Peranan Komunikasi Antarpribadi Kepala Pekon Dengan Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program Kerja Pembangunan Fisik (Studi pada masyarakat Pekon Fajar Mulia Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu)

(1)

Abstract

ROLE OF INTERPERSONAL COMMUNICATION A HEADMAN WITH

RESIDENT FOR SUCCESSFULL OF PHYSICAL DEVELOPMENT

(Study On Village Of Fajar Mulia Sub District Of Pagelaran Utara

Pringsewu Regency

)

By

Arya Reza Pratama

Succesfull or fail of physical development program not separate from headman interference. Role of interpersonal communication is very important for approaching mutual coopporation to realizing physical development program. This research use to know the role of interpersonal communication of village headmen and resident for succesfull of physical development. This is qualitative research, this research use documentation and interview method. This research use interactional theory with two side of communication process between communican and communicator. Role of interpersonal communication in this research showed the role communication of headmen is knob from empathy aspect, being supportive, positive attitude and success as as facilitator to facilitate the resident in in physical development of Fajar Mulia village.

Keywords : Role of interpersonal communication, Physical Development, Interactional Theory


(2)

Abstrak

Peranan Komunikasi Antarpribadi Kepala Pekon Dengan Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program Kerja Pembangunan Fisik (Studi pada masyarakat Pekon Fajar

Mulia Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu) Oleh

Arya Reza Pratama

Keberhasilan atau kegagalan program pembangunan pekon tidak terlepas dari kinerja Kepala Pekon itu sendiri. Dengan demikian peranan komunikasi antarpribadi sangat penting dalam mengadakan pendekatan dan menumbuhkan swadaya gotong-royong masyarakat untuk merealisasikan pelaksanaan pembangunan fisik. Penelitian ini untuk mengetahui peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja pembangunan fisik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara dan dokumentasi. Teori dalam penelitian menggunakan teori interaksional dengan proses komunikasi dua arah antara komunikator dan komunikan. Dalam peranan komunikasi antarpribadinya menunjukkan bahwa peranan Kepala Pekon yang terlihat menonjol dari aspek empati, sikap mendukung, sikap positif dan keberhasilan sebagai fasilitator dengan memfasilitasi masyarakat setiap melaksanakan program kerja pembangunan fisik yang ada di Pekon Fajar Mulia.


(3)

PERANAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KEPALA PEKON DENGAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM KERJA

PEMBANGUNAN FISIK

(Studi Pada Masyarakat Pekon Fajar Mulia Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu)

Oleh

Arya Reza Pratama

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

MOTO

“Victoria Concordia Crescit” Kemenangan

Yang Berawal Dari Sebuah Keharmonisan

Arsenal Fans

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan

.” -QS. Alam Nasyroh: 6


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan segenap hati kupersembahkan karyaku ini kepada orang-orang yang kukasihi serta mengasihiku :

Allah SWT,

Atas ridho-Nya semua ini ada

Atas kehendak-Nya semua ini aku dapatkan Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.

Bapak Sutaryanto dan Ibu Yuli Pratiwi

Karya ini sebagai tanda baktiku, terima kasih atas segalanya, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan keikhlasannya.

Ini hanyalah setitik balasan yang tidak bisa dibandingkan dengan berjuta-juta pengorbanan dan kasih sayang

yang tidak pernah berakhir.

Zalffa Risky Arantra

Terima kasih adikku tersayang atas doa dan dukungannya. Sahabat dan teman-teman tersayang yang aku banggakan

Serta tak lupa kupersembahkan kepada Almamaterku tercinta Universitas Lampung


(9)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis Arya Reza Pratama. Lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 18 Juli 1993, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Sutaryanto A.Md. dan Ibu Yuli Pratiwi.

Pendidikan formal yang penulis tempuh adalah Taman Kanak-Kanak Amarta Tani Bandar Lampung, Sekolah Dasar Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008, Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Melalui Jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi, penulis aktif di organisasi HMJ Ilmu Komunikasi sebagai anggota bidang public relation dan LPM Republica Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) pada Januari 2014 di Desa Fajar Mulia Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Kemudian pada


(10)

Agustus 2014 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Polda Lampung selama 30 hari kerja.


