Kristiawan 2004 dengan judul penelitian ”Analisis Beberapa Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan

9

e. Kristiawan 2004 dengan judul penelitian ”Analisis Beberapa

Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Surabaya” dengan hasil penelitian sebagai berikut: Untuk mengetahui pngaruh antara variabel bebas yang terdiri dari modal usaha X 1 , jumlah industri kecil X 2 , dan jumlah angkatan kerja X 3 terhadap penyerapan tenaga kerja di surabaya Y. Dengan menggunakan uji f diperoleh t hitung = 202,233 F tabel =3,59 dan secara parsial menunjukkan modal usaha industri kecil X 1 dan jumlah angkatan kerja X 3 berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja di surabaya Y, dimana t hitung X 1 = 12.000 dan t hitung X 3 = 6,695 t tabel = 2,201 sedangkan jumlah industri kecil X 2 tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di kota surabaya. Dimana diperoleh t hitung X 2 = 0,244 t tabel = 2,201

f. Tindage 2006 dengan judul jurnal penelitian ”Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Perdagangan Di Jatim”. Dengan hasil penelitian sebagai berikut Untuk mengetahui pengaruh antar variabel bebas yang terdiri dari investasi X 1 , nilai produksi X 2 , dan unit usaha X 3 dengan variabel terikatnya yaitu penyerapan tenaga kerja pada sektor perdagangan di Jatim Y dengan menggunakan uji F secara simultan variabel bebas berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat dengan F hitung =40,403 F tabel =3,59 sedangkan secara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 10 parsial diketahui bahwa variabel bebas investasi X 1 tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor perdagangan di Jatim Y dengan t hitung =1,164 t tabel =2,201 sehingga secara parsial nilai produksi tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor perdagangan di Jatim. Untuk variabel unit usaha X 3 diperoleh t hitung =8,786 t tabel =2,201 sehingga secara parsial diketahui bahwa unit usaha X 3 berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor perdagangan di Jatim.

2.1.1. Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu pada kurun waktu, ruang lingkup, tempat penelitian dan jumlah variabel yang digunakan untuk penelitian. Berdasarkan penelitian terdahulu seperti yang telah disebutkan diatas, yang juga merupakan dasar acuan untuk penelitian kali ini dengan judul “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Industri Di Surabaya”, dengan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor yang mempengaruhi jumlah industri di surabaya Y, sedangkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tenaga Kerja X 1 , kurs valas X 2 , Investasi PMA X 3 , dan inflasi X 4 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 11 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Tenaga Kerja

2.2.1.1. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda antara negara satu dengan negara lain. Batas usia yang di anut oleh Indonesia adalah minimum 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja. Dumairy, 1997 : 74. Tenaga kerja man power adalah kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Suroto, 1992 : 17. Tenaga kerja yaitu penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk pada usia kerja ini digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja labour force dan bukan angkatan kerja. Suparmoko, 1992 : 114. Tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri ataupun untuk anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah ataupun mereka yang bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja. Sumarsono, 2003 : 5. Tenaga kerja adalah mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tiga golongan yang disebut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 12 terakhir pencari kerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Simanjuntak, 1995 : 2. 2.2.1.2. Pengertian Angkatan Kerja Angkatan kerja adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Kata “mampu” disini menunjukkan kepada tiga hal, yaitu : a. Mampu fisik, yaitu sudah cukup umur, jasmani, sudah cukup kuat dan tidak mempunyai cacat mental. b. Mampu mental, yaitu mempunyai mental yang sehat dan tidak memiliki kelainan untuk melakukan pekerjaan normal. c. Mampu yuridis, yaitu tidak kehilangan kebebasan dan bersedia untuk memiliki dan melakukan pekerjaan. Kata “bersedia” berarti orang yang bersangkutan dapat secara aktif mampu dan pasif atas kemauannya sendiri mencari pekerjaan. Dumairy, 1997 : 75. Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Sedangkan penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Suparmoko, 1992 : 67. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 13 atau mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara sedang tidak mencari pekerjaan.

