ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

skripsi

 

  Oleh : 

 

Sepdianto Yoedhas Prasetyo Aji

0713010051/FE/EA

FAKULTAS

 

EKONOMI

 

UNIVERSITAS

 

PEMBANGUNAN

 

NASIONAL

 

“VETERAN”

 

JAWA

 

TIMUR

 


(2)

hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan

menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula

memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA

TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA”. Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan

salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun

dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang

dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan

dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun

sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto,MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Ibu DR. Sri Trisnaningsih SE, MSi, selaku Kepala Program Studi Akuntansi

fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(3)

5.

Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur, yang telah mendidik penulis selama menjadi

mahasiswa.

6.

Ayahanda, ibunda dan adikku, tiada kata ucapkan, selain kata terima kasih

yang sebanyak-banyaknya karena beliaulah yang telah memberikan kasih

sayang, dukungan dan semangat baik materil maupun spiritual sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7.

Teman seperjuanganku serta sahabat kuliahku “Tyas, Nurul, Vita, Miranti,

Denny, Dedeh dan Evin” yang selalu memberikan doa, dukungan dan

semangat demi kelancaran skripsi ini.

8.

Dan berbagai pihak yang turut membantu demi terselesainya skripsi ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi

ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi

perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini

memberikan manfaat bagi pembaca.


(4)

(5)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Perumusan Masalah ...6

1.3. Tujuan Penelitian ...7

1.4. Manfaat Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...9

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...9

2.2. Landasan Teori ...15

2.2.1. Laporan Keuangan………...15

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan... ...15

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan…………...20

2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan……..22

2.2.1.4. Pemakai dan Kebutuhan Informasi Laporan

Keuangan………23


(6)

2.2.2.3. Konsep Pengungkapan………...26

2.2.2.4. Jenis-Jenis Pengungkapan………..28

2.2.2.5. Metode Pengungkapan………...29

2.2.2.6. Perkembangan Pengungkapan………31

2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan……..…..33

2.2.3.1. Rasio Likuiditas………..33

2.2.3.2. Rasio Profitabilitas………..37

2.2.3.3. Ukuran Perusahaan (Size)………...40

2.2.3.4. Pengaruh Likuiditas Terhadap Tingkat

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan…41

2.2.3.5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tingkat

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan…42

2.2.3.6. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan….43

2.2.3.7. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan Laporan Keuangan...44


(7)

3.2. Teknik Penentuan Sampel ...50

3.2.1.

Objek……….50

3.2.2.

Populasi………..51

3.2.3.

Sampel………51

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...52

3.3.1. Jenis Data ...52

3.3.2. Sumber Data ………...52

3.3.3. Metode Pengumpulan Data………...53

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...53

3.4.1. Uji Normalitas ...53

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ...54

3.4.3. Teknik Analisis ...56

3.4.4. Uji Hipotesis ... 57

3.4.4.1. Uji Kesesuaian Model (Uji F)……….57

3.4.4.2. Uji t………..57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 59

4.1.1. Sejarah PT. Bakrie Telecom, Tb...59


(8)

4.2.1. Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan

Keuangan

(Y)………...65

4.2.2. Rasio Likuiditas (X1)……….67

4.2.3. Rasio Profitabilitas (X2)………...68

4.2.4. Ukuran Perusahaan (X3)………69

4.2.5. Interprestasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda………71

4.2.5.1. Uji Normalitas……….71

4.2.5.2. Uji Asumsi Klasik………71

4.2.5.3. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi………..73

4.2.5.4. Persamaan Regresi Linier Berganda………74

4.2.5.5. Uji Kesesuaian Model (Uji F) ...75

4.2.5.6. Koefisien Determinasi (R²)………..76

4.2.5.7. Uji t………..77

4.2.6.

Uji

Hipotesis………..…….77

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian………..,,,78

4.3.1.

Implikasi

Penelitian………,82

4.3.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian

Terdahulu………..……82


(9)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

Tabel 4.1 Data Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan(Y)...65

Tabel 4.2 Data Rasio Likuiditas (X1)……….67

Tabel 4.3 Data Rasio Profitabilitas (X2)……….68

Tabel 4.4 Data Ukuran Perusahaan (X3)……….70

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas…………..………..71

Tabel 4.6 Nilai VIF (Variance Inflation Factor)……….72

Tabel 4.7 Hasil Korelasi Rank Spearman ...72

Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin Watson...73

Tabel 4.9 Model Regresi Linier Berganda ...74

Tabel 4.10 Nilai F

hitung

...75

Tabel 4.11 Koefisien Deterinasi (R²)...76

Tabel 4.12 Nilai t

hitung

...77

Tabel 4.13 Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian

Terdahulu ...83


(11)

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pikir...46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabulasi Variabel Penelitian

Lampiran 2 Input Regresi

Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas


(12)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA

PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

Sepdianto Yoedhas Prasetyo Aji

ABSTRAK

Globalisasi ekonomi dapat dikatakan mendunianya kegiatan dan keterikatan perekonomian. Dengan adanya globalisasi ekonomi tersebut memacu badan usaha dalam meningkatkan berbagai upaya untuk mengembangkan usahanya. Apabila sudah menyangkut masyarakat luas tentunya menyangkut pula tentang informasi yaitu laporan keuangan. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan jasa komunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006 sampai dengan periode 2010, sedangkan sampel yang diambil adalah PT. Bakrie Telecom, Tbk; PT. Excelcomindo Pratama, Tbk; PT. Indosat, Tbk dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Berdasarkan analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, sehingga hipotesis ke-1 dan ke-2 pada penelitian ini tidak teruji kebenarannya.

Keywords : Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh terhadap dunia usaha. Apalagi dalam menghadapi perekonomian pasar bebas yang membuka area pemasaran, pasar-pasar baru dengan diikuti berbagai peluang dan tantangan baru sehingga diharapkan para pelaku bisnis dapat mempertahankan usahanya. Oleh karena itu, baik Negara maju maupun Negara berkembang, besar atau kecil mengalami hubungan internasional yang erat dan saling ketergantungan dibidang ekonomi yang tinggi.

Globalisasi ekonomi dapat dikatakan mendunianya kegiatan dan keterikatan perekonomian. Dengan adanya globalisasi ekonomi tersebut memacu badan usaha dalam meningkatkan berbagai upaya untuk mengembangkan usahanya. Upaya pengembangan usaha tersebur tentu akan membutuhkan dana yang dapat diperoleh dari sektor perbankan dan sektor pasar modal. Dari sektor perbankan antara lain dalam bentuk pinjaman baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan sektor pasar modal dapat berbentuk transaksi saham, right, dan obligasi. Saat ini pandangan badan usaha sudah banyak yang diarahkan pada pasar modal untuk mencari calon investor yang akan mempermudah masuknya investasi dari masyarakat luas.

Apabila sudah menyangkut masyarakat luas tentunya menyangkut pula tentang informasi. Informasi yang dibutuhkan masyarakat luas tentang perusahaan tentu saja adalah laporan keuangan. “laporan keuangan merupakan


(14)

media utama penyampaian informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan keuangan mengkomunikasikan kondisi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang saham, kreditor dan steakholder. Laporan keuangan tersebut menjadi alat utama manajer untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan untuk melaksanakan fungsi pertanggung jawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dalam sebuah organisasi” (suripto, 1999 :1).

