IMPLIKASI PROFITABILITAS, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan Yang Termasuk IDX30 Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012)

(1)

ABSTRAK

IMPLIKASI PROFITABILITAS, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY TERHADAP RETURN SAHAM

(Studi Pada Perusahaan Yang Termasuk IDX30 Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012)

Oleh

Agung Devin Nugroho

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh return on investment, return on equity, earning per share, economic value added dan corporate social responbility terhadap return saham. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 18 perusahaan yang termasuk idx30 pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. Sampel dipilih menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan pendekatan data panel yang menggunakan alat uji statistik Eviews 7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan penjelasan oleh variasi dari lima variabel independen tersebut terhadap nilai perusahaan sebesar 27%, sedangkan sisanya 73% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Hasil uji F menunjukkan bahwa return on investment, return on equity, earning per share, economic value added dan corporate social responbility secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil uji T menunjukkan bahwa economic value added secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan return on investment, return on equity, earning per share dan corporate social responbility secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.

Kata kunci: Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share, Economic Value Added, Corporate Social Responbility, Return Saham.


(2)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF, PROFITABILITY, ECONOMIC VALUE ADDED AND CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ON RETURN STOCK

(Studies in Companies Listed on the IDX30 Period 2009-2012)

By

Agung Devin Nugroho

The purpose of this research was to determine the effect of, return on investment, return on equity, earning per share, economic value added and corporate social responsibility on return stock. The sample in this research consisted of 18 companies listed in IDX30 2009-2012. The sample was selected using purposive sampling. Data were analyzed using multiple linear regression with panel data approach that uses statistical test equipment Eviews 7. The results of this research showed that the ability of explanation by the variation of the five independent variables on return stock by 27%, while the remaining 73% are influenced by other factors outside of this research. F test result showed that the profitability, economic value added and corporate social responsibility simultaneously significant effect on return stock. T test results showed that the economic value added partially significant effect on return stock, while return on investment, return on equity, earning per share, and corporate social responsibility partially not significant effect on return stock.

Keywords: Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share, Economic Value Added, Corporate Social Responbility, Return Stock.


(3)

IMPLIKASI PROFITABILITAS,

ECONOMIC VALUE ADDED,

DAN

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY

TERHADAP

RETURN

SAHAM

(Studi pada Perusahaan yang Termasuk IDX30 pada Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2012)

Skripsi

Disusun Oleh

AGUNG DEVIN NUGROHO 1116051003

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

(5)

(6)

(7)

anak kedua dari tiga bersaudara, hasil dari buah cinta Ayahanda Suparno dan Ibunda Sumiyati.

Latar belakang pendidikan yang telah dijalankan yaitu penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Setia Kawan Panjang, Bandarlampung tahun 1999. Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Karang Maritim, Panjang, Bandarlampung tahun 2005. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 23 Bandarlampung tahun 2008. Dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di MAN 2 Tanjung Karang, Bandarlampung tahun 2011.

Tahun 2011, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Unila. Kemudian Pada tahun 2014, Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bumi Rahayu Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah.


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucap

Alhamdulillahhirobbil’alamin

Kupersembahkan karya terbaikku ini untuk:

Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Suparno dan Ibu Sumiyati yang

telah memberikan dukungan, motivasi dan doa untuk kesuksesanku

Kakakku Wahyu Setiawan S.P. dan Adikku Alya Rachma Almira

terima kasih telah memberikan dukungan, motivasi dan doa untuk

kesuksesanku

Seluruh Keluarga Besarku Tercinta

Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa dalam

membimbing dan mengajariku selama ini

Seluruh sahabat-sahabat terbaikku yang selalu mendukungku

Almamaterku Universitas Lampung

dan, untuk

Kehidupanku


(9)

Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan,

(QS : Al Insyirah : 6)

’’

Apabila Kamu Bersyukur Niscaya Akan Aku Tambahkan

Nikmat-Ku, Dan Apabila Kamu Kufur Maka Azab-Ku

Sangat Pedih

’’

(QS : Al Imran : 9)

“””

Bahagiakan Ortu, Maka Sukses di Tanganku

(Agung Devin Nugroho)

Impian itu seperti bahan bakar, Impian yang dijiwai, akan

menghindarkan kita dari sifat malas, lambat & menunda-nunda


(10)

SANWACANA

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Salawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Implikasi Profitabilitas, Ecomomic Value Added dan

Corporate Social Responbility Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Terdaftar di IDX30 Tahun 2009-2012)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.A.B.) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Selesainya penulisan skripsi ini juga berkat motivasi dan pengarahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A. Effendi, M.M. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(11)

5. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen Penguji penelitian ini. Terimakasih untuk semua masukan, saran serta perbaikan yang Bapak berikan.

6. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta Dosen Pembimbing Utama. Terimakasih atas kesediaanya untuk membimbing, memberikan saran dan kritik selama proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. A. Effendi, M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik selama penulis menempuh studi di Universitas Lampung.

8. Ibu Mertayana selaku staff jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. Terima kasih atas waktu untuk berbagi keluh kesah selama menyelesaikan skripsi ini. 9. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

10. Kedua orangtuaku tercinta., “terimakasih untuk waktu, tenaga, kesabaran, dan kasih sayang yang selalu kalian curahkan, jangan pernah lelah untuk terus mendoakan dan merestuiku, semoga anakmu ini dapat membahagian kalian secepatnya. Aaamiiin”.

11. Kakak dan adikku tercinta, “terimakasih untuk semangat yang selalu kalian berikan serta mengingatkan saya untuk secepatnya menyelesaikan skripsi


(12)

Tsabita”.

13. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat serta memberikan solusi-solusi, Heni, Ratu, Ade, Tommi, “Terima kasih atas segala bantuanya selama ini, jangan hanya sampai disini bantuinnya, semoga kita bisa mewujudkan

yang kita impikan, aaamiiin”

14. Anggota Permak Unila, Andre, Habibi, Mawan, Willi. “Terima kasih atas bantuan dan berbagi tawa selama ini, semoga kita bisa mewujudkan yang kita inginkan, aaamiiin”.

15. Teman-teman Angkatan 2011, Anas, Heral, Yudha L, Riko, Bambang, Gede, Supri, David, Ogi, Isal, Rio, Kurni, Paksi, Heri, Wiliiam, Umam, Jun, Fadil, Irham, Adin, Danis, Damar, Jupri, Niko, Oci, Rafi, Yudha S, Vito, Yayan, Bekti, Meita, Balqis, Resti, Agnes, Iyoy, Ega, Enong, Zeva, Maul, Ratih, Loli, Putri, Rinda, Yuki, Lailatul, Erika, Made, Inggrid, Anisa, dan lainya

yang tidak bisa disebutkan satu persatu. “Terima kasih atas kebersamaannya

selama ini, sukses terus buat angkatan kita”.

