EFEKTIVITAS SOSIALISASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK MULIA PADA ANAK (Studi Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah Bandar Lampung)

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS SOSIALISASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK MULIA PADA ANAK (Studi Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah Bandar Lampung)

Oleh

ANNISA OCTAVIANI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sosialisasi nilai-nilai agama islam terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak. Metode penelitian ini adalah eksplanatory dengan pendekatan kuantitatif, penelitian dilakukan pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah Bandar Lampung dengan meggunakan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi, dan studi kepustakaan. Sampel penelitian berjumlah 60 responden. Sedangkan analisis data dilakukan dengan analisa korelasi, dan analisa regresi melalui program pengolahan data statistik (SPSS). Penelitian ini untuk menguji teori kontrol pada sosialisasi yang dilakukan di sekolah Islam terpadu. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah Bandar Lampung memiliki tingkat penguasaan, penanaman nilai, dan peranan-peranan tinggi serta efektivitas yang tinggi terkait pada pembentukan akhlak mulia. Teori kontrol terbukti benar, Pada penelitian ini, Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara sosialisasi nilai-nilai agama islam terhadap pembentukkan akhlak mulia pada anak.

Kata kunci : efektivitas, sosialisasi nilai-nilai agama islam, pembentukan akhlak mulia.


(2)

FORMATION OF NOBLE MORALITY IN CHILDREN (Studies in Elementary School Islam Baitul Jannah Bandar Lampung)

By

ANNISA OCTAVIANI

This research aims to know the effectiveness of the dissemination of Islamic values against the formation of noble morality in children. Data collection techniques in the study using questionnaires, observation, and study of librarianship. The method of this research is quantitative approach with eksplanatory, doing research on elementary school students Islam Baitul Jannah Bandar Lampung with the use of a draft implementation of learning (RPP). Sample research totalling 60 respondents. While data analysis is carried out with the analysis of correlation, regression and analysis through statistical data processing program (SPSS). This research was to test the theory of control on socialization in school islam. Based on the results of the research note that elementary school students Islam Baitul Jannah Bandar Lampung has the level of mastery, the cultivation of the values, and high as well as the roles of high effectiveness related to the establishment of a noble character. Control theory proved to be correct, In this study, the Ha received and Ho is rejected, meaning that there is influence of socialization of Islamic values with respect to the formation of the noble morality in children.


(3)

EFEKTIVITAS SOSIALISASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK MULIA PADA ANAK (Studi Pada Sekolah Islam Terpadu Baitul Jannah Bandar Lampung)

Oleh

ANNISA OCTAVIANI

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 27 Oktober 1993, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Joni Darwin dan Ibu Farida.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi Pahoman Bandar Lampung diselesaikan tahun 1999. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Pahoman Bandar Lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 14 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 7 Bandar Lampung, lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui jalur Undangan. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi (HMJ Sosiologi) dan menjadi Sekertaris bidang Pemberdayaan Masyarakat periode 2013-2014. Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di desa Silir Agung Kecamatan Labuhan Ratu III, kabupaten Lampung Timur tahun 2013.


(8)

(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan hidayahnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Efektivitas Sosialisasi Nilai-Nilai Agama Islam Terhadap

Pembentukan Akhlak Mulia Pada Anak” adalah salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana sosial di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Erna Rochana, M. Si., selaku Dosen pembimbing atas kesediaanya meluangkan waktu, tenaga, dan pikiranya untuk memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Hartoyo, M. Si., selaku Dosen pembahas atas kesediaanya dalam memberikan masukan, kritik dan saran khususnya pada hal penulisan pada skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Susetyo, M. Si., selaku Ketua jurusan Sosiologi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Sosiologi FISIP Unila (Bapak Abdul Syani, Bapak Fahmi, Bapak Bintang, Bapak Sindung, Bapak Gede, Bapak Suwarno, Bapak Gunawan, Ibu Anita Damayanti, Ibu Paraswati, Ibu Dewi, Ibu Bartoven


(10)

6. Ibu Siti, selaku staf administrasi jurusan Sosiologi, terimakasih atas bantuan dan motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Mas Edi dan Pak Yadi, selaku pegawai Fisip Unila, terimakasih telah membantu saya untuk mempersiapkan seminar-seminar yang telah saya lakukan.

8. Ayah dan mama, skripsi ini ayuk selesaikan karena ayuk ingin segera membuat kalian memasuki ruang gsg yang selalu kalian tanyakan, terimakasih atas segala kasihsayang yang selalu diberikan serta doa yang tak pernah putus dari kalian.

9. Buat Abang Temmy Adikku terimakasih atas semua waktu dan tenaga pada saat mengantar ayuk turun lapang sampe ayuk compre, membantu ayuk pada penyelesaian skripsi ini, terimakasih juga buat kedua adik perempuan ku Afriliza atas semangat dan motivasi yang selalu membuat ayuk semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, serta Naura yang selalu menghibur ayuk ketika sedang jenuh dengan skripsi❤.

10. Buat Siti dan datuk tersayang terimakasih atas doa-doa yang selalu di panjatkan untuk kelancaran skripsi ayuk, semoga siti dan datuk selalu dipanjangkan umurnya.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan semasa kuliah BLACKROSE dan BLACKJACK (Babang, Denyo, Boing, Pipit, Monik, Sartika, Alpek, Agung, Anas, Deni, David) dan teman-teman yang lainnya terimakasih telah


(11)

12. Teman-teman 2011 yang sangat nisa banggakan, dwi, fahru, tata, eva, andre, fachri, windu, faxy, nanda, anggun, lian, yani, arum, wilfrida, ratna, nora, dan yg lainnya yg tak bisa nisa sebutkan satu persatu, terimakasih telah menemani nisa selama hampir 3,5 tahun ini.

13. Teman-teman KKN di desa Silir Agung (Arip, Ardan, Visi, Andzirni, Emil, Ara, Uni Fina, Fida, Clara. Terimakasih atas doa dan motivasi kalian.

14. Ekki Raditya, terimakasih atas semua semangat dan motivasi serta doa-doa yang selalu dipanjatkan untuk keberhasilan skripsi Nisa

15. Kepada semua pihak yang terlibat yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga atas dukungan dan bantuanya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, 20 Juni 2015 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

SURAT PERNYATAAN... v

RIWAYAT HIDUP... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN... viii

SANWACANA... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR …... xii

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 10

C.Tujuan Penelitian ... 10

D.Kegunaan Penelitian... 10

II.TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Tentang Efektivitas... . 12

B.Tinjauan Tentang Sosialisasi ... 13

1. Pengertian Sosialisasi... 13

2. Metode Pelaksanaan Sosialisasi... . 14

C.Tinjauan Tentang Nilai-Nilai Agama Islam... 15

1. Pengertian Nilai-Nilai Agama Islam... 15

2. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai Agama... 16

3. Bentuk Nilai-Nilai Agama Islam ... 16

a. Keimanan atau Akidah ... 16

b. Ibadah... 18

D.Tinjauan Tentang Pembentukan Akhlak... 19

1. Pengertian Pembentukan Akhlak... 19

2. Metode Pembentukan Akhlak... 19

a. Metode Keteladanan... 19

b. Metode Pembiasaan... 20

E.Tinjauan Tentang Akhlak Mulia... 20

1. Konsep Dasar Akhlak Mulia... 20

2. Pengertian Akhlak Mulia... ... 23


(13)

H.Kerangka Teori ... 27

I. Hipotesis Penelitian... . 29

III. METODE PENELITIAN A.Tipe Penelitian ... 30

B. Lokasi Penelitian ... 30

C. Definisi Konseptual ... 31

D. Definisi Operasional ... 34

E. Populasi dan Sampel ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data... 36

G. Teknik Pengolahan Data... 37

H. Penentuan Skor dan Kategori... 37

I. Teknik Analisa Data... 38

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Identitas Sekolah... 40

B. Sejarah Singkat Yayasan Baitul Jannah... 41

C. Visi dan Misi SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung... 41

D. Keadaan Umum SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung... 42

E. Struktur Kepengurusan SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung... 42

F. Keadaan Guru SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung... 44

G. Keadaan Siswa SDIT Baitul Jannah... 45

H. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SDIT Baitul Jannah... 46

V. PEMBAHASAN A. Identitas Responden... 51

1. Identitas Responden menurut Jenis Kelamin... 51

2. Identitas Responden menurut Usia... 52

B. Analisis dan Pembahasan... 52

1. Penguasaan Nilai Aqidah dan Ibadah ... 52

a. Penguasaan Nilai Aqidah... 53

b. Penguasaan Nilai Kisah dan Teladan Nabi... 54

c. Penguasaan Nilai Nilai Ibadah... 55

d. Penguasaan Nilai Bentuk-Bentuk Ibadah... 56

e. Penguasaan Nilai Arti Ibadah... 56

f. Keterkaitan Jenis Kelamin dengan Penguasaan Nilai... 56

g. Penentuan Kategori Penguasaan Nilai... 57

2. Penanaman Nilai... 58

a. Penanaman Nilai Aqidah... 59

b. Penanaman Nilai Kisah dan Teladan Nabi... 59

c. Penanaman Nilai Nilai Ibadah... 60

d. Penanaman Nilai Bentuk-Bentuk Ibadah... 61

e. Penanaman Nilai Arti Ibadah... 61

f. Keterkaitan Jenis Kelamin dan Penanaman Nilai... 62

g. Penentuan Kategori Penanaman Nilai... 63

3. Peranan-Peranan... 64


(14)

e. Peranan Mendirikan Sholat Lima Waktu... 67

f. Peranan Membaca dan Menghafal Al-Quraan ... 68

g. Peranan Berpuasa... 68

h. Keterkaitan Jenis Kelamin dan Peranan-Peranan... 69

i. Penentuan Kategori Peranan-Peranan... 70

4. Pembentukan Akhlak Mulia... 71

a. Ikhlas pada Setiap Pekerjaan yang Dilakukan... 71

b. Mudah Memaafkan Kesalahan Orang Lain... 72

c. Berkata Jujur Pada Setiap Perbuatan... 72

d. Beristigfar Ketika Melakukan Kesalahan... 73

e. Bersyukur Atas Setiap Ketentuan... 74

f. Keterkaitan Jenis Kelamin dan Pembentukan Akhlak Mulia.. 74

g. Efektivitas Pembentukan Akhlak Mulia... 76

5. Uji Statistika... 77

VI. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan... 82

B.Saran... 83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional... 32

Tabel 4.1 Data Keadaan Guru... … 41

Tabel 4.2 Data Keadaan Siswa... 42

Tabel 5.1 Identitas Responden menurut Jenis Kelamin... 46

Tabel 5.2 Identitas Responden menurut Usia... 47

Tabel 5.3 Tabel Silang Jenis Kelamin dengan Penguasaan Nilai... 51

Tabel 5.4 Tingkat Penguasaan Nilai Aqidah dan Ibadah Siswa SDIT Baitul Jannah………. 53

