9
awal plainteks melalui proses deskripsi. Urutan proses kriptografi secara umum dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :
Plaintext ciphertext plaintext
Gambar 2.1 Urutan proses kriptografi.
[3]
Urutan proses kriptografi diatas menunjukkan bahwa proses enkripsi dan dekripsi ada karena terdapat plainteks yang dapat diinputkan oleh user dan
menghasilkan sebuah chiperteks. Adapun untuk proses dekripsi sebuah chiperteks akan diproses lagi sehingga kembali akan menjadi plainteks.
2.1.1 Sejarah Kriptografi
Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang dan menakjubkan. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat ditemukan di
dalam buku David Kahn yang berjudul The Codebreakers. Buku yang tebalnya 1000 halaman ini menulis secara rinci sejarah kriptografi, mulai dari
penggunaan kriptografi oleh Bangsa Mesir 4000 tahun yang lalu berupa hieroglyph pada piramid hingga penggunaan kriptografi abad ke-20.
Sebagian besar sejarah kriptografi merupakan bagian dari kriptografi klasik, yaitu metode kriptografi yang menggunakan kertas dan pensil atau
menggunakan alat bantu mekanik yang sederhana. Kriptografi klasik secara
Enkripsi Dekripsi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
umum dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu algoritma transposisi transposition cipher
dan algoritma substitusi substitution cipher. Algoritma transposisi adalah algoritma yang mengubah susunan-susunan huruf di
dalam pesan, sedangkan algoritma substitusi yaitu mengganti setiap huruf atau kelompok huruf dengan sebuah huruf atau kelompok huruf yang lain.
Kriptografi juga digunakan oleh para pecinta untuk berkomunikasi tanpa diketahui oleh orang lain. Ini kebanyakan digunakan oleh masayarakat
India, hal ini terbukti dengan ditemukannya di dalam buku Kama Sutra yang merekomendasikan wanita seharusnya mempelajari seni dengan memahami
cipher. Ratu Skotlandia, Queen Mary merupakan salah seorang korban pada abad ke-17. Ratu tersebut dipancung setelah ditemukannya surat rahasianya
di balik penjara surat yang terenkripsi berisi rencana pembunuhan terhadap Ratu Elizabeth I berhasil dipecahkan oleh seorang pemecah kode.
Pada abad ke-15, ditemukan kode roda wheel cipher oleh Leo Battista Alberti. Kode ini terus dikembangkan menjadi alat enkripsi dan deskripsi
hingga saat ini. Metode ini dikembangkan pada awalnya oleh Thomas Jefferson yang kemudian diberi nama roda kode Jefferson. Kemudian kode ini
kembangkan lagi oleh Bazeries yang diberi nama silinder Bazeries. Alat ini lebih fleksibel, memungkinkan untuk dikembangkan secara terus menerus
untuk menghindari code breaking. Meskipun demikian metode ini dapat dipecahkan oleh DeViaris pada tahun 1893. Meskipun demikian metode ini
tetap terus dikembangkan dan dianggap aman untuk kasus-kasus tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Pada abad ke-20, kriptografi lebih banyak digunakan oleh kalangan militer. Pada perang dunia ke II, Pemerintah Nazi Jerman membuat mesin enkripsi
yang dinamakan dengan Enigma. Mesin ini menggunakan beberapa buah rotor roda berputar, dan melakukan proses enkripsi yang sangat rumit.
Jerman percaya pesan akan dikirim melalui enigma tidak akan terpecahkan kode enkripsinya. Tetapi anggapan Jerman tersebut salah, setelah
mempelajari mesin enigma bertahun-tahun, sekutu berhasil memecahkan kode-kode tersebut. Setelah Jerman mengetahui kode-kode mereka telah
terpecahkan, kemudian enigma mengalami beberapa kali perubahan.
[3]
2.1.2 Tujuan Kriptografi