16. Sahabat seperjuangan MAN, Constrict : Ahmad Nur Wahid, Fathul Bari, M. Zaenuri Nur, ”Terima kasih atas bantuanya dan tetap jaga silaturahmi, sukses untuk kita semua. Aaamiiin”

17. Sahabat KKN Desa Bumi Rahayu Lampung Tengah, Faisal, Yoga, Metal, Firman, Imran, Ita, Maya, “Terus jaga silaturahmi yang sudah kita jalin”. 18. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak


(13)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi besar harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 05 Mei 2015 Penulis


(14)

Halaman

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... .... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... .... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 11

2.1.1 Signalling Theory... 11

2.1.2 Stakeholders Theory... 12

2.1.3 Teori Piramida... 14

2.2 Profitabilitas ... 15

2.3 Economic Value Added (EVA)... 18

2.3.1 Pengertian EVA ... 18

2.3.2 Manfaat EVA ... 19

2.3.3 Keunggulan dan Kelemahan EVA ... 20

2.3.4 Perhitungan EVA ... 21

2.4 Corporate Social Responbility (CSR) ... ... 21

2.4.1 Sejarah Dan Perkembangan CSR ... 21

2.4.2 Pengertian CSR ... 23

2.4.3 Landasan Hukum CSR ... 25

2.4.4 Model CSR... 26

2.4.5 Ruang Lingkup CSR... 27

2.4.6 Manfaat CSR... 29

2.5 Saham ... 31

2.6 Return Saham... 35

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu... 37

2.8 Kerangka Pikir... 40

2.9 Hipotesis... 42

III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 44

3.2 Jenis dan Sumber Data... 44

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 45

3.4 Populasi... 45

3.5 Sampel... 45

3.6 Definisi Konseptual... 47

3.7 Definisi Operasional... 53


(15)

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... ... ... ... 65

4.1.1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ... ... 65

4.1.2 PT Astra International Tbk ... ... 66

4.1.3 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... ... 66

4.1.4 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ... ... 68

4.1.5 PT Global Mediacom Tbk ... ... 69

4.1.6 PT Bumi Serpong Damai Tbk ... ... 70

4.1.7 PT Gudang Garam Tbk ... ... 71

4.1.8 PT Vale Indonesia Tbk ... ... 72

4.1.9 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ... ... 73

4.1.10 PT Jasa Marga (Persero) Tbk ... ... 74

4.1.11 PT Lippo Karawaci Tbk ... ... 75

4.1.12 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ... ... 76

4.1.13 PT Media Nusantara Citra Tbk ... ... 77

4.1.14 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... ... 77

4.1.15 PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... ... 78

4.1.16 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... ... 79

4.1.17 PT United Tractor Tbk ... ... 79

4.1.18 PT Unilever Indonesia Tbk ... ... 80

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... ... 81

4.3 Hasil Analisis Data ... ... 82

4.3.1 Perhitungan Return Saham ... ... 83

4.3.2 PerhitunganReturn On Investment ... ... 85

4.3.3 Perhitungan Return On Equity ... ... 87

4.3.4 Perhitungan Earning Per Share ... ... 89

4.3.5 Perhitungan Economic Value Added ... ... 91

4.3.6 Perhitungan Corporate Social Responsibility ... ... 93

4.4 Analisis Regresi Model Panel Data ... ... 96

4.4.1 Uji Chow ... ... 97

4.4.2 Interpretasi Model Regresi Berganda... .... 98

4.5 Pengujian Hipotesis ... ... 100

4.5.1 Koefisien Determinan (R2) ... ... 100

4.5.2 Uji F ... .. 101

4.5.3 Uji t ... ... 102

4.6 Pembahasan ... ... ... 104

4.6.1 Pengaruh ROI Terhadap Return Saham ... ... 106

4.6.2 Pengaruh ROE Terhadap Return Saham ... ... 119

4.6.3 Pengaruh EPS Terhadap Return Saham ... ... 111

4.6.4 Pengaruh EVA Terhadap Return Saham ... ... 113

4.6.5 Pengaruh CSR Terhadap Return Saham ... ... 116


(16)

5.2 Saran ... ... ... 121 DAFTAR PUSTAKA


(17)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 39

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria ... 46

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 54

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 81

Tabel 4.2 Perhitungan Return Saham ... 83

Tabel 4.3 Perhitungan Return On Investment... 85

Tabel 4.4 Perhitungan Return On Equity ... 87

Tabel 4.5 Perhitungan Earning Per Share ... 89

Tabel 4.6 Perhitungan Economic Value Added ... 91

Tabel 4.7 Perhitungan Corporate Social Responsibility ... 93

Tabel 4.8 Hasil Pooled Least Square atau Common ... 96

Tabel 4.9 Uji Chow atau Likelihood Ratio Test ... 97

Tabel 4.12 Uji Determinasi ... 100

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji F ... 101


(18)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Model Penelitian... 40


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Disaat ini terdapat banyak pilihan bagi investor untuk melakukan kegiatan investasi. Salah satu tempat investasi yang dapat digunakan oleh investor untuk melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas ataupun tanah adalah investasi pada pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Investasi dalam bentuk saham memiliki daya tarik bagi investor, karena dengan investasi saham, investor berharap akan memperoleh keuntungan berupa capital gain ataupun deviden yang tinggi. Pada pasar modal investor dapat memperoleh keuntungan yang tinggi namun risiko yang dihadapi juga tinggi terhadap investasi. Dengan risiko yang tinggi ini investor perlu mempertimbangkan keputusan investasinya.

Dalam melakukan pertimbangan investasi yang akan dilakukan investor melakukan analisis-analisis terhadap saham yang akan dipilih. Analisis dilakukan untuk menilai apakah perusahaan yang akan dipilih memiliki kinerja yang baik. Menurut Abdul Halim dalam Denies (2012) untuk menganalisa kinerja perusahaan terdapat beberapa jenis analisis yaitu analisis teknikal dan analisis


(20)

fundamental. Analisis teknikal didasarkan pada pergerakan saham baik dalam skala harian, mingguan, maupun bulanan serta informasi lain yang relevan, sedangkan analisis fundamental menjadikan informasi keuangan perusahaan sebagai dasar analisis. Informasi keuangan perusahaan biasanya berupa laporan keuangan serta rasio keuangan perusahaan yang menunjukkan kinerja perusahaan. Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk memprediksi return saham di pasar. Menurut Horigan dalam Ulupui (2009) rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa mendatang.Dalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan yaitu, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba dari sumber dana yang dimiliki.

Pada rasio profitabilitas terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan yaitu, return on investment (ROI), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS). ROI merupakan rasio suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. ROE merupakan rasio yang menunjukkan efesiensi penggunaan modal sendiri. EPS merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Selain dengan menganalisa rasio keuangan ada metode lain untuk mengukur kemampuan perusahaan yaitu economic value


(21)

added (EVA). Economic value added merupakan salah satu penerapan dari value based management (VBM). Menurut Stewart dalam Elsa dan Dwi, 2006, metode EVA dinilai merupakan pengukuran kinerja yang terbaik. Ini dikarenakan metode EVA adalah pengukuran untuk menghitung profit ekonomi yang sebenarnya dari sebuah perusahaan. EVA mengukur perbedaan tingkat pengembalian antara modal perusahaan dengan biaya modal.

