1. Memindahkan Nilai-nilai Budaya
Dalam hubungannya dengan nilai-nilai budaya, pendidikan dapat dirumuskan   sebagai   proses   kegiatan   yang   direncanakan   untuk
memindahkan pengetahuan, sikap dan nilai-nilai serta kemampuan- kemampuan   mental   lainnya   dari   satu   generasi   yang   lebih   muda.
Kebudayaan   pada   dasarnya   mencakup   pandangan-pandangan, sistem keyakinan, cita-cita serta harapan-harapan yang tumbuh dan
berkembang di dalam masyarakat, nilai-nilai, system perilaku, system symbol dan lain sebagainya. Dalam proses interaksi antara guru dan
siswa, siswa akan memperoleh nilai-nilai budaya tersebut, di mana kemudian   sebagian   besar   akan   tercermin   dalam   sikap   dan
perilakunya sehari-hari.
2. Nilai-nilai Pengajaran
Fungsi   mengenai   nilai-nilai   pengajaran   berhubungan   dengan kontrol sosial. Sekolah merupakan tempat di mana siswa mengalami
proses sosialisasi, dan mempengaruhi anak untuk menyatu conform dengan   norma-norma   yang   berlaku.   Selama   dalam   tahun-tahun
pertama   anak   memasuki   sekolah,   sekolah   lebih   menekankan pentingnya   fungsi   kontrol   sosial   dibandingkan   dengan   fungsi-fungsi
yang   lain.   Pada   tahun-tahun   pertama   tersebut   anak   diajarkan mengenai bagaimana harus mengikuti instruksi-instruksi dari gurunya,
tunduk dan patuh pada pemerintah dan disiplin yang diberikan oleh gurunya,   misalnya   harus   mengacungkan   tangannya   lebih   dahulu
sebelum   mengangkat   bicara,   mengerjakan   tugas-tugas   sesuai dengan jadwal yang lebih ditetapkan. Sekolah mengajarkan nilai-nilai
baru yang dalam banyak hal mungkin sekali  terdapat perberbedaan dengan   nilai-nilai   yang   berlaku   di   dalam   keluarga   atau   dalam
20
masyarakat   lingkungan   sekitar   anak   berada.   Sistem   nilai   di   dalam keluarga lebih bersifat askripsi dan partikulasi. Orang tua menyayangi
dan   mencintai   anaknya,   bukan   karena   melakukan   tugas   dan kewajiban, akan tetapi karena hubungan orang tua – anak, “parent
love their children because of who they are, not because of what they have   done”  Metta   Spencer   :   365.   Sistem   nilai   ini   mungkin   saja
kurang sesuai dengan system nilai yang dikembangkan oleh sekolah, misalnya   dalam   keadaan   anak   terlalu   disayangi   oleh   orang   tuanya
sehingga   terkesan   over   protektif   yang   menyebabkan   pembentukan kemandirian yang dikehendaki sekolah tidak optimal. Dalam kondisi
demikian   sekolah   perlu   melakukan   perubahan   system   nilai   dengan pendekatan cultural, sehingga perubahan yang dikehendaki sekolah
akan   berjalan   secara   alamiah   dan   tidak   menimbulkan   konfrontasi antara sekolah dengan masyarakat.
3. Peningkatan Mobilitas Sosial