2.2.1.3. Pengertian Bukan Angkatan Kerja

Bukan Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Sumarsono, 2003 : 116. Bukan Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Mereka ini adalah bagian dari tenaga yang sesungguhnya tidak terlihat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa yang bukan angkatan kerja disini dapat di golongkan menjadi 3 golongan, yaitu: a. Golongan yang bersekolah, yaitu mereka yang kegiatannya hanya sekolah. b. Golongan yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah. c. Golongan lain-lain, yaitu : 1. Penerima pendapatan yaitu mereka yang tidak melakukan sesuatu kegiatan ekonomi, tetapi memperoleh pendapatan, seperti: tunjangan pensiun, bunga atas pinjaman atau sewa atas hak milik. 2. Mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain. Konsep memilah-memilah tenaga kerja seperti ini disebut pendekatan angkatan kerja labour force approach, yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14 diperkenalkan oleh International Labour Organization ILO. Dumairy, 1997 : 74 Gambar 1 : Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja Bukan Angkatan Kerja Penerima Pendapatan Mengurus Rumah Tangga Sekolah Setengah Pengangguran Bekerja Penuh Bekerja Pengangguran Penghasilan Rendah Produktifitas Rendah Tidak Kentara Kentara yang kerja sedikit Angkatan Kerja Tenaga Kerja Bukan Tenaga Kerja Penduduk Sumber : Simanjuntak J. Payaman, 1995, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Penerbit LPFE UI, Jakarta, Halaman 19. Keterangan : Jumlah penduduk dan angkatan kerja, serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 15 dukung yang efektif di negara itu cukup kuat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja. Penduduk disuatu negara bisa menjadi tenaga kerja atau bukan tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, sekalipun mereka adalah angkatan kerja tidak semua angkatan kerja akan bekerja, ada juga yang menganggur. Penduduk yang telah bekerja juga tidak selalu bekerja penuh, ada penduduk yang bekerja setengah menganggur, dapat dilihat dan setengah pengangguran kentara karena jam kerja yang sedikit dan pengangguran tidak kentara karena produktivitas rendah ataupun penghasilan yang rendah. Bukan angkatan kerja dalam hal ini disebabkan oleh beberapa hal karena masih duduk dibangku sekolah, mengurus rumah tangga bagi mereka yang telah berkeluarga, penerima pendapatan atau orang yang tidak produktif tetapi mendapatkan imbalan seperti, pensiunan pendapatan dari jasa sewa, bunga simpanan dan lain sebagainya. Simanjuntak, 1995 : 16

2.2.1.4 Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja adalah kebutuhan yang sudah didasarkan atas kesediaan membayarkan upah tertentu sebagai imbalan pemberian kerja bermaksud menggunakan atau meminta sekian orang karyawan dengan kesediaan membayar upah sekian rupiah setiap waktu. Jadi, dalam permintaan ini sudah ikut dipertimbangkan tinggi rendahnya upah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 yang berlaku dalam masyarakat atau yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang bersangkutan. Suroto, 1992 : 21. Gambar 2 : Kurva Permintaan Tenaga Kerja Upah VMPP L D w 1 w w 2 D = MPP L X P A N B Penempatan Sumber : Simanjuntak J. Payaman, 1995, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Penerbit LPFE UI, Jakarta, Halaman 75. Keterangan : Garis DD melukiskan nilai hasil marginal karyawan Value marginal physical pruduct of VMPP L untuk setiap tingkat penempatan. Bila misalnya jumlah karyawan yang dipekerjakan sebanyak OA = 100 orang, maka nilai hasil kerja orang yang ke 100 dinamakan VMPP L nya dan besarnya sama dengan : MPP L X P = W 1 . Nilai ini lebih besar dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 tingkat upah yang sedang berlaku W. Oleh karena itu laba perusahaan akan bertambah dengan menambah tenaga kerja baru. Pengusaha dapat terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan orang hingga ON. Dititik N pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPP L X P sama dengan upah yang dibayarkan kepada karyawan

2.2.1.5 Penawaran Tenaga Kerja

Persediaan tenaga kerja adalah istilah yang biasanya juga belum dihubungkan dengan faktor upah. Sedangkan dalam istilah penawaran tenaga kerja sudah ikut dipertimbangkan faktor upahnya. Dalam hal ini pencari kerja bersedia menerima pekerjaan itu atau menawarkan tenaganya apabila kepadanya diberikan upah sekian rupiah setiap waktu. Suroto, 1992 : 22. Gambar 3 : Kurva Penawaran Tenaga kerja Upah N s P e = 2.0 W 2 N s P e = 1.0 W 1 N 1 Tenaga kerja Sumber : Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 16. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 Keterangan : Pada harga harapan P e = 1.0. Upah nominal adalah W 1 maka jumlah tenaga kerja yang ditawarkan adalah N 1 . Apabila harga harapan naik menjadi P e = 2.0; tingkat upah w 2 akan memberikan upah riil yang sama, sehingga jumlah tenaga kerja yang ditawarkan tetap pada N 1 . Jumlah tenaga kerja yang ditawarkan akan naik apabila upah riilnya naik, yakni apabila upah nominal naik menjadi W 2 sedang yang diharapkan tetap tidak berubah pada P e = 1.0 Gambar 4 : Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Upah Nominal N S P 1 W 1 W 2 W 3 N D P 1 N 2 N 1 N 3 L Tenaga Kerja bit BPFE UGM, karta, Halaman 16. Keter Sumber : Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter, Pener Yogya angan : Keseimbangan dalam pasar tenaga kerja akan terjadi pada tingkat upah riil dimana jumlah tenaga kerja yang diminta sama dengan yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 ditawarkan. Pada gambar 3 keseimbangan terjadi pada tingkat upah nominal W 1 dengan jumlah tenaga kerja N 1 pada harga P 1 . Jika upah nominal turun menjadi W 2 , dengan harga tetap P 1 berarti upah riil turun, jumlah tenaga kerja yang diminta N 3 melebihi yang ditawarkan N 2 . Kelebihan jumlah tenaga kerja yang diminta ini akan mendorong tingkat upah naik sampai ke W 1 kembali dimana tingkat upah riil juga kembali