Menurut Darrough (1993) dalam Simanjutak dan Widiastuti (2004) mengemukakan bahwa pengungkapan informasi laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (Mandatory

Disclosure) dan pengungkapan sukarela (Volutary Disclosure). Pengungkapan

wajib (mandatory Disclosure) merupakan pengungkapan minimum yang diisyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Pengungkapan sukarela (Voluntary Disclosure) merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Healy dan Palepu dalam simanjuntak dan Widiastuti (2004) mengemukakan meskipun semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum, mereka berbeda secara substantial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kreditabilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan


(15)

sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih perusahaan jasa telekomunikasi yang telah go publik karena akhir-akhir ini banyak disoroti oleh masyarakat. Dari seluruh perusahaan jasa telekomunikasi tidak semuanya melakukan pengungkapan secara lengkap dan jelas. Untuk pengungkapan wajib, seluruh perusahaan telah melakukannya tetapi dalam hal pengungkapan sukarela belum semua perusahaan melakukannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan diantaranya : perusahaan telah melakukan pengungkapan pada periode sebelumnya sehingga merasa tidak perlu mengungkapkannya lagi, atau disebabkan karena kemunkinan perusahaan merasa tidak perlu melakukan pengungkapan pada item-item tertentu, karena menganggapnya sebagai hal biasa.

Berdasarkan fenomena yang ada menunjukkan bahwa dari jumlah sampel sebesar 4 perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini melakukan pengungkapan sukarela. Dari total item menunjukkan sebesar 67% pengungkapan sukarela yang dapat disajikan perusahaan PT. Bakrie Telecom,  Tbk. Sedangkan sisanya memberikan informasi hanya dibawah 27% dari total item tersebut.


(16)

Tabel 1.1

Data Indeks Pengungkapan Sukarela (Y)

Tahun 2006-2010

No  Nama Perusahaan  Tahun  Index 

2006  0.39 

2007  0.45 

2008  0.67 

2009  0.52 

1  PT. Bakrie Telecom, Tbk 

2010  0.52 

   2006  0.48 

PT. Excelcomindo  2007  0.33 

2008  0.42 

Pratama, Tbk 

2009  0.52 

   2010  0.48 

2006  0.27 

2007  0.42 

2008  0.48 

2009  0.48 

3  PT. Indosat, Tbk 

2010  0.39 

   2006  0.64 

PT. Telekomunikasi  2007  0.48 

2008  0.42 

Indonesia, Tbk 

2009  0.36 

   2010  0.52 

Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2006-2010, Bursa Efek Indonesia

Membuat indeks kelengkapan pengungkapan dibutuhkan suatu instrument yang dapat mencerminkan informasi-informasi yang diinginkan secara detail pada masing-masing item yang telah ditentukan. Dalam menentukan perhitungan angka indeks ditentukan dengan cara perbandingan antara jumlah butir yang dipenuhi dengan jumlah semua butir yang mungkin dipenuhi.


(17)

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan. Menurut Simanjutak dan Widiastuti (2004), variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pengungkapan yaitu leverage, likuiditas, profitabilitas, saham public dan umur perusahaan. Menurut Fitriani (2001) variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pengungkapan yaitu size, status perusahaan, net profit margin, dan KAP .Menurut Gunawan (2000) variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pengungkapan yaitu Size dan Solvabilitas. Sedangkan menurut Suripto(1999) variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pengungkapan yaitu Size, Leverage, likuiditas, basis, waktu terdaftar, penerbitan sekuritas, dan kelompok industri.

Sekian banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan dalam penelitian ini hanya terdiri dari 3 faktor, Likuiditas, Profitabilitas dan Size. Karena ketiga aspek tersebut paling erat kaitannya dengan keagenan antara manajemen dengan pemegang saham, investor maupun kreditur. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel (Cooke 1989 dalam Fitriani 2001). perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi pengungkapan yang lebih terperinci, sebab mereka ingin meyakinkan para pemegang saham, investor maupun kreditur bahwa perusahaan berada dalam posisi persaingan yang kuat dan memiliki kinerja yang bagus.(shingvi dan Desai, 1971 dalam simanjutak dan


(18)

widiastuti,2004). Untuk perusahaan yang memiliki size yang tinggi akan mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan, hal yang mendasari adalah perusahaan yang memiliki size yang besar akan akan memiliki semakin besar infornasi yang perlu diungkapkan dibandingkan perusahaan dengan size kecil.(Suripto, 1999)

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul “Analisis

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan

Laporan Keuangan Pada Perusahaan Jasa Telekomunikasi di Bursa Efek

Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh antara rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di BEI?

2. Manakah antara rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan yang lebih dominan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di BEI?


(19)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji secara empiris apakah rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan ukuran terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

2. Untuk menguji secara empiris antara rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan yang lebih dominan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk : 1. Bagi penulis

Penelitian ini dapat mengembangkan suatu pemikiran yang kritis, menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas serta

2. Bagi pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti yang lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan masalah ini.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pembendaharaan kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional


(20)

“Veteran” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ekonomi sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang lain.

4. Bagi Penyedia Dana

Memberikan suatu gambaran tentang tipe dan jumlah informasi yang disediakan oleh perusahaan dengan karakteristik tertentu sebagai dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal.

5. Bagi pihak diluar perusahaan

Memberikan informasi serta menambah wawasan dan pengetahuan mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan informasi dalam pelaporan keuangan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

1. Tri Kusuma Widianingsih (2009) Judul Penelitian :

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Informasi Dalam Pelaporan Keuangan pada perusahaan Comsumer Goods yang Go Publik di Vursa Efek Indonesia

Rumusan masalah :

Apakah tingkat likuiditas, leverage, profitabilitas dan tingkat kepemilikan saham public berpengaruh terhadap tingkap pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang go public di Bursa Efek Indonesia?

Hipotesis :

Ada pengaruh antara rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas, tingkat kepemilikan saham public terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang go public di Bursa Efek Indonesia.

Kesimpulan :

- Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji F dapat diketahui bahwa tidak terdapat kesesuaian model atau kecocokan model antara rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan tingkat saham public


(22)

terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan pada perusahaan costumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. - Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji t dapat diketahui

bahwa masing-masing tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas dan tingkat saham public terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Simanjuntak dan widiastuti (2004) Judul Penelitian :

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan keuangan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Rumusan Masalah :

Penelitian ini meneliti apakah terdapat pengaruh antara leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pegungkapan laporan keuangan?

Hipotesis :

Diduga terdapat pengaruh antara variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.


(23)

Kesimpulan :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh publik, dan umur perusahaan mampu mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Sedangkan secara parsial dengan hanya variabel leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio, variabel profitabilitas dan porsi kepemilikan saham oleh investor luar(publik) secara signifikan positif mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industri manufaktur.

3. Fitriani (2001) Judul penelitian :

Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Rumusan Masalah :

- Apakah perbedaan tingkat kelengkapan di antara perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ bersifat sistematik?