Tabel 5.5 Tabel Silang Jenis Kelamin dengan Penanaman Nilai... 57

Tabel 5.6 Tingkat Penanaman Nilai Aqidah dan Ibadah Siswa SDIT Baitul Jannah... 58

Tabel 5.7 Tabel Silang Jenis Kelamin dengan Peranan-Peranan ... .. 64

Tabel 5.8 Tingkat Peranan-Peranan Aqidah dan Ibadah Siswa SDIT Baitul Jannah……… 65

Tabel 5.9 Tabel Silang Jenis Kelamin dengan Pembentukan Akhlak Mulia... ……….. 69

Tabel 5.10 Tingkat Efektivitas Sosialisasi terhadap Pembentukan Akhlak Mulia... 71


(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir... 28

Gambar 5.1. Grafik Penguasaan Nilai Aqidah... 46

Gambar 5.2. Grafik pengetahuan siswa mengenai Kisah dan Teladan Nabi... 47

Gambar 5.3. Grafik penguasaan Siswa mengenai Nilai Ibadah... 48

Gambar 5.4. Grafik Penguasaan Siswa mengenai Bentuk-Bentuk Ibadah... 49

Gambar 5.5. Grafik Penguasaan Siswa mengenai Arti Ibadah yang Dilakukan... 50

Gambar 5.6. Grafik PenanamanNilai Aqidah... 53

Gambar 5.7. Grafik PenanamanSiswa mengenai Kisah dan Teladan Nabi... 54

Gambar 5.8. Grafik Penanaman Siswa mengenai Nilai Ibadah... 54

Gambar 5.9. Grafik PenanamanSiswa mengenai Bentuk-Bentuk Ibadah... 55

Gambar 5.10. Grafik Penanaman Siswa mengenai Arti Ibadah Yang Dilakukan... 56

Grafik 5.11. Peranan Siswa dalam Menjaga Kebersihan... 58

Grafik 5.12. Menyegerakan untuk Sholat Ketika Adzan Berkumandang... 59

Gambar 5.13 Grafik Peranan Berbuat Jujur pada Saat Ujian Semester... 60

Gambar 5.14 Grafik Peranan Makan/Minum dengan Posisi Duduk... 61

Gambar 5.15 Grafik Peranan Sholat Lima Waktu... 62

Gambar 5.16 Grafik Peranan Membaca dan Menghafal Al-Quran... 62


(17)

Gambar 5.20 Grafik Pembentukan Akhlak Mulia Berkata Jujur... 66 Gambar 5.21 Grafik Pembentukan Akhlak Mulia Beristigfar... 67 Gambar 5.22 Grafik Pembentukan Akhlak Mulia Selalu Bersyukur... 68


(18)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Anak adalah asset bangsa, masa depan bangsa dan negara serta harapan orang tua, masa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Semakin baik kepribadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa. begitu pula sebaliknya, apabila kepribadian anak tersebut buruk maka akan buruk pula kehidupan bangsa yang akan datang.

Islam meletakkan tanggung jawab membesarkan anak sepenuhnya di atas bahu kedua orang tuanya. Selain merawat secara fisik juga meliputi alkuturasi kedalam nilai-nilai Islami dan sosialisasi ke dalam umat. Syariat menegaskan bahwa orang tua harus mendidik anaknya tentang ritual Islam serta hukum dan etika Islam dan tentang menjadi bagian dari umat. Orang tua membacakan syahadat ketika anaknya baru lahir, menamainya dengan nama baik menyunatkannya apabila anak laki-laki dan mengajarkannya membaca Al-Quran secara benar. Dengan harapan kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak


(19)

yang berakhlak mulia, seperti dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri dalam mencapai kebutuhan hidupnya dimasa mendatang(Isma’il, 2003).

Melihat kondisi perkembangan anak saat ini yang tidak peduli aturan lagi, membuat harapan terhadap anak sebagai penerus bangsa yang menentukan kualitas negara di masa yang akan datang sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Anak yang seharusnya menjadi harapan bagi keberlanjutan nasib negeri ini kini mulai mencerminkan sikap-sikap yang kurang dalam nilai serta norma yang berlaku. Kemerosotan ini yang ditakutkan kelak akan menjadi bom bagi negeri ini apabila tidak segera diatasi. Perilaku nakal dan menyimpang di kalangan anak-anak saat ini cenderung mencapai titik kritis. Di zaman yang semakin berkembang semakin beragam tingkah laku serta masalah sosial yang terjadi di masyarakat terutama masalah anak-anak. Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak memberi pengaruh buruk bagi anak sehingga menyebabkan terjadinya kenakalan pada anak.

Realitas perilaku anak pada abad ini cendrung melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari nilai-nilai sosial maupun nilai-nilai agama, dapat dikatakan sebagai sikap hedonisme. Para anak cendrung melakukan perilaku seks bebas ataupun mengkonsumsi minuman keras. Selain itu penggunaan narkotik, pemerkosaan, pembunuhan, tawuran antar pelajar dan lainnya.

Penelitian Sahabat Remaja dalam (Siagian, 2012) tentang perilaku seksual di empat kota menunjukkan 3,6%remaja di kota Medan, 8,5% remaja di kota Yogyakarta, 3,2% remaja di kota Surabaya, serta 31,1% di kota Kupang telah melakukan hubungan seksual secara bebas. Perilaku seksual remaja yang


(20)

demikian, sangat besar resikonya terhadap penularan HIV/AIDS, serta aborsi atau pengguguran kandungan. Masalah ini merupakan data yang memperkuat hasil penelitian perilaku seksual yang telah dilakukan dibeberapa kota di Indonesia. Saat ini anak merupakan populasi terbesar yang menjadi sasaran pornografi. Penelitian yang dilakukan oleh BKKBN di empat kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2012 menunjukkan bahwa remaja usia 15-19 tahun hampir 60,00% di antaranya pernah melihat film porno dan 51,40% remaja putri mengaku pernah membaca buku porno. Selain mengenai pornografi, data Komnas PA merilis jumlah kasus tawuran antar pelajar pada tahun 2010 sebanyak 149 kasus dan memakan korban jiwa sebanyak 50 orang. Pada tahun 2011 jumlah tawuran antar pelajar sebanyak 341 kasus dan memakan korban jiwa sebanyak 95 jiwa. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dalam setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah perkelahian antar pelajar, tidak jauh berbeda dengan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan adanya pengaduan kekerasan kepada anak remaja sebanyak 120 kasus, dengan bentuk kekerasan seperti kekerasan fisik, kekerasan psikis, pembunuhan, dan penganiayaan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas menurut saya kemerosotan akhlak bagi para anak saat ini sudah sangat memprihatinkan, sandaran-sandaran terhadap agama semakin jauh dari para anak saat ini, padahal negeri ini sangat mengharapkan adanya penerus bangsa yang kelak mampu memberikan perubahan, penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana sebenarnya sosilaisasi yang baik terhadap anak dalam pembentukan akhlak mereka sehingga bisa diingat, serta diimplementasikan oleh mereka kedalam


(21)

kehidupan sehari-hari sehingga kelak bermanfaat bagi mereka dalam menjalani hidup sebagai insan yang berguna dan bersih dari perbuatan tercela.

Di dalam sosiologi, ada dua pendekatan pada takrif tentang agama. Pertama adalah takrif agama dalam fungsi sosialnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Durkheim yang menganggap dan memperlakukan agama sebagai sebuah sistem keyakinan dan upacara (rituals) seraya mengacu pada yang suci yang mengikat orang bersama ke dalam kelompok sosial. Pendekatan kedua, menakrifkan agama sebagai setiap rangkaian jawaban yang koheren pada dilema keberadaan menusia–kelahiran, kesaktian, dan kematian yang membuat dunia menjadi mempunyai makna, sebagaimana pendapat Max Weber dan ahli teologi Paul Tillich (dalam Twiss,2007).

Jadi yang dimaksud dengan agama dalam hal ini adalah suatu sistem kepercayaan yang berporos pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang berfungsi mengontrol perilaku individu dan masyarakat guna mencapai

keselamatan di dalam dunia sekarang dan keselamatan di “dunia lain” yang dimasuki manusia setelah kematian (Scharf, 2004).

Peradaban global yang membawa perubahan pada sistem nilai dapat menimbulkan keterasingan nilai dimana sebagian menimpa para anak. Hal ini terjadi karena secara mental anak belum mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi atau dengan kata lain kondisi anak masih labil.

pendapat Berger dalam (Scharf, 2004) :“bahwa fungsi agama sebagai benteng pertahanan untuk menghadapi anomie (kericuhan) sepanjang sejarah manusia”.