Dalam analisis fundamental menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Salah satu faktor eksternal adalah kebijakan pemerintah yaitu ditetapkannya Undang-undang nomor 25 Tahun 2007 sebagai pengganti undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang penanaman modal. Dalam undang-undang tersebut tercantum kewajiban bagi penanam modal untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan ditetapkan undang-undang tersebut perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial (CSR).Dengan mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan memberikan kesimpulan, apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak.


(22)

Tentu investor memiliki tujuan dari investasi yang dilakukan. Tujuannya adalah investasi yang ditanamkan diharapkan dapat memberikan tingkat pengembalian (return) yang sesuai dengan risiko yang harus ditanggung. Menurut Hartono (2010) pengembalian (return) adalah yang diperoleh dari suatu investasi. Pada pasar modal return dapat diperoleh dengan dua cara. Cara pertama dengan deviden, deviden merupakan pendapatkan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Cara kedua melalui capital gain yaitu selisih antara harga pembelian dengan harga jual saham. Pada umumnya return dan risiko berbanding lurus. Investasi yang memiliki return yang tinggi akan memiliki risiko yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Jadi jika investor menginginkan return yang lebih tinggi, maka harus menanggung risiko yang lebih tinggi juga (Hartono, 2010).

Maka pertimbangan bagi investor sebelum melakukan investasi pada suatu saham perusahaan sangatlah penting. Pertimbangan yang dilakukan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Hal ini bisa dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. Laporan keuangan perusahaan dipublikasikan dengan tujuan memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan guna menarik minat investor untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan. Terlebih jika investor ingin mendapatkan return yang maksimal, investor mesti memilih perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan laba yang maksimal juga. Untuk mengukur kemampuan perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan laba yang maksimal bisa menggunakan rasio profitabilitas, dimana data untuk mengukur rasio profitabilitas sudah tersedia dalam laporan keuangan perusahaan.


(23)

Penelitian yang membahas tentang return saham sebenarnya sudah banyak dilakukan, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Wati (2009) menunjukan

current ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, inventory

turnover dan price earning ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

return saham. Variabel current ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, invenory turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return

saham, sedangkan variabel price earningratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel kinerja keuangan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham adalah return on equity.

Penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2007) menganalisa pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar terhadap return saham syariah dalam kelompok Jakarta Islamic Indeks (JII). Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa rasio profitabilitas yang terdiri dari total asset turnover, inventory turnover, return on asset, return on investment, earning per share dan price book value

secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return

saham. Penelitian lain yang membahas return saham adalah peneltian yang dilakukan oleh Sunarto dkk (2004). Dalam penelitian mereka variabel independen yang digunakan berupa economic value added, return on asset, return on equity

dan earning per share, sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil yang didapat dari penelitian ini economic value added, return on asset, return on equity tidak terlalu berpengaruh pada return saham, namun earning per share dominan mempengaruhi return saham.


(24)

Kemudian penelitian lain yang serupa membahas return saham adalah penelitian dari Getereida (2012) membahas pengaruh return on investment dan economic value added terhadap return saham. Hasil yang didapat dari penelitian ini return on investment dan economic value added secara bersama-sama mempunyai hubungan yang kuat untuk memperngaruhi return saham pada perusahaan yang telah dipilih. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kurnia (2013) menganalisa pengaruh informasi laba akuntansi dan informasi corporate social responbility

terhadap return saham. Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini adalah informasi laba akuntansi berpengaruh secara positif signifikan terhadap

return saham. Hal serupa juga terjadi pada informasi corporate social responbility

berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

Dari beberapa penelitian diatas, terdapat beberapa perbedaan pada variabel independen yang dipakai. Pada penelitian Wati (2009) menggunakan CR, DER, ROA, ROE sebagai variabel independen. Dari penelitian Widodo (2007) menggunakan rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar sebagai variabel independen. Getereida (2012) menggunakan variabel ROI dan EVA sebagai variabel independen. Sedangkan Kurnia (2013) menggunakan laba akuntansi dan

corporate social responbility (CSR) sebagai variabel independen. Penelitian ini memiliki variabel dependen yang sama yaitu return saham.

Dari penelitian-penelitian tersebut maka peneliti tertarik untuk membahas mengenai return saham. Penelitian mengenai return saham menarik untuk dilakukan. Ini karena dengan meneliti seberapa besar faktor-faktor yang


(25)

mempengaruhi return saham mampu mempengaruhi return saham itu sendiri. Sehingga dengan penelitian ini dilakukan diharapkan investor dapat mempertimbangkan return yang akan didapat dari investasi yang telah dilakukan. Variabel independen pada penelitian menggunakan kombinasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Peneliti memilih variabel independen berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham yaitu faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal peneliti menggunakan rasio profitabilitas yang terdiri dari return on investment (ROI), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) sebagai variabel independen pertama. Pemilihan variabel ini dikarenakan dari penelitian sebelumnya rasio profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Maka variabel ini perlu menjadi perhatian investor sebagai dasar investasinya. Kemudian sebagai variabel independen kedua peneliti menggunakan economic value added (EVA). EVA dipilih sebagai penyempurna penilaian dari kinerja keuangan perusahaan. EVA dipakai untuk menghitung laba perusahaan yang belum dihitung dari rasio profitabilitas. Sehingga dengan penambahan EVA dapat memperjelas kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan untuk faktor eksternal yang mempengaruhi return saham peneliti memilih corporate social responbility (CSR) sebagai variabel independen ketiga dalam penelitian ini. CSR dipilih karena merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan. CSR adalah hasil kebijakan pemerintah yang diwajibkan kepada setiap perusahaan. Maka variabel ini juga perlu menjadi perhatian bagi investor dalam menilai return.


(26)

Penelitian ini meneliti perusahaan-perusahaan yang terdaftar padaIDX30. BEI merupakan salah satu bursa efek yang ada di Indonesia. Bursa efek menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1995 dalam Tandelilin (2010) adalah pihak yang menyelengarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek antar mereka. Perusahaan yang termasuk dalam IDX30 pada BEI tidak hanya berjumlah satu melainkan ada beberapa perusahaan yang terdaftar. Hal tersebut mengakibatkan data yang dihasilkan bersifat gabungan antara time series

dan cross sectional yang disebut dengan panel data. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil judul “Implikasi Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), dan Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Return


(27)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah return on investment berpengaruh secara signifikan terhadap return

saham?

2. Apakah return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap return

saham?

3. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap return

saham?

4. Apakah economic value added berpengaruh secara signifikan terhadap return

saham?

5. Apakah corporate social responbility berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham?

6. Apakah return on investment, return on equity, earning per share, economic value added, corporate social responbility berpengaruh secara simultan terhadap return saham?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah return on investment berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

2. Untuk mengetahui apakah return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.


(28)

3. Untuk mengetahui apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

4. Untuk mengetahui apakah economic value added berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

5. Untuk mengetahui apakah corporate social responbility berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

6. Untuk mengetahui apakah return on investment, return on equity, earning per share, economic value added, corporate social responbility berpengaruh secara simultan terhadap return saham?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

2. Bagi investor, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan memilih perusahaan yang akan diinvestasikan.

3. Bagi peneliti dan pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi serta informasi mengenai return saham dan rasio keuangan. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signalling Theory

Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan sangat penting dalam signalling theory terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan

signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2000). Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news).