2.2.1.6. nalisis Faktor Yang

Mem nambah analisis faktor yang mempengaruhi di surabaya

2.2.2.1. Peng

sama seperti semula. Hubungan Jumlah Tenaga Kerja Dengan A pengaruhi Jumlah Industri Di Surabaya Tenaga merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam analisis faktor yang mempengaruhi jumlah industri di surabaya karena semakin banyak jumlah tenaga kerja dipakai maka produktivitas untuk setiap proses produksi atau dalam menciptakan serta memperbesar nilai suatu barang akan meningkat dan hasil produksinya juga semakin besar sehingga nantinya akan me jumlah industri

2.2.2. Kurs Valas ertian Kurs Valas

Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya Rupiah yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20 dibutu luar ternasional. Sedangkan kurs adalah harga mata au membiayai transaksi ekonomi keua mendapatkan maka harus mata uang negara lain agar hkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Sukirno, 2006 : 397. Kurs adalah jumlah atau harga mata uang domestik dari mata uang negeri asing atau ratio antara satu unit satuan mata uang dengan jumlah mata uang yang lain pada waktu tertentu.Salvatore, 1994 : 140. Valuta asing adalah mata uang asing yang diperlukan untuk melaksanakan transaksi in uang suatu negara diukur dengan mata uang negara lain. McEachern, 2001: 436. Valuta asing valas atau foreign exchange forex atau foreign currency adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan at ngan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Hamdy, 1998 : 16. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurs merupakan perbandingan antara mata uang yang berbeda yang didalamnya terdapat perbandingan nilai sehingga untuk menukarkan mata uang tersebut dengan memperoleh satu unit mata uang asing. 2.2.2.2.Permintaan dan Penawaran Valuta Asing A. Permintaan Valuta Asing Permintaan valuta asing merupakan keingginan dari penduduk suatu negara untuk memperoleh suatu jenis mata uang asing. Permintaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 21 tersebut memberikan gambaran tentang besarnya jumlah suatu valuta asing tertentu yang ingin diperoleh penduduk suatu negara. Dengan tujuan digunakan untuk membayar atau membiayai pembelian barang-barang dari luar negeri dan asset-aset di luar negeri. Keingginan penduduk yang bertambah besar untuk kan menurunkan permintaan B. , tetapi negara murah, p 2.2.2.3.F intaan dan penawaran suatu valuta, yang luta disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya : a. memperoleh barang dari suatu negara a valuta asing. Sukirno, 1998 : 292. Penawaran Valuta Asing Merupakan keingginan dari penduduk suatu negara untuk membeli mata uang asing atau negara lain. Keingginan tersebut menunjukkan banyaknya jumlah mata uang suatu negara yang akan digunakan untuk membeli produk-produk atau barang negara lain dan ditawarkan kepada penduduk negara lain. Maka semakin mahal harga mata uang suatu negara, makin banyak penawarannya sebaliknya apabila harga mata uang suatu enawarannya akan semakin sedikit. Sukirno, 1998 : 359. aktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Mata Uang Perubahan dalam perm selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs va Perubahan dalam citarasa masyarakat Citarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka maka akan mengubah corak konsumsi mereka pada barang-barang yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 22 diproduksikan di dalam negeri maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan pengimpor berkurang dan ia dapat pula menaikkan ekspor. ng impor menyebabkan b. ga barang ekspor dan impor akan menyebabkan permintaan atas mata uang negara c. aruhnya pada kurs pertukaran valuta asing. runkan d. menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan perbaikan kualitas barang-bara keinginan masyarakat untuk mengimpor bertambah besar. Perubahan harga barang ekspor dan impor Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah suatu barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif murah akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspornya akan berkurang. Dengan demikian perubahan harga-har perubahan dalam penawaran dan tersebut Kenaikan harga umum inflasi Inflasi sangat besar peng Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menu nilai suatu valuta asing. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23 Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. . 2.2.2.4.F dalam ta asing serta pemindahan dana ntuk gi