- Bagaimana bentuk dan signifikasi pengaruh tingkat leverage, tingkat likuiditas, status perusahaan, kelompok industri, net profit margin, dan kantor akuntan public yang mengaudit laporan keuangan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan?


(24)

Hipotesis :

- Ukuran perusahaan, tingkat leverage, tingkat likuiditas, status perusahaan, kelompok industri, dan waktu pelaporan, secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi pada tingkat kelengkapan pengungkapan wajib.

- Ukuran perusahaan, tingkat leverage, tingkat likuiditas, memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib

- Status perusahaan dan kelompok industri memiliki pengaruh (positif atau negatif) yang signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan wajib

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

- Terdapat perbedaan yang sistematik mengenai tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahun 1999 di antara perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ

- Faktor yang mempengaruhi indeks kelengkapan pengungkapan wajib adalah : ukuran perusahaan, status perusahaan, jenis perusahaan, net profit margin, dan KAP. Indeks kelengkapan sukarela dipengaruhi oleh variabel yang sama seperti diatas, kecuali jenis perusahaan (kelompok industri). Jadi tidak ada perbedaan yang signifikan atas pengungkapan


(25)

pengungkapan wajib, industri manufakturn biasanya memiliki tingkat pengungkapan yang lebih luas.

- Tingkat leverage dan likuiditas tidak mempengaruhi indeks kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela.

- KAP cukup signifikan dalam mempengaruhi luas pengungkapan atas laporan keuangan.

- Total asset lebih menunjukkan ukuran perusahaan daripada market capitalization

4. Gunawan (2000) Judul penelitian :

Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Rumusan Masalah :

Bagaimana tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan pada perusahaan yang telah go publik dan apakah pengaruh antara likuiditas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan jenis industri terhadap tingkat pengungkapan?

Hipotesis :

Diduga terdapat pengaruh secara parsial antara likuiditas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan jenis industri terhadap tingkat pengungkapan.


(26)

Kesimpulan :

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa luas ukuran perusahaan dan tingkat solvabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan, sedangkan tingkat likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan, serta tidak terdapat perbedaan tingkat pengungkapan antara perusahaan manufaktur dan non manufaktur.

5. Suripto (1999) Judul penelitian :

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan

Rumusan masalah :

Apakah luas pengungkapan sukarela dipengaruhi oleh size, ratio ungkitan, ratio likuiditas, basis, waktu terdaftar, penerbitan sekuritas, dan kelompok industri perusahaan?

Hipotesis :

Diduga secara parsial dan simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel size, ratio ungkitan, ratio likuiditas, basis, waktu terdaftar, penerbitan sekuritas, dan kelompok industri perusahaan terhadap variasi luas pengungkapan dalam laporan tahunan.


(27)

Kesimpulan :

Secara bersama-sama Siza, ratio ungkitan, ratio likuiditas, basis, waktu terdaftar, penerbitan sekuritas, dan kelompok industri perusahaan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan variasi luas pengungkapan dalam laporan tahunan. Sedangkan secara parsial hanya size dan penerbitan sekuritas mampu memberikan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan yang lebih luas serta size juga yang paling konsisten berpengaruh terhadap luas pengungkapan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu proses pengkomunikasian laporan. Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar, yaitu investor publik diluar pingkup manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan (Simanjutak dan Widiastuti, 2004)

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik. Manajemen perlu mengetahui bagaimana perkembangan keadaan investasi dalam perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai selama jangka waktu yang diamati (Jumingan, 2007 :6)

Menurut IAI(2009) dalam PSAK(Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan) paragraph ke – 07 menyatakan bahwa


(28)

laporan keuangan merupakan proses pelaporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

 Neraca

Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:


(29)

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).

Contoh Neraca Perusahaan

Asset Kewajiban dan Ekuitas Kas xxxxxx Kewajiban

Piutang xxxxxx Utang Usaha xxxxxxx

Ekuitas Peralatan xxxxxx Modal xxxxxxx

Total Kewajiban dan Total Asset xxxxxxx Ekuitas xxxxxxx

Sumber : www.Google.com

 Laporan laba rugi

Laporan laba rugi (Inggris:Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.

Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari: o Pendapatan dari penjualan


(30)

o Laba/rugi kotor

 Dikurangi Beban usaha o Laba/rugi usaha

 Ditambah atau dikurangi Penghasilan/beban lain o Laba/rugi sebelum pajak

 Dikurangi Beban pajak o Laba/rugi bersih

Contoh :

Pendapatan X Pendapatan operasional lain X Perubahan persediaan barang jadi dan barang dlm proses X Bahan baku yang digunakan X

Beban Pegawai X Beban penyusutan dan amortisasi X Beban operasi lain X__

Jumlah beban operasi (X)__

Laba operasi X

 Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan terebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini.


(31)

Demikian juga dengan laporan perubahan modal ini. Harus dipersiapkan sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah modal pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu, laporan perubahan modal seringkali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca.

Ada tiga jenis transaksi yang mempengaruhi perubahan modal, antara lain:

o Investasi.

o Pendapatan dan beban.

o Penarikan oleh pemilik atau yang biasa dikenal dengan istilah prive.

 Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana.

Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.

 Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :


(32)

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting,

2. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,

3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secar wajar

(PSAK No.1 Paragraf 69, Revisi 2009).

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.(id.wikipedia.org).

2.2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Menurut IAI (2009) dalam PSAK ( kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan) paragraph 12-14 mengungkapkan ada beberapa tujuan agar laporan keuangan


(33)

bermanfaat dalam pembuatan keputusan, tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta peruubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai. Tetapi lapooran keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, pertanggung jawaban manajemnen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemaikai ingin menilai pertanggung jawaban manajer agar mereka dapat membuat kputusan ekonomi, yaitu keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan dan keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Menurut Munawir (2002 : 13) laporan keuangan harus bermanfaat bagi investor maupun calon investor dan kreditor dalam mengambil keputusan investasi dan keputusan kredit yang rasional, serta membantu pemakai laporan lain dalam mengakses jumlah, waktu dan ketidak pastian penerimaan kas dari deviden atau bunga dan penerimaan dari penjualan atau penarikan kembali surat berharga atau pinjaman.


(34)

2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam lapooran keuangan berguna bagi pemakai. Dalam IAI (2009 : 24), dinyatakan terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu :

1. Dapat dipahami

kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

2. Relevan

Agar bermanfaat ,informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

3. Keandalan

Informasi memiliki kualitas handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.


(35)

4. Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan untuk mengevaluasi posisi kinerja dan perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.2.1.4. Pemakai dan Kebutuhan Informasi Laporan Keuangan

Menurut IAI (2009) dalam PSAK (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan) paragraph ke-09 menyatakan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, serta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Laporan keuangan digunakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, yaitu meliputi :

a. Investor

Membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut serta untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

b. Karyawan

Membutuhkan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.