(30)

Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Laporan keuangan merupakan salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan.

Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan terbuka dan transparan.

2.1.2 Stakeholders Theory

Stakeholders merupakan semua pihak baik internal maupun eksternal yang mempunyai hubungan yang bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Batasan stakeholders tersebut mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholders, karena mereka adalah pihak yang dipengaruhi dan mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholders bukan tidak


(31)

mungkin akan menuai protes dan dapat mengeleminasi legitimasi stakeholders

(Adam C. H, 2002 dalam Hadi, 2011). Menurut teori stakeholders, manajemen organisasi diharapkan melakukan kegiatan yang dianggap penting oleh

stakeholders. Teori ini mengatakan bahwa seluruh stakeholders mempunyai hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana kegiatan organisasi memengaruhi mereka, bahkan mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak bisa secara langsung melakukan peran konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi (Deegan, 2004 dalam Yuniarti, 2007).

Membantu manajemen perusahaan mengerti lingkungan stakeholders mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efisien diantara keberadaan hubungan-hubungan lingkungan perusahaan mereka merupakan tujuan utama dari teori

stakeholders. Akan tetapi tujuan yang lebih luas stakeholders adalah untuk membantu manajemen perusahaan dalam memaksimalkan nilai dari dampak aktivitas-aktivitas mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian bagi

stakeholders.

Pihak manajerial dari teori stakeholders berpendapat bahwa kekuatan

stakeholders untuk memengaruhi manajemen perusahaan harus dilihat sebagai fungsi dari tingkat pengendalian stakeholders atas sumber daya yang dibutuhkan organisasi (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Putra, 2012). Ketika para

stakeholders berusaha untuk mengendalikan sumber daya organisasi, maka orientasinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Kesejahteraan tersebut terwujud dengan semakin tingginya return yang dihasilkan perusahaan.


(32)

2.1.3 Teori Piramida

Konsep piramida corporate social responbility (CSR) yang dikembangkan oleh Archie B. Carrol memberi justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR bagi masyarakat sekitarnya. Dalam pandangan Carrol, CSR adalah puncak piramida yang erat terkait dan bahkan identik dengan tanggung jawab filantropis . Berikut adalah penjelasannya Saidi dalam Stephanus (2012):

1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup dan berkembang.

2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya adalah: obey the law. Perusahaan harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktik bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan.

4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Kata kuncinya adalah:


(33)

Berdasarkan tanggungjawab sosial, bisnis merupakan organisasi global non profit yang menyediakan bisnis dengan informasi, perangkat, pelatihan, jasa penasihat yang bertujuan untuk mengintegrasikan CSR ke dalam strategi dan bisnis mereka. CSR memiliki beberapa keuntungan (Kotler dan Lee dalam Stephanus (2012): 1. Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.

2. Mengeluarkan posisi merek.

3. Meningkatkan reputasi dan citra perusahaan.

4. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menarik, memotivasi dan memuaskan karyawan.

5. Meningkatkan daya tarik investor.

2.2 Profitabilitas

Tujuan yang ingin dicapai setiap perusahaan ialah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh keuntungan yang maksimal perusahaan dapat berbuat banyak untuk kepentingan perusahaan dan karyawan serta lingkungan. Untuk mengukur kinerja keuntungan dari suatu perusahaan dapat menggunakan rasio profitabilitas. Kasmir (2011) berpendapat bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Rasio ini juga menunjukkan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Maka rasio profitabillitas adalah rasio yang menunjukkan efektivitas perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

Menurut Kasmir (2011), tujuan penggunaan rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:


(34)

1. Untuk mengetahui atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 6. Dan tujuan lainnya.

Sementara itu menurut Kasir (2011), manfaat yang dapat diperoleh dari rasio profitabilitas adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 6. Manfaat lainnya.


(35)

Menurut Kasmir (2011) jenis-jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

1. Return on Investment

Menurut Kasmir (2011), return on investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

Return on investment juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu, return on investment menujukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kurang baik dalam pengelolaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, demikian pula sebaliknya.

Rumus untuk mencari rasio ini adalah sebagai berikut:

Return on investment =

... (2.1) Keterangan

EAIT = Earning After Interestand Tax (laba sesudah dikurangi bunga dan pajak)

2. Return on equity

Menurut Kasmir (2011), return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, berarti semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rasio ini dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Return on equity =


(36)

Keterangan:

EAIT = Earning After Interest and Tax (laba sesudah dikurangi bunga dan pajak).

3. Laba per lembar saham biasa (earning per share of common stock)

Rasio laba perlembar saham biasa disebut juga rasio nilai buku. Menurut Kasmir (2011) rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah menandakan manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi kesejahteraan pemegang saham meningkat atau dapat dikatakan tingkat pengembalian yang tinggi.

Rumus untuk mencari rasio ini adalah sebagai berikut:

Laba per lembar saham biasa =

... (2.3)

2.3 Economic Value Added (EVA)

2.3.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)

Economic value added (EVA) merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi setiap tahun pada suatu perusahaan. EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu dan merupakan salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan (Pangabean, 2005). Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang definisi economic value added (EVA) yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:

Economic value added (EVA) adalah suatu tolak ukur yang menggambarkan jumlah absolut dari nilai pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan


(37)

atau dirusak pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun (Tunggal, 2001).

Economic value added (EVA) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan. Economic value added (EVA) merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi (Widjadja, 2008). Hal tersebut diatas serupa dengan pengukuran keuntungan konvensional, tetapi dengan satu perbedaan penting, EVA mengukur biaya seluruh modal. Angka nilai bersih dalam Laporan Laba Rugi hanya mempertimbangkan jenis biaya modal yang mudah dilihat – bunga- sementara mengabaikan biaya ekuitas. Meskipun menaksir biaya ekuitas merupakan proses subyektif, pengukuran kinerja yang mengabaikan biaya seperti itu tidak dapat mengungkapkan bagaimana perusahaan yang sukses telah menciptakan nilai bagi pemiliknya. Perbedaan lain antara EVA dengan angka keuntungan konvensional adalah EVA tidak dipaksakan oleh prinsip akuntansi yang diterima umum.

2.3.2 Manfaat Economic Value Added (EVA)

Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai tolak ukur dalam penilaian kinerja dan penciptaan nilai perusahaan. (Widjadja, 2008 ): a. Sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian kinerja

tersebut difokuskan terhadap penciptaan nilai.

b. EVA akan membuat perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur modal.

c. EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti pemegang saham yaitu memilih investasi yang memberikan tingkat pengembalian maksimum


(38)

dan meminimumkan biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

d. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya.

2.3.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

Keunggulan EVA sebagai penilai kinerja perusahaan adalah dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan EVA yang lain adalah (Widjadja, 2008):

a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungan beban sebagai konsekuensi investasi.

b. Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.

c. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.

d. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.