2.2.2.5 Hubungan Kurs Valas Dengan Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah

ila kita mengekspor barang jasa ke Luar Negeri. Salvatore, 92 : 116. Sukirno, 2006 : 402 ungsi Pasar Valuta Asing Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok membantu kelancaran lalu lintas pembayaran internasional yaitu : 1 Mempermudah penukaran valu dari satu negara ke negara lain. 2 Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera diselesaikan pembayaran dan penyerahan barangnya, maka pasar valuta asing memberikan kemudahan u dilaksanakannya perjanjian kontrak jual beli dengan kredit. 3 Memungkinkan dilakukannya hedging. Hedging dilakukan apabila pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta asing di pasar yang berbeda, untuk menghilangkan menguran resiko kerugian akibat perubahan kurs. Nopirin, 1994 : 234. Industri Di Surabaya. Pada umumnya, kurs mata uang asing ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan dan penawaran pasar dari mata uang asing. Permintaan timbul bila negara mengimpor barang jasa dari luar negeri. Penawaran mata uang asing timbul b Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 Menurut Nopirin, menyebutkan bahwa makin tinggi tingkat perubahan pendapatan relatif terhadap negara lain, maka besar kemungkinan untuk mengekspor berarti makin besar permintaan akan kurs valuta asing cenderung naik harga mata uang Rupiah menurun. Nopirin,1995 : 242. 2.2.3. Pengertian Investasi Kata investasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Investment”, apabila dalam memperlancar bahasa Indonesia investasi adalah “penanaman modal” investasi adalah suatu kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha, karena ini sangat dibutuhkan sebagai faktor penunjang di dalam proses produksi. Menurut pendapat Prof. Robinson yang dikutip oleh Suherman Rosyidi dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori Ekonomi mengatakan bahwa investasi itu penambahan barang-barang modal baru, sedangkan membeli selembar kertas saham bukanlah investasi Rosyidi, 1994 : 158. Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan untuk meningkatkan atau mmpertahankan stok barang modal. Stok barang modal terdiri dari pabrik mesin dan produk-produk tahan lama yang digunakan dalam proses produksi. Dornbusch dan Fischer, 1995 : 46. Menurut Sukirno,2001:107. investasi diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Dalam prakteknya, suatu usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investor atau pembentukan modal atau penanaman modal, meliputi pengeluaran atau pembelanjaan sebagai berikut: a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan. b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.

c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan

mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional. Sukirno, 2001: 107. Dari berbagai penjelasan diatas tentang definisi investasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran yang disediakan untuk meningkatkan atau mempertahankan barang-barang modal, selain itu bisa diartikan sebagai uasaha membina industri supaya dapat lebih maju dan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup usaha sebagai faktor penunjang di dalam memperlancar proses produksi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26

2.2.3.1. Teori Investasi

Masalah investai adalah suatu masalah yang langsung berkaitan dengan besarnya pengharapan akan pendapatan dari barang modal dimasa depan. Pengharapan dimasa depan inilah yang menjadi faktor terpenting untuk penentu besarnya investasi menurut Suparmoko 2000 : 84 terdapat 2 teori, yaitu : a. Teori Klasik Teori klasik tentang investasi didasarkan atas teori produktivitas batas marginal produktivity dari faktor produksi modal. Menurut teori ini besarnya modal yang akan di investasikan dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas batasnya dibandingkan dengan tingkat bunga-bunganya. Sehingga investasi ini akan terus dilakukan bilamana produktivitas batas dari investasi itu masih lebih tinggi daripada tingkat bunga yang akan diterimanya bila seandainya modal itu dipinjamkan dan tidak di investasikan. Dengan teori produktivitas batas, maka masalah investasi oleh para-para ahli ekonomi klasik dipecahkan atas dasar prinsip maksimalisasi laba dari perusahaan-perusahaan industri. Sebab suatu perusahaan akan memaksimalisasi labanya dalam suatu persaingan sempurna. Bila perusahaan itu menggunakan modalnya sampai pada jumlah produksi marginal kapitalnya sama dengan harga capital yaitu suku bunga, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 27 1. Suatu investasi akan dijalankan apabila pendapatan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga. Pendapatan dari investasi merupakan jumlah pendapatan yang akan diterima setiap akhir tahun selama barang modal digunakan dalam produksi. 2. Investasi dalam modal adalah menguntungkan bila biaya ditambah bunga lebih kecil dari pendapatan yang diharapkan dari investasi itu. b. Teori Keynes Masalah investasi baik penentu jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal Efficiency of Investment MEI, yaitu bahwa investasi itu akan dijalankan apabila MEI lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Menurut garis MEI ini antara lain disebabkan oleh 2 hal, yaitu Suparmoko, 2000: 84 : 1. Bahwa semakin banyak investasi yang terlaksana dalam masyarakat, maka semakin rendah efisiensi marginal investasi itu, semakin banyak investasi yang terlaksana dalam lapangan ekonomi maka semakin sengitlah persaingan para investor sehingga MEI menurun. 2. Semakin banyak investasi dilakukan, maka biaya dari barang modal menjadi lebih tinggi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28

2.2.3.2. Investasi Melalui Penanaman Modal Asing PMA

Macam-macam investasi dibagi menjadi 4 kelompok, yang pembagiannya sebagai berikut:

1. Autonomous Invesment dan Induced Investment

Autonomous Investment investasi otonomi adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan faktor-faktor di luar pendapatan. Faktor-faktor lain diluar selain pendapatan yang mempengaruhi tingkat investasi seperti itu, misalnya tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha dan sebagainya. Sedangkan Induced Investment atau investasi terimbas adalah investasi yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.

2. Public Investment dan Private Investment

Public Investment adalah Investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Public investment tidak dilakukan oleh pihak-pihak yang bersifat personal, investasi ini bersifat impersonal atau resmi. Sedangkan Private Investment adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta. Di dalam private investment, unsur-unsur seperti keuntungan yang akan diperoleh dimasa depan penjualan dan sebagainya merupakan peranan yang sangat penting dalam menentukan volume investasi. Sementara dalam penentuan volume investasi, pertimbangan itu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 29 lebih diarahkan kepada melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak.

