10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Anita Lie 2002:12, pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur . Hal senada juga dikemukakan oleh Etin Sulihatin dan Raharjo 2007:4 bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggota. Sedangkan menurut pendapat Slavin 1995:2, pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil siswa untuk saling membantu dalam mempelajari
materi pembelajaran. Nurhadi 2004:112 juga mengatakan pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif juga merupakan suatu model pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi
terstruktur antar para pelajar dalam suatu kelompok yang bersifat sosial dan masing-masing pelajar bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang
mereka jalani Kagan,1994:8 Unsur- unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut Nur, 2000: 193 : a.
Setiap anggota kelompok siswa bertanggung jawab ata segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompok.
b. Setiap anggota kelompok siswa harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. c.
Setiap anggota kelompok siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok siswa akan dikenai evaluasi.
e. Setiap anggota kelompok siswa berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Setiap anggota kelompok siswa akan diminta untuk
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Selain dari unsur- unsur di atas, metode kooperatif juga memiliki beberapa ciri- ciri Carin,1993:69, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Setiap anggota memiliki peran.
b. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.
c. Setiap kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-
teman sekelompoknya. d.
Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.
e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar para siswa saling berbagi kemampuan,
saling belajar berfikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
Dengan metode pembelajaran ini diharapkan siswa semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori,
pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya. Lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan untuk
mencapai hasil yang maksimal yaitu Lie, 2002:32 : 1.
Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota
kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Dalam metode Jigsaw, Aronson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai
dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini berkumpul dan bertukar
informasi yang kemudian pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota merasa
bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.
2. Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung sari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran
cooperative learning,
setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja
kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Pengajaran yang efektif dalam model pembelajaran cooperative
learning
membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan
tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilakukan. Dalam teknik Jigsaw yang dikembangkan Aronson misalnya,
bahan bacaan dibagi empat bagian dan masing-masing siswa mendapat dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak
melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan mudah dan jelas. Rekan- rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan
tugas agar tidak menghambat yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar
untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran
dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerjasama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini
adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap anggota mempunyai perbedaan-
perbedaan. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.
4. Komunikasi Antar Anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam
kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka. Ketrampilan berkomnikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajar tidak bisa
diharapkan langsung menjadi komunikator yang andal dalam waktu sekejap. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat
dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
5. Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama secara lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi bisa diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.
2. Tipe Pembelajaran Kooperatif