(39)

Selain berbagai keunggulan, konsep EVA juga memiliki kelemahan-kelemahan antara lain (Widjadja, 2008):

a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu.

b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.

2.3.4 Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Economic value added (EVA) dihitung sebagai berikut: EVA = NOPAT –Capital Charges

= NOPAT – (Invested Capital x WACC)... (2.4) NOPAT merupakan laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan setelah dikurangi pajak yang telah terbebas dari pengaruh hutang dan sebelum beban bunga. Modal yang diinvestasikan (invested capital) sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, utang dan kewajiban jangka panjang lainnya (Young dan

O’Byrne, 2001).

2.4 Corporate Social Responbility (CSR)

2.4.1 Sejarah Dan Perkembangan Corporate Social Responsibility

Tanggungjawab sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di Amerika Serikat, yaitu pada zaman permulaan perkembangan perusahaan besar di akhir


(40)

abab ke-19. Saat itu perusahaan besar menyalahgunakan kuasa mereka dalam hal diskriminasi harga, menahan buruh dan perilaku lainya yang menyalahi moral kemanusiaan. Hal ini menyebabkan protes masyarakat dan sebagai akibatnya pemerintah melakukan perubahan peraturan perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut.Fase kedua evolusi tanggungjawab sosial perusahaan tercetus pada tahun 1930-an, yang diikuti gelombang resesi dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut.

Pada masa ini, dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk inputproduksinya. Buruh terpaksa berhenti bekerja, pengangguran sangat meluasdan merugikan pekerjanya. Saat itu timbul ketidakpuasan terhadap sikapperusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya (Sukirno,2004). Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals WithForks: The Triple Bottom Line In 21st Century Business (1998), karya John Elkington. Elkington Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development protection, yakni economic growth, enviromental protection, dan

sosial equity, yang digagas The World Commission On Environment And Development (WCED) dalam Brundland Report tahun 1987. Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P (profit, people, dan planet). Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit), melainkan pula memperhatikan kesejahteraan masyarakat (people),dan memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet).


(41)

Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA(Corporaten Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya CSR, secara faktual aksinya mendekati CSR yang mempresentasikan bentuk “peran

serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan.

Melalui konsep investasi sosial perusahaan “seat belt”, sejak tahun 2003

Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional (Octafiani dalam Riska, 2013). Selain itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham, melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, media massa, dan pemerintah selaku regulator (Octafiani dalam

Riska, 2013).

2.4.2 Pengertian Corporate Social Responsibility

Pengertian corporate social responsibility, CSR, atau sering kali disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak disampaikan oleh para pakar maupun lembaga internasional. Ada beberapa pengertian CSR menurut pakar ataupun lembaga, sebagai berikut:

1. Darwin dalam Riska (2013) mendefinisikan CSR sebagai mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap


(42)

lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan

stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. 2. CSR merupakan suatu konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek bisnis

dan sosial dengan selaras agar perusahaan dapat membantu tercapainya kesejahteraan para Stakeholder, serta dapat mencapai profit maksimum sehingga dapat meningkatkan harga saham (Nugraha dalam Riska, 2013). 3. CSR menurut Sutanto dalam Riska (2013), membagi CSR ke dalam dua

golongan besar tanggungjawab sosial, yaitu tanggungjawab internal dan tanggungjawab eksternal. Tanggungjawab internal meliputi tanggungjawab kepada para pemangku kepentingan dalam hal profit dan pertumbuhan. Sedangkan tanggungjawab eksternal menyajikan perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia pekerjaan yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat baik dalam bidang bisnis yang sesuai dengan bisnis perusahaan maupun tidak, serta menjaga lingkungan untuk generasi masa depan.

4. Menurut The World Bussiness Council for Sustainable Development (WBCSD)

dalam Riska (2013), CSR merupakan komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, berikut komunitas-komunitas setempat (lokal), masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkat kualitas kehidupan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan suatu tindakan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan kemampuan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitar


(43)

perusahaan itu berada. CSR juga bukan merupakan beban bagi perusahaan, tetapi merupakan modal sosial perusahaan yang dapat berkontribusi untuk keberlanjutan perusahaan dan membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders serta dapat meningkatkan profit.

2.4.3 Landasan Hukum Corporate Social Responsibility

Landasan hukum yang menyangkut CSR terdapat dalam makalah mengenai CSR oleh Octafiani dalam Riska (2013) sebagai berikut:

1. Keputusan Menteri BUMN Tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Workshop Kajian Penerapan Pasal 74 Undang-Undang PT Nomor 40 Tahun 2007, dikemukakan bahwa peraturan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, pada awalnya hanya mengikat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan aktivitas sosial yang lebih dikenal dengan istilah Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL). PKBL pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu program penguatan usaha kecil melalui pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan) serta program pemberdayaan (disebut Program Bina Lingkungan).

2. Undang-Undang PT Nomor 40 tahun 2007 yang berisi peraturan mengenai diwajibkannya melakukan CSR. Direksi yang bertanggung jawab bila ada permasalahan hukum yang menyangkut perusahaan dan CSR.

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal, baik penanaman modal dalam negeri, maupun penanaman modal asing. Dalam penjelasan pasal 15 huruf b menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan


(44)

“tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat

pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan

budaya masyarakat setempat “.

4. Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001, disebutkan

pada Pasal 13 ayat 3 (p): “Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksudkan

dalam ayat (1) wajib memuat paling sedikt ketentuan-ketentuan pokok yaitu: (p) pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat.

2.4.4 Model Corporate Social Responsibility

Model atau pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di indonesia menurut Said dan Abidin dalamRiska (2013) yaitu:

1. Keterlibatan langsung, perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Menjalankan tugas ini, biasanya perusahaan menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat

public relation.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan, perusahaan mendirikan sendiri yayasan dibawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi yang lazim dilakukan di negara maju. Perusahaan menyediakan dana awal, dan rutin atau dana abadi yang dapat digunakan untuk operasional yayasan.


(45)

3. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga atau organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

4. Mendukung atau bergabung dalam satu konsorium, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.

2.4.5 Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility

Menurut Rahmatullah dan Kurniati (2011), pada dasarnya CSR bukanlah entitas departemen atau divisi yang sifatnya parsial, atau hanya berfungsi dalam pendongkrakan citra sebagai bagian dari jurus jitu marketing perusahaan, sehingga nilai perusahaan di mata stakeholders lain khususnya menjadi positif. Pada hakikatnya CSR adalah nilai atau jiwa yang melandasi aktivitas perusahaan secara umum, dikarenakan CSR menjadi pijakan komprehensif dalam aspek ekonomi, sosial, kesejahteran dan lingkungan. Tidak etis jika nilai CSR hanya diimplementasikan untuk memberdayakan masyarakat setempat, di sisi lain kesejahteraan karyawan yang ada di dalamnya tidak terjamin, atau perusahaan tidak disiplin dalam membayar pajak, suburnya praktik korupsi dan kolusi, atau mempekerjakan anak. Menurut Jack Mahoney dalam Riska (2013), menegaskan bahwa melalui praktek etis dunia usaha modern, ruang lingkup CSR dapat dibedakan menjadi atas empat yaitu:


(46)

1. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas.

