Unsur Penting Dalam Kegiatan Konservasi Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Naskah-Naskah Kuno

11 3. Fungsi Kesehatan: dengan pelestarian yang baik, dokumen menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun perawat naskah menjadi tetap sehat. 4. Fungsi Pendidikan: pengunjung dan perawat naskah sendiri harus belajar bagaimana cara memakai dan merawat bahan pustaka atau dokumen. Mereka harus menjaga, disiplin, tidak membawa makanan dan minuman kedalam museum, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruang pameran museum. Mendidik pengunjung untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan. 5. Fungsi Kesabaran: merawat naskah ibarat merawat bayi atau orang tua, jadi harus sabar. Bagaimana kita bisa merawat naskah, membersihkan debu dari naskah jika kita tidak sabar. Menghilangkan noda dalam naskah membutuhkan kesabaran yang tinggi. 6. Fungsi Sosial: perawatan atau konservasi tidak dapat dikerjakan sendirian. Pegawai museum harus mengikut sertakan seluruh elemen untuk tetap merawat dan menjaga naskah dan museum. Rasa pengorbanan yang tinggi harus diberikan oleh setiap orang, demi kepentingan dan keawetan naskah. 7. Fungsi Ekonomi: dengan pelestarian yang baik, dokumen atau naskah menjadi lebih baik. Keuangan dapat dihemat. Banyak aspek ekonomi lain yang berhubungan dengan konservasi naskah kuno. 8. Fungsi Keindahan: dengan pelestarian yang baik, penataan naskah yang rapi, museum tampak lebih indah dan nyaman, sehingga menambah daya tarik pengunjung untuk mengunjungi museum.

2.3 Unsur Penting Dalam Kegiatan Konservasi

Beberapa unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelestarian atau konservasi naskah-naskah kuno adalah: 1. Manajemennya, perlu diperhatikan siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan ini. Bagaimana prosedur pelestarian atau konservasi yang harus diikuti. Naskah yang diperbaiki atau di konservasi harus dicatat dengan baik, apa saja kerusakannya, apa saja alat dan bahan kimia yang diperlukan dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 12 2. Tenaga yang merawat naskah-naskah atau konservator dengan keahlian yang mereka miliki. Mereka yang mengerjakan pelestarian atau konservasi ini hendaknya mereka yang telah memiliki ilmu atau keahlian keterampilan dalam bidang ini. Paling tidak mereka sudah pernah mengikuti pelatihan atau penataran dalam bidang pelestarian naskah-naskah kuno. 3. Laboratorium, suatu ruang pelestarian atau konservasi dengan berbagai peralatan yang diperlukan, misalnya alat untuk fumigasi, lem, berbagai sikat untuk membersihkan debu Vacuum Cleaner dan sebagainya. Sebaiknya setiap museum memiliki ruang laboratorium sebagai “bengkel” atau gudang buat naskah-naskah yang perlu dirawat atau diperbaiki. 4. Dana untuk keperluan kegiatan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan baik, sehingga pekerjaan pelestarian atau konservasi tidak akan mengalami gangguan. Pendanaan ini tentu tergantung dari lembaga tempat museum bernaung. Kalau tidak mungkin menyelenggarakan bagian pelestarian atau konservasi sendiri, dianjurkan diadakan kerjasama dengan perpustakaan lain. Ini dapat menghemat biaya yang besar.

