1. Spesifikasi ATMega8535 KAJIAN PUSTAKA

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini pemrograman microcontroller relative mudah dilakukan terutama dengan digunakannya metode ISP In System Programming sehingga kita dapat memprogram system microcontroller sekaligus mengujinya pada system minimumnya secara langsung. Selain itu dewasa ini banyak alternative bahasa aras tinggi pascal, C, dll yang dapat digunakan, hal ini sangat membantu karena selain akan menghemat waku pengembangan, kode program yang disusun juga akan lebih terstruktur dan relative mudah dipelajari. Dengan berbagai macam kelebihan yang dimiliki serta hal – hal yang menjadi pertimbangan di atas, dewasa ini microcontroller AVR 8 bit produk perusahaan Atmel adalah salah satu microcontroller yang banyak merebut minat kalangan profesional dan juga cocok dijadikan saran berlatih bagi pemula mengingat banyak fitur dan kemudahan yang diberikan microcontroller tersebut. ATMega8535 merupakan salah satu produk perusahaan atmel yang paling banyak digunakan saat ini. Harga yang relative terjangkau, banyak ditemukan di pasaran, kemudahan dalam pemrograman dan fitur – fitur yang menarik di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi ATMega8535. [2] 2. 2. 1. Spesifikasi ATMega8535 1. 130 macam instruksi, yang hampir semuanya diekekusi dalam satu siklus clock. Instruksi ini dapat berupa transfer data, aritmatika logika, percabangan, dan lain – lain. 2. 32 x 80-bit resgister serba guna. 3. Kecepatan mencapai 16 MIPS Million Instruction per Second dengan clock 16 MHz. ATMega8535 memiliki kemampuan dapat menjalankan 1 instruksi dalam siklus 1 clock dengan kecepatan clock 16 MHz. Berbeda dengan type lain seperti MCS51 yang memerlukan siklus 12 clock dalam mengeksekusi 1 instruksi. 4. 8 Kbyte Flash Memori 5. 512 Byte Internal EEPROM Elecrically Erasable Programmable Read Only Memory. EEPROM merupakan tempat menyimpan data semi permanen. EEPROM ini dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan. Dengan adanya EEPROM internal maka tidak diperlukan komponen pendukung seperti EEPROM external seperti beberapa microcontroller lain sehingga penggunaan hardware bisa lebih efisien. 6. 512 Byte SRAM Static Random Access Memory. Sama halnya seperti computer yang memiliki RAM, microcontroller ATMega8535 juga memiliki SRAM sebesar 512 Byte. 7. Programming Lock fasilitas yang memungkinkan untuk mengamankan kode program. 8. 2 buah timercounter 8-bit dan 1 buah timercounter 16-bit. ATMega8535 memiliki 3 modul yang terdiri dari 2 buah timercounter 8-bit dan 1 buah timercounter 16-bit. Ketiga modul ini dapat diatur dalam mode yang berbeda secara individu dan tidak saling memperngaruhi satu sama lain. 9. 4 channel output PWM Pulse Width Modulation 21 10. 8 channel ADC Analog Digital Converter 10-bit. ADC ini merupakan fungsi untuk membantu programmer saat akan mengolah data secara digital. Sesuai dengan namanya ADC ini merubah data awal yang berupa data analog menjadi data digital. Untuk mendapatkan nilai ADC digunakan rumus : V ADC = Vin Vref 256 ………………………………………….. 2.8 Keterangan : V ADC = Tegangan ADC mV Vin = Tegangan inputan yang akan diconvert V Vref = Tegangan referensi. 256 = Resolusi ADC, ATMega8535 memiliki resolusi 256 dan 1024. 11. Serial USART Universal Synchronus and Asynchronus Serial Receive and Transmitter. USART merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATMega8535. USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroller maupun dengan pheripheral eksternal termasuk PC yang memiliki fiutr UART 12. MasterSlave SPI serial interface. Serial Peripheral Interface SPI merupakan salah satu mode komunikasi serial synchronus kecepatan tinggi yang dimiliki ATMega8535. Komunikasi SPI ini membutuhkan 3 jalur yaitu MOSI, MISO dan SCK. Melalui komunikasi SPI ini data dapat saling dikirimkan baik antar mikrokontroller maupun antara mikrokontroller dengan peripheral lain di luar mikrokontroller. a MOSI Master Output Slave input Artinya jika dikonfigurasikan sebagai master maka pin MOSI ini sebagai output tetapi jika dikonfigurasi sebagai slave maka pin MOSI ini sebagai input. b MISO Master Input Slave Output Berkebalikan dengan MISO di atas, jika dikonfigurasikan sebagai master maka pin MISO ini sebagai input tetapi jika dikonfigurasikan sebagai slave maka pin MISO ini sebagai output. c CLK Clock Jika dikonfigurasikan sebagai master maka pin CLK berlaku sebagai output pembangkit clock tetapi jika dikonfigurasikan sebagai slave maka pin CLK berlaku sebagai input menerima sumber clock dari master. pengaturan konfigurasi Master atau Slave ditentukan oleh pin . Jika pin tersebut diberi tegangan high 1 maka terkonfigurasi sebagai Master tetapi jika pin tersebut diberi tegangan low0 maka terkonfigurasi sebagai Slave. 13. Serial TWI atau I2C 14. On-Chip Analog Comparator. Analog comparator digunakan untuk membandingkan dua buah tegangan masukan analog yaitu masukan positif yang terhubung ke pin AIN0 dan masukan negative yang terhubung dengan 23 SS pin AIN1. Kemudian hasilnya akan ditunjukkan oleh pin AC0, dimana pin AC0 ini akan bernilai 1 jika tegangan masukan pin positfi lebih besar dari pin negative, begitu juga sebaliknya. 2. 2. 2. Deskripsi Pin ATMega8535 Gambar 2.10 Konfigurasi Pin ATMega8535 Keterangan : d VCC : pin masukan catu daya. e Gnd : pin ground. f Port A PA0 – PA7 : pin IO dan pin ADC. g Port B PB0 – PB7 : pin IO dan pin timercounter, analog comparator, SPI. h Port C PC0 – PC7 : pin IO dan TWI, analog comparator, Timer, Oscilator. i Port D PD0 – PD1 : pin IO dan analog comparator, interupsi eksternal, USART. j Reset : pin untuk me-reset kerja system microcontroller. k XTAL1 dan XTAL 2 : pin untuk clock external. l AVCC : pin catu daya yang digunakan untuk masukan ADC. m AREF : pin untuk teganga referensi ADC.

2. 3.Komponen – Komponen Elektronik