e. Supplementory statement atau supplementory schedule Merupakan
perincian yang lebih jelas untuk memperoleh gambaran
yang lebih jelas mengenai hal-hal tertentu. supplementory schedule biasanya meliputi perincian dari pos-pos tertentu dari ikhtisar keuangan
dasar. f. Komentar-komentar atau klasifikasi yang diberikan oleh auditor atau
akuntan publik dalam laporan. Sertifikat audit bukanlah merupakan tempat untuk mengungkapkan
informasi keuangan yang signifikan mengenai perusahaan, tetapi berperan sebagai suatu metode untuk mengungkapkan jenis informasi
tertentu. g. Surat dari direktur utama dan atau presiden komisaris kepada pemegang
saham. Surat direktur utama berisi jenis-jenis informasi tertentu yang dapat
disajikan secara langsung oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan.
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dapat dilihat dengan menghitung rasio-rasio keuangan,
yaitu sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3.1.Rasio Likuiditas
Menurut Mamduh dan Abdul Halim 2003 : 77, Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan
melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Menurut Helfert 1996 : 95, Rasio likuiditas digunakan untuk
menguji tingkat proteksi yang diperoleh dari pemberi pinjaman yang berupa kredit jangka pendek yang diberikan pada perusahaan untuk
mendanai operasi, yang berupa aktiva lancar yang dapat menjadi pelindung dalam kegagalan. Analisa posisi likuiditas perusahaan
memberikan indikator kemampuan membayar hutang jangka pendek perusahaan dan efisiensi operasi manajemen sekarang. Semakin likuid
sebuah perusahaan, semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut sanggup membayar karyawan, pemasok-pemasok dan pemegang wesel
tagihnya. Rasio likuiditas dipandang dari dua sisi. Di satu sisi rasio likuiditas
yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan dan cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas
kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel Cooke, 1989 dalam Nugraheni, 2004. Tetapi di lain pihak
likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan dengan
likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja
manajemen Wallace et al, 1994 dalam Nugraheni, 2004.
Hubungannya dengan likuiditas dikenal adanya pedoman-pedoman dalam pembelanjaan Riyanto, 1995 : 191, yaitu :
a. Untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan kredit jangka pendek b. Untuk aktiva tetap yang tidak berputar misalnya tanah, pada
prinsipnya dibiayai dengan modal sendiri. c. Untuk aktiva tetap yang berputar gedung, mesin, kendaraan, dan
sebagainya dapat dibiayai dengan kredit jangka panjang atau modal sendiri.
Menurut Sawir 2005 : 8 ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, antara lain:
a. Rasio Lancar current ratio
100 tan
X Lancar
g U
Lancar Aktiva
Likuiditas Rasio
Untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntunan dari kreditor
jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Rasio Cair quick ratio
100 tan
X Lancar
g U
Persediaan Lancar
Aktiva Cair
Rasio
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tinkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini
sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. c. Rasio Kas Cash Ratio
100 tan
X Lancar
g U
Dipasarkan Dapat
yang Sekuritas
Kas Kas
Rasio
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas.
Dalam penelitian ini, rasio likuiditas ditunjukkan oleh rasio lancar current ratio, yaitu dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni, dkk 2002 : 80.
Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh
karena ratio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang
tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang Weston dan Copeland, 1992 : 226.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Rumus Rasio Likuiditas:
100 tan
X Lancar
g U
Lancar Aktiva
Likuiditas Rasio
Sawir 2005:
8
2.2.3.2.Rasio Profitabilitas
Rasio ini
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba melalui semua keputusan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,
dan sebagainya Harahap, 2002 : 304. Menurut Riyanto 1995 : 36, rasio profitabilitas adalah
perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dan rasio ini juga
dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Selain itu rasio ini
juga merupakan hasil bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan dan juga memberikan jawaban akhir tentang bagaimana perusahaan dikelola.