(36)

c. Pemberi pinjaman

Membutuhkan informasi untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Membutuhkan informasi untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

e. Pelanggan

Membutuhkan informasi untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan terutama bila terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung perusahaan.

f. Pemerintah

Membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk statistic pendapatan nasional dan statistic lainnya.

g. Masyarakat

Membutuhkan informasi untuk mengetahui perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.2.2. Pengungkapan (Disclosure)

2.2.2.1. Definisi Pengungkapan

Menurut Tuanakotta (1986 : 220), pengungkapan (Disclosure) dalam laporan keuangan merupakan penyajian informasi yang diperlukan


(37)

tidak langsung berarti bahwa informasi yang memadai harus disajikan untuk memungkinkan dilakukannya prediksi mengenai tren deviden di masa yang akan datang dan hasil pengembalian di masa depan.

Pengungkapan (Disclosure) merupakan sesuatu yang vital bagi permbuatan keputusan yang optimum oleh para investor dan bagi para pemodal yang stabil. Penyampaian pengungkapan yang tepat waktu cenderung mencegah ledakan-ledakan berita yang mengubah gambaran tentang amsa depan perusahaan dan juga memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap informasi keuangan (Tuanakotta, 1986 : 221-222).

2.2.2.2. Tujuan Pengungkapan

Menurut Belkoui (2000 : 219) tujuan pengungkapan adalah sebagai

berikut :

a. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan.

b. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.

c. Untuk menyediakan informasi yang membantu investor dan kreditor dalam menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan belum diakui.


(38)

d. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun.

e. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa dating.

f. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya

Adapun menurut Tuanakotta (1986 : 221) tujuan positif pengungkapan adalah memberikan informasi yang penting dan relevan kepada para pemakai laporan keuangan sehingga dapat membantu mereka dalam membuat keputusan dengan cara yang terbaik dengan pembatasan bahwa manfaat yang diperoleh harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi tersebut. Ini berarti bahwa informasi yang disajikan itu mempunyai makna dan dapat dimengerti.

2.2.2.3. Konsep Pengungkapan

Berapa banyak informasi yang harus diungkapkan tidak hanya bergantung pada keahlian pembaca, akan tetapi juga pada standar yang diinginkan (Hendriksen, 2002 : 432). Menurut tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan sebagai berikut :

1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup)


(39)

berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor.

2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)

Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca (investor) potensial

3. Full disclosure (pengungkapan penuh)

Pengungkapan penuh merupakan pengungkapan atas semua informasi yang relevan.

Menurut Hendriksen (2002 : 433) dari tiga konsep pengungkapan yang paling lazim dipergunakan adalah pengungkapan cukup (Adequate

disclosure). Pengungkapan yang wajar dan lengkap merupakan konsep

yang lebih positif. Pengungkapan yang wajar menyiratkan suatu tujuan etika, yaitu memberikan perlakuan yang sama pada semua calon pembaca. Pengungkapan yang lengkap menyiratkan penyajian seluruh informasi yang relevan. Bagi sebagian orang, pengungkapan lengkap berarti penyajian informasi secara berlimpah dan, karenanya tidak tepat. Menurut mereka, terlalu banyak informasi akan membahayakan karena penyajian rincian-rincian yang tidak penting bisa menyembunyikan informasi yang signifikan serta membuat laporan keuangan sukar ditafsirkan.


(40)

2.2.2.4. Jenis-Jenis Pengungkapan

Menurut Darrough (1993) dalam Simanjutak dan Widiastuti (2004) mengemukakan bahwa pengungkapan informasi laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

a. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)

Merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya.Menurut Ayem(2006) pada Widianingsih(2009), informasi minimum yang harus diungkapkan oleh perusahaan public sesuai peraturan yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang misalnya Bapepam atau dewan Standar Akuntansi Keuangan. Pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan mengungkapkan jenis informasi tertentu yang ingin disembunyikan jika biaya dirasakan lebih besar dari manfaatnya dengan demikian pengungkapan wajib mempunyai sifat protektif yaitu melindungi investor unshopisticated dari perlakuan yang tidak adil.

b. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Healy dan Palepu dalam Simanjutak dan Widiastuti (2004)mengemukakan meskipun semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi


(41)

jumlah tambahan informasi yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kreditabilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen.

2.2.2.5. Metode Pengungkapan

Pengungkapan melibatkan keseluruhan proses pelaporan. Tetapi terdapat beberapa metode berbeda-beda untuk pengungkapan ini. Pemilihan metode pengungkapan yang terbaik tergantung dari sifat informasi yang akan disampaikan dan kepentingan relatifnya. Menurut Tuanakotta (1986 : 230), beberapa metode yang lazimnya dipergunakan untuk melakukan pengungkapan dapat diklasifiaksikan sebagai berikut : a. Bentuk dan cara pengaturan ikhtisar keuangan

Semakin penting suatu informasi maka semakin tepat informasi langsung dalam ikhtisar keuangan yang bersangkutan. Perkembangan ikhtisar-ikhtisar (basic financial statement) memperlihatkan perkembangan mengenai apa yang dianggap penting oleh dunia usaha yang diungkapkan.

b. Istilah-istilah yang dipengaruhi dan penyajian secara terperinci.

Istilah-istilah yang dipergunakan sebaiknya yang mudah atau umum diterima oleh pembaca.

c. Informasi yang disajikan dalam ikhtisar keuangan yang bersangkutan dalam bentuk tanda kurung (parenthetical information) apabila judul


(42)

atau nama pos-pos neraca dan ikhtisar laba rugi menjadi terlalu panjang untuk disajikan, maka alternative lainnya adalah menyajikannya sebagai catatan dalam tanda kurung.

d. Catatan kaki atau footnotes

Merupakan sarana untuk menyajikan pengungkapan yang tidak dapat ditempatkan dalam ikhtisar keuangan itu sendiri. Footnotes tidak dapat dipergunakan sebagai pengganti dari klasifikasi atau deskripsi yang sebenarnya dilakukan dalam ikhtisar keuangan yang bersangkutan. Selain itu juga tidak boleh bertentangan atau bersifat pengulangan terhadap informasi yang disajikan dalam ikhtisar keuangan.

e. Supplementary statement atau supplementary schedule

Merupakan perincian yang lebih jelas untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai hal-hal tertentu. Supplementary schedule biasanya meliputi perincian dari pos-pos tertentu dari ikhtisar keuangan dasar.

f. Komentar-komentar atau klasifikasi yang diberikan oleh auditor atau akuntan publik dalam laporan.

Sertifikat audit bukanlah merupakan tempat untuk mengungkapkan informasi keuangan yang signifikan mengenai perusahaan, tetapi berperan sebagai suatu metode untuk mengungkapkan jenis informasi tertentu.


(43)

Surat direktur utama berisi jenis-jenis informasi tertentu yang dapat disajikan secara langsung oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan.