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Naskah-Naskah Kuno

Mengetahui macam-macam perusak naskah-naskah atau bahan pustaka adalah sama pentingnya dengan memiliki bahan pustaka tersebut. Begitu pula cara memperbaiki bahan pustaka yang rusak. Pengetahuan tentang kerusakan bahan pustaka sudah dikenal sejak tahun 335 SM oleh Aristoteles. Daerah tropis memiliki berbagai perusak bahan pustaka seperti dijelaskan oleh Plumbe. Pada dasarnya kerusakan bahan pustaka dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor biologi binatang pengerat, serangga dan jamur, faktor fisika dan faktor kimia. Selain itu faktor yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pustaka adalah faktor alam, seperti sinar matahari, banjir, gempa bumi, atau api serta manusia. Selain manusia dan hewan, debu, jamur, zat kimia dan alam semesta juga bisa merusak bahan pustaka. Agar bahan pustaka tidak lekas rusak, setiap pegawai museum Universitas Sumatera Utara 13 harus mengetahui cara-cara merawat bahan pustaka. Karena itu, setiap pegawai museum tahu menyusun dan merawat bahan pustaka Purwono, 2010:52. Menurut Atiek 3 1 Faktor Biologi , kerusakan bahan pustaka secara garis besar dapat disebabkan oleh: a Binatang Pengerat Tikus merupakan perusak bahan pustaka yang agak sukar diberantas, jenis-jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Tikus Hitam 2. Tikus Cokelattikus rumah 3. Tikus kelabutikus sawah 4. Tikus kesturi dan 5. Tikus putih b Serangga Makanan yang digemari serangga adalah lem atau perekat yang terbuat dari tepung kanji. Jenis-jenis serangga dapat dogolongkan sebagai berikut: 1. Rayap Makanan utama rayap adalah kayu, kertas, foto, gambar, rumput dan lain-lain. Rayap dapat digolongkan menjadi dua, yaitu rayap bumi dan rayap kayu. 2. Kecoa Kecoa adalah jenis serangga bersayap dan mempunyai tanduksungu yang panjang. Jenisnya bermacam-macam. Jenis kecoa yang dikenal diantaranya adalah Kecoa Timur Blatta Orientalis dan Kecoa Amerika Periplaneta Americana. 3. Kutu Buku Book List 3 Atiek, dkk. 2012. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka dan Cara Penanggulangannya. Di poskan dalam http:forumpustakapacitan.blogspot.com201203makalah- pelestarian-bahan-pustaka.html . diakses 10 Mei 2013. Universitas Sumatera Utara 14 Bagian naskah atau bahan pustaka yang lainnya yang diserang oleh serangga ini adalah bagian punggung dan pinggir naskah, serangga ini sangat rakus terhadap kertas, jenis-jenis kutu buku yang terkenal adalah Lipocelis divinatorium;Trogium Pulsatorum dan lainnya. 4. Ngengat Jenis-jenis ngengat: Tincola Polioella; Tincola Biselliela hum dan Chorpaga Tapetzella. c Jamur Jamur fungi merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil, jamur berkembang biak dengan spora. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi perkembangan spora. Jamur yang merusak bahan pustaka adalah jamur beracun yang akan berkembang biak dengan leluasa pada tempat yang terkena kotoran, debu serta tingkat kelembapan tinggi, yaitu 80 ke atas dengan temperatur di atas 21 C. Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organik seperti asam oklasat, asam formiat dan asam sitrat yang dapat menyebabkan kertas sobek jika dibuka. Jamur dapat dibersihkan dengan cairan alkohol. 2 Faktor Fisika a Cahaya Cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan museum dan arsip adalah bentuk energi elektromagnetik yang berasal dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Sinar-sinar yang terdapat dalam cahaya dapat dibagi dalam tiga kelompok menurut panjang gelombangnya, yakni: 1. Sinar ultra violet dengan panjang gelombang 300-400 milimikron. 2. Sinar-sinar dalam cahaya tamak merah, kuning, hijau dengan panjang gelombang antara 400-760 milimikron. 3. Sinar infra merah dengan panjang gelombang lebih besar dari 760 milimikron. Universitas Sumatera Utara 15 Makin kecil gelombang suatu sinar, makin besar energi yang dihasilkan. Sinar yang panjang gelombangnya kecil seperti sinar UV inilah yang berperan dalam merusak kertas. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar UV adalah memudarnya tulisan, warna bahan cetakan, juga menyebabkan kertas menjadi rapuh. Kerusakan ini disebabkan karena aksi dari energi, adanya bahan tambahan dan residu bahan pemutih pada saat proses pembuatan kertas adanya partikel-partikel logam serta adanya uap air dan oksigen disekitar kertas. Kerusakan ini melalui dua proses: 1 Fotolitas, adalah efek proses yang disebabkan oleh besarnya energi yang dipancarkan sinar UV, sehingga memutuskan rantai ikatan kimia pada polimer selulosa. 