Pemeliharaan dan Perawatan Naskah-naskah Kuno

30

3.8 Pemeliharaan dan Perawatan Naskah-naskah Kuno

Kondisi naskah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: pertama, naskah yang masih dalam keadaan baik. Kedua, naskah yang sudah dihinggapi penyakit seperti kotor karena bercak dan debu, mengandung asam dan rapuh. Ketiga, naskah yang sudah rusak secara fisik seperti robek, berlubang, dan jilidannya rusak dan lain-lain. Ada beberapa cara pencegahan dan perawatan naskah yang bisa dilakukan oleh pihak Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menurut faktor-faktornya sebagai berikut: 1 Faktor Biologi a Binatang Pengerat Diupayakan agar setiap pengunjung maupun pegawai museum dilarang membawa makanan ke ruang pameran maupun ruangan penyimpanan naskah-naskah kuno. b Serangga Diupayakan ruangan pameran maupun ruangan penyimpanan koleksi naskah-naskah kuno tetap selalu bersih. Susunan naskah dalam rak-rak ditata secara rapi sehingga ada sirkulasi udara. Rak harus dibuat dari bahan yang tidak disukai oleh serangga yakni kayu jati dan rak atau lemari yang terbuat dari bahan logam. Selain itu pada rak diberikan bahan yang berbau, dan tidak disukai oleh serangga seperti kamper, naftalen dan lain-lain. Dan yang terakhir adalah melakukan fumigasi untuk mencegah, mengobati dan mensterilkan naskah-naskah kuno yang ada di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara. c Jamur Tindakan preventif yang dilakukan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya jamur adalah dengan memeriksa naskah-naskah kuno secara berkala, membersihkan tempat penyimpanan, menurunkan kelembaban udara dan naskah-naskah tidak disusun terlalu rapat pada rak karena menghalangi sirkulasi udara. Untuk mencegah munculnya jamur, sebaiknya naskah-naskah yang baru dibeli atau bari diterima pihak lain difumigasi terlebih dahulu sebelum disimpan bersama-sama dengan naskah yang lainnya. Pada rak Universitas Sumatera Utara 31 diletakkan bahan-bahan yang berbau untuk mengusir jamur seperti kemper, naftalen, paradichloro benzena atau PBC. 2 Faktor Fisika a Debu 1. Dilakukan penyedotan debu vacuum cleaner 2. Dipasang ACfilter penyaring udara 3. Dipasang alat pembersih udara air cleaner 4. Disediakan lemari kaca. b Suhu udarakelembaban Temperatur dan kelembaban udara yang ideal bagi naskah adalah 20 -24 C dan 6-80 RH relative humidity = kelembaban nisbi. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kondisi seperti itu adalah dengan menghidupkan AC selama 24 jam penuh dalam sehari selama tujuh hari dalam seminggu. Jika AC dipasang setengah hari saja maka kelembaban akan berubah-ubah kondisi seperti ini malah akan mempercepat kerusakan kertas. Karena Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara hanya memasang AC setengah hari saja maka AC yang distel temperaturnya adalah 26 -28 C. Hal ini dilakukan pihak museum karena untuk mencegah terjadinya fluktuasi temperatur yang tinggi pada siang dan malam hari dan temperatur tersebut cukup sejuk bagi pengunjung maupun pegawai museum dan baik untuk naskah-naskah kuno yang dimiliki oleh Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara. c Cahaya Untuk melindungi naskah-naskah dari sinar matahari langsung, pihak Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara memasang filter flexy glass atau polyester film. Serta untuk melindungi naskah-naskah dari listrik atau sinar ultraviolet yang berasal dari cahaya lampu, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara memberikan filter UV fluorescent light atau seng oksida dan titanium oksida. Universitas Sumatera Utara 32 3 Faktor Kimia Satu-satunya cara yang dilakukan pihak museum untuk mencegah kerusakan karena faktor kimia adalah menetralkan asam yang terkandung dalam kertas dengan deasidifikasi ataun memberi bahan penahan buffer. 4 Faktor-faktor Lain a Manusia Manusia merupakan perusak naskah atau bahan pustaka yang cukup besar. Pengaruh ini didapat bersifat tidak langsung seperti pencemaran udara atau mutu kertas atau bahan yang terbuat dari kayu yang berselulosa tinggi yang rendah yang dihasilkan oleh industri atau perorangan dan dapat bersifat langsung seperti kebakaran, kecurian dan salah penanganan. Teknik penanganan yang salah dapat menimbulkan kerusakan fisik. Sedangkan salah pengolahan seperti penyimpanan naskah pada tempat yang mengandung resiko, tidak dibersihkan secara berkala akan menimbulkan kerusakan fisik karena kotor dan bahan pustaka yang kotor disukai oleh jamur dan serangga. Kerusakan yang fatal karena lalai dalam persiapan menghadapi bencana alam. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah: 1. Menumbuhkan kesadaran terhadap pengunjung dan pegawai museum tentang pentingnya peduli terhadap naskah kuno sebagai warisan budaya nenek moyang kita. 2. Memberikan sanksi kepada perusak dan pencuri naskah. 3. Memasang rambu-rambu. b Bencana Alam 1. Menghindarekan dari bahaya api. 2. Dilarang merokok di dalam ruangan. 3. Memeriksa kabel listrik secara berkala. 4. Memasang alaram smoke detector. 5. Menempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat tersendiri. 6. Mengontrol air setiap turun hujan. Universitas Sumatera Utara 33

3.9 Gambaran Umum Mengenai Naskah-naskah Kuno pada Museum Negeri Sumatera Utara