 5000.000 untuk usahanya jual air isi ulang setelah melakukan pinjaman modalnya bertambah menjadi Rp. 10.000.000 atau sebesar 100%. Bapak Yosep sebelum melakukan pinjaman dengan program Sibuhar mempunyai simpanan anggota sebesar Rp.8.500.000 untuk usaha optik miliknya namun setelah melakukan pinjaman dengan program Sibuhar simpanannya bertambah menjadi Rp.11.000.000 atau sebesar 29%, kemudian Bapak Hari Martono sebelum melakukan pinjaman dengan program Sibuhar hanya mampu meminjam kredit perbankkan yang digunakan untuk usaha batik miliknya sebesar Rp.10.000.000 setelah melakukan pinjaman dengan program Sibuhar dapat meminjam kerdit perbankkan untuk koperasi sebesar Rp.12.500.000 atau sebesar 25%, kemudian Bapak Toby sebelum melakukan pinjaman


(23)

dengan program Sibuhar untuk usaha foto copy dan kosmetik hanya mendapat sisa hasil usaha sebesar Rp.1.500.000 setelah melakukan pinjaman dengan program Sibuhar sisa hasil usaha bertambah menjadi Rp.2.250.000 atau sebesar 50%, lalu Ibu Asih Yuliani sebelum melakukan pinjaman dengan program Sibuhar hanya bisa berinvestasi di koperasi untuk usaha toko sembako miliknya sebesar Rp. 7.500.000. setelah melakukan pinjaman dengan program Sibuhar investasi di koperasi untuk usaha toko sembako miliknya menjadi Rp. 12.500.000 atau sebesar 67% dan Ibu Lia sebelum melakukan pinjaman dengan program sibuhar untuk usaha tokonya volume usahanya sebesar Rp.14.000.000 namun setelah melakukan pinjaman dengan program Sibuhar volume usaha Ibu Lia bertambah menjadi Rp.18.500.000 atau sebesar 32%, berapa contoh diatas menjelaskan bahwa keadaan anggota koperasi CU Sanqti Pasuruan sangat berbeda sebelum dan sesudah adanya program pinjaman koperasi CU SANQTI Sibuhar yaitu sebelum adanya program pinjaman tingkat kesejahteraan anggotanya biasa-biasa saja tetapi sesudah menjadi anggota koperasi CU SANQTI dengan program sibuhar tingkat kesejahteraan berubah drastis atau meningkat jika dibandingkan sebelum mengikuti program pinjaman Sibuhar, disamping itu tingkat kesejahteraan anggota koperasi bisa dilihat perekonomian dan kesehatan para anggotanya, jika sebelumya apabila sebelum mengikuti program pinjaman sibuhar keadaan perekonomian dan kesehatan para anggotanya sangat buruk atau bisa disebut kurang baik tetapi setelah ikut program pinjaman tingkat kesejahteraan para anggotanya meningkat menjadi lebih baik dari sebelumnya.


(24)

10

Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Kesejahteraan Anggota Koperasi “CU SANQTI”

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Apakah terdapat perbedaan kesejahteraan anggota koperasi “CU SANQTI”?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kesejahteraan anggota koperasi “CU SANQTI”.

1.4.Manfaat Penelitian Penelitian 1. Bagi Penulis Selaku Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan melatih berfikir secara sistematika, serta menambah wahan untuk mempeluas wawasan yang berhubungan antara pelayanan dengan kesejahteraan anggota.

2. Bagi Koperasi ”CU SANQTI” Pasuruan

Diharapkan menjadi sumbangan saran atau masukan pengetahuan dan linformasi yang kemudian dapat dijadikan acuan atau landasan dalam setiap memberikan pelayanan pada anggota sehingga kesejahteraan anggotanya dapat terjaga.


(25)

Untuk menambah refernsi yang dapat digunakan untuk membantu penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan pelayanan dengan kesejahteraan anggota


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Terdahulu A. Panggabean (2008)

a. Judul : Jurnal Infokop Volume 16 September 2008 : 126-142 (Dampak Pemberdayaan UMKM dan Koperasi Melalui Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) Bagi Anggota Koperasi (Studi Kasus di Kabupaten Brebes)

b. Perumusan masalah : Bagaimana dampak program P3KUM terhadap anggota koperasi dan masyarakat

c. Kesimpulan :

1. Dampak atau manfaat dana P3 KUM sangat dirasakan oleh anggota responden untuk meningkatkan omset, menghemat ongkos/transportasi, membantu perawatan kesehatan bagi keluarga dan memperbaiki MCK di keluarga.

2. Manfaat lain yang dirasakan anggota antara lain adanya rasa keinginan berkumpul pada saat RAT dan pada saat membayar pinjaman untuk berbagi pengalaman, berbagi informasi untuk menambah ide – ide baru.

3. Dalam proses berkoperasi meminjam dan membayar terjadi proses belajar nonformal bagi anggota koperasi. Artinya jika Koperasi itu berfungsi secara baik di dalamnya ada sistem yang sudah berjalan secara otomatis untuk membangun kebersamaan.


(27)

4. Koperasi dan anggota masih memerlukan kelanjutan dari program P3KUM untuk menambah modal dan manfaat – manfaat sebagainya pada butir 1 dan 2.

B. Parno (2005)

a. Judul : Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Kota Semarang (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Ekonomi Universitas Semarang).

b. Permasalahan : Adakah pengaruh efektivitas sistem pengendalian intern terhadap keberhasilan usaha KPRI di Kota Semarang ? dan Seberapa besar pengaruh efektivitas sistem pengendalian intern terhadap keberhasilan usaha KPRI di Kota Semarang ?

c. Kesimpulan : efektivitas sistem pengendalian berpengaruh terhadap keberhasilan usaha KPRI di Kota Semarang dan tingkat efektivitas sistem pengendalian intern KPRI di kota Semarang rata-rata termasuk dalam klasifikasi yang efektif.

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Panggabean (2008) mengenai pemberdayaan, kamudian pada penelitian yang dilakukan oleh Parno (2005) mengenai pengendalian intern, kamudian penelitian yang dilakukan oleh Panggabean (2008) obyek yang digunakan Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) di daerah Brebes, kemudian penelitian yang dilakukan oleh Parno (2005) obyek yang digunakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Kota Semarang, sedangkan penelitian sekarang mengenai kesejahteraan anggota serta obyek yang digunakan di CU SANQTI.


(28)

13

2.1.1. Kesejahteraan Anggota

Kesejahteraan (sejahtera) Menurut Poerwadarminto diartikan sebagai keadaan yang aman sentosa, makmur, atau selamat atau terlepas dari segala macam gangguan maupun kesukaran dan sebagainya.