(22)

Pada pernyataan di atas Berger dalam (Scharf,2004) mengatakan kelak ada saat dimana manusia akan mengalami berbagai masalah yang berujung pada kericuhan sehingga sandaran terhadap agama adalah salah satunya sebagai pedoman yang akan menuntun mereka dalam keselamatan hidupnya.

Sependapat dengan pernyataan Yinger dalam (Scharf, 2004) :

“yang terpenting adalah bahwa semua orang memerlukan nilai-nilai mutlak untuk pegangan hidup, dan bahwa nilai-nilai ini merupakan jawaban terhadap persoalan-persoalan terakhir mengenai hidup dan mati”. Dalam menghadapi arus globalisasi sandaran terhadap nilai-nilai agama merupakan hal yang penting bagi anak untuk menciptakan kestabilan atau keseimbangan di dalam diri untuk menghadapi realita sosialnya. (Daradjat, 1976) mengatakan :

“pengaruh akan sangat besar terhadap remaja terutama mereka yang

mengalami keguncangan atau ketidaktenangan dalam keluarga (apabila anak tidak meyakini suatu agama, atau tidak mendapatkan pendidikan dan pengalaman agama sejak kecil akan mudah tersesat pada kegiatan-kegiatan kebatinan dan penyimpangan akibat pengaruh teman-temanya yang ikut

dalam kegiatan tersebut”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa anak yang tidak memiliki nilai-nilai keagamaan dalam dirinya akan mudah terbawa kedalam penyimpangan perilaku yang sangat tinggi. Lebih lanjut (Daradjat, 1976) mengatakan bahwa:

“apabila remaja itu tidak mempunyai banyak pengertian dan keterampilan

agama, kemampuan untuk berdoa dan bermohon serta mengadu pada tuhan tidak ada, maka keguncangan itu (jiwa) akan dihadapkan ke luar (ia akan menjadi nakal) atau ke dalam (ia akan menjadi pendiam atau terganggu jiwanya) keduanya akan merusak hari depannya dan membelokkan dari cita-cita semula”.


(23)

Berdasarkan uraian di atas kita dapat memahami bahwa kualitas keagamaan yang baik, seorang anak akan mampu menghadapi kehidupan dengan baik dan untuk menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku. Dengan kata lain, kualitas keagamaan yang baik akan menjadikan para anak lebih terarah dalam menghadapi kehidupannya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Daradjat, 1976) menyatakan bahwa :

“faktor terpenting dalam aspek rohani adalah agama, yang terjalin kedalam struktur kepribadian, sehingga menjadi penyerasi, penyeimbang, dan

penyelaras”.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat simpulkan bahwa agama adalah salah satu faktor yang menentukan benteng atau pertahanan anak menghadapi perubahan kehidupan sosial.

Pendidikan menurut Mannheim dalam (Idi dan Safarina, 2011) tidak semata-mata bertujuan hanya untuk merealisasikan cita-cita tetapi sebagai bagian dalam proses mempengaruhi manusia, dalam hal ini bagaimana pendidikan agama oleh sekolah mampu mengajarkan anak-anaknya agar senantiasa memegang teguh ajaran agama serta memiliki akhlak yang mulia.

Pentingnya pendidikan, pembangunan moral dan akhlak yang didapat dari pelajaran agama pun berhak mereka peroleh baik dari tempat mereka mengenyam pendidikan atau diluar sekolah mereka. Hal ini juga berhubungan dengan orang tua yang mendidik anaknya untuk mengenal agama sejak dini termasuk dalam pemilihan tempat sekolah yang baik dan menanamkan nilai agama yang lebih dari sekolah pada umumnya. Karena pembentukan karakter,


(24)

moral dan akhlak yang baik berasal dari pelajaran agama yang mereka harus dapatkan sejak dini. Selain itu pelajaran agama yang diajarkan sejak dini akan membentuk ketakwaan yang akan diingat sampai mereka dewasa kelak dan sebagai pedoman mereka dalam menjalankan kehidupannya.

Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk iman dan takwa kepada Allah Swt, meningkatkan kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Sehingga dapat membawa kemajuan individu, masyarakat, dan negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional (Idi dan Safarina, 2011)

Visi dan misi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah dasar di sini mempunyai peran yang penting sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional tersebut(Idi dan Safarina, 2011).

Soialisasi nilai-nilai agama yang terjadi pada anak diharapkan agar anak tersebut berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama dalam hal ini berakhlak mulia. Anak diharapkan dapat berperan dan berfungsi sesuai dengan nilai-nilai agama yang diajarkan seperti beriman kepada Allah, beribadah dengan benar, berakhlak yang benar seperti memiliki budi pekerti, perangai, tingkah laku serta tabiat yang baik.


(25)

Bila ditinjau dari sosiologi pendidikan, sekolah mempunyai peran di dalam pembentukan nilai dan perilaku di dalam diri seseorang anak, karena sekolah menanamkan nilai-nilai tersebut dengan cara sosialisasi, maksudnya di sini anak diantar pada tahap pengetahuan, pemahaman sampai dengan peranan yang diciptakan, dan jika sosialisasi nilai agama berjalan dengan baik dalam sekolah sehingga dapat terbentuknya kualitas akhlak mulia yang baik, maka generasi muda kita jauh dari degradasi akhlak.

Sekolah Islam Terpadu Baitul Jannah adalah salah satu diantara jenis sekolah dasar Islam terpadu di Bandar Lampung. Sekolah ini berhasil mencuri perhatian orang tua dengan banyak faktor yang dirasa bermanfaat bagi anak sehingga banyak diantara orang tua menjadikannya sebagai alternatif pembelajaran bagi putra putri mereka. Sekolah Islam Terpadu Baitul Jannah ini sedikit memiliki perbedaan dari sekolah-sekolah pada umumnya, perbedaan inilah yang kemudian ditaksir sebagai nilai lebih dari sekolah pada umumnya. Sekolah islam terpadu ini berdiri sebagai tempat mendidik anak dengan konsep yang berbeda pada sekolah-sekolah umumnya. Sekolah Islam Terpadu Baitul Jannah lebih menonjolkan sisi keagamaan dalam konsep pembelajaran.

Eksistensi keberadaan Sekolah Islam Terpadu Baitul Jannah tidak terlepas dari sosialisasi yang baik dari pihak sekolah ataupun yayasan SIT ini. Sebagai sekolah yang mempunyai nilai lebih sekolah Islam terpadu memiliki keunggulan pula dalam hal penyampaian informasi yang baik terhadap orang tua. Sehingga orang tua yang mengerti tentang pentingnya pembelajaran agama bagi putra-putri mereka akan menyadari dengan sendirinya bahwa alternatif


(26)

sekolah Islam terpadu ini telah membantu mereka dalam mendapatkan pendidikan yang tepat bagi putra-putri mereka.

Peneliti menganggap masalah ini penting karena meski sudah banyak yang menulis tentang sekolah berbasis islam tetapi dalam konteks masyarakat yang stabil dimasa lampau seperti sekolah Islam dalam bentuk terdahulu yakni pondok pesantren dan madrasah. Sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan akan sosialisasi nilai-nilai Agama Islam yang terdapat pada Sekolah Islam Terpadu, bagaimana konsep-konsep pemikiran baru yang mempengaruhi pendidikan berbasis islam yang terdapat pada Sekolah Islam Terpadu Baitul Jannah.

Alasan saya meneliti judul diatas untuk mengetahui bagaimana efektivitas sosialisasi nilai-nilai agama pada sekolah berbasis islam dan bagaimana pengaruhnya terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak yang semakin memprihatinkan. Sehingga mampu memberikan gambaran kepada masyarakat dan seluruh muslim bahwasanya keberadaan Sekolah Islam Terpadu Baitul Jannah mampu mendidik anak yang awalnya belum terbentuk akhlaknya bisa terbentuk dalam sosialisasi tentang nilai-nilai Agama Islam yang mereka dapatkan di Sekolah Islam Terpadu Baitul Jannah. Sebagaimana kita ketahui bahwa akhlak anak dizaman yang semakin canggih ini justru malah mengalami penurunan.


(27)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas sosialisasi nilai-nilai agama islam pada sekolah dasar islam terpadu baitul jannah dan bagaimana pengaruhnya terhadap pembentukan akhlak mulia.

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Efektivitas, sosialisasi nilai-nilai Agama Islam pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak. 2. Pengaruh sosialisasi nilai-nilai Agama Islam pada Sekolah Dasar Islam

Terpadu Baitul Jannah terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak.

D.Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Secara praktis untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat, orang tua, dan anak bahwasanya sekolah berbasis islam ini terdapat sosialisasi nilai-nilai agama disamping pelajaran umum, serta sosialisasi nilai-nilai agama pun diharapkan mampu membentuk akhlak mulia anak sejak dini.

Serta bermanfaat sebagai tambahan informasi, gunabekerja sama untuk memikirkan masa depan pendidikan islam.


(28)

2. Secara teoritis memberikan khasanah dalam membentuk pengetahuan yang berkaitan dengan Sosiologi Pendidikan dengan teori kontrolnya, Sosiologi Agama dengan teori fungsionalisme agama, dan teori reward dan punishment sebagai salah satu cara mengontrol siswa SDIT Baitul Jannah. Serta khasanah pengetahuan, terutama dalam menganalisis efektifitas sosialisasi nilai-nilai Agama Islam terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Tentang Efektivitas

Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang berarti taraf sampai atau sejauh mana suatu kelompok mencapai tujuan. pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut (Hidayat, 1986) yang menjelaskan

bahwa: “efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. dimana makin besar presentase

target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”.

Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) efektivitas berarti keberhasilan gunaan atau ketepatan gunaan. dalam penelitian ini kata efektivitas dapat diartikan juga keberhasilan sosialisasi nilai-nilai Agama Islam terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak.