2.2.2.6. Perkembangan Pengungkapan

Dengan berkembangnya pengukuran akuntansi, berkembang pula pengungkapan akuntansi untuk melibatkan struktur kesejahteraan pada struktur sosial ekonomi, dan dari pengukuran dan pengkomunikasian data ekonomi yang terbatas menjadi pengukuran dan pengomunikasian data yang mengungkapkan aktivitas-aktivitas yang menggunakan sumber data ekonomis. Menurut Belkaoui (2000: 215) untuk mengembangkan pengungkapan akuntansi diperlukan pengembangan karakteristik pengungkapan, yaitu :

a. Pengembangan lingkup pengguna dari pemegang saham, kreditur, manajer, politik secara umum sampai kelompok-kelompok publik. b. Pengembanganlingkup pengguna dari pelaksana evaluasi ekonomi,

kemungkinan penilaian mendasar dan petunjuk dalam membuat keputusan ekonomi agar dapat menjadi koordinasi antar perusahaan, memenuhi kebutuhan pengguna informasi dan mengembangkan keyakinan publik terhadap aktivitas perusahaan.

c. Pengembangan jenis informasi dari nilai moneter aktivitas internal perusahaan berbasis transaksi menjadi tata internal dan eksternal


(44)

perusahaan untuk mengungkapkan baik aktivitas internal maupun keadaan lingkungan aktivitas internal sosial ekonomi.

d. Pengembangan teknik pengukuran dari aritmatik dan system pembukuan menjadi bidang ilmu total manajemen.

e. Pengembangan kualitas pengungkapan dari yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan masa lalu menjadi yang untuk meningkatkan relevansi pembuatan keputusan tertentu.

f. Pengembangan media pengungkapan dari laporan keuangan konvensional menjadi pengungkapan multimedia yang didasarkan pada psikologi komunikasi manusia.

Pengembangan ini dipengaruhi dan dimotivasi oleh seperangkat sikap “teoritis” yang mempengaruhi akuntansi yang diusulkan oleh Bedford (1973) dalam Belkoui (2000:216), teori-teori itu adalah :

a. Teori mengenai “hak untuk mengetahui”, menjelaskan bahwa publik dan pemilik mempunyai hak untuk memperoleh informasi mengenai perhatian akuntan pada kinerja fungsi pengungkapan.

b. Teori mengenai “kelebihan(overload) informasi”, yang mnjelaskan bahwa manusia mempunyai kelemahan dalam memproses informasi untuk mengungkapkan akuntansi yang berkembang dalam mempertimbangkan jumlah informasi yang diungkapkan, dan dalam merangkum informasi yang diungkapkan.


(45)

mengungkapkannya pada pengguna sebagai system yang memperbaiki informasi itu sendiri atau system yang memperbaiki proyek informasi. d. Teori mengenai “relevansi”, digunakan untuk menentukan kebutuhan

pengungkapan yang relevan dan untuk mendukung pengungkapan informasi tambahan yang mempunyai nilai relevansi evaluasi yang tinggi seperti asset, manusia, nilai pasar dan pengukuran non keuangan. e. Teori mengenai “ketepatan”, mengharuskan analisis dengan

menggunakan konsep yang ketat dan tidak ambigu.

2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan Laporan Keuangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dapat dilihat dengan menghitung rasio-rasio keuangan, yaitu sebagai berikut :

2.2.3.1. Rasio Likuiditas

Menurut Mamduh dan Abdul Halim (2003 : 77), Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.

Menurut Helfert (1996 : 95), Rasio likuiditas digunakan untuk menguji tingkat proteksi yang diperoleh dari pemberi pinjaman yang berupa kredit jangka pendek yang diberikan pada perusahaan untuk mendanai operasi, yang berupa aktiva lancar yang dapat menjadi


(46)

pelindung dalam kegagalan. Analisa posisi likuiditas perusahaan memeberikan indikator kemampuan membayar hutang jangka pendek perusahaan dan efisiensi operasi manajemen sekarang. Semakin likuid sebuah perusahaan, semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut sanggup membayar karyawan, pemasok-pemasok dan pemegang wesel taguhnya.

Rasio likuiditas dipandang dari dua sisi. Di satu sisi rasio likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan dan cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel (Cooke, 1989 dalam Fitriani, 2001). Tetapi di lain pihak likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan dengan likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja manajemen (Wallace et al, 1994 dalam Fitriani 2001).

Hubungannya dengan likuiditas dikenal adanya pedoman-pedoman dalam pembelanjaan (Riyanto, 1995 : 191), yaitu :

a. Untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan kredit jangka pendek. b. Untuk aktiva tetap yang tidak berputar (misalnya tanah), pada


(47)

c. Untuk aktiva tetap yang berputar (gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya) dapat dibiayai dengan kredit jangka panjang atau modal sendiri.

Menurut Awat (1999 : 385) ada beberapa jenis yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, antara lain :

a. Rasio Lancar (current ratio)

Rasio Likuiditas X 100%

Untuk menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar.

b. Rasio Cair (quick ratio)

Rasio Cair

Dengan quick ratio berarti likuiditas perusahaan diukur dengan menggunakan unsure-unsur aktiva lancar yang likuid, dengan cara tidak mempertimbangkan yang kurang likuid seperti persediaan.

c. Rasio Kas (cash ratio)


(48)

Rasio likuiditas yang paling menjamin pembayaran hutang jangka pendek adalah cash ratio, sebab yang menjadi penjaminnya hanyalah kas dan surat berharga.

Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang (Weston dan Copeland, 1992 : 226).

Rumus rasio likuiditas :

Rasio Likuiditas X 100%

Rasio ini terkait dengan teori mengenai “Relevansi” yang digunakan untuk menentukan kebutuhan pengungkapan yang relevan dan untuk mendukung pengungkapan informasi tambahan yang mempunyai nilai relevansi evaluasi yang tinggi seperti asset, manusia, nilai pasar dan pengukuran non keuangan. Pengukuran relevan yang terkait dengan rasio lancar memberikan gambaran kepada para investor dan kreditor mengenai seberapa jauh hutang jangka pendek dapat ditutup dengan aktiva lancar.


(49)

2.2.3.2. Rasio Profitabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua keputusan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2002 : 304).

Menurut Riyanto (1995 : 36), rasio profitabilitas adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dan rasio ini juga dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Selain itu rasio ini juga merupakan hasil bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan dan juga memebrikan jawaban akhir tentang bagaimana perusahaan dikelola. Rasio ini mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan (Weston dan Copeland, 1992 : 225).

Profitabilitas yang tinggi akan mendorong manajer untuk memberikan informasi yang terperinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen (shingvi dan Desai, 1971 dalam Simanjutak dan Widiastuti, 2004). Hal tersebut dikarenakan manajemen memikul tanggungjawab atas penggunaan asset perusahaan seefektif mungkin dalam menghasilkan laba bagi pemiliknya.


(50)

Menurut Hanafi (2003 : 83). Ada tiga rasio yang sering dipergunakan dalam mengukur rasio profitabilitas, yaitu :

a. Profit Margin

Profit Margin

Untuk menhitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.

b. Return on Total Asset (ROA)

ROA

Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.

c. Return on Equity (ROE)


(51)

Dalam penelitian ini rasio profitabilitas ditunjukkan oleh Return on Total Asset (ROA), yaitu dengan membandingkan antara laba bersih dengan total asset.

Rumus rasio profitabilitas :

ROA

(Hanafi, 2003 : 84)

Menurut Hanafi (2003 : 84), ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Tarif imbalan atas aktiva (ROA) merupakan suatu ukuran seberapa efektif manajemen telah menjalankan tanggungjawab tersebut (Simamora, 2002 : 390).