2 Fotosensitisasi, adalah efek yang disebabkan oleh proses oksidasi dari bahan tambahan dan partikel logam dalam kertas karena pengaruh cahaya. proses kerusakan ini akan dipercepat karena adanya uap air dan oksigen yang terdapat dalam udara, sehingga menimbulkan perubahan warna menjadi kuning kecoklatan dan menurunkan kekuatan serat pada kertas. b Suhu dan kelembaban udara Suhu udara di Indonesia bekisar antara 20-35 C. Masalah selalu timbul karena Indonesia terletak di daerah tropis yang kelembaban udaranya relative tinggi pada musim hujan. Jika udara lembab, maka kandungan air dalam kertas akan bertambah , perubahan suhu pada saat kertas mengandung banyak air inilah yang menyebabkan menjadi lemah. Hubungan suhu dengan kelembaban udara sangat erat sekali. Sebab jika suhu udara berubah, maka kelembaban udarapun turut berubah. Jika suhu udara naik, kelembaban udara akan turun dan air yang ada di dalam kertas dilepas, sehingga kertas menjadi kering dan menyusut. Pada saat inilah terjadi ketegangan karena serat selulosa saling tarik menarik pada proses penyusutan ini. Universitas Sumatera Utara 16 c Partikel debu yang terdapat pada udara Partikel yang terdapat di udara adalah debu, pasir halus, garam- garam, partikel yang berasal dari knalpot kendaraan bermotor dan mesin industri yang berbentuk jelaga yang berminyak, partikel besi dan timah. Partikel-partikel ini menimbulkan masalah di museum dan tempat-tempat penyimpanan bahan pustaka lainnya karena selain berbahaya bagi manusia, juga akan menimbulkan noda permanen pada kertas. 3 Faktor Kimia a Dalam Kertas Lignin adalah suatu senyawa kimia yang terdapat dalam kayu, sebagai bahan pengikat antar serat. Kandungan lignin di dalam kayu berkisar antara 20-30. Zat ini sangat berbahaya bagi kertas, oleh karena itu pada pebutan kertas lignin dihilangkan dengan cara pemasakan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Lignin yang tertinggal dalam kertas akan mengakibatkan kertas menjadi cokelat, diikuti dengan berkurangnya kekuatan kertas, karena terjadi reaksi oksidasi yang menghasilkan asam. 1. Alum rosin sizing, sifat kertas yang mudah menyerap air mengakibatkan tinta yang ditulis di atas kertas akan mengembang. Untuk mengatasi hal tersebut, ditambahkan zat sizing pada pembuatan kertas. 2. Zat pemutih: hipoklorit, klor dioksida dan peroksida adalah zat- zat pemutih yang biasa digunakan untuk memucatkan warna serat yang diperoleh dari proses kimia. Pemucatan merupakan proses kelanjutan dari proses pemasakan dalam hal memisahkan lignin dan zat-zat lain yang tidak diinginkan, yang terkandung dalam kayu. b Polusi Udara 1. Sulfur dioksida. Sulfur dioksida terdapat di udara yang merupakan hasil pembakaran berbagai macam bahan bakar. Sulfur dioksida diserap oleh kertas kemudian adanya air dan Universitas Sumatera Utara 17 logam-logam berat seperti besi dan tembaga dalam kertas menyebabkan sulfur dioksida diubah menjadi asam sulfat. 2. Hidrogen sulfide, adalah gas yang bersifat asam, merupakan hasil aktivitas industri dan karet yang banyak dijumpai di kantor-kantor atau gedung bertingkat. 3. Nitrogen dioksida, dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar pada kendaraan bermotor. Gas ini dapat bereaksi dengan air menghasilkan asam nitrat. 4. Ozon, gas ozon dapat membahayakan kertas karena ozon dapat memutuskan rantai ikatan kimia pada polimer selulosa, pemutusan ini akan lebih cepat jika udara lembab. 5. Tinta, sumber asam juga berasal dari tinta sebagai alat tulis. Tinta dibuat dengan mencampur asam tanat dan garam besi. Sifat tinta tersebut bersifat asam karena dicampur asam sulfatasam hidroklorida, agar tulisan dapat melekat dengan baik. Tetapi dengan adanya asam dalam tinta justru akan merusak kertas. 4 Faktor-faktor Lain a Manusia Faktor penyebab yang besar bagi kerusakan bahan pustaka dimungkinkan karena keterlibatan manusia. Keterlibatan tersebut dapat dilakukan secara langsung misalnya: pencurian, pengrusakan, penanganan yang kurang hati-hati atau kerusakan secara tidak langsung misalnya memproduksi kertas dengan kualitas rendah, mutu jilidan yang rendah dan tidak adanya penyuluhan kepada staf dan pengguna museum. b Bencana Alam Bencana alam seperti kebanjiran, gempa bumi, kebakaran dan kerusuhan merupakan faktor yang sangat sulit dielakkan. Bencana alam ini dapat memusnahkan bahan pustaka dalam waktu singkat. Kerusakan yang terjadi karena kebanjiran dan air hujan adalah timbulnya noda oleh jamur dan kotoran yang dibawa oleh air. Noda Universitas Sumatera Utara 18 yang timbul oleh jamur ini sangat sulit dihilangkan karena jamur berakar di sela-sela serat kertas. 4 1. Melaksanakan perbaikan naskah yang rusak baik dari yang sederhana maupun yang kompleks.

2.5 Peran Konsevator Dalam Pelestarian Naskah