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat memberikan definisi kesejahteraan sebagai berikut :

“Kesejahteraan yaitu suatu kondisi seseorang atau masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya, kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainya seperti lingkungan bersih, aman dan nyaman dan juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”.(www.menkokesra.go.id/)

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan para anggota, hal ini sebagaimana di sebutkan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian bahwa :

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945”.

Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota, koperasi harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan atau suatu hirarkhi menurut pentingnya masing-masing kebutuhan, dalam artian setelah kebutuhan-kebutuhan manusia pada tingkatan yang lebih terendah terpenuhi, maka muncullah tingkatan berikutnya yang lebih tinggi menuntut kepuasan.


(29)

Di zaman modern sekarang ini, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri dan terlepas dari pengaruh lingkungan didalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Chourmain (1998 : 5-9 ) menyatakan, kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dibedakan menurut :

1. Kebutuhan manusia menurut jenisnya, yaitu :

b. Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup.

c. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang lebih didasarkan kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, pujian ataupun meningkatkan kedudukan seseorang dipandang dari masyarakat sekitar.

1. Kebutuhan manusia menurut bentuknya, yaitu :

a. Kebutuhan lahiriah adalah kebutuhan yang secara alami dirasakan oleh fisik atau jasmani.

b. Kebutuhan rohaniah adalah kebutuhan pemenuhan keperluan yang rohaniah sifatnya.

2. Kebutuhan manusia menurut sifatnya, yaitu :

a. Kebutuhan pokok yang artinya adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi sehingga menjamin manusia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya secara wajar.

b. Kebutuhan pelengkap adalah kebutuhan yang sifatnya melengkapi kebutuhan pokok.


(30)

15

Untuk mencapai suatu taraf hidup yang sejahtera dapat dicapai dengan adanya perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan, yaitu pendapatan anggota yang didapat melalui kegiatan berkoperasi, yang di bagikan kepada anggota, sesuai dengan hasil keuntungan koperasi. Menurut Sukamdiyo (1996 : 102) kesejahteraan lain yang didapat anggota koperasi adalah :

1. Membangkitkan aspirasi dan pemahaman para anggota tentang konsep, prinsip, metode dan praktek serta pelaksanaan usaha koperasi

2. Mendorong dan menopang kebijakan pemerintah serta gerakan koperasi dalam rangka pembangunan sosial-ekonomi

3. Mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan kesadaran pada masyarakat, khususnya para anggota koperasi tentang arti penting atau manfaat bergabung dan berpastisipasi aktif dalam kegiatan usaha dan pengambilan keputusan koperasi sebagai upaya perbaikan terhadap kondisi sosial-ekonomi mereka.

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengam melandaskan kegiatannya


(31)

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Koperasi dalam menjalankan usahanya, juga mengalami berbagai hambatan-hambatan, sehingga koperasi harus melakukan berbagai upaya agar koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan anggota. Dalam hal ini, keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuanya tergantung dari aktifitas anggota, apakah mereka mampu malaksanakan kerja sama dan mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota.

2.1.2. Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi

Kesejahteraan anggota dan masyarakat akan dicapai jika kebutuhan-kebutuhan anggota dan masyarakat dapat terpenuhi pada tingkat yang lebih baik. Pada dasarnya kebutuhan anggota dan masyarakat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu: (1) kebutuhan pisik (material) dan (2) kebutuhan rohani (kejiwaan). Hal ini disebut membangun manusia seutuhnya, di mana kebutuhan fisik terpenuhi demikian juga kebutuhan rohani. Kedua kebutuhan ini harus seimbang supaya terdapat kesejahteraan dan kebahagian (Hasibuan, 1987). Berikut ini tingkat kesejahteraan anggota koperasi dapat dilihat dari :

a. Permodalan

Permodalan merupakan salah satu input usaha koperasi. Semakin besar modal koperasi semakin tinggi kemampuan koperasi melakukan ekspansi usaha. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal luar.


(32)

17

b. Simpanan Anggota

Sebagai salah satu bentuk usaha, output koperasi dinyatakan dalam volume usaha. Semakin besar volume usaha mencerminkan semakin berkembangnya bisnis dan ekonomi koperasi.

c. Kredit Perbankan Untuk Koperasi

Kredit merupakan sumber pembiayaan eksternal dunia usaha dan koperasi. Semakin besar alokasi kredit untuk koperasi berarti semakin tinggi kepercayaan terhadap koperasi untuk meningkatkan kemampuan bisnisnya

d. Sisa Hasil Usaha

SHU merupakan nilai sisa dari seluruh transaksi koperasi setelah beban diperhitungkan. Semakin tinggi SHU koperasi menggambarkan semakin besar alokasi balas jasa terhadap anggota

e. Investasi Koperasi

Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Semakin tinggi investasi koperasi menunjukkan semakin tingginya kemampuan koperasi dalam mendorong ekspansi usaha, pertumbuhan perekonomian, dan penciptaan lapangan kerja.

f. Volume Usaha

Sebagai salah satu bentuk usaha, output koperasi dinyatakan dalam volume usaha. Semakin besar volume usaha mencerminkan semakin berkembangnya bisnis dan ekonomi koperasi.

g. Tingkat perekonomian

Dengan adanya program simpanan sibuhar tingkat perekonomian para anggota koperasi mengalami perubahan jika dibandingkan sebelum menjadi anggota pinjaman Sibuhar.


(33)

h. Kesehatan

Dengan mengikuti program Sibuhar para anggota tidak kebingungan ketika tidak mempunyai uang apabila sedang sakit karena bisa melakukan pinjaman di program Sibuhar.

2.2.Koperasi

2.2.1. Pengertian Koperasi

Istilah koperasi berasal dari dua suku kata yaitu Co dan operation. Co berarti bersama dan operation berarti pekerjaan, sehingga digabung menjadi cooperation atau koperasi berarti pekerjaan bersama, bersamasama bekerja untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Margono Djojohadikusumo, koperasi diartikan sebagai kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dan bekerja bersama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Koperasi sering diartikan sebagai perkumpulan orang-orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan menyelenggarakan usaha bersama melalui pembentukan suatu perkumpulan yang diawasi secara demokratis (Ninik Widayanti, dkk 2003: 72).