3. Domestik Investment dan Foreign Investment

Domestik investment adalah penanaman modal di dalam negeri, sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing. Sebuah negara yang memiliki banyak sekali faktor produksi alam atau faktor produksi tenaga manusia namun tidak memiliki faktor produksi modal capital yang cukup untuk mengelolah sumber- sumber yang dimiliki, maka mengundang modal asing agar sumber- sumber yang ada termanfaatkan.

4. Gross Investment dan Net Investment

Gross Investment Investasi Bruto adalah total seluruh investasi yang diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian investasi bruto dapat benilai positif ataupun nol yaitu ada atau tidak ada investasi sama sekali tetapi tidak akan bernilai negatif. Sedangkan Net Investment Investasi Netto adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan. Apabila misalnya investasi bruto tahun ini adalah Rp. 25 juta sedangkan penyusutan yang terjadi selama tahun yang lalu adalah sebesar Rp. 10 juta, maka itu berarti bahwa investasi netto tahun ini adalah sebesar Rp. 15 juta. Rosyidi, 1994 : 161 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 30

2.2.3.3. Faktor – Faktor Yang Menentukan Investasi

a. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang. Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang barang-barang modal dinamakan kegiatan memakan waktu. Dan apabila investasi tersebut telah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu industri atau perusahaan itu sudah mulai menghasilkan barang dan jasa yang menjadi produksinya, maka para pemilik modal biasanya akan melakukan kegiatan terus selama beberapa tahun. Oleh karena itu dalam menentukan apakah semua kegiatan yang akan dan dikembangkan itu dapat memperoleh atau menimbulkan kerugian, maka para pemilik modal harus membuat ramalan-ramalan mengenai keadaan dimasa mendatang. b. Tingkat bunga. Bagi perusahaan yang bijaksana hendaknya selalu mengikuti dan memperhatikan perkembangan pasar, terutama tentang perkembangan tingkat bunga yang dapat mempengaruhi beropeasinya setiap perusahaan oleh karena itu tingkat bunga dapat digolongkan sebagai salah satu faktor penting yang akan menentukan besarnya investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. c. Perubahan dan perkembangan teknologi. Kegiatan yang dikembangkan dalam kegiatan produksi atau usaha lain, maka hal demikian itu ditanamkan mengadakan pembaharuan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 Pada umumnya semakin banyak perkembangan ilmu dan teknologi, maka semakin banyak pula jumlah kegiatan pembaharuan yang dilakukan oleh para pengusaha. d. Tingkat pendapatan Nasional dan perubahan - perubahannya. Sejarah perkembangan ekonomi dunia menunjukkan bahwa akhir ini berbagai penemuan dan pembaharuan sangat besar peranannya. Kenyataan yang ada menggambarkan bahwa hubungan antara pendapatan nasional dan investasi merupakan cenderung untuk mencapai tingkat yang lebih besar apabila pendapatan nasional semakin besar jumlahnya. Demikian pula sebaliknya, apabila pendapatan nasional rendah biasanya nilai investasinya juga rendah. e. Keuntungan yang dicapai perusahaan. Setiap perusahaan yang sangat berkembang salah satu faktor penting yang dapat menentukan untuk kegiatan pengembangan investasi adalah keuntungan yang diperolehnya. Apabila perusahaan-perusahaan itu melakukan investasi dengan menggunakan tabungannya modal kas, maka perusahaan yang harus dibayar untuk jangka waktu berikutnya. Ini berarti di samping mengurangi biaya investasi yang akan di lakukan secara otomatis akan menambah modal keuntungan perusahaan-perusahaan yang bersangkutan. Rosyidi, 1994 : 165 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32

2.2.3.4. Dampak Investasi Melalui PMA :

Kehadiran penanaman modal asing di Negara kita bukan merupakan sesuatu yang baru bagi Negara dan masyarakat Indonesia. Penanaman modal asing secara langsung sempat menjadu primadona dalam mitra pembangunan saat Negara kita melaju pada tingkat percepatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di atas 7 per tahun. saat belum krisis perekonomian terjadi. Bersama dengan investasi masyarakat dan PMDN, penenemen modal secara keseluruhan telah tumbuh rata- rata sekitar 10 per tahun pada periode 1991-1996 dengan kontribusi hamper mencapai 30 terhadap Produk Domestik Bruto. Kinerja penanaman modal yang kurang baik sejak tahun 1996 menyebabkan lambatnya proses pemulihan ekonomi Negara kita beberapa tahun setelah krisis. Beberapa tantangan yang dihadapi untuk memberdayakan penanaman modal telah diakui Pemerintah dalam buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009. Kendala dan tantangan tersebut antara lain : a. Persaingan kebijakan investasi yang dilakukan oleh Negara pesaing seperti China, Vietnam, Thailand dan Malaysia. b. Masih rendahnya kapasitas hukum, karena berlarutnya RUU Penanaman Modal. c. Lemahnya insentif investasi. d. Kualitas SDM yang rendah dan terbatasnya infrastruktur. e. Tidak adanya kebijakan yang jelas untuk mendorong pengalihan teknologi dari PMA. f. Masih tingginya biaya ekonomi karena tingginya kasus korupsi, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33 keamanan dan penyalah gunaan wewenang. g. Meningkatnya nilai tukar riil efektif rupiah. h. Belum optimalnya pemberian insentif dan fasilitasi. Tantangan dan kendala di atas lambat laun mulai dapat diatasi oleh Pemerintah pada beberapa tahun terakhir ini. Pemerintah bertekad dalam program pembangunan yang sedang berjalan untuk mewujudkan iklim infestasi yang sehat. Restrukturisasi lembaga pemerintahan segera dilakukan dengan menuntaskan sinkronisasi peraturan antar sector dan antar pusat daerah. Peningkatan efisieni pelayanan ekspor impor ke pelabuhan, kepabeanan dan administrasi ekspor dan import telah menjadi prioritas penanganan oleh Instansi Pemerintah terkait. Pemangkasan prosedur perijinanpun telah dilakukan sekaligus dengan dikeluarkannya berbagai paket insentif investasi pada tahun 2006 ini.