Rasio ini terkait dengan teori mengenai “Relevansi” yang digunakan untuk menentukan kebutuhan pengungkapan yang relevan dan untuk mendukung pengungkapan informasi tambahan yang mempunyai nilai relevansi evaluasi yang tinggi seperti asset, manusia, nilai pasar dan pengukuran non keuangan. Hal ini menandakan pengungkapan yang relevan terhadap ROA memberikan gambaran terhadap investor tentang sejauh mana perusahaan mampu memperoleh laba yang tinggi.


(52)

2.2.3.3. Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva (total assets). Penjualan atau modal(equity). Akan tetapi dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva perusahaan.

Menurut Suripto (1999), semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar informasi yang perlu diungkapkan dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar mungkin mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah atau mereka mempunyai biaya competitive

disadvantage lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka.

Perusahaan besar mungkin juga lebih kompleks dan lebih mempunyai dasar pemilikan yang luas dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar lebih mungkin merekrut karyawan dengan keterampilan tinggi yang diperlukan untuk menerapkan system pelaporan manajemen yang canggih sehingga dapat mengungkapkan informasi yang lebih luas. Lebih banyak pemegang saham perusahaan juga memerlukan lebih banyak pengungkapan karena tuntutan dari para pemegang saham.

Perusahaan besar biasa menanamkan modalnya pada berbagai jenis usaha sehingga lebih mudah memasuki pasar modal dan memperoleh penilaian kredit yang tinggi, untuk itu diperlukan pengungkapan informasi yang lebih banyak. Semua itu akan memengaruhi keberadaan total


(53)

Ukuran Perusahaan = Total Asset

Rasio ini terkait dengan teori mengenai “Relevansi” yang digunakan untuk menentukan kebutuhan pengungkapan yang relevan dan untuk mendukung pengungkapan informasi tambahan yang mempunyai nilai relevansi evaluasi yang tinggi seperti asset, manusia, nilai pasar dan pengukuran non keuangan. Hal ini menandakan pengungkapan relevan terhadap total asset memberikan gambaran terhadap investor tentang seberapa tinggi penilaian kredit suatu perusahaan.

2.2.3.4. Pengaruh Likuiditas terhadap Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan Laporan Keuangan

Menurut Coke (1989) dalam Suripto (1999) bahwa kesehatan perusahaan seperti ditunjukkan dalam rasio likuiditas yang tinggi dapat diharapkan berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas. Hal tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat, akan lebih mungkin untuk mengungkapkan lebih banyak informasi dibanding perusahaan lemah.

Sebaliknya, jika likuiditas dipandang oleh pasar sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi (Wallace, 1994 dalam Simanjutak dan Widiastuti, 2004). Terdapat


(54)

pengaruh positif antara likuiditas dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. (Simanjutak dan Widiastuti, 2004)

Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi likuiditas suatu perusahaan berarti semakin kuat keuangan suatu perusahaan yang akan lebih mungkin untuk mengungkapkan lebih banyak informasi. Walaupun tidak menutup kemungkinan perusahaan yang memiliki rasio likuiditas rendahpun dapat memberikan informasi yang lebih rinci dari sudut pandang pasar sebagai ukuran kinerja perusahaan.

2.2.3.5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan Laporan Keuangan

Profitabilitas mempunyai arti penting bagi perusahaan di dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk jangka panjang dan menunjukkan tingkat efisiensi yang telah dilakukan perusahaan sehingga perusahaan akan memberikan informasi lebih tentang tingkat efisiensi tersebut kepada pihak yang berkepentingan atas besarnya laba tersebut seperti seorang investor atau pemegang saham perusahaan. Semakin besar profitabilitas yang dimiliki perusahaan maka akan semakin mendorong manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci untuk meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.Menurut Agustina (2006) pada Widianingsih(2009), semakin tinggi profitabilitas (Return on Assets) perusahaan maka indeks


(55)

Rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan mendorong para manager untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap laba perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen (Shingvi dan Desai,1997 dalam Simanjutak dan Widiastuti, 2004). Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. (Simanjutak dan Widiastuti,2004).

Hal ini menandakan apabila profitabilitas suatu perusahaan semakin besar maka manajerpun akan semakin terdorong untuk mengungkapkan informasi yang lebih rinci untuk meyakinkan para investor terhadap laba perusahaan.

2.2.3.6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan Laporan Keuangan

Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh size terhadap luas pengungkapan. Perusahaan besar mungkin mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah atau mereka mempunyai biaya competitive disadvantage lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka. Perusahaan besar mungkin juga lebih kompleks dan lebih mempunyai dasar kepemilikan yang luas dibandingkan perusahaan kecil. (Cooke, 1989 dalam Suripto, 1999). Variabel size merupakan variabel yang paling konsisten berpengaruh


(56)

signifikan terhadap luas pengungkapan dalam penelitian-penelitian sebelumnya(Meek dkk, 1995 dalam Suripto, 1999)

Hal ini menandakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin mungkin untuk mengungkapkan informasi lebih luas dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

2.2.3.7. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan

terhadap Tingkat kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan

Likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan yang menggambarkan karakteristik dari sebuah perusahaan diharapkan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang disajikan perusahaan.

Ketiga variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini didukung oleh hasil penggabungan dari penelitian terdahulu, dimana terbukti bahwa variabel likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan mampu mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

2.3. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan frame work bagi peneliti untuk membentuk pola analisis yang sistematik sehingga dapat diketahui secara tegas landasan yang digunakan untuk melakukan analisi data serta dapat


(57)

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, dapat diambil premis dan dapat disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis. Premis-premis tersebut antara lain : Premis 1 : Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya

kondisi keuangan perusahaan dan cenderung melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaannya kredibel (Cooke, 1989 dalam Fitriani, 2001)

Premis 2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan (Suripto, 1999)

Premis 3 : Semakin tinggi rasio likuiditas semakin luas pula pengungkapan informasi yang dilaksanakan perusahaan pada laporan tahunannya (Fitriani, 2001).

Premis 4 : Profit margin yang tinggi akan mendorong manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap manajemen (Shingci dan Desai, 1971 dalam Simanjutak dan Widiastuti, 2004). Premis 5 : Perusahaan yang besar pada umumnya mengungkapkan

lebih banyak informasi dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar mungkin juga lebih kompleks dan lebih mempunyai dasar pemikiran yang lebih luas dibanding


(58)

perusahaan kecil ( Cooke, 1989 dalam Bambang Suripto, 1999)

Dari premis-premis ddiatas dapat digambarkan dalam kerangka piker sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Pikir

Uji Statistik Regresi Linear Berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

H1 : bahwa terdapat pengaruh rasio likuiditas, rasio profitabilitas

dan ukuran perusahaan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ukuran Perusahaan  (X3) Rasio Likuiditas        (X1)

Rasio Profitabilitas  (X2) 

Tingkat Kelengkapan  Pengungkapan Laporan 


(59)

laporan keuangan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian tentang faktor-faktor fundamental perusahaan yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan tahunan ini mempunyai beberapa variabel yang digolongkan menjadi dua jenis yaitu variabel independen dan variabel dependen. Tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai variabel dependen (Y) dan variabel independen adalah rasio Likuiditas (X1), rasio profitabilitas (X2) dan ukuran perusahaan (X3).