(34)

19

Sistem ekonomi kapitalisme membiarkan setiap individu untuk bebas bersaing mengejar keuntungan sebesar-besarnya bagi individu, dan bebas pula mengadakan segala macam kontrak tanpa intervensi pemerintah (Widayanti, dkk 2003 : 18). Akibatnya golongan kecil yang ekonominya terbatas, kehidupan ekonominya semakin sulit, karena terdesak oleh golongan ekonomi yang mempunyai modal besar. Pada saat itulah tumbuh gerakan koperasi yang menentang aliran kapitalisme dengan asas kerja sama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, yang melahirkan perkumpulan koperasi, yang dipelopori oleh koperasi Rochdale di Inggris.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi mempunyai dua aspek utama, yaitu:

1. Dilihat Dari Aspek Perkumpulan

Orang-orang yang bergabung dalam koperasi adalah mereka yang tentunya sudah memahami benar arti dan tujuan koperasi serta asas dan sendi dasarnya. Sebagai anggota koperasi harus memiliki kesadaran bahwa bukan kepentingan diri pribadi yang diutamakan tetapi kepentingan bersama.

2. Dilihat Dari Aspek Usahanya

Pengelolaan koperasi pada prinsipnya tidak berbeda dengan usaha bukan koperasi, yaitu harus efisien dan efektif serta dilandasi dengan hukum-hukum ekonomi. Dengan kata lain koperasi harus dikelola dengan professional. Sebagai badan usaha koperasi harus mampu


(35)

bersaing dengan usaha-usaha bukan koperasi, sehingga anggota tidak berpengaruh untuk mencari pelayanan dari pihak lain.

Untuk mempertahankan kemurnian UU 1945 Pasal 33 ayat 1 bahwa membangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Karena perekonomian rakyat dengan tidak memandang golongan aliran maupun kepercayaan. Definisi tersebut mengandung unsur-unsur bahwa : a. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan

tetapi persekutuan sosial.

b. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama. c. Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota

dengan kerja sama secara kekeluargaan.

Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.

Dalam perkembangannya kemudian, tiap Negara selalu menyesuaikan diri dengan kondisi masing-masing dalam menerapkan prinsip-prinsip itu. Namun beberapa yang bersifat mutlak dan menjadi ciri utama organisasi koperasi tetap dipertahankan sampai saat ini di seluruh dunia. Oleh karena koperasi yang berdiri di Rochdale itu adalah koperasi konsumsi, maka beberapa prinsip di antaranya nampak kaitan yang erat dengan kegiatan usaha konsumsi tersebut. Dalam konteks koperasi


(36)

21

pesantren, pengurus dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam pengelolaan koperasi yang dapat mendidik santri serta memberi arahan kepada santri sehingga santri dapat memahami kegiatan ekonomi dan tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Di Indonesia pengertian Koperasi menurut Undang-Undang koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokok-pokok perkoperasian adalah sebagai berikut:

“Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

Elemen yang terkandung dalam koperasi menurut International Labour Organization (Sitio dan Tamba, 2001) adalah:

a. perkumpulan orang-orang,

b. penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan, c. terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai,

d. koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis,

e. terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan, f. anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.

2.2.2. Tujuan Koperasi

Tujuan koperasi dapat berbeda antara koperasi yang satu dengan yang lain, hal ini sesuai dengan sudut pandang atau kepentingan pihak tertentu. Adapun tujuan koperasi adalah :


(37)

a. Untuk meningkatkan hasrat manusia.

b. Untuk meningkatkan pendapatan yang berkecimpung didalamnya. c. Untuk memberikan suatu yang bermanfaat bagi sosial maupun

ekonomi dari usaha koperasi.

d. Untuk memperoleh keringanan dan untuk mendapatkan fasilitas dari pemerintah

2.2.3. Manajemen Koperasi

Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen. Demikian juga dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan.

Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 (empat) unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan (Hendrojogi, 2000).

Sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah kepada manajemen partisipatif yang di dalamnya terdapat kebersamaan, keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang di luar kepengurusan


(38)

23

(angota biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi (Widiyanti, 2003).

Gophar mengatakan bahwa manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dan tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses, dan gaya (Hendar dan Kusnadi, 1999).

Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat perlengkapan onganisasi yang sepintas adalah sama yaitu: Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Untuk itu, hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen. Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk mendampingi Pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota.

Dan sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara (one man one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi. Karena itu, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien, kurang efektif, dan sangat mahal. Terakhir, ditinjau dan sudut pandang gaya manajemen (management style), manajemen koperasi


(39)

menganut gaya partisipatif (participation management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.

Sitio dan Tamba (2001) menyatakan badan usaha koperasi di Indonesia memiliki manajemen koperasi yang dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu: Rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola.

Telah diuraikan sebelumnya bahwa, watak manajemen koperasi ialah gaya manajemen partisipatif. Pola umum manalemen koperasi yang partisipatif tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama (shared decision areas).

Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2001):

a. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali setahun.

b. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan demikian, Pengurus dapat dikatakart sebagai pemegang kuasa Rapat


(40)

25

Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.

c. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. OIeh sebab itu, dalam struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus adalah sama.

d. Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan Pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja.

2.2.4. Landasan Koperasi

Indonesia adalah Negara hukum. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Hukum melindungi kepentingan segenap warga Negara dan mengatur hubungan satu terhadap yang lain, agar terjalin dalam keserasian serta ketertiban. Dasar Negara Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai hukum tertinggi ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai penjelma asas kedaulatan rakyat. Undangundang ditetapkan oleh Dewan Perwakilan rakyat bersama Presiden.


(41)

Untuk mendirikan koperasi yang kokoh perlu adanya landasan tertentu. Landasan ini merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Landasan koperasi adalah dasar atau pedoman bagi koperasi, baik dasar bagi setiap pemikiran yang akan menentukan arah tujuan koperasi maupun dasar dari kedudukan koperasi dalam struktur perekonomian bangsa dan negara (Chaniago, dkk 1973 : 15). Landasan koperasi Indonesia adalah :

a. Landasan Idiil

Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila, yang termuat dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992. Landasan Idiil koperasi adalah dasar yang digunakan dalam usaha untuk mencapai citacita koperasi (Anoraga, dkk 1997 : 8). Secara ideal koperasi harus dijiwai oleh Pancasila terutama sila ke lima” Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

b. Landasan Struktural dan Gerak

Landasan Struktural Koperasi adalah Undang-Undang Dasar 1945, dan landasan geraknya adalah Pasal 33 Ayat 1 berbunyi “ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan (Kartasapoetra, dkk.1991 : 7). Yang dimaksud dengan landasan struktural adalah tempat berpijak koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satu


(42)

27

bagian yang terpenting adalah kehidupan ekonomi yaitu segala kegiatan dan usaha untuk mengatur dan mencapai atau memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup, sedangkan yang dimaksud dengan landasan gerak yaitu ketentuan-ketentuan yang terperinci tentang koperasi Indonesia harus berlandasakan dan bertitik tolak dari jiwa pasal 33 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945.