2.2.3.5. Suku Bunga

Pengertian Suku Bunga Bunga tidak hanya terdapat dalam kredit bank, tetapi pada setiap kegiatan simpan pinjam selalu terkandung adanya pungutan bunga. Sinungan, 2001 : 42 Definisi suku bunga adalah jangka waktu tertentu atau bias di pandang sebagai sewa atas dasar penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu Boediono , 2000 : 2 Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank peminjam lainnya atas pemanfaatan uang selama jangka waktu pinjaman misalnya 1 tahun ada bunga yang bersifat tetap dan ada pula yang bersifat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34 variabel. Ada bunga yang aman karena berasal dari obligasi ang terjamin seperti obligasi pemerintah dan ada pula bunga dari obligasi “rongsokan“ yang berasal dari perusahaan yang hampir bangkrut. Samuelson dan Nordhaus,1993:332 Suku bunga adalah tingkat harga dari uang yakni berapa persenkah dari sejumlah uang tertentu yang harus dikembalikan atau dibayarkan karena terpakainya uang itu.

2.2.3.6. Teori Suku Bunga

Ada pun teori mengenai suku bunga, yaitu : 1. Teori Klasik Pengertian dasar dari suku bunga, yaitu sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu, sedangkan menurut teori klasik, bunga adalah harga yang terjadi di pasar investasi loaneble found. Pasar dana investasi ini dapat di ilustrasikan sebagai anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi kebutuhan konsumsinya selama periode tertentu dan mereka ini disebut kelompok “ penabung “ di mana bersama – sama jumlah “ tabungan “ membentuk suplai dan penawaran loaneble found. Di lain pihak, pada periode yang sama ada anggota masyarakat yang membutuhkan dana, mereka adalah pengusaha yang membutuhkan dana untuk operasi atau perluasan usahanya. Mereka adalah “ investor ” dan jumlah seluruh kebutuhan mereka akan dana membentuk permintaan akan loaneble found.Selanjutya para Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 35 penabung dan para investor bertemu di pasar dana investasi loaneble found, dan dari proses tawar menawar di antara mereka akhirnya di hasilkan suku bunga kesepakatan atau keseimbangan. Boediono, 2000 : 76 Gambar 5 : Tingkat Suku Bunga Keseimbangan Di Pasar Investasi Loanable Found dalam Satu Periode Tingkat Bunga R F S I Dana Investasi Sumber : Boediono 2000, Ekonomi Moneter, Edisi keempat, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitass Gajah Mada, Yogyakarta Hal 77 Keterangan : I : Investor S : Penabung R : Suku Bunga F : Dana Investasi Loaneble Found Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36 Penawaran akan dana investasi S bertemu dengan permintaan akan dana investasi I di pasar investasi loaneble found dan terciptalah suku bunga keseimbangan di mana S = I . Faktor utama dari penentu dari kurva S adalah rate of time preference pada penabung atau premi yang harus di bayarkan kepada pemilik dana agar ia mau meminjamkan uangnya. Sedangkan fackor penentu utama dari kurva I adalah marginal product dari kapital jadi tingkat bunga dalam teori klasik berubah apabila kedua factor penentu utama berubah. Boediono, 2000 : 82 2. Teori Keynes Menurut teori Keynes adalah suku bunga di pengaruhi permintaan dan penawaran uang. Ada tiga motif menurut teori ini yaitu motif transaksi, berjaga – jaga, dari spekulasi. Taga motif tersebut sumber timbulnya “ permintaan akan uang “ yang di beri nama liquidity preference. Liquidity Preference mempunyai makna bahwa permintaan akan uang menurut Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa uang pada umumnya menginginkan dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif tersebut. Preferensi atau keinginan untuk tetap likuid membuat orang bersedia untuk membayar harga tertentu untuk penggunaan uang. Teori keynes menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang untuk membayar harga uang tingkat bunga dengan unsure penerimaan akan uang untuk tujuan spekulasi, permintaan besar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 37 apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi. Boediono, 2000 : 83 2.2.3.7. Hubungan Investasi Dengan Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Industri Di Surabaya. Pengaruh jumlah industri memberikan peran yang penting dalam mendorong kemajuan investasi, di antaranya jumlah industri yang melimpah dengan penanaman modal asing dan memperbanyak produksi yang di hasilkan dengan asumsi bahwa stabilitas politik dan ekonomi yang stabil. Dengan kestabilan itu maka akan berpengaruh pada meningkatnya investasi. Irawan Dan Suparmoko, 1992 :80 2.2.4. Tinjauan Inflasi