(30)

1. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi menurut (Nasution, 1983), adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus. Dalam proses sosialisasi individu belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampilan-keterampilan sosial seperti berbahasa, bergaul, berpakaian, cara makan, dan sebagainya.

Menurut pandangan Kimball Young dalam (Karsidi, 2005), sosialisasi ialah hubungan interaktif yang dengannya seseorang mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural, yang menjadikan seseorang sebagai anggota masyarakat. Sosialisasi memiliki urgensi yang begitu kuat terhadap keberlangsungan pendidikan bagi individu sebagai anggota masyarakat. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana seharusnya seseorang bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Proses sosialisasi membawa seseorang dari keadaan belum tersosialisasi menjadi masyarakat dan beradab. Melalui sosialisasi seseorang secara berangsur-angsur mengenal persyaratan-persyaratan dan tuntunan-tuntunan hidup di lingkungan budayanya.

Berbeda dengan pendapat (Ahmadi, 1991) mengatakan ada tiga tujuan dari proses sosialisasi :


(31)

pada waktu orang tua mengajak melatih kebersihan diri. Tuntunan ini berkembang dari yang bersifat kepada penguasaan diri secara emosional.

b. Penanaman Nilai-nilai, bersamaan dengan latihan penyesuaian diri kepada anak diajarkan nilai-nilai.

c. Peranan-peranan sosial terjadi melalui proses interaksi sosial dalam sekolah untuk dilanjutkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan konsep di atas dapat dikatakan bahwa proses sosialisasi mempunyai tiga tujuan yaitu, penguasaan diri, penanaman nilai-nilai sosial, dan menciptakan peranan-peranan sosial.

2. Metode Pelaksanaan Sosialisasi

Pelaksanaan sosialisasi pada penelitian ini terbagi menjadi dua yakni : a. Metode Ceramah

Metode ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan atau informasi mengenai bahan yang akan dibahas dalam suatu pembahasan materi. Pada metode ini anak murid dituntut untuk mengetahui serta memahami apa yang disampaikan oleh pengajarnya. (Sudjana, 2004)

b. Metode praktek

Metode praktek dimaksudkan memberikan penjelasan dengan menggunakan contoh yang dapat diaplikasikan dengan keterlibatan


(32)

menjadi bahan penjelasan. (Sudjana, 2004)

Dalam penelitian ini metode praktek dapat dijelaskan dengan cara melakukan praktek sholat, dan mengaji langsung dengan menggunakan siswa nya sebagai alat peraga, dengan keterlibatan langsung seperti dicontohkan oleh metode praktek ini diharapkan siswa mampu memahami serta mengaplikasikannya di dalam kehidupannya.

C.Tinjauan Tentang Nilai-NilaiAgama Islam 1. Pengertian Nilai-Nilai Agama Islam

Nilai menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi kemanusiaan.Nilai merupakan suatu yang ada hubungannya dengan subjek, sesuatu yang dianggap bernilai jika pribadi itu merasa bahwa sesuatu itu bernilai. Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai tingkah laku (Iman dan Kholifah, 2009).

Sedangkan agama adalah peraturan Tuhan yang membimbing orang yang berakal, dengan jalan memilihnya untuk mendapatkan keselamatan dunia akhirat di dalamnya mencakup unsur-unsur keimanan dan amal perbuatan. Agama juga diartikan sebagai segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu(Iman dan Kholifah, 2009).


(33)

mengajarkan isi ajaran agama kepada anak agar anak mengetahui dan memahami agama serta terbiasa untuk melaksanakan ajaran agama tersebut. Jadi, yang dimaksud dengan nilai-nilai agama adalah suatu kandungan atau isi dari ajaran untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat yang diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pengertian Penanaman Nilai-nilai Agama

Penanaman menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) adalah perihal (perbuatan,cara) menanamkan. Penanaman nilai-nilai Agama Islam adalahsegala usaha memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia yang seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam (Ahmadi, 1992).

Dalam Islam sendiri terdapat bermacam-macam nilai-nilai Agama Islam. Maka peneliti mencoba membatasi bahasan dari penulisan skripsi ini dengan nilai keimanan dan nilai ibadah terhadap pembentukan akhlak mulia. Pokok-pokok nilai-nilai Agama Islam yang harus ditanamkan pada anak

yaitu keimanan, ibadah dan akhlak (Syafa’at dkk,2008)

3. Bentuk Nilai-nilai Agama Islam 1. Keimanan atau akidah

Iman adalah mengucapkan dengan lidah, mengakui benarnyadengan hati dan mengamalkan dengan anggota. Akidah dalam syari’at Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah, Tuhan yang wajib disembah; ucapan


(34)

bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya dan perbuatan dengan amal shaleh. Akidah demikian itu mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak ada dalam hati atau ucapan di mulut dan perbuatan, melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah. Yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan yang dikemukakan oleh orang yang beriman kecuali yang sejalan dengan kehendak dan perintah Allah serta atas dasar kepatuhan kepada-Nya (Syafa’at dkk, 2008).

Memberikan pendidikan keimanan pada anak merupakan sebuah keharusan yang tidak boleh ditinggalkan. Pasalnya iman merupakan yang pertama dan terutama dalam ajaran Islam yang mesti tertancap dalam bagi setiap individu dan menjadi pilar yang mendasari keislaman seseorang.

Pendidikan keimanan terutama akidah tauhid atau mempercayai ke-Esa-an Tuhke-Esa-an harus diutamakke-Esa-an karena akke-Esa-an hadir secara sempurna dalam

jiwa anak “perasaan ke-Tuhanan” yang berperan sebagai fundamental dalam berbagai aspek kehidupannya. Penanaman akidah iman adalah masalah pendidikan perasaan dan jiwa, bukan akal pikiran sedangkan jiwa telah ada dan melekat pada anak sejak kelahirannya, maka sejak awal pertumbuhannya harus ditanamkan rasa keimanan dan akidah tauhid sebaik-baiknya (Zainuddin dkk, 1991).


(35)

2. Memberikan gambaran tentang siapa pencipta alam raya ini melalui kisah-kisah teladan.

3. Memperkenalkan ke-Maha-Agungan Allah. (Iman dan Kholifah, 2009).

Dengan demikian, akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku serta berbuat, yang pada akhirnya menimbulkan amal

shaleh (Syafa’at dkk, 2008).

2. Ibadah

Secara harfiah, ibadah berarti bakti manusia kepada Allah karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah atau tauhid. Ibadah adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya. Pendidikan ibadah mencakup segala tindakan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia (Syafa’at dkk, 2008).

Sejak dini anak-anak harus diperkenalkan dengan nilai-nilai ibadah dengan cara:

1. Mengajak anak ke tempat ibadah; 2. Memperlihatkan bentuk-bentuk ibadah;


(36)

1. Pengertian Pembentukan Akhlak

Pembentukan akhlak menurut (koesuma, 2007) adalah hasil usaha pendidikan, latihan, usaha keras dan pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani, dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat juga sesuai dengan akhlak mulia Rasullullah Saw.

2. Metode Pembentukan Akhlak Mulia

Perhatian Islam dalam pembinaan akhlak dapat dianalisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam. Pendidikan akhlak yang ditempuh Islam adalahmenggunakan cara atau sistem yang integrasi, yaitu sistem yang menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk diarahkan pada pembinaan akhlak. Adapun metode-metode dalam pembentukan akhlak menurut (Nata, 2001) adalah :

a. Metode Keteladan

Menanamkan sopan santun memerlukan pendidikan yang panjang yang harus ada pendekatan yang lestari. Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh keteladanan yang baik dan nyata.


(37)

Kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. akhlak diajarkan yaitu cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku yang mulia.

Pembinaan akhlak merupakan salah satu cara untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang berbudi pekerti. Dalam proses ini tersimpul indikator bahwapembinaan akhlak merupakan penuntun bagi umat manusia untuk memiliki sikap mental dan kepribadian sebaik yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan hadist Nabi Muhammad Saw, pembinaan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlak baik (akhlakul

karimah) sangat tepat untuk membentuk perkembangan mental.

E.Tinjauan Tentang Akhlak Mulia 1. Konsep Dasar Akhlak Mulia

Akhlak merupakan salah satu dasar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak mulia merupakan buah yang dihasilkan dari proses penerapan aqidah. akhlak mulia ini akan terwujud pada diri seseorang yang memiliki aqidah yang baik.

Kata akhlak yang berasal dari bahasa Arab akhlaq (yang berarti tabiat, perangai, dan kebiasaan) banyak ditemukan dalam hadits Nabi Saw. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya aku hanya

diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR. Ahmad). Sedangkan dalam Al-Quran hanya ditemukan bentuk tunggal dari akhlaq yaitu khuluq. Allah menegaskan: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar


(38)

dari kelakuan manusia yang membedakan baik dan buruk, lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktikkan dalam perbuatan, sedang yang buruk dibenci dan dihilangkan (Ainain, 1985).

Sumber untuk menentukan akhlak dalam Islam, apakah termasuk akhlak yang mulia atau akhlak yang tercela, sebagaimana keseluruhan ajaran Islam lainnya adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu. Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat-sifat sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat-sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda.(Ainain, 1985).

Orang Islam yang memiliki aqidah yang benar dan kuat, berkewajiban untuk berakhlak mulia kepada Allah Swt, dengan cara menjaga kemauan dengan meluruskan ubudiyah dengan dasar tauhid (QS. Al-Ikhlas (112): 1–4; QS.