Asas kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam koperasi seperti yang dikemukakan oleh Kartosapoetra (1991 :18) adalah adanya kesadaran dari hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi oleh semua di bawah pimpinan pengurus, serta pemilihan para anggota didasarkan atas dasar keadilan dan kebenaran bagi kepentingan bersama. Asas kegotongroyongan berarti bahwa pada koperasi tersebut terdapat kesadaran bersama dan tanggung jawab yang menitikberatkan kepada keputusan bersama serta berupaya untuk mengatasi hambatan secara kolektif.

c. Landasan Mental

Agar Koperasi Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam mencapai tujuannya, harus ditopang dengan sikap mental para anggotanya yaitu “Setia kawan dan kesadaran pribadi” (solidarity and individuality). Rasa setia kawan sangat penting, karena tanpa rasa setia kawan, maka tidaklah mungkin ada kerjasama(sense cooperation) yang merupakan conditio sine qua none dalam koperasi sebagai usaha bersama dalam kesamaan hak dan kewajiban. Dalam seluruh sistem


(43)

hukum di Indonesia, koperasi telah mendapatkan tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat. Sementara bangun usaha bukan koperasi masih mengikuti warisan sistem hukum lama peninggalan belanda yaitu hukum dagang dan hukum perdata, koperasi telah memiliki undang-undang sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa perubahan sistem hukum dapat berjalan lebih cepat dari perubahan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat sehingga koperasi dalam kenyataan belumberkembang secepat yang kita inginkan meskipun memiliki landasan hukum yang kuat.

2.2.5. Azas-azas Koperasi Indonesia

Azas mengandung arti dasar pemikiran untuk mencapai tujuan (Soeradjiman, 1996 :6). Azas koperasi atau dalam bahasa inggris disebut Cooperative Principles, berasal dari bahasa latin. Principium yang berarti basis atau landasan. Principium memiliki arti cita-cita utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi (Hendrojogi, 2000 :30).

Rochdale atau lebih dikenal dengan “The rochdale society of equitable pioners” yang dinyatakan sebagai peraturan dari perkumpulan cita-cita koperasi yang kemudian dikenal sebagai azas Rochdale atau Rochdale Principles telah mengilhami cara kerja dari gerakan - gerakan koperasi sedunia. Azas Rochdale sebagaimana dikemukakan oleh Hendrojogi (2000 : 31) adalah :


(44)

29

a. Pengendalian secara demokrasi b. Keanggotaan yang terbuka c. Bunga terbatas atas modal

d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan pembelianya

e. Pembayaran secara tunai atau transaksi perdagangan f. Tidak boleh menjual barang-barang palsu dan harus murni

g. Mengadakan pendidikan bagi anggota – anggotanya tentang azas-azas koperasi dan perdagangan yang saling membantu

h. Netral dalam aliran agama dan politik

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi menyatakan koperasi berdasar atas azas kekeluargaan. Prinsip kekeluargaan tersebut bersumber dari ketentuan lebih tinggi, yaitu UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai badan usaha bersama berdasar atas kekeluargaan”. Azas kekeluargaan dalam koperasi mengandung arti kerjasama yang saling menghidupi, atau dengan kata lain tidak boleh terjadi suatu usaha merugikan atau mematikan usaha yang dijalankan oleh pihak lain.

Menurut Moh Hatta yang dikutip Soeradjiman (1996:7) inti pengertian dari azas dari kekeluargaan terletak pada rasa setia kawan (solidaritas) dan percaya pada diri sendiri (individualitas) yang mengandung arti :


(45)

a. Setiap anggota memperhatikan anggota lainya b. Yang kuat membantu yang lemah

c. Masing-masing berpastisipasi dalam usaha sesuai dengan kemampuanya

d. Kepentingan lebih utama daripada kepentingan individu

e. Hasil usaha dibagi secara adil sesuai dengan partisipasi masing-masing anggota

Dikatakan bahwa .koperasi berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.. Dari bunyi pasal 2 itu jelas bahwa koperasi berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Masing-masing sila dari pancasila dalam kaitannya dengan koperasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama, mengandung makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang percaya akan adanya Tuhan yang maha esa.sebagai wujud penerapan sila ini maka keanggotaan koperasi Indonesia terbuka untuk semua penganut agama atau kepercayaan dan golongan,serta setiap anggota koperasi wajib menghormati agama atau kepercaya yang dianut oleh anggota yang lain. Koperasi juga sangat meningkat kejujuran. Baik pegurus,manajer, pengawas dan anggota koperasi harus berlaku jujur sebagai perwuju dan pengamalan sila pertama dari pancasila.


(46)

31

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Sebagai manusia yang beradab,maka mereka harus saling menghargai. Suatu kriteria menghargai manusia lain berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,gemar melaksanakan kegiatan kemanusiaan dan berani membela keadilan dan kebenaran.

Penerapan dari sila kedua itu adalah sebagai berikut.

b. Koperasi tidak membedakan kedudukan sosial,agama dan golongan masing-masing anggota.

c. Semua anggota koperasi berhak mendapat perlaku yang sama dan adil.

3. Persatuan Indonesia

Jalinan persatuan dan kesatuan dikembangkan atas dasar bhineka tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua) dengan memajukan pergaulan antarsesama manusia Indonesia. Penerapan sila ketiga ini adalah bahwa koperasi tidak mengenal perbedaan suku, agama, ras, antar golongan, politik atau status sosial anggota koperasi untuk bersatu dalam wadah koperasi. Koperasi harus mampu menempatkan rasa solidaritas tanpa memandang asal-usul dan status sosial.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan

Penerapan sila keempat ini adalah bahwa dalam perkumpulan koperasi sistem musyawarah untuk mufakat harus benar-benar dilaksanakan dalam koperasi Indonesia. Jika terdapat perbedaan pendapat,maka hal


(47)

tersebut harus dipecahkan melalui musyawarah atau mufakat dalam rapat anggota. Musyawarah berarti perundingan,sedangkan mufakat berarti setuju atau sepakat. Jadi, mufakat merupakan hasil dari suatu perundingan atau pembicaraan. Sehingga, jika dalam koperasi terdapat perbedaan pendapat dan pada akhirnya dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau melalui voting, maka hasil akhir itu merupakan kesempatan atau kesepakatan atau keputusan bersama dan menjadi tanggung jawab bersama pula untuk saling menghormati dan melaksanakan keputusan tersebut.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Yang dimaksud keadilan sosial adalah keadilan yang berlaku dalam masyarakat, yang berarti tolok ukurnya adalah masyarakat. Masyarakat perlu dibangun oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat. Pembangunan dan hasil pembangunan perlu didistribusikan secara adil. Adil harus dilihat dari sudut pandang masyarakat. Keadilan yang memberikan masing-masing bagiannya, dalam segala hasil kegiatan kebudayaan dalam masyarakat, dalam bidang ekonomi, perhubungan, sosial, politik dan kebudayaan pada umumnya. Keadilan menuntut supaya masing-masing manusia harus diberi kesempatan menurut kepatutan dan harkat martabat sebagai manusia. Selain Pancasila UURI No. 25 / 1992 juga menyebutkan UUD 1945 sebagai landasan koperasi. Hal ini, ditegaskan dalam batang tubuh pasal 33 ayati 1 beserta penjelasannya. Disitu dicantumkan secara ekplisit bahwa bangun perusahaan yang sesuai dengan pasal 1 adalah koperasi.