Definisi operasional dari amsing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan (Y)

Adalah penyedia banyaknya butir informasi penting (keuangan dan non keuangan) yang ada dalam laporan keuangan tahunan yang diungkapkan oleh perusahaan, baik yang bersifat wajib maupun sukarela.

Indikator untuk mengukur tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan menggunakan item disclosure yang ditetapkan oleh BAPEPAM (2002) sebanyak 33 item.


(61)

indeks variabel Wallace = X 100%

(Wallace, 1994 dalam Gunawan, 2000) Dimana :

n : Jumlah butir yang diungkapkan oleh perusahaan

k : Jumlah butir yang seharusnya diungkap sebanyak 33 item Dengan cara tersebut, semakin besar indeks pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan, maka semakin lengkap pengungkapan yang diberikan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio.

b. Rasio Likuiditas (X1)

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengatur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dalam persen (%). Indikator yang digunakan adalah current ratio (rasio lancar) dengan rumus :

Rasio Likuiditas X 100%


(62)

c. Rasio profitabilitas (X2)

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio dalam persen (%). Indikator yang digunakan adalah Return On Assets (ROA), dengan rumus :

ROA X 100%

(Hanafi, 2003 : 84)

d. Ukuran Perusahaan (X3)

Merupakan ukuran dari kondisi perusahaan dengan melihat pada besar kecilnya suatu perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini.

Ukuran Perusahaan = Total Asset

3.2. Teknik Penentuan Sampel


(1)

91

Tabel 4.18 : Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian

Terdahulu

No Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Tri Kusuma

Widianingsih (2009)

Likuiditas, leverage, profitabilitas, tingkat kepemilikan saham public dan tingkap pengungkapan laporan keuangan

1. Tidak terdapat kesesuaian model atau kecocokan model antara rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan tingkat saham public terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan pada perusahaan costumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Masing-masing tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas dan tingkat saham public terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 

2 Simanjuntak dan widiastuti (2004)

leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, umur perusahaan dan kelengkapan pegungkapan laporan keuangan

Secara bersama-sama variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh publik, dan umur perusahaan mampu mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Sedangkan secara parsial dengan hanya variabel leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio, variabel profitabilitas dan porsi kepemilikan saham oleh investor luar (publik) secara signifikan positif mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industri manufaktur

3 Fitriani (2001) tingkat leverage, tingkat likuiditas, status perusahaan, kelompok industri, net profit margin, kantor akuntan public yang mengaudit laporan keuangan dan tingkat kelengkapan pengungkapan

- Faktor yang mempengaruhi indeks kelengkapan pengungkapan wajib adalah : ukuran perusahaan, status perusahaan, jenis perusahaan, net profit margin, dan KAP. Indeks kelengkapan sukarela dipengaruhi oleh variabel yang sama seperti diatas, kecuali jenis perusahaan (kelompok industri). Jadi tidak ada perbedaan yang signifikan atas pengungkapan sukarela pada berbagai kelompok industri. Namun untuk pengungkapan wajib, industri manufakturn biasanya memiliki tingkat pengungkapan yang lebih luas.

- Tingkat leverage dan likuiditas tidak mempengaruhi indeks kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela.

- KAP cukup signifikan dalam mempengaruhi luas pengungkapan atas laporan keuangan.

- Total asset lebih menunjukkan ukuran perusahaan daripada market capitalization

4 Gunawan (2000)

likuiditas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan jenis industri terhadap tingkat pengungkapan

luas ukuran perusahaan dan tingkat solvabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan informasi laporan tahunan perusahaan, sedangkan tingkat likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan, serta tidak terdapat perbedaan tingkat pengungkapan antara perusahaan manufaktur dan non manufaktur

5 Suripto (1999) size, ratio ungkitan, ratio likuiditas, basis, waktu terdaftar, penerbitan sekuritas, dan kelompok industri perusahaan

Secara bersama-sama Siza, ratio ungkitan, ratio likuiditas, basis, waktu terdaftar, penerbitan sekuritas, dan kelompok industri perusahaan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan variasi luas pengungkapan dalam laporan tahunan. Sedangkan secara parsial hanya size dan penerbitan sekuritas mampu memberikan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan yang lebih luas serta size juga yang paling konsisten berpengaruh terhadap luas pengungkapan

6 Sepdianto (2011)

Rasio likuiditas, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan dan tingkat kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan

rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan

Sumber : BAB II

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

4.5.3. Keterbatasan Penelitian

Meskipun

peneliti

telah

berusaha merancang dan mengembangkan

penelitian sedemikian rupa, namun ada keterbatasan dalam penelitian ini,

diantaranya :

1. Indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai ukuran pengungkapan laporan keuangan

ditentukan atas dasar penilaian terhadap ungkapan yang dibuat peneliti

setelah membaca dan mengamati sehingga masih bersifat subyektif.

2. Variabel bebas yang digunakan hanya 3 (tiga) variabel yaitu rasio

likuiditas, rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan, sehingga penelitian

yang akan dating diharapkan menambah variabel lain yang dapat

mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan,

seperti rasio leverage, umur perusahaan dan lain sebagainya.


(3)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio likuiditas, rasio

profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, sehingga hipotesis ke-1 dan

ke-2 pada penelitian ini tidak teruji kebenarannya. Kenyataan ini adalah

tantangan bagi berbagai pihak, khususnya BAPEPAM untuk mendorong

perusahaan-perusahaan di Indonesia meningkatkan kualitas pengungkapan

perusahaan dalam upaya mewujudkan Good Corporates Governance.

5.2. Saran

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

pembahasan, maka saran-saran yang

diajukan adalah :

1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan melibatkan orang lain dalam

menilai indeks pengungkapan laporan keuangan untuk menghindari

subyektifitas. Selain itu, menambah variabel lain yang dapat

mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan,

seperti rasio leverage, umur perusahaan dan lain sebagainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

2.

Bagi calon investor, sebelum mengambil keputusan berinvestasi

hendaknya lebih cermat dan teliti dalam menilai kinerja perusahaan yang

dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang go

public. Perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi lebih luas

kepada pihak luar karena perusahaan tersebut ingin menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut kredibel, menyakinkan investor terhadap laba

perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.


(5)

DAFTAR

 

PUSTAKA

 

 

Anonim,

 

2010,

 

Pedoman

 

Penyusunan

 

Usulan

 

Penelitian

 

Dan

 

Skripsi

 

Jurusan

 

Akuntansi

,

 

Penerbit

 

Fakultas

 

Ekonomi

 

UPN

 

“Veteran”

 

Jawa

 

Timur,

 

Surabaya.

 

Awat,

 

Napa,

 

1999

Manajemen

 

Keuangan

,

 

Penerbit

 

PT

 

Gramedia

 

Pustaka

 

Utama,

 

Jakarta.

 

Belkaoui,

 

Ahmed

 

Riahi,

 

2000,

 

Teori

 

Akuntansi

.

 

Edisi

 

4.

 

Buku1,

 

Terjemahan

 

Marwata,

 

Penerbit

 

Salemba

 

Empat,

 

Jakarta.

 

Ghozali,

 

Imam.