2. Keuntungan ekonomis yang diperoleh perusahaan.

3. Memenuhi aturan hukum yang berlaku, baik yang berkaitan dengan kegiatan dunia usaha maupun kehidupan sosial masyarakat pada umumnya.

4. Menghormati hak dan kepentingan stakeholders atau pihak yang terkait yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung.

Pada sisi lain Brodshaw dan Vogel dalam Riska (2013), menyatakan bahwa ada tiga dimensi dari garis besar ruang lingkup CSR yaitu:

1. Corporate philantrophy adalah usaha-usaha amal yang dilakukan perusahaan, dimana usaha-usaha amal ini tidak berhubungan secara langsung dengan kegiatan normal perusahaan. Usaha-usaha amal ini dapat berupa tanggapan langsung perusahaan atas permintaan dari luar perusahaan atau juga berupa pembentukan suatu badan tertentu, seperti yayasan untuk mengola usaha amal tersebut.

2. Corporate Responsibility adalah usaha-usaha sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan ketika sedang mengejar profitabilitas sebagai tujuan perusahaan.

3. Corporate Policy adalah berkaitan erat dengan bagaimana hubungan perusahaan dengan pemerintah yang meliputi posisi suatu perusahaan dengan adanya berbagai kebijaksanaan pemerintah yang mempengaruhi baik bagi perusahaan atau masyarakat secara keseluruhan.


(47)

2.4.6 Manfaat Corporate Social Responsibility

Menurut Branco dan Rodrigues dalam Riska (2013), membagi dua manfaat CSR bila dikaitkan dengan keunggulan kompetitif (competitive advantage) dari sebuah perusahaan yaitu dari sisi internal maupun eksternal, sebagai berkut:

1. Manfaat Internal CSR, yaitu:

a. Pengembangan aktivitas yang berkaitan dengan sumber daya manusia. Serangkaian aktivitas pengembangan sumber daya manusia dicapai dengan menciptakan para karyawan yang memiliki keterampilan tinggi. Karyawan yang berkualitas akan menyumbang pada sistem manajemen sumber daya manusia yang lebih efektif. Misalnya, dengan meningkatnya loyalitas dan moral dari karyawan.

b. Adanya pencegahan polusi dan reorganisasi pengelolaan proses produksi dan aliran bahan baku, serta hubungan dengan supplier yang berjalan dengan baik. Muaranya adalah peningkatan performa lingkungan perusahaan.

c. Menciptakan budaya perusahaan, kapasitas sumber daya manusia, dan organisasi yang baik. Pengintrodusiran CSR diharapkan perusahaan dan kemauan untuk terus belajar. Integrasi antar fungsi di dalam perusahaan diharapkan juga akan terjadi. Selain itu, partisipasi para karyawan di dalam perusahaan dan keterampilan mereka diharapkan meningkat pula.

d. Kinerja keuangan. Dengan dilakukannya CSR, kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih baik. Kualitas lingkungan yang turut disumbangkan oleh korporasi bukan hanya secara langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga meningkatkan kepemilikan pemodal.


(48)

2. Manfaat eksternal CSR, yaitu:

a. Penerapan CSR akan meningkatkan reputasi perusahaan sebagai badan yang mengembang dengan baik pertanggung jawaban secara sosial. Hal ini menyangkut pemberian pelayanan yang lebih baik kepada pihak eksternal atau pemangku kepentingan eksternal.

b. CSR merupakan satu bentuk diferensiasi produk yang baik. Artinya, sebuah produk yang memenuhi persyaratan-persyaratan ramah lingkungan dan merupakan hasil dari perusahaan yang bertanggung jawab ssecara sosial. Untuk itu, diperlukan kesesuaian antara berbagai aktivitas sosial dengan karakteristik perusahaan yang juga khas.

c. Melaksanakan CSR dan membuka kegiatan CSR itu secara publik merupakan instrumen untuk komunikasi yang baik dengan khayalak. Pada gilirannya semuanya akan membantu menciptakan reputasi dan image perusahaan yang lebih baik. Dengan demikian, akan membantu perusahaan dan para karyawannya dalam membangun keterikatan dengan komunitas secara lebih kohensif dan terintegrasi.

d. Kontribusi CSR terhadap kinerja perusahaanpun dapat terwujud paling tidak dalam dua bentuk. Pertama, dampak positif yang timbul sebagai insentif (rewards) atas tingkah laku positif dari perusahaan. Kontribusi ini sering disebut sebagai kesempatan (opportunities). Kedua, kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya konsekuensi dari tindakan yang buruk atau dikenal sebagai “jaring pengaman” atau safety nets bagi perusahaan.


(49)

2.5 Saham

Penerbitan saham dari suatu perusahaan merupakan suatu upaya yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal. Tambahan modal tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan operasional di dalam maupun di luar perusahaan. Menurut Ang dalam Kusumo (2011), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu ataupun intitusi dalam suatu perusahaan. Definisi lain mengenai saham yang dinyatakan oleh Brigham dan Houston dalam Kusumo (2011), menjelaskan bahwa saham adalah tanda kepemilikan perusahaan, kepemilikan saham biasanya disimbolkan dengan saham biasa (common stock).

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berhaga yang menunjukkan bukti bahwa seseorang tersebut adalah bagian dari kepemilikan suatu perusahaan. Menurut Hartono (2010), saham dibedakan menjadi dua jenis yaitu saham biasa dan saham preferen, Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayar bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal liquidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi liquidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik ditengah-tengah antara bond dan saham biasa. Karakteristik saham preferen menurut Hartono (2010) adalah sebagai berikut :


(50)

1. Preferen terhadap preferen. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegang saham untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham menerima dividennya. Jika saham preferen disebutkan memberi hak dividen kumulatif, maka dividen-dividen tahun sebelumnya yang belum dibayarkan disebut dengan dividens in arrears.

2. Preferen pada waktu likuidasi. Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibanding dengan hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa pada saat terjadi liquidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham prferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatif. Karena karakteristik ini investor umumnya menganggap saham preferen lebih kecil resikonya dibandingkan dengan saham biasa. Akan tetapi dibandingakan dengan bond, saham preferen dianggap lebih berisiko, karena klaim pemegang saham preferen dibawah klain dari pemegang bond.

Menurut Hartono (2010) macam-macam saham preferen adalah sebagai berikut

1. Conviertible preferred stock. Untuk menarik minat investor yang menyukai saham, beberapa saham preferen menambah bentuk didalamnya yang memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan. Saham preferen semacam ini disebut dengan convertible preferred stock.


(51)

2. Callable preferred stock. Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.

3. Floating atau Adjustable-rate preferred stock (ARP). Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang dikenalkan pada tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill (treasury bill).