(48)

33

2.2.6. Jenis-Jenis Koperasi

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk pengelompokan koperasi. Cara-cara atau kriteria-kriteria yang digunakan untuk pengelompokkan itu tentunya dari suatu negara ke negara lain berbeda-beda. Pengelompokan atau klasifikasi koperasi atau istilah apa pun yang digunakan, memang diperlukan mengingat adanya banyak perbedaan yang ditemukan diantara sesama koperasi, baik yang menyangkut ciri, sifat, ekonominya, lapangan usaha, ataupun afiliasikeanggotaannya dan sebagainya. Untuk memisahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama lainnya, Indonesia dalam sejarahnya menggunakan berbagai dasar atau kriteria seperti: lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan dan fungsi ekonominya. Pemisahan-pemisahan yang menggunakan berbagai kriteria seperti tersebut di atas itu selanjutnya disebut penjenisan. Dalam perkembangannya kriteria yang dipergunakan berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Koperasi untuk dapat mewujudkan tujuan yang dicita-citakan dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang ini berbagai macam usaha telah dikembangkan dan terdapat berjenis-jenis koperasi yang terbagi menjadi 5 golongan, yaitu (Widiyanti 2003:49):

1. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi.


(49)

Koperasi konsumsi mempunyai fungsi sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memperpendek jarak antara produsen ke konsumen, harga barang sampai ditangan pemakai menjadi lebih murah, ongkos-ongkos penjualan maupun pembelian dapat dihemat.

2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungantabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjaman kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat, tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Ada berbagai tujuan diadakannya koperasi kredit yaitu: membantu keperluan anggota dengan syarat ringan, mendidik anggota agar giat menyimpan sehingga membentuk modal sendiri, mendidik anggota untuk hidup hemat, menambah pengetahuan tenatang perkoperasian.

3. Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi. Tujuan dari koperasi produksi untuk membantu para pengusaha kecil yang kekurangan modal untuk dapat berkembang dan menjangkau daerah pemasaran dan koperasi sebagai penyalur.


(50)

35

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.tujuan dari koperasi jasa untuk memberikan pelayanan yang mudah kepada para anggota atau masyarakat.

5. Koperasi Serba usaha.

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya. Tujuan diadakannya koperasi serba usaha ini agar anggota dan masayarakat lebih tertarik untuk berpartisipasi untuk lebih meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Koperasi jenis ini adalah KUD, KSU dan Koperasi yang ada dilingkungan karyawan (Widiyanti 2003:49)

Dengan beragam jenis usaha koperasi yang tengah berkembang diharapkan dapat membantu untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggota dan koperasi dapat lebih memberi manfaat pada masyarakat umum.

Sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka jenis Koperasi didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi. Jenis-jenis itu ialah koperasi konsumsi, koperasi kredit, dan koperasi produksi. Perkembangan koperasi yang mula-mula hanya terbatas pada tiga bidang usaha tersebut di atas, lama-kelamaan bertambah luas sesuai dengan keperluan masyarakat, seperi koperasi pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan dan lainnya.


(51)

Dasar penjenisan koperasi Indonesia adalah dari dan maksud untuk efesiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas dan kepentingan ekonominya, misalnya koperasi yang bersifat khusus seperti koperasi batik, koperasi perumahan, koperasi listrik desa, koperasi asuransi dan koperasi lainnya. Guna kepentingan dan perkembangan daerah kerja serta menjamin efisiensi ekonomi koperasi yang bersangkutan juga demi ketertiban, diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu daerah kerja.

2.2.7. Perangkat Organisasi Koperasi

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Perangkat organisasi koperasi adalah sebagai berikut :

a. Rapat Anggota

Rapat anggota adalah tempat dimana suara-suara anggota berkumpul dan hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu (Hendrojogi, 2000 : 133) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

1) Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi

2) Menetapkan kebijaksanaan umum koperasi

3) Memilih atau mengangkat memberhentikan pengurus dan Badan Pemeriksa.

4) Menetapkan dan mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Belanja Koperasi serta kebijaksanaan pengurus dalam bidang organisasi dan usaha koperasi.


(52)

37

5) Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan Badan Pemeriksa dalam bidang organisasi dan usaha koperasi.

b. Pengurus

Pengurus koperasi adalah para anggota yang dipilih dalam rapat anggota sebagai kelompok orang yang di tugasi untuk mengurus koperasi dalam periode tertentu (Sukamdiyo, 1996 : 96) Fungsi Pengurus adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta bertindak untuk dan atas nama koperasi dalam berhubungan dengan pihak ketiga sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota dan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Koperasi.

c. Pengawas

Pengawas adalah salah satu dari fungsi manajemen (Hendrojogi, 2000 :147). Trewathn dan Networth mengartikan manajemen :

“Manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan aktivitas-aktivitas organisasi seacara efektif dan efisien” (Winardi, 1990 : 4) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota. Wewenang dan tugas dari pengawas adalah sebagai berikut :

1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi

2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya

3) Meneliti catatan yang ada dalam koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan


(53)

2.3.Kerangka Konseptual

Berdasarkan teori yang dijelaskan, maka disusun kerangka konseptual sebagai acuan untuk memeriksa hasil hipotesis yang telah dilakukan. Kerangka pemikiran dapat disampaikan dalam gambar sebagai berikut :

2.4.Hipotesis

Berdasarkan teori, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

”Diduga terdapat perbedaaan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sesudah dan sebelum menjadi anggota program pinjaman Sibuhar”


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Agar konsep yang digunakan dapat diukur secara empiris dan menghindari kesalahan persepsi terhadap variabel penelitian, maka penjelasan mengenai variabel tingkat kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan merupakan sebuah tingkat perubahan yang terjadi pada anggota koperasi baik dari yang semula belum baik atau bahkan bisa disebut kurang baik kemudian menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tingkat kesejahteraan anggota koperasi dapat dilihat melalui :

a. Kebutuhan manusia menurut jenisnya :