(11)

SANWACANA

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat-Nya yang luar biasa serta limpahan karunia dan rizki. Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah. 2. Kepada kedua orang tua saya Ayahanda tercinta Bapak Sutaryanto A.Md dan

Ibunda tercinta Ibu Yuli Pratiwi, terimakasih untuk semua dukungannya selalu mensupport saya yang telah Bapak Mamah berikan selama ini untuk Arya, terima kasih juga untuk doa yang senantiasa Bapak Mamah ucapkan dan mengiringi di setiap langkah demi langkah Arya, terima kasih telah memberikan kasih sayang yang luar biasa untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Untuk adikku yang suka ngeselin Zalffa Risky Arantra terima kasih semangatnya. Untuk semua Mbah, Pakde, Bude Oom, Tante, Kakak Sepupu dan Adik Sepupu terima kasih dukungannya.

3. Untuk Keluarga Besar Alm. Hi. Mulat dan Keluarga Besar Drs. Hi. Soetardjo, semoga bisa membanggakan kedua keluarga besar ini.

4. Kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si.

5. Kepada Wakil Dekan Akademik I Bapak Drs. A. Efendi, M.M Wakil Dekan II Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S dan Wakil Dekan III Bapak Pairulsyah, M.H.


(12)

5. Kepada Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah sangat banyak membantu saya mulai dari tahap outline hingga skripsi saya selesai. Terima kasih untuk semua bantuan dan bimbingannya yang penuh dengan keramahan. Semoga sehat selalu dan panjang umur Pak.

6. Kepada Bapak Drs. Sarwoko, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang luar biasa telah banyak membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih untuk kesediaannya menjadi pembimbing, terima kasih atas semua bimbingan dan semua masukkan saran serta kritik membangun dan ilmu-ilmu yang telah diberikan. Terima kasih juga untuk semua waktu yang sudah di luangkan. Terima kasih Pak.

7. Kepada Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku dosen pembahas skripsi yang luar biasa telah dengan teliti mengkoreksi, membimbing, memberikan saran dan masukan dengan sabar sehingga skripsi saya bisa terselesaikan dengan baik. Terima kasih Pak.

8. Kepada seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi, Bapak Abdul Firman, Bapak Sarwoko, Bapak Agung Wibawa, Bapak Ahmad Riza Faisal, Bapak Andy Corry, Ibu Tina Kartika, Ibu Nanda Utaridah, Ibu Hestin Oktiani, Ibu Andi Windah, Ibu Wulan Suciska, Ibu Ida Nurhaida, Ibu Anna Gustina, Ibu Bangun Suharti, dan Ibu Ninda Yudha.

9. Untuk Komsebelas, terima kasih banyak untuk kalian semua, senang sekali bisa dekat dan kenal kalian semua.


(13)

10. Untuk teman dekat Nanang Purwadi, Boby Tridona, dan Eko Sujamiko S., sukses terus kedepannya untuk kita.

11. Untuk Jaya Aji, Febry Hariyanto, Arta Novian, Risky Rhomaddhon, Imam Dharma, Ari Wibowo, Novian Ardiansyah, Bayu Prakoso, Riksa Samudra, Satya Utama, Sigit Rahmawan, Prayoga Ardhi, Gigih Yora, Yazid Abdullah, Ade Saputra, M. Syahid, Fikri Aditya, Reza Tantowi, Ricky Ade, Ilmanuran, Arief Rizky, Arief Hidayat Ardy, Ady Guna, Dicky Yogi, Aji Cahya, Boby Tridona, Nanang Purwadi, Duta Alghifarie, Fakhri Adli, Ronny Aziz, Fajar Adly, Metal Sudrajat, Sakti, Eko Sujatmiko, Memeng Saputra, M. Gusti, Teddy Maradona, Erwinsyah, Ridho Wasis, Rama Nugraha. Terima Kasih Teman

12. Untuk Theresia Windy, Fadhilah Syakirah, Mifta Rizki, Prita Puspitasari, Cita Adelia, Shaela Hani, Inka Marindra, Hilda Ardila, Issa Juliana, Ninik Triambarwati, Yessy Tathyana, Ivona Hodayat, Ida Putri, Ayu Tia, Hesti Dhamayanti, Fajriati Meutia, Lidya Novita, Nastria Fitriana, Laksita Mayang, Amelia Ramadhini, Aulia Mufti, Frindya Violeta, Ruri Istialita, Adelia Dwi, Kusnul Fitria, Herdiani, Hamdana Fitri, Alifia Oktrina, Imelda Oktora, Tri Hana Pratiwi, Amy Amelia, Ayu Agustina, Aprika Rahayu, Meta Dian, Dian Ayu, Sartika Aprilia, Nita, Devi, Linda, Dian Erthasari, Venta, Okta, Anggi, Wahyu, Wiwin, Novi, Risky Novaliana, Ani Arisanti, Hayatunnisa, Fifah dan yang lainnya. Terimakasih Teman.