Al-Dzariyat (51): 56), menaati perintah Allah atau bertakwa (QS. Ali ‘Imran

(3): 132), ikhlas dalam semua amal (QS. Al-Bayyinah (98): 5), cinta kepada Allah (QS. Al-Baqarah (2): 165), takut kepada Allah (QS. Fathir (35): 28),

berdoa dan penuh harapan (raja’) kepada Allah Swt. (QS. Al-Zumar (39): 53), berdzikir (QS. Al-Ra’d (13): 28), bertawakal setelah memiliki kemauan


(39)

(QS. Al-Baqarah (2): 152 dan QS. Ibrahim (14): 7), bertaubat serta istighfar bila berbuat kesalahan (QS. Al-Nur (24): 31 dan QS. Al-Tahrim (66): 8), rido atas semua ketetapan Allah (QS. Al-Bayyinah (98): 8), dan berbaik sangka pada setiap ketentuan Allah (QS. Ali ‘Imran (3): 154).

Secara garis besar fungsi dan tujuan pengamalan akhlak mulia bagi umat manusia adalah :

1. Sebagai Pengamalan Syariat Islam

Sebagai pengamalan Syariat Islam. Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam semesta telah memberikan tuntunan perilaku dan etika secara sempurna, sehingga dengan niat karena Allah Swt, pengamalan akhlak yang mulia itu insya Allah akan menjadi ibadah bagi umat Islam yang mengamalkanya.

2. Sebagai Identitas

Sebagai Identias, akhlak mulia ini diperuntukkan oleh Allah kepada manusia yang berakal budi karena dengan tuntunan akhlak yang mulia akanbisa membedakan antara manusia denga hewan.

3. Pengatur Tatanan Sosial

Akhlak mulia sebagai pengatur tatanan sosial berarti dengan pengamalan akhlak mulia yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, mengukuhkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dan lepas dari pengaruh lingkungannya.


(40)

memberikan makna dan nilai yang tidak saling merugikan. 4. Rahmat Bagi Seluruh Alam

Akhlak mulia sebagai rahmat bagi seluruh alam berarti akhlak mulia yang diperuntukkan bagi manusia tidak hanya mengatur tatanan hubungan manusia dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara manusia dengan makhluk – makluk lain selian manusia dan alam sekitarnya.

5. Perlindungan Diri dan Hak Asasi Manusia (HAM)

Akhlak mulia sebagai perlindungan diri dan hak asasi manusia (HAM) berarti dengan menjalin hubungan yang baik berdasarkan hukum dan syariat agama akan terbentuk hubungan yang saling menghargai dan saling menguntungkan.(Zahruddin dan Sinaga, 2004)

2. Pengertian Akhlak Mulia

Akhlak mulia berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma ajaran Islam. Akhlak mulia dapat kita tiru dari keteladanan sosok pribadi Rasulullah SAW. Beliau memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah, menunjukkan manusia kepada tauhid yang lurus, pemimpin rakyat tanpa pilih kasih, dan beragam sifat mulia lainnya.


(41)

perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran

(lebih dahulu)”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angankan lagi.(Zahruddin dan Sinaga, 2004)

3. Ciri Perbuatan Akhlak

Adapun akhlak dapat dicirikan sebagai berikut: (Zahruddin dan Sinaga, 2004).Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.

1. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.

2. Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

3. Dilakukan dengan sungguh-sungguh. 4. Dilakukan dengan ikhlas.

Akhlak adalah merupakan sikap jiwa yang telah tertanam dengan kuat yang mendorong pemiliknya untuk melakukan perbuatan. Demikian juga iman/kepercayaan adalah bertempat dalam hati yang mempunyai daya dorong terhadap tingkah laku perbuatan seseorang.Rasulullah pernah


(42)

(Zahruddin dan Sinaga, 2004)

“Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi pekertinya”.

Dalam Islam kedua jalur hubungan tersebut diatur apa yang dinamakan dengan “amal saleh” atau lebih tegasnya disebut dengan akhlak. Oleh karena itu, maka akhlak adalah sangat penting bagi manusia dan juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya. Setiap orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, soal halal dan haram. Karena yang berperan dan berfungsi pada diri masing-masing manusia adalah elemen syahwat (nafsu) nya yang telah dapat mengalahkan elemen akal pikiran, oleh karena itu Imam Al-Ghazali

dalam kitabnya “Mukasyafatul Qulub” (Zahruddin dan Sinaga, 2004)menyebutkan bahwa Allah menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal syahwat (nafsu). Maka barang siapa yang nafsunya mengalahkan akalnya, hewan melata lebih baik dari pada manusia itu. Sebaliknya bila manusia dengan akalnya dapat mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat.

Dapat disimpulkan akhlak mulia adalah seluruh perilaku, dan adab sopan santun umat manusia yang sesuai dengan tuntuan Al-Quran dan Hadist, serta akhlak atau adab sopan santun yang diajarkan oleh Rasullulah


(43)

terhadap sesama ciptaan Allah. Sehingga pentingnya akhlak mulia bagi setiap manusia dalam menjalankan hidupnya agar teratur dan terarah serta dapat diterima baik oleh Allah dan juga sesama manusia.

F. Efektivitas Sosialisasi Nilai-nilai Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Mulia Pada Anak.

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target telah tercapai, dalam hal ini seberapa jauh tujuan sosialisasi nilai-nilai Agama Islam (Penguasaan nilai, penanaman nilai, peranan-peranan) dalam membentuk akhlak mulia pada anak.

Mengingat sekolah adalah salah satu sarana sosialisasi dalam bidang pendidikan, dengan menggunakan pendekatan teori kontrol kepada siswanya sehingga mampu secara intensif memberikan sosialisasi yang baik.

Adapun tujuan dari sosialisasi nilai-nilai Agama Islam seperti yang dijelaskan di atas ditujukan untuk membentuk adanya akhlak yang mulia pada diri seorang anak sebagai umat muslim seutuhnya.

G.Landasan Teori

Berdasarkan pada tinjauan pustaka di atas bahwa sosialisasi pada bidang pendidikan ini khususnya pada sekolah Islam terpadu terdapat dua teori yaitu, teori kontrol serta teori reward dan punishment.

Teori kontrol yang sering kita lihat pada sistem pendidikan, menjelaskan teori ini mengontrol siswanya agar senantiasa mematuhi segala peraturan yang


(44)

sebagai pendidikan moral yang dapat digunakan untuk menahan atau mengurangi sifat-sifat egoisme pada anak-anak menjadi pribadi yang merupakan masyarakat terintegral, dimana anak harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial. Pada teori ini sekolah Islam terpadu mengontrol nilai-nilai agama yang telah diajarkan sehingga diharapkan mampu membentuk akhlak mulia secara maksimal.

Ketiga, teori reword dan punishment dimana semakin tinggi ganjaran (reward) yang diperoleh atau yang akan diperoleh makin besar kemungkinan sesuatu tingkah laku yang akan diulang, dengan demikian pula sebaliknya. Makin tinggi biaya atau ancaman hukuman (punishment) yang akan diperoleh, maka kecil kemungkinan tingkah laku yang serupa akan diulang.

H.Kerangka Teori

kerangka pemikiran ini ditujukan untuk melihat efektivitas dari sosialisasi yang dilakukan oleh sekolah Islam terpadu ini sebagai pembentukan akhlak mulia pada anak dengan menguji teori di dalamnya yaitu teori kontrol serta teori reward dan punishment sebagai teori pendukungnya. Sebagaimana yang diketahui proses sosialisasi pada bidang pendidikan terdapat teori kontrol yang mengawasi siswanya agar selalu menanamkan apa yang telah diajarkan sehingga siswanya senantiasa memahami dan menjalankan, disamping itu salah satu pendukung dari teori kontrol ini terdapatnya teori reward dan punishment sebagai pendukung.


(45)

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Sosialisasi Nilai-Nilai

Agama Islam

Sosialisasi melalui metode praktek

Efektivitas rendah Efektivitas tinggi

Penguasaan nilai (X1)

Penanaman nilai(X2)

Peranan-peranan(X3)

Pembentukan akhlak mulia pada anak

(Y) Sosialisasi melalui


(46)

I. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian di atas adalah sebagai berikut :

Jika anak bersekolah di Sekolah Islam Terpadu maka dalam pendapatan sosialisasi nilai-nilai Agama Islam akan jauh lebih banyak dan berpengaruh dengan pembentukan akhlak mulia pada anak.

Hipotesis Nol dan Alternatif

Ho1 : Efektivitas rendah antara sosialisasi nilai-nilai Agama Islam terhadap pembentukan akhlak mulia.

Ha1 : Efektivitas tinggi antara sosialisasi nilai-nilai Agama Islam terhadap pembentukan akhlak mulia.

Ho2 : Tidak ada pengaruh pada sosialisasi nilai-nilai Agama Islam terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak.

Ha2: Ada pengaruh pada sosialisasi nilai-nilai Agama Islam terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak.


(47)

III. METODE PENELITIAN

A.Tipe Penelitian

Menurut (Sumardjono, 1997) yang dimaksud dengan penelitian adalah merupakan proses penemuan kebenaran yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang sistematis dan terencana yang dilandasi metode ilmiah.

Tipe penelitian ini adalah kuantitatif ekspalanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis dengan statistik korelasional dan regresi untuk generalisasi data sampel pada populasi dengan menarik sampel random dari suatu populasi yang diteliti.

B.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah Bandar Lampung, di Jl.Pramuka No.43 Kemiling Permai Bandar Lampung.


(48)

dikarenakan sekolah ini adalah sekolah berbasis Islam dimana peneliti melakukan serangkaian penelitian yang menyangkut dengan nilai-nilai Agama Islam. Selain itu lokasi ini tidak jauh dari tempat tinggal peneliti, sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.

C.Definisi Konseptual

Definisi konseptual menurut (Singarimbun dan Efendi, 2001) adalah pemaknaan dari konsep dalam hal ini sosialisasi nilai-nilai Agama Islam terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak.