1. Kebutuhan ekonomi, dengan menjadi anggota koperasi CU Sanqti dan mengikuti program-program yang ada di koperasi CU Sanqti kebutuhan ekonomi para anggotanya semakin membaik dari sebelum menjadi anggota koperasi dan mengikuti program-program yang ada di koperasi CU Sanqti seperti program Sibuhar. Kebutuhan ekonomi anggota koperasi antara lain :

a. Kebutuhan anggota untuk dapat memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan

b. Kebutuhan anggota dalam memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak


(55)

2. Kebutuhan sosial, dengan menjadi anggota koperasi CU Sanqti dapat menjalin silahturahmi dengan sesama anggota koperasi dan berinterakasi dengan baik dengan sesama anggota koperasi. Kebutuhan sosial antara lain :

a. Dapat menjalin persaudaraan dengan anggota CU Sanqti yang lain

b. Dapat menjadi keluarga besar yang dapat saling tolong menolong

b. Kebutuhan manusia menurut sifatnya, yaitu :

1. Kebutuhan pokok, setelah menjadi anggota koperasi kebutuhan pokok seperti sandang dan pangan dapat terpenuhi dengan baik jika dibandingkan sebelum menjadi anggota koperasi. Kebutuhan pokok antara lain :

a. Kebutuhan anggota dalam memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari

b. Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anggota keluarga

2. Kebutuhan pelengkap, setelah menjadi anggota koperasi kebutuhan pelengkap anggota koperasi dapat terpenuhi dengan baik jika dibandingkan sebelum menjadi anggota koperasi. Kebutuhan pelengkap antara lain :

a. Kebutuhan untuk dapat berwisata bersama keluarga

b. Kebutuhan untuk dapat membeli kendaraan dalam menunjang kegiatan sehari-hari


(56)

41

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yaitu skala yang didasarkan pada rangking, diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai yang jenjang yang terendah atau sebaliknya (Riduwan, 2003:7). Skala pengukurannya yaitu seperti yang nampak dibawah ini:

Keterangan :

Nilai 1 : Sangat Tidak Setuju Nilai 2 : Tidak Setuju

Nilai 3 : Setuju Nilai 4 : Sangat Setuju 3.2.Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:55). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota koperasi CU SANQTI yang mengikuti program simpanan Sibuhar yaitu berjumlah 3575 orang.

3.2.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2003:56) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan non


(57)

probability sample dengan metode purposive sampling, Adapun pengertian non probabilty random sampling adalah cara pengambilan sampel dimana peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dijadikan sampel. Sedangkan purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel yang dilaksanakan dengan cara pengambilan subyek berdasarkan atas tujuan tertentu (Djarwanto 2000: 114). Kriteria sampel yang akan diambil adalah anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar.

Sampel menurut Sugiyono (2003:56) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Untuk menentukan jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane sebagai berikut: 1 N(d) N n 2   Keterangan :

N = Ukuran Populasi n = Ukuran Sampel

d Presisi (derajat ketelitian)

1 3575.(0.1) 3575 n 2   75 , 36 3575 n

n = 97,27 = 100 responden

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 100 orang responden.


(58)

43

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan bisa dikategorikan dalam dua jenis, yaitu: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui penyebaran kusioner kepada responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Bahan-bahan pustaka didapat dari buku-buku literatur atau informasi tertulis lainnya. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait.

3.4 Teknik Analisis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan “diduga ada perbedaan tingkat kesejateraan anggota koperasi sebelum dan sesudah diadakannya program sibuhar di koperasi CU SANQTI maka digunakan uji beda dua sampel berpasangan (pairedsamplet test).

Dengan perumusan sebagai berikut:

Ho : 1 = 2 ; = (tidak terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebelum dan sesudah diadakannya program pinjaman sibuhar)

Ha : 1  2 ; = (terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebelum dan sesudah diadakannya program pinjaman sibuhar)


(59)

1 = tingkat kesejahteraan anggota sebelum diadakannya program pinjaman sibuhar.

2 = tingkat kesejahteraan anggota sesudah diadakannya program pinjaman sibuhar

 = 0,05

df = (n1 + n-1) dimana n = jumlah pengamatan ttab = t(0,05) (n1 + n-1)

Gambar 3.1.

Daerah Kritis Melalui Kurva Distribusi t Student Dua Sisi

Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

t tab t tab

1) Uji beda

Beda rata-rata observasi yang digunakan untuk mengukur perbedaan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebelum diadakannya program pinjaman sibuhar (Sugiyono, 2003:52).

1 2     

n i i f S Keterangan :

S = Standar Deviasi.

fi = Perbedaan tingkat kesejahteraan anggota sebelum dan sesudah diadakannya program pinjaman sibuhar.

X = Data hasil jawaban responden. n = Jumlah sampel yang dianalisis.


(60)

45

2) Teknik Pengujian Hipotesis

Untuk menguji signifikan atau tidak signifikannya standar deviasi di atas, maka dilakukan uji-t, sebagai berikut : (Sugiyono, 2003:119)

                      2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 n s n s r n s n s 1 test t Keterangan :

t test = Nilai t hasil perhitungan  = Nilai rata-rata sampel S1 = Simpangan baku

2 1

S = Varians sampel

R = Korelasi antara dua sampel

Dengan menggunakan derajat kebebasan (n-1), dan  = 5 % serta uji dua sisi (kemungkinan terdapat atau tidak terdapat perbedaan), maka hasil perhitungan t test dibandingkan dengan t tabel, dimana :

1) Hipotesis diterima apabila nilai ttest > ttabel, artinya Ho ditolak dan Ha diterima.

2) Hipotesis ditolak apabila nilai ttest < ttabel, artinya Ho diterima dan Ha ditolak.


(61)

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah CU SANQTI

CU Sang Timur Pasuruan didirikan tgl 14 September 1985 atas prakarsa Suster-Suster Sang Timur dan beberapa tokoh pendiri a.l. Gregorius Ora Pega, BM Suhirman, Caecilia Sardjilah, FB Djoko Suhartono (alm). Susunan kepengurusannya dilantik satu minggu kemudian tepatnya pada tanggal 21 September 1985.

Pendirian CU yang diberi nama Cu Karyawan Sang Timur ini, diprakarsai oleh Yayasan Sang Timur pusat di Malang. Pada mulanya Yayasan memberikan dana sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk dipakai sebagai modal CU. Dan sebesar ini juga diberikan kepada sekolah-sekolah Sang Timur di Indonesia yang mau mendirikan koperasi (CU) di lingkungan kerjanya.

