training dimaksudkan untuk memberikan latihan-latihan sebelumnya, sebelum seseorang mengaku pekerjaannya yang tetap. Dengan
demikian berarti bahwa pendidikan berfungsi memberikan bekal pengetahuan, terutama ketrampilan-ketrampilan menjelang pekerjaan
yang sebenarnya. Di dalam masyarakat modern jenis-jenis pekerjaan begitu kompleks dan rumit sehingga tamatan pendidikan formal
tertentu dikhawatirkan belum dapat langsung menyesuaikan diri dan kemampuannya terhadap pekerjaan yang harus dipangkunya. Dalam
kondisi inilah sekolah harus mempersiapkan kemampuan- kemampuan peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri dengan
pekerjaan yang mungkin dapat dilakukannya di masyarakat masa akan dating. Untuk itu model pembelajaran dalam rangka persiapan
ini harus terkait dengan apa yang sebenarnya diperlukan oleh jenis- jenis pekerjaan di masyarakat. Ini berarti kurikulum muatan local yang
didesain secara manta akan sangat membantu pembentukan peserta didik yang akrab dengan jenis pekerjaan di masyarakatnya.
5. Mengembangkan dan Memantapkan Hubungan-hubungan Sosial
Hubungan-hubungan sosial banyak dikembangkan oleh lembaga- sekolah. Walaupun anak-anak telah memperoleh pengalaman bergaul
dalam lingkungan rumahkeluarga, akan tetapi aspek-aspek hubungan sosial tersebut lebih banyak terbentuk melalui kelompok-
kelompok sebaya di sekolah. Di dalam kelompok-kelompok sebaya di sekolah, anak-anak selalu mengadakan interaksi secara kontinyu
dalam kehidupannya sehari-hari. Melalui hubungan interpersonal antar anak, dan yang selalu diawasi oleh guru-guru mereka, anak-
anak mengadakan hubungan interpersonal sehingga sifat-sifat anak
23
akan berkembang dari sifat-sifat egois menjadi sifat-sifat menghargai pendapat kawan, sifat kerja sama, saling bantu membantu, rasa tepo
seliro dan sebagainya. Berbagai bentuk organisasi siswa, seperti osis, kelompok belajar, kelompok-kelompok hobi olah raga, kesenian,
kelompok Palang Merah Pelajar, Kelompok Lalu Lintas, dan kelompok pramuka, semuanya merupakan wadah tempat dimana aspek-aspek
sosial anak dapat dikembangkan. Tumbuh kembangnya proses-proses sosialisasi di sekolah,
sangat tergantung pada kesiapan sekolah merancang secara baik pola-pola interaksi yang dapat dikembangkan di lingkungan sekolah
melalui kegiatan ekstra kurikuler. Tatapi kegiatan ekstra kurikuler yang dirancang harus tetap memperhatikan pola budaya masyarakat
setempat agar tidak menimbulkan benturan budaya.
6. Membentuk Semangat kebangsaan patriotisme
Sekolah dalam kehidupannya sehari-hari mentransmisikan mitos, simbol-simbol kebangsaan, dan mengajarkan penghargaan terhadap
para pahlawan bangsa serta peninggalan-peninggalan sejarah, semuanya tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan semangat
serta loyalitas kejayaan bangsa. Sekolah mengajarkan sejarah bangsanya. Memajukan peninggalan dan monumen-monumen
sejarah, hal itu dimaksudkan untuk menanamkan rasa kebangsaan serta kesediaan membela tanah airnya terhadap serangan musuh.
Dalam konteks ini, maka kebudayaan di suatu daerah yang melekat bagi siswa harus dikaitkan dengan berbagai kebudayaan
daerah lainnya. Artinya meskipun sekolah perlu mengembangkan budaya local, tetapi dalam konteks budaya nasional, sehingga tidak
terbentuk anak yang hanya mengakui budaya daerahnya secara 24
membabi buta. Apabila hal ini terjadi maka lambat laun akan merupakan benih-benih yang menyebabkan adanya keresahan atau
benturan antar suku, antar etnis atau antar budaya tertentu. Oleh karena itu sikap mau mengakui, menghargai dan menghormati
perbedaan perlu ditumbuh kembangkan oleh sekolah kepada peserta didik.
25
BAB III MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
A. Mengapa Pendidikan Memerlukan Masyarakat
Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah dan tersedianya sarana dan prasarana saja,
tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga dan atau masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
pemerintah sekolah, keluarga dan masyarakat. Ini berarti mengisyaratkan bahwa orang tua murid dan masyarakat mempunyai
tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang
baik, artinya sejauhmana masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah adalah indikator terhadap manajemen
sekolah yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan ini merupakan sesuatu yang esensial bagi
penyelenggaraan sekolah yang baik Kumars, 1989. Tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah ini
nampaknya memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan sekolah, kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di sekolah. Hal ini secara tegas dinyatakan oleh Husen
1988 dalam penelitiannya bahwa siswa dapat belajar banyak karena dirangsang oleh pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru dan akan
berhasil dengan baik berkat usaha orang tua mereka dalam memberikan dukungan.
26