Saham biasa adalah jenis dari saham yang lainnya. Saham biasa ini memberikan para pemegangnya beberapa hak. Menurut Hartono (2010) beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah sebagai berikut:

1. Hak kontrol. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrol dalam bentuk menveto dalam pemilihan direksi dirapat tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

2. Hak menerima pembagian keuntungan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagia dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, sebagian laba kan ditanamkan kembali kedalam perusahaan. Laba yang tidak ditahan dibagikan dalam bentuk dividen. Tidak semua perusahaan membayar dividen. Keputusan


(52)

perusahan membayar dividen atau tidak dicerminkan dalam kebijaksanaan dividen perusahaan tersebut. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam bentuk dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa ini dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen.

3. Hak preemptif (preempitive right). Hak ini merupakan hak untuk mendapatkan presentasi pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya presentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptif memberi prioritas kepada pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemtif memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga presentase pemilikannya tidak berubah.

Jenis saham yang lainnya adalah saham treasuri (treasury stock). Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. Menurut Hartono (2010) perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan didalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham.


(53)

2. Meningkatkan volume perdagangan dipasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya.

3. Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain.

4. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya.

2.6 Return Saham

Return merupakan suatu yang paling ditunggu dan dinanti-nantikan oleh para investor. Hal ini dikarenakan return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi (Hartono, 2010). Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return eksepektasi yang belum terjadi diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Menurut Hartono (2010), return realisasian (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasian atau return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasian (expected return) dan risiko di masa datang. Return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan diperoleh oleh investor dimasa mendatang (Hartono, 2010). Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi. Return pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu capital gain/loss dan yield. Menurut Hartono (2010), capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi periode lalu berarti terjadi keuntungan


(54)

modal (capital gain) dan sebaliknya. Menurut Hartono (2010), yield merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara dengan kas sehingga dapat diuangkan dengan cepat. Salah satu contoh yield

adalah dividen. Tidak semua instrumen investasi memberikan komponen return

berupa capital gain atau capital loss. Investasi yang dapat memberikan capital gain adalah seperti obligasi dan saham, sedangkan yang tidak memberikan komponen return capital gain adalah seperti sertifikat deposito, tabungan dan sebagainya. Return saham sesungguhnya diperoleh dari capital gain/losss hal ini dikarenakan capital gain/loss adalah suatu hasil yang sudah pasti didapat oleh investor. Capital gain/loss dapat dihitung menggunakan rumus:

Rit =

x 100% ...

(2.5)

Keterangan:

Rit : Return saham

Pit : Harga saham perusahaan i pada waktu ke-t Pti-1 : Harga saham perusahaan i pada waktu t-1

Menurut Utomo (2007), abnormal return yang didapat investor yang tidak sesuai dengan pengharapan. Abnormal return adalah selisih antara return yang diharapkan dengan return yang didapatkan. Selisih return akan positif jika return

yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang didapat lebih kecil dari


(55)

karena adanya kejadian-kejadian tertentu, misalnya hari libur nasional, awal bulan, awal tahun, suasana politik yang tidak menentu, kejadian-kejadian yang luar biasa, stock split, penawaran perdana saham dan lain-lain.

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut penelitian-penelitian yang sudah dilakukan:

1. Penelitian yang dilakukan Kusumawati dan Susilowati (2004), menguji rasio profitabilitas terhadap return saham. Dalam penelitian ini digunakan debt to equity ratio, earning per share, net profit margin serta return on asset. Rasio profitabilitas digunakan sebagai variabel independen yang mempengaruhi

return saham sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini menganalisis

return saham pada perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah earning per share

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return. Earnig per share

memiliki nilai koefesien yang lebih tinggi dari variabel yang lain yaitu sebesar 0,666.

2. Penelitian lain dilakukan Susilatri (2013) menggunakan rasio profitabilitas sebagai variabel independen ini, menguji return pada perusahaan yang termasuk Kompas-100 pada tahun 2006-2010. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan ROI, ROE dan EPS. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ROI dan EPS secara parsial mempengaruhi return. 3. Getereida (2012), melakukan penelitian dengan menguji pengaruh ROI dan


(56)

yaitu PT. XYZ. Perusahaan ini merupakan perusahaan semen yang terlah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah return on investment (ROI) dan economic value added (EVA) secara bersama-sama mempengaruhi return saham pada perusahaan XYZ.

4. Pada penelitian yang dilakukan Meira (2007), pegujian terhadap return saham dilakukan menggunkan variabel return on asset (ROA), earning per share

(EPS) dan economic value added (EVA) sebagai variabel independen. Pengujian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ROA, EPS dan EVA tidak memiliki pengaruh yang parsial terhadap return saham.

5. Penelitian yang dilakukan Titisari (2010), menguji pengaruh CSR terhadap

return saham yang diukur dengan CAR, baik CSR secara keseluruhan maupun berdasarkan parameternya (environment, employment, dan community). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah CSR environment

dan community berkolerasi positif terhadap return saham. Sedangkan CSR

employment berkolerasi negatif terhadap return saham.

6. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kurnia (2013). Penelitan yang menganalisa pengaruh informasi laba akuntansi dan informasi corporate social responbility terhadap return saham. Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini adalah informasi laba akuntansi berpengaruh secara positif signifikan terhadap return saham. Hal serupa juga terjadi pada informasi corporate social responbility berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.


(57)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Kusumawati dan Susilowati

(2004)

Analisis

Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return

Saham

Independen :

debt to equity ratio, earning per share, net profit margin

serta return on asset

Dependen :

Return Saham

Variabel earning per share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

return.Earnig per share

memiliki nilai koefesien yang lebih tinggi dari variabel yang lain yaitu sebesar 0,666.

2 Meira (2007) Pengaruh Return on Asset, Earning per Share, dan

Econimic Value Added Terhadap

Return Saham

Independen :

ROA, EPS,

EVA Dependen : Return Saham

ROA, EPS dan EVA

tidak memiliki

pengaruh yang parsial terhadap return saham. 3 Titisari

(2010)

Pengaruh CSR Terhadap Kinerja Perusahaan

Independen : CSR

Dependen :

Stock Return

(CAR)

CSR environment dan

community berkolerasi

terhadap CAR

perusahaan, sedangkan CSR employment

berkolerasi negatif

terhadap CAR

perusahaan. 4 Getereida

(2012)

Pengaruh Return On Investment

(ROI) Dan

Economic Value Added (EVA) Terhadap Return

Saham.

Independen : ROI, EVA Dependen :

Return Saham

Return on Investment

(ROI) dan Economic Value Added (EVA) secara bersama-sama mempengaruhi return

saham 5 Susilatri

(2013)

Analysis of Effect of Profitability, Leverages and Economic Value Added (EVA) to Stock Return

Independen : ROI, ROE, EPS Dependen :

Stock Return

ROI dan EPS secara parsial mempengaruhi

return

6 Kurnia

(2013)

Pengaruh

Informasi Laba Akuntansi dan Informasi

Corporate Social Responbility Pada

Return Saham

Independen : Laba Akuntansi, CSR

Dependen :

return saham

laba akuntansi

berpengaruh secara positif signifikan terhadap return saham. Hal serupa juga terjadi

pada informasi

corporate social responbility

berpengaruh positif signifikan terhadap


(58)

2.8 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan, maka sebagai acuan untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pikir yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Model Pemikiran Return On

Investment

Return On Equity

Earning Per Share

Economic Value

Added

Corporate Social Responbility


(1)

119

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Pada penelitian yang telah dilakukan dan menghasilkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis tentang pengaruh return on investment, return on equity, earning per share, economic value added dan corporate social responbility terhadap return saham pada perusahaan IDX30 yang terdaftar BEI periode 2009-2012, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Return on investment tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa investor kurang memperhatikan nilai return on investment untuk melakukan investasi.

