Pengertian Sumber daya Manusia

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 29 kelak bisa membuka peradaban Konstantinopel. Penanaman nilai-nilai agama sejak dini menjadi pilar utama pembentukan budaya organisasi. Demikian ini merupakan bentuk budaya organisasi yang berbasis sumber daya manusia. Karakter umum pembentukan budaya organisasi adalah sebagai berikut. 31 Pertama, seorang pendiri mempunyai ide untuk mendirikan organisasi baru. Dalam hal ini, organisasi yang dimaksud adalah Kesultanan Utsmaniyyah. Sejak awal pendiriannya, para sultan melaksanakan ide besar pendiri Kesultanan Utsmaniyyah, yaitu membuka peradaban kota Konstantinopel. Kedua, pendiri Kesultanan Utsmaniyyah menerima orang-orang kunci dan menciptakan kelompok inti yang memiliki kesamaan visi. Dalam hal ini, pendiri Kesultanan Utsmaniyyah membentuk tiga kementerian yang dipimpin seorang menteri yang terpercaya. Ketiga kementerian ini mempersiapkan generasi muda untuk menjadi prajurit militer dalam membuka peradaban kota Konstantinopel. Para sultan mempersiapkan generasi muda yang kelak menjadi prajurit militer dalam membuka peradaban kota Konstantinopel. Ketiga, kelompok inti bergerak untuk merealisasikan ide dan melengkapi segala sesuatu, sehingga organisasi bisa berjalan dengan baik dalam mencari dana, memperoleh hak paten, badan hukum, menentukan tempat, dan sebagainya. Ketiga kementerian yang telah terbentuk memiliki 31 Sentot Imam W. 2010. Perilaku Organisasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Hal 37. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 30 program tersendiri sesuai dengan visi pendiri kesultanan Utsmaniyyah. Semua program tersebut terfokus pada pertahanan negara. Karena itu, ada kementerian yang bertugas untuk mempersiapkan persenjataan; adapula kementerian yang membentuk mental prajurit; serta ada juga kementerian yang merumuskan strategi pembukaan peradaban. Dalam Kesultanan Utsmaniyyah, SDM yang terdidik sejak usia dini memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi kepada pemimpinnya. Selain itu, mereka juga memiliki loyalitas yang tinggi pada organisasi. Keempat, pendiri dan kelompok inti secara bersama membangunkan dan membesarkan organisasi dengan kebiasaan positif dan produktif. Sejak awal pendirian, Kesultanan Utsmaniyyah menekankan pendidikan keagamaan sebagai kekuatan mental rakyatnya. Untuk itu, pendidikan agama menjadi perhatian besar bagi Kesultanan. Hubungan antara pemerintah dan para ulama’ terjalin sendiri dengan baik. Pasukan Kesultanan Utsmaniyyah yang dipersiapkan sejak usia dini telah terbiasa melakukan ibadah dengan tekun, baik siang maupun malam. Kelima, pembiasaan positif berjalan terus, sehingga kebiasaan itu telah melembaga menjadi budaya organisasi tanpa disadari. Kesultanan Utsmaniyyah membuat pembiasaan kepada rakyatnya untuk melakukan ibadah dengan contoh dari prajurit yang telah dibina sejak usia dini. Sasaran pembinaan pada generasi muda oleh kesultanan Utsmaniyyah menarik perhatian generasi tua digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 31 dari warganya, sehingga tujuan besar kesultanan didukung oleh semua kalangan rakyatnya. Budaya organisasi yang telah kuat di Kesultanan Utsmaniyyah dijaga dan dilestarikan secara bersama antara pemimpin dengan rakyatnya. Siklus pembentukan dan pelestariannya dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1: Siklus Budaya Organisasi 1 Gambar di atas menunjukkan adanya tujuh tahapan siklus dalam pembentukan dan pelestarian budaya organisasi. Pertama, calon bawahan baru diseleksi secara cermat. Kesultanan Utsmaniyyah merekrut para pemuda dengan cermat untuk dijadikan sebagai prajurit. Para pemuda tersebut berasal dari kalangan terdidik di lembaga pendidikan Utsmaniyyah. Dalam hal ini, terdapat kesinambungan antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan negara, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 32 karena kerjasama yang erat antara pemerintah dan pengelola lembaga pendidikan berlangsung lebih intensif. Kedua, kerendahan hati menimbulkan pengalaman untuk meningkatkan keterbukaan terhadap penerimaan norma dan nilai organisasi. Pola pendidikan Kesultanan Utsmani berpengaruh pada penerimaan para pemuda atas tujuan besar negara secara sukarela. Ini menunjukkan, bahwa tujuan negara dibangun tidak menggunakan pendekatan doktrinal maupun pemaksaan, melainkan dengan menumbuhkan kesadaran dan kerelaan. Saat perekrutan militer dibuka, mereka antusias untuk mengikutinya. Motivasi terbesar mereka adalah keinginan untuk membuktikan diri sebagai prajurit terbaik sesuai sabda Nabi. Ketiga, pelatihan mendalam melahirkan disiplin yang tinggi. Pemuda yang direkrut menjadi prajurit militer dididik menjadi orang yang mempunyai disiplin tinggi. Para pemuda dididik untuk memperbanyak ibadah dengan sedikit tidur, bangun lebih awal, dan memakan dari hasil yang halal. Akhirnya, kepatuhan kepada komandan dilaksanakan tanpa bantahan. Lebih dari itu, para prajurit menghormati pemimpin Muhammad Al-Fatih dengan penuh dedikasi tinggi. Tidak ada kericuhan di antara sesama prajurit, baik dalam hal pembagian gaji, makanan, serta tempat tinggal. Mereka hidup dengan kebersamaan yang erat.