13. Untuk adik tingkat Komunikasi 2012 Arief, Hanief, Abi, Afrizal, Daus, Riska Amelia.


(14)

14. Untuk kakak tingkat Genta Loga, Achmad Zulkarnain, Pratama Dio, Imam Mubaraq, Obi Riano, Aji Putra Pangestu, Bang Dzelmy, Bang Yudi, Mas Dendy,

15. Untuk temen-temen pengurus HMJ Ilmu Komunikasi 2013/2014, kita memang tidak sempurna tapi kita sudah melakukan yang terbaik, kita bukan hanya mendapatkan pembelajaran untuk diri kita tetapi juga memberikan banyak pembelajaran untuk orang lain, bangga pernah menjadi bagian dan bisa bekerjasama dengan kalian Presidium dan Kabid Sekbid.

16. Untuk temen-temen pengurus LPM Republica Fisip Unila 2013-2014 tetap berkarya dan menjadi media surat kabar bagi kampus tercinta Fisip Unila, sekali terbit, tetap terbit. Bangga bisa menjadi bagian dari LPM Republica Fisip Unila.

17. Untuk Ulli Anna yang terus memberikan support untuk aku sampai sekarang. 18. Untuk teman-teman pecinta/fans Arsenal, regional Bandarlampung. Sekali

Arsenal tetaplah Arsenal. Once A Gunners Always A Gunners. #YaGunnersYa

19. Untuk Warga Kp. Bayur Rajabasa Jaya Bandarlampung tempat saya tinggal sejak kecil.

20. Untuk informan penelitian, masyarakat Pekon Fajar Mulia, Bapak Sekdes Gus Akhmat, Bapak Kadus Jumadi, Bapak Ketua Karang Taruna Jarwo. Bapak Kadus Irfan Nur, Bapak Kadus Hariyanto, Bapak Kadus Dahlan Ali, Bapak Kadus Asmuni, Bapak Kadus Nur Sa’and, dan Bapak Ketua BHP Rino Setiawan. Terima kasih atas kesediaannya dan bantuannya untuk menjadi sumber informasi dalam skripsi ini.


(15)

21. Untuk keluarga Pekon Fajar Mulia Pak Lurah Sukoco, Ibu Sri Muhati, Mbak Diana, Pak Carik, Pak Rino, Bu Rino, Mas Atet, Mas Alex, Putra, Aldi Tiara yang sudah berbaik hati membantu pada saat KKN dan penelitian saya di Fajar Mulia. Untuk rekan-rekan seperjuangan KKN Fajar Mulia, Kiyay Herwanda Saan, Sabar Sahat Nainggolan, Moushafi Bellavito, Niko Kristyanto, Novian Ardiansyah, Mbak Ni Wayan Arya Utari, Mutia Kusuma Wardani, Nikmatul Amalia, Ni Putu Udya Hardiyanti, Niken Fitri Larasati, dan Marizka Putri Aftria.

22. Untuk semua orang yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini, yang datang pada seminar usul, seminar hasil, dan kompre, serta untuk orang-orang yang senantiasa memberikan semangat yang luar biasa.