Akhlak mulia adalah seluruh perilaku, dan adab sopan santun umat manusia yang sesuai dengan tuntuan Al-Quran dan Hadist, serta akhlak atau adab sopan santun yang diajarkan oleh Rasullulah Muhammad SAW meliputi akhlak manusia kepada Allah SWT dan akhlak terhadap sesama ciptaan Allah. Sehingga pentingnya akhlak mulia bagi setiap manusia dalam menjalankan hidupnya agar teratur dan terarah serta dapat diterima baik oleh Allah dan juga sesama manusia.

Adapun definisi konseptual dalam penelitian iniadalah : 1. Efektivitas

Efektivitas menurut (Soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang berarti taraf sampai atau sejauh mana suatu kelompok mencapai tujuan. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut


(49)

menjelaskan bahwa: “Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi

efektivitasnya”.

2. Sosialisasi

Pendapat (Ahmadi, 1991) tentang sosialisasi, ada tiga tujuan dari proses sosialisasi :

a. Penguasaan nilai, proses mengajak untuk menguasai dirinya dimulai pada waktu gurumenerangkan tentang nilai aqidah dan ibadah. Tuntunan ini berkembang dari yang bersifat kepada penguasaan diri. Penguasaan nilai ini terbagi atas tiga tahapan yakni :

1. Penguasaan Nilai Tinggi 2. Penguasaan Nilai Sedang 3. Penguasaan Nilai Rendah

b. Penanaman nilai-nilai, bersamaan dengan latihan penyesuaian diri kepada anak diajarkan nilai-nilai aqidah dan ibadah sebagai pemahaman dasar bagi anak.

Penanaman nilai ini terbagi atas tiga tahapan yakni : 1. Penanaman Nilai Tinggi

2. Penanaman Nilai Sedang 3. Penanaman Nilai Rendah


(50)

sekolah untuk dilanjutkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti peranan untuk mengerjakan nilai-nilai aqidah dan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

Pada peranan-peranan yang dilakukan dibagi atas tiga tahapan yakni : 4. Peranan Tinggi

5. Peranan Sedang 6. Peranan Rendah

Sosialisasi nilai-nilai agama dalam hal ini pertama, sosialisasi nilai keimanan terhadap Allah kedua, sosialisasi ibadah meliputi segala bentuk ibadah dengan benar sehingga dari semua sosialisasi tersebut diharapkan siswa mendapatkan pembentukan akhlak mulia yang berguna baginya dalam menjalani kehidupan serta terhindar dari degradasi akhlak yang kian memprihatinkan.

3. Pembentukan akhlak mulia pada anakadalah suatu tingkah laku manusia yang sesuai dengan norma-norma ajaran islam,akhlak dapat kita pelajari melalui sosok pribadi Rasulullah SAW. (1)Menaati perintah Allah, (2) Cinta kepada Allah, (3) Takut kepada Allah, (4) Berdoa kepada Allah Swt, (5)Bertaubat serta istighfar bila berbuat kesalahan, (6).Bersyukur, (7)Ikhlas dalam semua amal, (8).Berbaik sangka pada setiap ketentuan Allah.


(51)

anak memiliki akhlak mulia yang kelak berguna sebagai pedoman baginya dalam menjalankan kehidupannya.

Adapun tahapan pada pembentukan akhlak mulia dibagi atas dua :

1. Efektivitas Tinggi 2. Efektivitas Rendah

D.Definisi Operasional

Menurut (Singarimbun dan Efendi, 2001) definisi operasional variabel adalah petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian akan diketahui baik buruknya variabel tersebut, maka akan diukur indikator-indikator dari hubungan Sosialisasi Nilai-Nilai Agama Islam Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah Terhadap Pembentukan Akhlak Mulia Pada Anak.

Tabel 3.1. Definisi Operasional

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR TEKNIK

PENGUMPULAN DATA SKALA X1 Sosialisasi Nilai-Nilai Agama Islam (Metode Ceramah) 1. Penguasaan nilai 2. Penanaman nilai

1. Mengetahui nilai aqidah dan nilai ibadah

2. Memahami nilai

aqidah dan nilai ibadah Kuesioner Kuesioner Nominal Nominal X2 Sosialisasi Nilai-Nilai Agama Islam (Metode Praktek) 3. Peranan-peranan

1. Menerapkan nilai aqidah dan nilai ibadah dalam keseharian

Kuesioner Nominal


(52)

Y

Pembentukan Akhlakmulia

ketetapan Allah. 2. Meyakini dalam hati bahwa tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan-Nya. 3. Menjalankan semua perintah Allah dengan keikhlasan yang ada dalam diri saya.

4. Menjauhi apa saja yang di larang oleh Allah. 5. Berdoa dan

meminta hanya kepada Allah 6. Bertawakal ketika saya megharapkan sesuatu. 7. Bersyukur atas

apa yang telah Allah berikan kepada saya. 8. Bertaubat dan

beristigfar ketika saya melakukan kesalahan. Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal

(Sumber : Data Primer Tahun 2015)

E.Populasi dan Sampel

Menurut Warsito (1992), populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari mausia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah siswa/siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannahkelas 5Berdasarkandata


(53)

jumlah keseluruhan ± 148siswa.

Menurut (Arikunto, 2006) Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa dengan 35 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan, Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 10 persen dari jumlah populasi yang ada, yakni sebanyak 148 orang siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah kelas 5. Adapun alasan peneliti memilih responden yang duduk dikelas 5 dikarenakan siswa kelas lima adalah siswa murni yang dari kelas satu belajar di SDIT Baitul Jannah.

Teknik penentuan sampel responden dilakukan dengan metode random

sampling, yaitu sampel diambil secara acak.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Studi kepustakaan dan dokumentasi pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini seperti buku-buku Sosiologi Pendidikan dan Sosiologi Agama. Selain itu informasi dari pustaka yang dibutuhkan untuk penelitian yang terpilih data dari internet atau dari sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.

2. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap pengaruh antara sosialisasi nilai-nilai Agama Islam yang dilakukan pihak


(54)

akhlak mulia dan moral pada anak.

3. Kuisioner yaitu bentuk pertanyaan secara tertulis yang telah disusun untuk diberikan kepada responden guna mendapatkan tanggapan atau informasi.

G.Teknik Pengolahan Data

Adapun metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah :

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti kekonsistenan jawaban, dan menyeleksi kuisioner sehingga data siap diproses.

2. Coding, yaitu mengkode data berdasarkan klasifikasi variabel.

3. Tabulasi,yaitu mengidentifikasi, mencacah terhadap setiap item pernyataan dalam bentuk distribusi frekuensi.

H.Penentuan Skor dan Kategori

Selanjutnya untuk mengkategorikan jawaban responden pada setiap variabel penelitian digunakan rumus interval sebagai berikut:

c = Xn–X1 / K

Keterangan: c = Interval Xn = Nilai tertinggi N1 = Nilai terendah K = Kategori jawaban


(55)

diperoleh dari hasil kuesioner dengan cara perhitungan interval kelas yang diperoleh.

I. Teknik Analisis Data

1. Regresi Linear Berganda

Analisis linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen penguasaan nilai (X1), penanaman nilai(X2), dan Peranan-peranan(X3) dengan variabel dependen pembentukan akhlak mulia(Y), apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Rumus yang digunakan yaitu :

Y = a + b1X1+b2X2...+bnXn

Y = Variabel Dependen A = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi X1X2 = Variabel Independen


(56)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah

2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya Kecamatan Kemiling, Telp: 0721 271385

3. NSS/NPSN : 102126013021/10814724

4. Nilai Akreditasi : 89 (A) 5. Tahun Didirikan/Beroperasi : 2009

6. Status Tanah : Hibah

7. Luas Tanah : 24.975 M2

8. Nama Kepala Sekolah : Taufik Umar, S.Pd.I

9. No SK Kepala Sekolah : 050/Y.BJ/SK-Peg/Juni 2014 tanggal 23

Juni 2014


(57)

Berawal dari keinginan untuk membuat masjid dengan biaya sendiri sebagai bekal akhirat kelak, keluarga besar Hi. Darsum (Alm) yang dilaksanakan oleh putra/putrinya, akhirnya berhasil membangun sebuah masjid yang dapat menampung 500 jamaah, di jalan Pramuka No.43 Kemiling Permai. Seiring berjalannya waktu pada tahun 2009 terbentuklah sebuah yayasan yang diberi

nama “Yayasan Baitul Jannah”. Yayasan tersebut dipimpin oleh Ir. H. Sugirianto, M.M. hingga akhirnya yayasan ini mendirikan berbagai tingkatan pendidikan dalam bentuk sekolah dari PGIT, TKIT dan SDIT.

C.Visi dan Misi SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung

1. Visi SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung

Visi SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung adalah: Mempersiapkan anak menjadi sholeh dan unggul.

2. Misi SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung

Misi SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung adalah :

1. Mendidik anak mampu beribadah dengan baik, benar dan berakhlak islami.

2. Mempersiapkan anak didik melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Mendidik anak mampu membaca, menulis dan menghafal Al-Quraan dengan baik (1-4 Juzz saat lulus)


(58)

Sekolah Dasar Islam Terpadu Baitul Jannah terletak di jalan Pramuka No.43 Kemiling Permai Bandar Lampung, lokasi ini dinilai cukup strategis untuk melaksanakan proses pendidikan karena letaknya jauh dari kebisingan dan keramaian, sehingga sangat membantu dalam proses belajar mengajar di sekolah. SDIT Baitul Jannah merupakan salah satu Sekolah Islam Terpadu yang memiliki fasilitas lengkap seperti baitul tahfidzh Qura’an ruang khusus siswa yang ingin belajar Al-Quraan.