2.2.4.1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah suatu kondisi, ketika tingkat harga agrept meningkat secara terus menerus dan mempengaruhi individu, dunia usaha dan pemerintah. Puspopranoto, 2004 : 38. Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum barang dan jasa secara terus-menerus pada suatu periode tertentu. Nopirin, 2000 : 25. Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk kenaikkan secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga-harga yang lain. Boediono, 2001 : 161. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 38 Beberapa pengertian yang patut digaris bawahi dalam definisi inflasi tersebut adalah mencakup tip aspek yaitu : 1. Adanya kecenderungan tendency harga-harga untuk meningkat, yang berarti mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu naik dibandingkan dengan sebelumnya. 2. Peningkatan harga tersebut berlangsung terus-menerus sustained, yang berarti peningkatan harga tersebut bukan hanya terjadi pada suatu waktu tertentu atau sekali waktu saja, melainkan secara. Terus- menerus dalam jangka waktu yang lama. 3. Mencakup pengertian tingkat harga umum general level prices, yang berarti tingkat harga yang meningkat itu bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja. Anonim, 2000: 11. 2.2.4.2. Jenis -Jenis Inflasi Inflasi bisa ditinjau dari tiga segi. Pertama, berdasarkan tingkat keparahannya. Kedua, berdasarkan penyebabnya, yang sangat berkaitan erat dengan arus uang dan barang. Ketiga, berdasarkan asalnya. a. Berdasarkan Tingkat Keparahannya Berdasarkan tingkat keparahannya inflasi dibedakan atas beberapa macam, yaitu .  Inflasi ringan dibawah 10 setahun.  Inflasi sedang antara 10-30 setahun.  Inflasi berat antara 30-100 setahun.  Hiperinflasi diatas 100 setahun. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 39 b. Berdasarkan Penyebab Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Inflasi Tarikan Permintaan Demand Pull Inflation Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik misalnya karena bertambahnya pengeluaran perusahaan. Gambar 6 : Terjadinya Demand Pull Inflation Sumber : Boediono, 2001, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 156. Sebagaimana dalam gambar perekonomian dimulai pada PI dan tingkat output riil dimana P 1 ,Q 1 berada pada perpotongan antara kurva permintaan D l dan kurva Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40 penawaran S. Kurva permintaan bergeser keluar D 2 pergeseran seperti itu dapat berasal dari faktor kelebihan pengeluaran permintaan. Pergeseran kurva permintaan menaikkan output riil dari Q 1 ke Q 2 dan tingkat harga dari P 1 ke P 2 maka inilah yang disebut demand pull inflation inflasi tarikan permintaan yang disebabkan penggeseran kurva permintaan menarik keatas tingkat harga dan menyebabkan inflasi. 2. Inflasi Dorongan Penawaran Cost Push Inflation Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi biasanya ditandai dengan kenaikan harga barang serta turunnya produksi misalnya kenaikan harga Wang baku yang didatangkan dari luar negeri, kenaikan harga-harga BBM Gambar 7 :Terjadinya Cost Push Inflation S2 Sumber : Boediono, 2001, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 157. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 41 Pada gambar diatas bahwa bila ongkos produksi naik misalnya kenaikan sarana produksi naik dari luar negeri atau karena harga bahan bakar minyak maka kurva penawaran masyarakat bergeser dari S 1 ke S 2 , harga tentu saja naik dan menyebabkan inflasi dorongan biaya. c. Berdasarkan Asal dari Inflasi Dari segi asalnya, inflasi dapat dibedakan atas : 1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri Domestic Inflation Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan yang gagal dan sebagainya. 2. Inflasi yang berasal dari luar negri Imported Inflation Inflasi yang berasal dari luar negri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga yaitu inflasi diluar negri atau di negara-negara langganan berdagang negara kita.