(16)

DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 8

B. Tinjauan Komunikasi Antarpribadi ... 10

C. Tinjauan Peranan ... 19

D. Tinjauan Keberhasilan. ... 20

E. Tinjauan Komunikasi Pembangunan. ... 20

F. Tinjauan Pekon/Desa……….. ... 21

G. Tinjauan Masyarakat. ... 22

H. Tinjauan Keberhasilan Program Kerja Kepala Pekon. ... 23

I. Tinjauan Model Interaksional. ... 24

J. Tinjauan Kerangka Pikir. ... 26

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 27

B. Definisi Konsep ... 28

C. Fokus Penelitian ... 29

D. Informan ... 29

E. Indikator Penilaian ... 32

F. Jenis Data. ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data. ... 33

H. Teknik Analisis Data. ... 34


(17)

IV.GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Pekon Fajar Mulia. ... 38 B. Demografi Pekon Fajar Mulia. ... 40 C. Struktur Organisasi Aparatur Pekon Fajar Mulia... 48

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Informan. ... 50 B. Hasil Penelitian. ... 53 C. Pembahasan. ... 87

1. Peranan Komunikasi Antarpribadi Kepala Pekon Dengan Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program Kerja

Pembangunan Fisik Dikaji Dari Aspek Keterbukaan ... 87 2. Peranan Komunikasi Antarpribadi Kepala Pekon

Dengan Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program Kerja

Pembangunan Fisik Dikaji Dari Aspek Empati……. ... 88 3. Peranan Komunikasi Antarpribadi Kepala Pekon Dengan

Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program Kerja

Pembangunan Fisik Dikaji Dari Aspek Sikap Mendukung. ... 89 4. Peranan Komunikasi Antarpribadi Kepala Pekon Dengan

Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program Kerja

Pembangunan Fisik Dikaji Dari Aspek Sikap Positif. ... 90 5. Peranan Komunikasi Antarpribadi Kepala Pekon Dengan

Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program Kerja

Pembangunan Fisik Dikaji Dari Aspek Kesetaraan. ... 91 6. Peranan Komunikasi Antarpribadi Kepala Pekon Dengan

Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program Kerja

Pembangunan Fisik Dikaji Dari Aspek Keberhasilan ... 92 D. Kesesuaian Teori Model Interaksional. ... 93

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan. ... 95 B. Saran. ... 96 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN. ...


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Kerangka Pikir. ... 26 Struktur Organisasi Aparatur Pekon Fajar Mulia... 48


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi.

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Professor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Lebih lanjut Profesor Wilbur Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat


(20)

2

adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm;1982).

Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi :

1. Pertama, adalah Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamannya maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya.

2. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis.


(21)

3

3. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tata karma bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan untuk mendidik warga negara. Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya.

Proses komunikasi antarpribadi yang efektif menurut Mc. Crosky, Larson dan Knapp dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya disetiap situasi (Effendy, 2003:64). Dalam proses komunikasi untuk kesamaan dan ketidaksamaan dalam derajat pasangan komunikator dan komunikan disebut dengan istilah homophily dan heterophily. Homophily sendiri merupakan istilah yang menggambarkan derajat kesamaan seperti, sifat (attribute), kepercayaan, pendidikan, status sosial dsb, pada pasangan perorangan yang berinteraksi. Sedangkan heterophily adalah derajat ketidaksamaan pada pasangan perorangan yang berinteraksi (Effendy, 2003:64).

Pada tahun 2007 berawal dari masyarakat pada waktu itu punya gagasan yang ingin desanya mekar (berpisah dengan desa induk). Setelah diadakan musyawarah terjadilah kesepakatan untuk melanjutkan cita-cita tersebut.


(22)

4

Karena mendapat dukungan dari masyarakat dan juga dari Kepala Pekon Fajar Baru, Kepala Pekon Giri Tunggal, dan Kepala Pekon Kamilin. Dari dukungan ketiga Kepala Pekon tersebut, maka masyarakat membentuk kepanitiaan pemekaran dan pada saat itu terpilih ketua panitia yaitu Bapak Sukoco, kemudian beliau diangkat menjadi Penanggung Jawab Sementara (PJS) Pekon Fajar Mulia pada 22 Januari-Juli 2007, kemudian Surat Keputusan (SK) menjadi Kepala Pekon definitif tanggal 25 Desember 2007

(Periode ke 1) dilantik oleh Bupati Tanggamus Drs. Fauzan Sya’i. Pada saat

pemilihan Kepala Pekon (Pilkakon) Bapak Sukoco terpilih kembali menjadi Kepala Pekon SK. Tanggal 4 Desember 2013 (Periode ke 2) dan dilantik oleh Bupati Tanggamus Hi. Sujadi Saddat.