E. Struktur Kepengurusan SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung 1. Kepala Sekolah

1. Nama Lengkap : Taufik Umar, S.Pd.I

2. Tempat Tanggal Lahir : Padang Cermin, 02 Juli 1984 3. Pendidikan Terakhir : S1

4. Jurusan : Pendidikan Islam

2. Wakil Bidang Keagamaan

1. Nama Lengkap : Suseno Setio Budi, S.Pd.I 2. Tempat tanggal Lahir : Bangun Sari, 06 Oktober 1987 3. Pendidikan Terakhir : S1


(59)

1. Nama Lengkap : Al Komariah, S.Pd.I

2. Tempat tanggal Lahir : Sri Mulyo, 19 Oktober 1980 3. Pendidikan Terakhir : S1

4. Jurusan :Pendidikan Islam

4. Wakil Bidang Kurikulum

1. Nama Lengkap : Hermansyah,S.Pd.I

2. Tempat tanggal Lahir : Bukit Kemuning, 04 Desember 1988 3. Pendidikan Terakhir : S1

4. Jurusan :Pendidikan Islam (Sumber : Tata Usaha SDIT Baitul Jannah)


(60)

Untuk mengetahui keadaan edukatif guru SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 41. Data Keadaan Guru SDIT Baitul Jannah Tahun 2014/2015

(Sumber : Tata Usaha SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah guru pada SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung berjumlah sebanyak 108 guru, yang terdiri dari 61 orang guru tetap dan 47 guru tidak tetap.

NO Jenis Guru GT GTT Jumlah

1 Kepala Sekolah 1 - 1

2 Waka Keagamaan 1 - 1

3 Waka Kurikulum 1 - 1

4 Waka Kesiswaan 1 - 1

5 Guru Umum (Kelas) 38 30 68

6 Guru Pendidikan Agama Islam 11 7 18

7 Guru Olah Raga 3 4 7

8 Guru Bahasa Lampung 1 2 3

9 Guru Bahasa Inggris 1 3 4

10 Guru TIK 1 1 2

11 Guru Bahasa Arab 3 - 3

12 Tata Usaha 2 - 2


(61)

Untuk mengetahui keadaan siswadan rombel SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Data Keadaan Siswa SDIT Baitul Jannah Tahun 2014/2015

No Kelas 2014/2015 Jumlah

L P

1 I 135 150 285

2 II 157 122 279

3 III 180 119 299

4 IV 103 97 200

5 V 93 55 148

6 VI 24 15 39

Jumlah 684 556 1250

(Sumber : Tata Usaha SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung)

Berdasarkan data tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung pada tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 1250 siswa. Terdiri dari 684 siswa laki-laki dan 556 siswa perempuan dari enam tingkatan kelas yang ada di SDIT Baitul Jannah Bandar Lampung.


(62)

SEKALOAH DASAR ISLAM TERPADU BAITUL JANNAH BANDAR LAMPUNG TA.2014/2015

Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah Kelas : V (Lima)

Semester : Genap

Tema : Pembentukan Akhlak Mulia Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. KOMPETISI INTI

1.Pendidikan Agama Islam

Aqidah

 Memperkenalkan nama Allah SWT dan Rasul-Nya.

 Memberikan gambaran tentang siapa pencipta alam raya ini melalui kisah-kisah teladan.

 Memperkenalkan ke-Maha-Agungan Allah.  Ibadah

 Mengajak anak ke tempat ibadah.  Memperlihatkan bentuk-bentuk ibadah.  Memperkenalkan arti ibadah.

B. KOMPETENSI DASAR.

1. Pendidikan Agama Islam

Aqidah


(63)

Mempelajari bentuk-bentuk-bentuk ibadah, dan mempelajari arti ibadah.

C. INDIKATOR

1. Aqidah

 Mengetahui apa itu iman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

 Memahami apa itu iman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

 Mempraktekkan Iman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.  Memberikan contoh Iman kepada Allah SWT dan Rasulullah

SAW.

 Menjelaskan Iman Kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.  Melaksanakan Iman Kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

2. Ibadah

 Mengetahui apa itu ibadah kepada Allah Swt.

 Bentuk ibadah seperti sholat, mengaji, berpuasa dan berzakat.  Arti dari ibadah yang dilakukan.

 Memahami apa itu ibadah, bentuk ibadah, dan arti ibadah.  Mempraktekkan ibadah secara baik dan benar.

 Mempraktekan sholat lima waktu dengan bacaan yang baik dan benar.


(64)

 Menghafal bacaan sholat.  Berzakat setiap hari jumat.

 Membiasakan diri untuk berpuasa.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Aqidah

 Siswa mampu mengetahui iman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

 Siswa mampu memahami iman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

 Siswa mampu mempraktekan iman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

 Siswa mampu meneladani sifat-sifat atau teladan Raulullah SAW.

2. Ibadah

 Siswa mampu mengetahui ibadah, bentuk-bentuk ibadah dan, arti ibadah.

 Siswa mampu memahami ibadah, bentuk-bentuk ibadah dan, arti ibadah.

 Siswa mampu mempraktekan ibadah, bentuk-bentuk ibadah dan, arti ibadah.

 Siswa mampu sholat dengan baik dan benar.


(65)

benar.

 Siswa mampu menerapkan ibadah berzakat.  Siswa mampu menerapkan ibadah berpuasa.

E. MATERI POKOK

Pendidikan Agama Islam 1. Aqidah

Mengimani Allah SWT beserta Rasulullah,

Sebagaimana rukun iman menjelaskan iman kepada Allah dan Rasullulah diantaranya adalah sesuatu yang harus dilakukan sebagaimana keduanya adalah kewajiban bagi seorang umat muslim. Meneladani kisah-kisah Nabi adalah sesuatu bentuk aqidah kepada Nabi dan Rasulullah.

2. Ibadah

Adalah suatu bentuk keimanan bagi umat muslim dalam menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam bentuk-bentuk ibadah yang beragam, diantaranya adalah sholat, mengaji, berpuasa, berzakat dan hal lainnya.

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Metode Ceramah 2. Metode Praktek


(66)

1. Alat Belajar :

 Video Kisah 25 Nabi (Iman Kepada Nabi).  LKS (untuk Tugas Rumah)

2. Sumber Belajar :

 Buku Pendidikan Agama Islam

Sukanto dan Masrofi, Aleq.2007.Pendidikan Agama Islam Kelas 5. Jakarta : CV. Duta Karya Ilmu.


(67)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai efektivitas sosialisasi nilai-nilai Agama Islam terhadap pembentukan akhlak mulia SDIT Baitul Jannah adalah tinggi mencapai 92%.

Metode pembelajaran praktek lebih efektif dibanding metode ceramah dengan perbandingan 70:28.

Pelaksanaan sistem kontrol dalam sosialisasi nilai-nilai Agama Islam sangat penting terhadap pembentukan akhlak mulia pada anak. Reward dan Punishment sebagai pendukung dari adanya sistem kontol tersebut. Dengan begitu berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di sana anak senantiasa berlomba-lomba menjadi anak yang taat pada perintah, anak yang aktif ketika diberikan pertanyaan.


(68)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka ada beberapa saran yakni sebagai berikut :

1. Variasi Metode Pembelajaran

Metode ceramah dan praktek efektivitas yang dicapai hanya 92% yang artinya sekitar 8% efektivitas dinyatakan rendah, sehingga disarankan kepada pihak sekolah untuk menambah variasi dari metode pembelajaran yang digunakan disekolah. Variasi dalam metode pembelajaran yang disarankan:

1. Metode demonstrasi 2. Metode diskusi 3. Metode tanya jawab 4. Metode penugasan

2. Replikasi Pada Sekolah Lainnya

Sosialisasi nilai-nilai Agama Islam pada SDIT Baitul Jannah memang sudah sangat baik dengan menggunakan reward dan punishment sebagai salah satu alat pendukung kontrolnya, terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan efektivitas sebesar 92%, sehingga penelitian ini menyarankan agar sekolah: Sistem Sosialisasi SDIT Baitul Jannah dapat menjadi model yang diikuti oleh sekolah baik negeri, swasta, ataupun sekolah Islam terpadu lainnya.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Abudin, Nata.2001. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajwali Press.

Achmadi.1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Semarang: Aditya Media.

Ahmadi, Abu.1991. Sosiologi Pendidikan Anak. Bandung: Rieneka Cipta.

Ainain, Ali Khalil Abu.1985. Falsafah Al-Tarbiyah Fi Al-Quran Al-Karim. T.tp.: Daral-Fikr al-„Arabiy.Al-Qura‟an al-Karim.

Al-Juhra.2008. Konsep Pendidikan Islam di Indonesia Menurut Muhammad Natsir(Relevansi Pemikiran Muhammad Natsir Terhadap Pendidikan Islam

DiIndonesia Secara Integral. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Al Rasyid, Harun, (Penyunting : Teguh Kismantoroadji, Dkk).1994. Dasar-Dasar

Statistika Terapan. Bandung: Program Pascasarjana, UNPAD.

A.R, Zahruddin dan Hasanuddin, Sinaga.2004. Pengantar Studi Akhlak. Raja Grafindo Persada.

Azwar, Saifuddin.2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darajat, Zakiah.1976. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

____________.1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: BumiAksara.

Gunarsa, S.D & Gunarsa, Y.D.2003. Psikologi Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Handayaningrat, S.2000. Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Haji Masanggung.

Hasan, M. Tholchah.2000. Dinamika Kehidupan Religius. Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra


(70)

Hery Noer, Aly dan Munzier, S.2003. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani

Hidayat.1986. Teori Efektifitas dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hitami,Munzir.2004. Mengonsep Kembali PendidikanIslam. Pekanbaru: Infinite Press.

Idi,Abdullah dan Safarina.2011.Sosiologi Pendidikan(Individu, Masyarakat, Dan

Pendidikan). Jakarta: Rajawali Pers.

Iman, Muis Saddan Kholifah.2009. Tarbiyatuna. Magelang: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang.