 

2005,

 

Aplikasi

 

Analisis

 

Multivariate

 

Dengan

 

Program

 

SPSS,

 

Penerbit

 

BPUD

,

 

Semarang.

 

Gujarati,

 

Damodar,

 

2006,

 

Ekonometrika

 

Dasar

,

 

Erlangga,

 

Jakarta.

 

Hanafi,

 

Mamduh

 

M,

 

2003,

 

Analisis

 

Laporan

 

Keuangan

.

 

Edisi

 

Revisi,

 

Penerbit

 

UUP

 

AMP

 

YKPN,

 

Yogyakarta.

 

Hendriksen,

 

Eldon

 

S,

 

2002,

 

Accounting

 

Theory

.

 

Edisi

 

4.

 

Jilid

 

2,

 

Terjemahan

 

Nogroho

 

Widjajanto,

 

Penerbit

 

Erlangga,

 

Jakarta.

 

Harahap,

 

Sofyan

 

Syafri,

 

2002,

 

Analisa

 

Kritis

 

Atas

 

Laporan

 

Keuangan

,

 

Penerbit

 

PT

 

Raja

 

Grafindo

 

Persada,

 

Jakarta.

 

Helfert,

 

Erick

 

A,

 

1996,

 

Teknik

 

Analisis

 

Keuangan

.

 

Edisi

 

8,

 

Penerbit

 

Erlangga,

 

Jakarta.

 

Ikatan

 

Akuntansi

 

Indonesia,

 

2009,

 

Standart

 

Akuntansi

 

Keuangan

,

 

Penerbit

 

Salemba

 

Empat,

 

Jakarta.

 

Jumingan,

 

2006,

 

Analisis

 

Laporan

 

Keuangan

Penerbit

 

Bumi

 

Aksara,

 

Jakarta.

  

Munawir,

 

2002,

 

Analisis

 

Laporan

 

Keuangan

,

 

Edisi

 

4,

 

Penerbit

 

Liberty,

 

Yogyakarta.

 

Nazir,

 

2005

,

 

Metode

 

Penelitian

,

 

PT

 

Ghalia

 

Indonesia,

 

Bogor.

 

Royanto,

 

Bambang,

 

1995,

 

Dasar

dasar

 

Pembelanjaan

 

Perusahaan

.

 

Edisi

 

4,

 

Penerbit

 

BPFE,

 

Yogyakarta.

 

Santoso,

 

Singgih,

 

1999,

 

SPSS

 

(Statistical

 

Product

 

and

 

Service

 

Solution)

 

Versi

 

7.5.

 

penerbit

 

PT

 

Alex

 

Media

 

Komputindo,

 

Jakarta.

 

Simamora,

 

Hendri,

 

2002

,

 

Akuntansi

 

Manajemen

.

 

Edisi

 

2,

 

Penerbit

 

Salemba

 

Empat,

 

Jakarta.

 

Suharjo,

 

Bambang,

 

2008,

 

Analisis

 

Regresi

 

Terapan

 

Dengan

 

SPSS

,

 

Penerbit

 

Graha

 

Ilmu,

 

Yogyakarta.

 

Sumarsono,

 

2004,

 

Metode

 

Penelitian

 

Akuntansi

.

 

Edisi

 

Revisi,

 

Penerbit

 

Fakultas

 

Ekonomi

 

UPN

 

“Veteran”

 

Jawa

 

Timur,

 

Surabaya.

 

Sumodiningrat,

 

Gunamwan,

 

2003

,

 

Ekonometrika

,

 

Penerbit

 

Fakultas

 

Ekonomi

 

Universitas

 

Gajah

 

Mada,

 

Yogyakarta.

 

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

Tuanakotta,

 

Teodorus

 

M,

 

1986,

 

Teori

 

Akuntansi

.

 

Jilid

 

2,

 

Penerbit

 

Fakultas

 

Ekonomi

 

UI,

 

Jakarta.

 

Weston,

 

J.

 

Fred

 

dan

 

Thomas

 

E.

 

Copeland,

 

1992,

 

Manajemen

 

Keuangan

.

 

Edisi

 

8.

 

Jilid

 

1,

 

Penerbit

 

Erlangga,

 

Jakarta.

 

www.google.com

 

Jurnal

 

:

 

Fitriany,

 

2001,

 

Signifikasi

 

perbedaan

 

Tingkat

 

Kelengkapan

 

Pengungkapan

 

Wajib

 

dan

 

Pengungkapan

 

Sukarela

 

Pada

 

Laporan

 

Keuangan

 

Perusahaan

 

Publik

 

Yang

 

Terdaftar

 

di

 

Bursa

 

Efek

 

Jakarta”

,

 

Simposium

 

Nasional

 

IV,

 

Sesi

 

III

 

hal

 

133

154.

 

Gunawan,

 

Yuniati.

 

2000

,

 

“Analisis

 

Pengungkapan

 

Informasi

 

Laporan

 

Tahunan

 

Pada

 

Perusahaan

 

yang

 

Terdaftar

 

di

 

Bursa

 

Efek

 

Jakarta”

,

 

Simposium

 

Nasional

 

Akuntansi

 

III,

 

hal

  

78

98.

 

Nugraheni,

 

B.

 

linggar

 

Yekti,

 

Oct.

 

Digdo

 

hartomo,

 

dan

 

Lusia

 

Hary

 

Patworo.

 

2002.

 

“Analisis

 

Pengaruh

 

Faktor

faktor

 

Fundamental

 

Perusahaan

 

Terhadap

 

Kelengkapan

 

Pengungkapan

 

Laporan

 

Keuangan”

,

 

Jurnal

 

Ekonomi

 

dan

 

Bisnis

 

(Dian

 

Ekonomi)

 

Vol.

 

VII

 

No.

 

1

 

hal

 

75

91.

 

Simanjutak,

 

Binsar,

 

Lusi

 

Widiastuti.

 

2004,

 

“Faktor

faktor

 

yang

 

mempengaruhi

 

kelengkapan

 

Pengungkapan

 

Laporan

 

Keuangan

 

Pada

 

Perusahaan

 

Manufaktur

 

yang

 

terdaftar

 

di

 

Bursa

 

Efek

 

Jakarta”

,

 

Jurnal

 

Riset

 

Akuntansi

 

Indonesia

 

Vol.7

 

No.3,

 

hal

 

331

366.

 

Suripto,

 

Bambang.

 

1999,

 

“Pengaruh

 

Karakteristik

 

Perusahaan

 

Terhadap

 

Luas

 

Pengungkapan

 

Sukarela

 

Dalam

 

Laporan

 

Tahunan”

,

 

Simposium

 

Nasional

 

Akuntansi

 

II,

 

hal

 

1

12.

 

 

Penelitian

 

:

 

Widianingsih,

 

Tri

 

Kusuma.

 

2009.

 

“Analisis

 

Faktor

faktor

 

yang

 

mempengaruhi

 

Tingkat

 

Kelengkapan

 

Pengungkapan

 

Informasi

 

dalam

 

Laporan

 

Keuangan

 

pada

 

Perusahaan

 

Costumer

 

Good

 

yang

 

Go

 


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 15

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ).

0 2 17

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 99

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 109

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 3 107

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 1 22

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18