dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar
2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara 2,58 dan itu berarti
asumsi normalitas tidak terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut :
Tabel 4.9. Assessment of Normality
Variable min max
kurtosis c.r.
X1 3 7
-0.810 -1.654
X2 3 7
-0.879 -1.793
X3 3 7
-0.640 -1.307
X4 3 7
0.807 1.647
Y1 4 7
-1.061 -2.166
Y2 4 7
-0.366 -0.747
Y3 4 7
-0.640 -1.306
M u lt iv a r ia t e -1.798
- 0 .8 0 1 Ba t a s N or m a l
± 2 ,5 8
Sumber : Lampiran
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik
untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis
dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1] yaitu sebesar ± 2,58.
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di luar ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi
masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation
[MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.
4.2.7. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan
structural model yang diestimasi secara bersama-sama one – steep approach to SEM. One – steep approach to SEM digunakan bila model dilandasi teori yang
kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik Hair, et,al, 1998.
Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Price, Brand Switching
Model Specification : One Step Approach - Base Model
Brand Switching
d_bs 1
Y1 er_5
1 1
1
Price X1
er_11 1
X2 er_2
1 X3
er_3 1
Y2 er_6
1 Y3
er_7 1
X4 er_4
1
Tabel 4.10. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi
Model CminDF 1.550
≤ 2,00 Baik
Probability 0.092 ≥ 0,05
Baik RMSEA 0.075
≤ 0,08 Baik
GFI 0.943 ≥ 0,90
Baik AGFI 0.900
≥ 0,90 Baik
TLI 0.952 ≥ 0,95
Baik CFI 0.970
≥ 0,94 Baik
Sumber : Lampiran Dari hasil evaluasi terhadap model one step modification model
ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan
data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.8. Uji Kausalitas
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 275.319.898 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity
dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji
kausalitas di bawah ini.
Tabel 4.11. Data Uji Kausalitas
Ustd Std
Faktor Faktor Estimate Estimate
Prob. Brand_Switching
Price 0.474 0.847 0.000 Batas Signifikansi
≤ 0,10
Sumber : Lampiran
4.3. Hasil Uji Pengujian Hipotesis Penelitian