Isma‟il R. Al-Faruqi.2003. Altar Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban

Gemilang. Bandung: Mizan.

Primarnie, Armie.2006. Sekolah Islam Terpadu (Konsep Dan Aplikasinya).Jakarta: JSIT Indonesia.

Kelsay, John & Twiss Summer B.2007. Agama dan Hak Azazi Manusia. Yogyakarta: Institut Dian/ Interfidei.

Koesoema, Doni.2007. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: Grasindo.

Karsidi, Ravik.2005. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS press)

Langgulung,Hasan.1980. Beberapa Pemikiran TentangPendidikan Islam. Bandung:

Al-Ma‟arif.

________________.1993. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna. Muchtar, Heri Jauhari.2008. Fikih Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nasution, S.1983. Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars Bandung.

O‟Dea, Thomas F.1995. Sosiologi Agama: Suatu Pengantar Awal. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Rahmat, Jalaludin.1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(1)

83 B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka ada beberapa saran yakni sebagai berikut :

1. Variasi Metode Pembelajaran

Metode ceramah dan praktek efektivitas yang dicapai hanya 92% yang artinya sekitar 8% efektivitas dinyatakan rendah, sehingga disarankan kepada pihak sekolah untuk menambah variasi dari metode pembelajaran yang digunakan disekolah. Variasi dalam metode pembelajaran yang disarankan:

1. Metode demonstrasi 2. Metode diskusi 3. Metode tanya jawab

4. Metode penugasan

2. Replikasi Pada Sekolah Lainnya

Sosialisasi nilai-nilai Agama Islam pada SDIT Baitul Jannah memang sudah sangat baik dengan menggunakan reward dan punishment sebagai salah satu alat pendukung kontrolnya, terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan efektivitas sebesar 92%, sehingga penelitian ini menyarankan agar sekolah: Sistem Sosialisasi SDIT Baitul Jannah dapat menjadi model yang diikuti oleh sekolah baik negeri, swasta, ataupun sekolah Islam terpadu lainnya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abudin, Nata.2001. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajwali Press.

Achmadi.1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Semarang: Aditya Media.

Ahmadi, Abu.1991. Sosiologi Pendidikan Anak. Bandung: Rieneka Cipta.

Ainain, Ali Khalil Abu.1985. Falsafah Al-Tarbiyah Fi Al-Quran Al-Karim. T.tp.: Daral-Fikr al-„Arabiy.Al-Qura‟an al-Karim.

Al-Juhra.2008. Konsep Pendidikan Islam di Indonesia Menurut Muhammad Natsir(Relevansi Pemikiran Muhammad Natsir Terhadap Pendidikan Islam DiIndonesia Secara Integral. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Al Rasyid, Harun, (Penyunting : Teguh Kismantoroadji, Dkk).1994. Dasar-Dasar Statistika Terapan. Bandung: Program Pascasarjana, UNPAD.

A.R, Zahruddin dan Hasanuddin, Sinaga.2004. Pengantar Studi Akhlak. Raja Grafindo Persada.

Azwar, Saifuddin.2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darajat, Zakiah.1976. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

____________.1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: BumiAksara.

Gunarsa, S.D & Gunarsa, Y.D.2003. Psikologi Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Handayaningrat, S.2000. Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Haji Masanggung.

Hasan, M. Tholchah.2000. Dinamika Kehidupan Religius. Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra


(3)

Hendropuspito, D.O.C.1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Hery Noer, Aly dan Munzier, S.2003. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani

Hidayat.1986. Teori Efektifitas dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hitami,Munzir.2004. Mengonsep Kembali PendidikanIslam. Pekanbaru: Infinite Press.

Idi,Abdullah dan Safarina.2011.Sosiologi Pendidikan(Individu, Masyarakat, Dan Pendidikan). Jakarta: Rajawali Pers.

Iman, Muis Saddan Kholifah.2009. Tarbiyatuna. Magelang: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang.

Isma‟il R. Al-Faruqi.2003. Altar Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban

Gemilang. Bandung: Mizan.

Primarnie, Armie.2006. Sekolah Islam Terpadu (Konsep Dan Aplikasinya).Jakarta: JSIT Indonesia.

Kelsay, John & Twiss Summer B.2007. Agama dan Hak Azazi Manusia. Yogyakarta: Institut Dian/ Interfidei.

Koesoema, Doni.2007. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Karsidi, Ravik.2005. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS press)

Langgulung,Hasan.1980. Beberapa Pemikiran TentangPendidikan Islam. Bandung: Al-Ma‟arif.

________________.1993. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna. Muchtar, Heri Jauhari.2008. Fikih Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nasution, S.1983. Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars Bandung.

O‟Dea, Thomas F.1995. Sosiologi Agama: Suatu Pengantar Awal. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Rahmat, Jalaludin.1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(4)

Santoso, S.2003. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Cetakan Kedua. Jakarta: PT Gramedia.

Scharf, Betty R.2004. Sosiologi Agama. Jakarta: Kencana.

Singarimbun, Masri Dan Sofyan Efendi.2001. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Soekanto, Soerjono.1990. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Yayasan Penerbitan Universitas Indonesia.

Sudjana, Nana.2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono.2001. Perilaku Pembelian Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosdakarya.

Suharsimi, Arikunto.2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Sumardjono.1997. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Kanisius

Syafaat, A‟at.2008. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan

Remaja (Juvenile Delinquency). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Syarkawi.2006. Pembentukan Kepribadian Anak, Peran Moral, Intelektual, Emosional dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Umar, Husein.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Umum. Umar, Sekaran.2000.Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Penerjemah:

Kwan Men Yon. Jakarta: Salemba Empat.

Warsito, Hermawan.1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zahruddin dan Sinaga.2004.

Zainuddin, dkk.1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara

Sumber Internet:

Heroes,Green.2010. Agen-Agen Sosialisasi. Diakses dari http:// tentang

komputerkita.com/2010/01/agen-agen-soaialisasi.html.(Tanggal 25/06/14) Hakim,Abdul.2013. Kurikulum 2013 Dan Sekolah Islam Terpadu. Diakses dari


(5)

http://edukasiana.com/2013/02/21/kurikulum-2013-dan-sekolah-islam-terpadu-536865.html.(Tanggal 07/09/14)

Sokhibi.2013. Baitul Jannah School. Diakses dari

http://baituljannahschool.com.(tanggal 07/09/2014)

Ismanita.2009.Sekolah Islam Terpadu Sebagai Penerapan. Diakses dari

http://ismanita.com/2009/10/25/sekolah-islam-terpadu-sebagai-penerapan-dari/(Tanggal 31/10/2014).

Mutiara.2012. Pengertian Akhlak Mulia. Diakses dari

http://mutiaraislam.com/halaman-utama-akhlak-2/pengertian-akhlak-mulia/( Tanggal 01/10/14).

Skripsi :

Ali Hasan, Qodri.2012. Pengembangan Pembelajaran Operasi

Pembagian Dengan Menekankan Aspek Pemahaman.Skripsi Jurusan

Pendidikan Matematika Universitas Parahiyangan Bandung. Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/10077/1/P%20-%2074.pdf(Tanggal 28/10/14)

Dwiandini, Ade Ayu.2011.”Respon Agen Sosialisasi Terhadap Anak-Anak

Penyendang Cacat Mental”.Skripsi Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung.

Erliani W, Chatarina.2001. Pola Sosialisasi Nilai Agama, Moral, dan Nilai Sosial

Pada Anak di Masyarakat Nelayan. Skripsi Jurusan Sosiologi FISIP

Universitas Lampung.

Ningsih, Melawati.2006.”Proses Sosialisasi Nilai-Nilai Aagama Islam Bagi Remaja Dalam Keluarga”. Skripsi Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung. Siagian, Julianti.2012. Tinjauan Tentang Perilaku Menyimpang Remaja Di

Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Skripsi Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Sumatera Utara.Diakses dari

http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/article/download/2128/1158(tanggal 28/10/2014).

Jurnal :

Machali, Imam.2013.

SEKOLAH ISLAM TERPADU;Filsafat, Ideologi, dan Tren

Baru Pendidikan Islam di Indonesia”.Jurnal Pendidikan Islam Vol. II. No.2 Desember 2013.

Sianawati dkk.1992. “Taraf Perkembangan Moral Remaja Ditinjau dari Pola Asuh Orangtua”. Jurnal: Anima. Vol. VII. No. 27, April – Juni 1992.


(6)

Soekanto, Soerjono.1993. Kamus Sosiologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. DepDikBud.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


Dokumen yang terkait

PERANAN PENDIDIKAN BERBASIS ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA di SD IT BAITUL JANNAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 13 87

PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TK ISLAM TERPADU AL-FARABI KARANGJATI BANTUL

0 3 82

Identifikasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Buku Pelajaran Agama Islam Sekolah Dasar

1 6 7

METODE PENANAMAN NILAI‐NILAI AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA Metode Penanaman Nilai‐Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan Perilaku Keagamaan Siswa Di Sekolah Dasar Islam Al‐Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo.

0 1 14

PENDAHULUAN Metode Penanaman Nilai‐Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan Perilaku Keagamaan Siswa Di Sekolah Dasar Islam Al‐Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo.

0 1 16

METODE PENANAMAN NILAI‐NILAI AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA Metode Penanaman Nilai‐Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan Perilaku Keagamaan Siswa Di Sekolah Dasar Islam Al‐Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo.

0 6 40

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN LUQMAN AL-HAKIM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA :Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Iman Bogor.

0 2 59

PEDOMAN PEMBENTUKAN KARAKTER SEBAGAI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 3 11

PENANAMAN NILAI - NILAI AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA (STUDI KASUS PADA BEBERAPA SISWA DI SLB B-C SANTI MULIA SURABAYA) Skripsi

0 1 14

REALISASI NILAI-NILAI EKOLOGI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR - Raden Intan Repository

0 1 157