Rasio ini mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan Weston dan
Copeland, 1992 : 225. Profitabilitas
yang tinggi
akan mendorong manajer untuk memberikan informasi yang terperinci, sebab mereka ingin meyakinkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen Shingvi dan Desai, 1971 dalam Simanjutak dan
Widiastuti, 2004. Hal tersebut dikarenakan manajemen memikul tanggungjawab atas penggunaan aset perusahaan seefektif mungkin dalam
menghasilkan laba bagi pemiliknya. Menurut Hanafi 2003 : 83, ada tiga rasio yang sering
dipergunakan dalam mengukur rasio profitabilitas, yaitu: a. Profit Marginx
Laba bersih Profit Margin =
Penjualan Untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-
biaya ukuran efisiensi di perusahaan pada periode tertentu. b. Return on Total Asset ROA
Laba bersih ROA =
Total aset Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Return on Equity ROE Laba bersih
ROE = Modal saham
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas ditunjukkan oleh Return on Total Asset
ROA, yaitu dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aset. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Nugraheni, dkk 2002 : 81. Rumus rasio profitabilitas:
Assets Total
Bersih Laba
ROA
Hanafi, 2003 : 84 Menurut Hanafi 2003 : 84, ROA digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Tarif imbalan atas aktiva ROA merupakan suatu ukuran
seberapa efektif manajemen telah menjalankan tanggungjawab tersebut Simamora, 2002 : 390.
2.2.3.3.Ukuran Perusahaan size
Ukuran perusahaa menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menggunakan total aktiva total assets, penjualan atau modal equity. Akan tetapi dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan
total aktiva perusahaan. Menurut Suripto 1999, semakin besar ukuran perusahaan maka
akan semakin besar informasi yang perlu diungkapkan dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar mungkin mempunyai biaya produksi
informasi yang lebih rendah atau mereka mempunyai biaya competitive diadvantage
lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka. Perusahaan besar mungkin juga lebih kompleks dan lebih mempunyai
dasar pemilikan yang luas dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar lebih mungkin merekrut karyawan dengan keterampilan tinggi yang
diperlukan untuk menerapkan sistem pelaporan manajemen yang canggih sehingga dapat mengungkapkan informasi yang lebih luas. Lebih banyak
pemegang saham perusahaan juga memerlukan lebih banyak pengungkapan karena tuntutan dari para pemegang saham.
Perusahaan besar biasa menanamkan modalnya pada berbagai jenis usaha sehingga lebih mudah memasuki pasar modal dan memperoleh
penilaian kredit yang tinggi, untuk itu diperlukan pengungkapan informasi yang lebih banyak. Semua itu akan mempengaruhi keberadaan total
aktivanya. Ukuran Perusahaan = Total Aktiva
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3.4.Pengaruh Likuiditas terhadap Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Menurut Cooke 1989 dalam Suripto 1999 bahwa kesehatan perusahaan seperti yang ditunjukkan dalam ratio likuiditas yang tinggi
dapat diharapkan berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas. Hal tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa perusahaan yang secara
keuangan kuat, akan lebih mungkin untuk mengungkapkan lebih banyak informasi dibanding perusahaan yang lemah. Sebaliknya, jika likuiditas
dipandang oleh pasar sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk
menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi Wallance, 1994.
2.2.3.5.Pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Profitabilitas mempunyai arti penting bagi perusahaan di dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk jangka panjang dan
menunjukkan tingkat efisiensi yang telah dilakukan perusahan sehingga perusahaan akan memberikan informasi lebih tentang tingkat efisiensi
tersebut kepada pihak yang bekepentingan atas besarnya laba tersebut seperti seorang investor atau pemegang saham perusahaan. Semakin besar
profitabilitas yang dimiliki perusahaan maka akan semakin mendorong manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci untuk meyakinkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.
2.2.3.6.Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Pernyataan tersebut mendasarkan
pada teori agensi yang menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Perusahaan
besar mungkin akan mengungkapkan informasi lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut.
2.2.3.7.Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusaaan yang menggambarkan karakteristik dari sebuah perusahaan diharapkan
mempunyai pengaruh terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang disajikan perusahaan.
Ketiga variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini didukung
oleh hasil penggabungan dari penelitian terdahulu, dimana terbukti bahwa variabel likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan mampu
mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. Kerangka Pikir