Inisiatif yayasan ini bertujuan agar para guru dan karyawannya tidak lagi meminjam uang ke yayasan yang sedikit banyak akan mengganggu kegiatan yayasan tersebut. Susunan kepengurusan CU karyawan Sang Timur Pasuruan sesuai hasil rapat pada hari sabtu, 14 September 1985 adalah sebagi berikut :


(62)

1. Ketua : Gregorius Ora Pega 2. Wakil Ketua : B.M. Suhirman

3. Sekretaris : C.A.Djohar 4. Bendahar I : Sr.Y.M Vianney PIJ 5. Bandahara II : Caecilia Sardjiah 6. Anggota : 1. Sr. Luciana PIJ

2. Sr. M. Theresia PIJ 3. J. Marsudi Kertosambudji 7. Panitia Kredit : 1. Ibu Beriyati

2.A. Rukiyah

3.Sr.M. Magdalena PIJ 8. Badan Pemeriksa : 1. Sr. M. Yashinta PIJ

2. R. Soewandi

3.M.C.A. Liliek

9. Panitia Pendidikan : 1. Drs. Djoko Suhartono

2. Caroline Sutjipta

3. Suyanti Soetopo 10.Penasehat : Sr. Rosaline PIJ

Anggota koperasi CU Karyawan Sang Timur Pasuruan saat itu hanya berjumlah 52 orang. Hal ini dikarenakan lingkupnya hanya terfokus pada guru dan karyawan Sang Timur dari TK, SD, SMP, dan Biara. pengurus belum berani menerima anggota dari luar Sang Timur, hal ini di sebabkan para pengurus memiliki tugas utama sebagai guru yang juga banyak menyita waktu dan tenaga. Sejak Th 2004, membuka cabang di Pandaan, 2006 di Surabaya, 2007 di Banyuwangi, Malang, Jogjakarta


(63)

(Mentri Supeno) dan Semarang (Pedurungan). Th 2009 di Gunung Kidul (Wonosari). Sudah berbadan Hukum Tingkat Propinsi, Th 2010 akan diajukan badan Hukum Tingkat Nasional. Rencana kedepan Buka cabang di Solo.

Saat ini CU tersebut mempunyai 3.500 anggota, dengan iuran per bulan Rp 25.000. Uang dari iuran inilah ditambah bunga pinjaman yang menggerakkan urusan simpan-pinjam di CU tersebut. Sanqti menerapkan ketentuan bunga pinjaman 2,25 persen per bulan. Sepintas, bunga pinjaman pada CU sama dengan bank. Namun, bunga pinjaman CU berlaku surut yang artinya bunga dihitung dari sisa angsuran, sementara bank menerapkan bunga tetap sehingga bunga dihitung dari pokok pinjaman (Sumber: Koperasi CU Sanqti 2010).

4.2.Visi, Misi dan Motto a. Visi

Menjadikan CU Sanqti yang handal dengan berpedoman pada nilai dan prinsip koperasi.

b. Misi

1. Meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pelayanan keuangan dan pendidikan secara periodik dan berkesinambungan

2. Mengoptimalkan kualitas pengurus, pengawas, manajemen serta segenap anggota melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan


(64)

3. Mengembangkan fungsi manajeman yang berdaya juang dan kompetitif

4. Meningkatkan loyalitas yang tinggi terhadap institusi dan pelayanan yang prima kepada seluruh anggota

5. Mengembangkan lembaga yang berkualitas denga pengelolaan secara kreatif, inovatif dan profesional

6. Mampu memanfaatkan sistem informasi teknologi muktahir c. Motto

Motto dari koperasi CU Sanqti adalah “Saya mau, Saya bisa, Saya pasti berhasil.

4.3.Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi CU Sanqti secara keseluruhan terdapat 30 orang karyawan yang terdapat dibeberapa bagian. Berikut ini struktur organisasi pada koperasi CU SANQTI Pasuruan :


(65)

(66)

Tugas :

1. Bagian Administrasi, tugasnya yaitu :

a. Memantau saldo kas TP dan kebutuhan pencairan pinjaman / penarikan dana simpanan.

b. Memeriksa dan menganalisa laporan keuangan TP c. Cek saldo Bank tiap hari

d. Cek saldo simpanan dan pinjaman SPD/Puskopdit 2. Bagian Marketing, tuganya yaitu :

a. Menyusun rencana pemasaran tabungan

b. Memperhitungkan rencana tahunan dan dibreakdown bulanan c. Sosialisasi ke kelompok – kelompok masyarakat

d. Membuat laporan kunjungan marketing 3. Bagian Keuangan, tugasnya yaitu :

a. Menghitung fee koordinator pinjaman termasuk CUMI b. Evaluasi analisa Pearls setiap bulan

c. Memantau daftar kelalaian pinjaman bekerja sama dengan BOB d. Membuat laporan keuangan (LKSB), beserta gabungan dengan TP e. Membuat laporan daperma, laporan realisasi pinjaman dan lain-lain

yang berkaitan dengan inkopdit. f. Memeriksa saldo lembaga lain

g. Pendebatan pembayaran deperma TP h. Periksa buku besar neraca


(67)

i. Memeberikan usulan kepada GM mengenai perbaikan laporan keuangan serta uraian kondisi CU secara keseluruhan baik TP-TP maupun bidang kerja.

j. Administrasi dan penyusutan inventaris dan aktiva lainnya k. Memeriksa perhitungan rak TP

4.4.Hasil Penelitian

4.4.1. Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah anggota koperasi CU SANQTI yang mengikuti program simpanan Sibuhar dan yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar yaitu berjumlah 100 orang.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Laki – laki 58 58

2 Perempuan 42 42

Total 100 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mempunyai jenis kelamin laki – laki dengan jumlah sebanyak 58 orang atau sebesar 58%, hal ini dikarenakan laki-laki adalah tulang punggung keluarga sehingga


(68)

apabila ingin mendapatkan pinjaman dengan mudah dan bunga yang ringan maka mereka akan melakukan pinjaman di koperasi dan biasanya kebanyakan instansi-instansi perkreditan yang dipercaya adalah laki-laki ketimbang wanita karena kebanyakan laki-laki sudah mempunyai pekerjaan yang bagus ketimbang wanita.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

1 25 – 30 th 25 25

2 31 – 35 th 46 46

3 36 – 40 th 14 14

4 > 41 th 15 15

Total 100 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mempunyai usia antara 31 – 35 tahun dengan jumlah sebanyak 46 orang atau sebesar 46, karena pada umur tersebut adalah masa produktif dalam bekerja sehingga banyak orang yang menginginkan tambahan uang sewaktu-waktu dengan cepat maka dengan melakukan pinjaman di koperasi karena mereka


(69)

bisa memenuhi cicilan dengan lancar dan tepat waktu karena mereka sudah bekerja.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Pegawai Swasta 29 29

2 Pegawai Negeri 20 20

3 Wiraswasta 51 51

Total 100 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih banyak responden dalam penelitian ini yang mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dengan jumlah sebanyak 51 orang atau sebesar 51%, karena orang yang bekerja sebagai wiraswasta melakukan program simpanan karena ingin mendapatkan pinjaman yang mudah dan yang paling penting adalah beban pinjaman yang ringan sehingga tidak memberatkan sewaktu cicilan dilakukan sehingga sebagian besar responden yang yang menjadi anggota CU Saqnti yang melakukan program pinjaman si Buhar adalah yang mempunyai pekerjaan wiraswasta.