2. Return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa investor kurang memperhatikan nilai return on equity untuk melakukan investasi.

3. Earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa investor kurang memperhatikan nilai earning per share untuk melakukan investasi.


(2)

120

4. Economy value added berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa investor lebih memperhatikan nilai economy value added untuk melakukan investasi.

5. Corporate social responbility tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa investor kurang memperhatikan nilai corporate social responbility untuk melakukan investasi.

6. Return on investment, return on equity, earning per share, economy value added dan corporate social responbility berpengaruh secara simultan terhadap return saham.


(3)

121

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian yang telah didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi investor.

Investor dapat menjadiakan nilai economic value added suatu perusahaan sebagai dasar investasi. Serta mempertimbangkan nilaireturn on investment, return on equity, earning per share sebagai tolak ukur untuk memutuskan perusahaan mana yang baik untuk berinvestasi.

2. Bagi perusahaan.

Perusahaan diharapkan memperhatikan setiap kinerja perusahaan mereka terutama yang berkaitan dengan laba bersih perusahaan, hal tersebut bertujuan untuk mempertahankan para investor yang berinvestasi pada perusahaan mereka.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Saran bagi peniliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut, dan dapat memperbaiki penelitian sebelumnya. Misalnya dengan cara menambah sampel penelitian maupun mengganti atau menambah variabel penelitian agar hasilnya lebih maksimal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, Shochrul R.; Sari, Dyah W.; Setianto, Rahmat H.; dan Primanti, Marthha R., 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ardiansyah, 2013; Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Return Saham: Pendekatan Panel Data, Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.

Bungin, Burhan, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit Kencana, Jakarta.

Dewi, 2013, Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Leverag: Pendekatan Trade Off Theory, Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.

Elsa, Rumiris. 2010: Jurnal Analisis Hubungan Value Based Management dengan Corporate Social Responbility Dalam Iklim Bisnis Indonesia (Studi Kasus Perusahaan SWA 100, 2006).

Getereida, 2012. Pengaruh Return On Investment (ROI) Dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Return Saham Perusahaan, Jurnal Ilmiah STIE MDP.

Hadi, Nur. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hartono, Jogianto, 2010. Teori Portopolio dan Anaisis Investasi, Edisi Ketujuh.

Penerbit BPEE. Yogyakarta.

Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rahmatullah Dan Kurniati, Trianita. 2011. Panduan Praktis Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility). Padeglang Dan Depok: SamuderaBiru. Kurnia, Ida, 2013. Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Informasi Corporate

Social Responbility Pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.


(5)

Kusumawati, Rita dan Susilowati, Fitri, 2004, Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham.Jurnal Analisis Bisnis dan Akuntansi, UM Magelang. Vol 2 no 1 April:69.

Kusumo, RM. Gian Ismoyo. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Tehadap Return Saham Pada Perusahaan Non Bank LQ45. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Semarang.

Meira, 2007: Pengaruh Return on Asset, Earning per Share, dan Economic Value Added Terhadap Return Saham. Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Pangabean, J Raja Lambas. 2005. Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE Terhadap Harga Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol 3 No. 5, Juni.

Rahmatullah Dan Kurniati, Trianita. 2011. Panduan Praktis Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility). Padeglang Dan Depok: Samudera Biru.

Rifa’i, Ahmad. 2006. Studi Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Dalam

Pengentasan Kemiskinan Di Provinsi Lampung. Penelitian Kerjasama Bank Indonesia Bandar Lampung Dengan Lembaga Pengabdian Masyrakat Universitas Lampung.

Rifa’i, Ahmad dan Suripto. 2012. Studi Faktor Penyebab Kemiskinan Dan

Mekanisme Penanggulangan Kemisikinan Di Indonesia Tahun 2000-2011. Penelitian Strategis Nasional Tema Pengentasan Kemiskinan.

Riska, 2013: Pengaruh Penerapan Corporate Social Responbility Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek. Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanudin, Makassar.

Santoso, singgih. 2004. SPSS Statistik Parametrik. PT Alex Media Komputido. Jakarta.

Stephanus, 2012; Pengaruh Corporate Social Responbility Disclosure Terhadap Cost Of Equity Capital, Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Penerbit Alfabeta. Bandung.


(6)

Sunarto, Euis Soleha, Hergusundo. Analisis EVA dan Kinerja Konvensional yang Berpengaruh Terhadap Return Saham pada BEJ, Telaah Manajemen, Edisi ke 2, 2004

Susilatri, 2013: Analysis of Effect of Profitability, Laverages and Economic Value Added (EVA) to Stock Retun. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan. Universitas Riau.

Tandelilin, Eduardus 2010. Portopolio dan investasi. Penerbit kanisius, Yogyakarta.

Titisari, Kartika Hendra, Suwardi, dan Doddy Setiawan. 2010. “Corporate Social Responsibility dan Kinerja Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi X111 Purwokerto, 13-14 Oktober 2010.

Tunggal, Amin Widjaja. 2001. Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) dan Value Based Management (VBM). Harvarindo.

Utomo, Welly. 2007. Analisis Pengaruh Beta dan Varian Return Saham Terhadap Return Saham (studi pada perusahaan LQ45 dibursa efek Jakarta periode bulan januari 2005 sampai dengan desember tahun 2005)

Wati, Nunik Lilis India. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada perusahaan Manufaktur di BEI. Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Widjadja, Amin. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA): Teori, Soal dan Kasus. Harvarindo. Jakarta.

Widodo, Saniman. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar terhadap return saham syariah dalam kelompok Jakarta Islamic Indeks (JII). Tesis. Program Magister Manajemen. Universitas Diponegoro. Semarang

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika Dan Statiska Dengan Eviews. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Yuniarti, Eti. 2007. Analisis Pengungkapan Informasi Tanggung Jawab Sosial Pada Sektor Perbankan di Indonesia. Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Dipenegoro. Semarang.

Young, S. David, dan O’Bryne, Stephen F. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Salemba Empat. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitability Ratio dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2012

2 97 96

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added (Eva), Earnings Per Share (Eps), Dan Debt To Equity Ratio (Der) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 53 92

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Hubungan Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas Dengan Harga Saham Perusahaan Manakan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2 46 73

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 6 20

Pengaruh return on equty (REO), return on asset (ROA) dan economic value added (EVA) terhadap return saham pada perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) : studi empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI

30 335 109

Pengaruh ukuran perusahaan, Leverage, economic value added, return on investment, dan earning pershare terhadap return yang diterima pemegang saham (studi empiris pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia)

0 9 123

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2009

0 2 77

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI (STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA).

0 0 9