menekankan reaksi perusahaan perseorangan dalam konteks hubungan dengan stakeholder ekternal. Perspektif ini dapat
menjelaskan respon strategis yang berbeda dari perusahaan terhadap tekanan-tekanan sosial walaupun dalam industri sejenis atau Negara
yang sama, berdasarkan pada sifat hubungan eksternal.
1.5.2. Perspektif Konseptual
1.5.2.1. Konsep Corporate Social Responsibility CSR
Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut dengan Corporate Social Responsibility CSR merupakan suatu konsep dimana
organisasi, khususnya perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan. World Business Council on Sustainable Development mendefiniskan Corporate Social Responsibiliy CSR sebagai komitmen dari
bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup
karyawan dan keluarganya, komunitas lokasl dan masyarakat luas. Definisi lain Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab perusahaan untuk
menyusaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi Warta
Pertamina, 2004
Corporate Social Responsibility CSRberhubungan erat dengan „pembangunan berkelanjutan‟, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan
dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan atau keuntungan , melainkan juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun jangka panjang. Corporate Social Responsibility CSR adalah salah satu konsep yang
masih terus berkembang. Salah satu konsep yang banyak dijadikan acuan oleh para pebisnis yaitu konsep yang diungkapkan oleh Kotler dan Lee 2005, dimana
Corporate Social Responsibility CSR diartikan sebagai komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui pilihan praktek bisnis dan
sumbangan dari sumber daya perusahaan. Kotler dan Lee 2005 mengajukan enam pilihan dalam melaksanakan
inisiatif sosial perusahaan atau inisiatif dalam menjalankan Corporate Social Responsibility yang semuanya terkait dan terfokus pada perusahaan bukan
masyarakat, diantaranya : 1 alasan promosi; 2 alasan yang berhubungan dengan pemasaran; 3 Corporate Social Marketing; 4 filantropi atau
sumbangan langsung; 5 menyediakan waktu karyawan untuk kerja sosial; 5 praktek tanggung jawab sosial perusahaan.
Sedangkan menurut Sacconi 2006, Corporate Social Responsibility dilihat sebagai perluasan corporate governance dari sebuah perusahaan. Melalui
CSR ini, mereka yang memimpin perusahaan wirausahawan, direktur, dan manajer memiliki tanggung jawab yang mencakup mulai dari pemenuhan
„fiduciary duties’ terhadap pemilik perusahaan hingga pemenuhan ‘fiduciary duties’serupa terhadap semua „stakeholders’ perusahaan. Fiduciary Duties adalah
kewajiban akibat relasi kepercayaan dan pemberian hak antara dua pihak. Atau dengan kata lain kewajiban atau tanggung jawab melaksanakan otoritas demi
kebaikan mereka yang telah memberikan hak otoritas tersebut. Sedangkan yang disebut stakeholders oleh Sacconi dilihat dalam dua jenis. Pertama, stakeholders
dalam cakupan yang sempit, yaitu mereka yang memiliki ketertarikan kepada perusahaan karena telah berinvestasi sehingga meningkatkan nilai keseluruhan
yang dihasilkan oleh perusahaan. Kedua, yaitu stakeholders dalam makna yang lebih luas, yaitu para individu atau kelompok yang tertarik untuk terlibat dalam
perusahaan karena telah mengalami efek eksternal yang positif maupun negatif dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Secara konseptual, Corporate Social Responsibility CSR dapat dilihat dari dua sudut pemikiran medasar yaitu dari sudut etika dan manajemen strategi
bisnis. Berdasarkan sudut etika terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya :
1. CSR dapat dilihat sebagai murni berdasarkan etis, yaitu perusahaan tidak
mengharapkan suatu keuntungan khusus dari program CSR-nya. 2.
Perusahaan akan mendapatkan balik dari program CSR-nya, baik tangible maupun intangible.
3. Program CSR sangat terkait dengan investasi yang baik. Dimana ketika
perusahaan bertanggung jawan, pasar modal akan bereaksi positif.
4. Program CSR perusahaan bertujuan untuk menghindari pengaruh politik
eksternal atau dengan kata lain perusahaan menjalankan tanggung jawab sosialnya untuk menghindari tuduhan pemerintah Wan-Jan. 2006.
Sedangkan berdasarkan sudut manajemen atau strategi bisnis, sesuai dengan pemikiran Sacconi 2006, pengelola perusahaan manajer adalah agen
dari stakeholders, sehingga manajer harus dapat memberikan pelayanan dengan memaksimalkan keuntungan finansial.
Berdasarkan uraian kedua sudut pandang di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa unsur penting dari CSR, dimana perusahaan memiliki tanggung
jawab agar bisnisnya tidak merugi sekaligus bertanggung jawab untuk tidak merusak lingkunga serta memiliki tanggung jawab sosial sebagai bagian dari
masyarakat.
1.5.2.2. Konsep 3P dalam CSR