(70)

4.4.2. Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar yang menjadi responden dengan jumlah sebanyak 100 orang, diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.4.Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 Total

1

Menurut anda para anggota koperasi dapat memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan.

0 19 60 21 100

2

Menurut anda para anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak.

0 18 62 20 100

3

Menurut anda para anggota koperasi dapat menjalin persaudaraan dengan anggota koperasi yang lain

0 16 68 16 100

4

Menurut anda para anggota koperasi dapat menjadi keluarga besar dan dapat saling tolong menolong sesame anggota

0 21 50 29 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2 Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sangat bervariasi dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 3 dan 4. Menurut kebanyakan responden menjawab bahwa sebelum mengikuti program Sibuhar responden masih bisa memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan,


(71)

begitu juga dengan pemenuhan kebutuhan berpakaian yang layak, responden menjawab bahwa mereka cukup dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk berpakaian secara layak. Dan sebelum mengikuti program Sibuhar responden dapat menjalin persaudaraan dan menjadi keluarga besar sesama anggota.

Hal ini berarti menurut para responden mereka menyatakan setuju tentang tingkat kesejahteraan melalui kebutuhan manusia menurut jenisnya sebelum diadakannya program pinjaman sibuhar bahwa para anggota koperasi dapat memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan, para anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak, serta dapat menjalin persaudaraan dengan anggota koperasi yang lain dan para anggota koperasi dapat menjadi keluarga besar dan dapat saling tolong menolong sesame anggota.

4.4.3. Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar yang menjadi responden dengan jumlah sebanyak 100 orang, diperoleh jawaban sebagai berikut :


(72)

Tabel 4.5.Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 Total

1 Menurut anda para anggota koperasi dapat

memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari. 0 21 49 30 100 2 Menurut anda para anggota dapat memenuhi

kebutuhan pendidikan anggota keluarganya. 0 15 54 31 100 3

Menurut anda para anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan untuk berpariwisata dengan keluarga.

0 8 81 11 100

4

Menurut anda para anggota koperasi dapat membeli kendaraan dalam menunjang kegiatan sehari-hari.

0 13 65 22 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2 Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sangat bervariasi dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 3 dan 4. Menurut kebanyakan responden menjawab bahwa sebelum mengikuti program Sibuhar responden dapat memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari, dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anggota keluargannya, dan masih mampu untuk pergi berwisata dengan anggota keluarga, serta mampu membeli kendaraan yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan sehari-harinya.

Hal ini berarti menurut para responden mereka menyatakan setuju tentang tingkat kesejahteraan melalui kebutuhan manusia menurut sifatnya


(1)

adalah memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan, dapat memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak, dapat menjalin persaudaraan dengan anggota koperasi yang lain, serta dapat menjadi keluarga besar dan dapat saling tolong menolong sesame anggota. Dengan adanya banyak keuntungan yang didapatkan bukan tidak mungkin kesejahteraan yang mereka inginkan sejak menjadi anggota koperasi CU SANQTI dapat terwujud, hal ini seperti teori yang diungkapkan oleh (Ninik Widayanti, dkk 2003: 72) bahwa koperasi sering diartikan sebagai perkumpulan orang-orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan menyelenggarakan usaha bersama melalui pembentukan suatu perkumpulan yang diawasi secara demokratis.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulan bahwa :

”Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa “Diduga terdapat perbedaaan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sesudah dan sebelum menjadi anggota program pinjaman Sibuhar dapat terbukti kebenarannya”.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pihak CU SANQTI

Hendaknya memperhatikan perkembangan layanan program untuk meningkatkan menjadi lebih baik, sehingga dapat menambah kesejahteraan anggota yang selama ini mungkin dirasakan masih ada kekurangan.

2. Bagi peneliti

Dapat menerapkan teori yang telah didapatkan selama perguruan tinggi dan menambah wawasan serta pengetahuan, sehingga dapat mengkaji lebih dalam mengenai upaya penyelesaian permasalahan yang terjadi di


(3)

69

lingkungannya dan dapat digunakan ketika peneliti terjun langsung dalam dunia pekerjaan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dapat menjadi bahan pertimbangan atau menambah wawasan terutama untuk peneliti yang berminat melakukan penelitian yang berkaitan dengan materi penelitian yang sama dan untuk peneliti lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk lebih mengembangkan penelitian dikemudian hari.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji, dkk. 1997. Dinamika Koperasi. Semarang : Rineka cipta

Bahri Nurdin, 1993. Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, Jakarta :Fakultas Ekonomi UI.

Chaniago, Arifinal. 1973. Pendidikan Perkoperasian Indonesia. Semarang : Bandung Angkasa

Chaurmain, Imam. 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi I. Semarang : Depdikbud Firdaus, Muhammad. 2004. Perekonomian (sejarah, teori, dan praktek), Bogor.

Ghalia Indonesia

Harsoyo, 2006, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan,Cetakan 1, Yogyakarta : Pustaka Widyatama.

Hasibuan Melayu, 1987. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia. CV Armico.

Hendar dan Kusnadi, 1999. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Hendrojogi, 2000. Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek. Jakarta : Rajawali Press

Hendrojogi. 2002, Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : Raja grafindo Persada.

Kartosapoetra, dkk. 1991. Koperasi Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Ninik Widiyanti. 1989, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara.

Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, 2003, Dinamika Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta.

Sitio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. Koperasi: Teori dan Praktek. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Soeradjiman. 1996. Koperasi Dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Dekopin Sudjana. 1996, Metoda Statistika, Edisi Ke-6, Penerbit Tarsito, Bandung


(5)

Sukamdiyo. 1996. Manajemen Koperasi Pasca Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Jakarta : Erlangga

Winardi, 1990. Pengantar Ilmu ekonomi. Bandung : Tarsito

Non buku:

http:/www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan duniailmu ekonomi koperasi.com


(6)

Setiady, G. Kartasapoetra, Ir.A.G. Kartasapoetra, Drs. Bambang S, 2003, Koperasi Indonesia, PT Bina Adiaksara & PT Rineka Cipta, Jakarta.

Widiyanti, Ninik, 2003, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, PT Rineka Cipta & PT Bina Adiaksara, Jakarta.