2.2.4.3. Dampak Inflasi

Menurut Sukirno, akibat buruk dari inflasi dapat dibedakan menjadi dua aspek : a. Akibat Buruk pada Perekonomian Inflasi yang sangat tinggi dan tidak terkendali dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 42 1. Inflasi menggalakkan penanaman modal spekulatif kepercayaan pada nilai uang yang semakin turun menyebabkan masyarakat pemilik modal menanamkan uangnya pada investasi yang bersifat spekulatif, misal : tanah, bangunan dan benda berharga. 2. Tingkat bunga meningkatkan dan akan menggurangi investasi, untuk menghindari merosotnya nilai modal yang dipinjamkan perbankan kepada debitur, maka institusi perbankan akan meningkatkan bunga kreditnya sehingga akan mempengaruhi penurunan investasi. 3. Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi dimasa yang akan datang 4. Menimbulkan masalah neraca pembayaran, inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah dibandingkan dengan barang produksi dalam negeri. b. Akibat Buruk pada Individu dan Masyarakat 1. Memperburuk distribusi pendapatan Dalam masa inflasi nilai harga tetap seperti rumah, tanah dan bangunan akan meningkat pesat, sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki harta pendapatan riilnya akan semakin merosot. 2. Pendapatan riil merosot bagi penduduk yang berpenghasilan tetap, daya beli mereka akan menurun akibat kenaikan harga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 43 barang yang selalu mendahului peningkatan pendapatan masyarakat. Sukirno, 2002: 307. 2.2.4.4 Teori-Teori Inflasi Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing -masing menyoroti aspek-aspek tertentu yang mencakup semua aspek penting dari proses inflasi atau kenaikan harga. Teori-teori inflasi antara lain sebagai berikut : a. Teori Kuantitas Adalah teori yang paling tua mengenai inflasi, inti dari teori ini adalah sebagai berikut : 1. Inflasi hanya bisa. terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar apakah berupa penambahan uang kartal atau uang giral tidak menjadi soal. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab musabab awal dari kenaikan harga tersebut. 2. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan masyarakat mengenai kenaikan harga- harga di masa. mendatang. b. Teori Keynesian Teori ini menyatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup diluar atas kemampuan ekonominya. Teori ini juga menyoroti bagaimana perebutan rezeki antar golongan masyarakat akan bisa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 44 menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar daripada jumlah barang yang tersedia yaitu I S. c. Teori Strukturalis Teori ini disebut juga teori jangka panjang adalah teori yang menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya ketegaran supply bahan makan dan barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat di banding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kalangan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi yang relative berkepanjangan bila pembangunan sektor penghasilan bahan pangan dan industri barang ekspor tidak dibenahi atau ditambah Putong, 2003 : 261. 2.2.4.5 Cara Mengatasi Inflasi Inflasi tentunya harus diatasi dan untuk mengatasinya dapat dilakukan pemerintah dengan cara melakukan beberapa kebijakan yang menyangkut bidang moneter, fiskal dan non moneter. Adapun penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini. a. Kebijakan Moneter Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 45 jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal. Untuk menjalankan kebijakan ini Bank Indonesia menjalankan beberapa politikkebijakan yaitu politik diskonto, politik pasar terbuka dan menaikkan cash ratio. 1. Politik Diskonto ditujukan untuk menaikkan tingkat bunga karena dengan bunga kredit tinggi maka aktivitas ekonomi yang menggunakan dana pinjaman akan tertahan karena modal pinjaman menjadi mahal. 2. Politik Pasar Terbuka dilakukan dengan cara menawarkan surat berharga ke pasar modal. Dengan cara ini diharapkan masyarakat membeli surat berharga tersebut seperti SBI yang memiliki tingkat bunga tinggi, dan ini merupakan upaya agar uang yang beredar di masyarakat mengalami penurunan jumlahnya. 3. Cash Ratio artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank sentralpemerintah. Dengan jalan menaikkan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 46 b. Kebijakan Fiskal Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan finansial pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara lain: 1. Pengurangan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. 2. Menaikkan pajak, akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang. c. Kebijakan Non Moneter Kebijakan non moneter dapat dilakukan dengan cara menaikkan hasil produksi, kebijakan upah dan pengawasan harga dan distribusi barang. 1. Menaikkan hasil produksi, cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan subsidi kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras. 2. Kebijakan upah, tidak lain merupakan upaya menstabilkan upahgaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikkan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 47 meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi. 3. Pengawasan harga dan distribusi barang dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi harga eceran tertinggi HET. Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.

2.2.4.6 Hubungan Inflasi Dengan Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Jumlah Industri Di Surabaya Inflasi, yang ditandai dengan kenaikan harga barang-barang adalah peristiwa moneter yang penting dan biasa dijumpai di hampir semua negara. Inflasi dapat menimbulkan keresahan bagi industri dan perdagangan. apalagi jika hal itu terjadi secara terus-menerus berkepanjangan. Kenaikan harga akan menyulitkan jumlah industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja yang sedikit dan yang jumlah tenaga kerjanya tetap. Misalnya, sebelum terjadi inflasi, penyerapan tenaga kerja sektor industri dan sektor perdagangan pada Agustus 2007 masing-masing sebesar 8.39 juta orang dan 10.34 juta orang namun pada akhir Agustus 2007 terjadi inflasi maka secara otomatis persentase jumlah industri Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 48 mengalami penurunan sekitar 1 ribu orang. Jadi, dengan analisis faktor yang mempengaruhi jumlah industri di surabaya . Oleh karena itu inflasi diharapkan agar turun supaya tidak mengurangi jumlah indsutri yang akan mempengaruhi jumlah industri di Surabaya.

2.3. Kerangka Pikir