Pekon/Desa Fajar Mulia yang merupakan Induk dari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu dikepalai oleh Kepala Pekon/Kepala Desa bernama Bapak Sukoco yang bertugas mengajukan rancangan peraturan desa, membina kehidupan masyarakat desa, membina perekonomian desa, mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif (PP. No. 72 Tahun 2005), serta melaksanakan program kerja yang telah direncanakannya untuk kemajuan desa. Kepala Pekon merupakan pimpinan penyeenggaraan pemerintah desa berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan bersama Badan Hippun Pemekonan (BHP), Kepala Pekon sebagai kepala pemerintahan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pemerintahan desa karena Kepala Pekon yang memegang peran yaitu sebagai wakil rakyat yang terpilih dan dipilih langsung oleh masyarakat pekon.


(23)

5

Kepala Pekon harus memiliki kemampuan, bakat, kecakapan, dan sifat kepemimpinan, disamping menjalankan program-program, koordinasi, fungsi, peran dan tanggung jawab. Mengenai peran Kepala Pekon, dalam melaksanakan pembangunan di wilayahnya adalah sebagai perencana pembangunan, pengawas pembangunan, dan pelopor pembangunan.

Peran Kepala Pekon sangat penting dalam mengadakan pendekatan dan menumbuhkan serta mengembangkan swadaya gotong-royong masyarakat untuk dapat merealisasikan pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan. Keberhasilan atau kegagalan program pembangunan desa tidak terlepas dari kinerja Kepala Pekon itu sendiri serta andil masyarakat.

Tanpa bantuan masyarakat program yang dilaksanakan oleh Kepala Pekon tidak akan berhasil. Dengan adanya komunikasi antarpribadi dengan masyarakat maka diharapkan komunikasi antarpribadi dengan masyarakat dapat berjalan sesuai program yang dilaksanakan Kepala Pekon.

Alasan peneliti ingin meneliti Pekon Fajar Mulia karena dari 10 Pekon yang ada di Kecamatan Pagelaran Utara, hanya Pekon Fajar Mulia yang terlihat maju pembangunan fisiknya, seperti jalan onderlaag, gorong-gorong, saluran irigasi dan gedung posyandu dan juga merupakan induk dari Kecamatan Pagelaran Utara.


(24)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja pembangunan fisik di Pekon Fajar Mulia, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana peranan komunikasi antar pribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja pembangunan fisik Pekon Fajar Mulia, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya bagi pengembangan komunikasi antar pribadi dan juga komunikasi pembangunan. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan peranan komunikasi antar pribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja Pekon Fajar Mulia Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu.


(25)

7

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi kepada masyarakat pekon mengenai peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan Masyarakat terhadap keberhasilan program kerja di Pekon Fajar Mulia, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Judul : Peran Komunikasi Antarpribadi Dalam Mencapai Keberhasilan Program Kerja KKN Tematik Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro (Kota Metro). Oleh Elok Fitri Ilmu Komunikasi Universitas Lampung tahun 2012.

Pembahasan : Komunikasi Antarpribadi telah terbukti keefektifitasannya, terutama dalam mengubah sikap seseorang. Di dalam berbagai hal, manusia biasanya lebih memilih untuk melakukan komunikasi antarpribadi dengan orang lain karena keampuhannya tersebut. Begitu pula yang dilakukan oleh mahasiswa selaku komunikator dalam kegiatan KKN Tematik di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro, dengan masyarakat dan dalam hal ini diwakilkan oleh took masyarakat yang menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri.

Selain komunikasi antarpribadi, mahasiswa juga melaksanakan jenis komunikasi yang lain, seperti komunikasi kelompok dengan bentuk penyuluhan. Namun komunikasi antarpribadi lebih sering dilakukan mahasiswa dibanding dengan jenis komunikasi yang lain. Hal ini dikarenakan komunikasi antarpribadi dapat dilaksanakan kapan saja, dimana saja, dalam berbagai situasi, dan oleh siapa saja.


(27)

9

2. Judul : Peran Pemuka Pendapat Dalam Meningkatkan Partisipasi Pilkades Di Desa Prangat Selatan Oleh Taufik Istiari Universitas Mulawarman Tahun 2013.

Pembahasan : Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa tidak dapat dipungkiri peran pemuka pendapat dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa di desa prangat sangat penting. Pemuka pendapat mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa di desa prangat mulai dari pembentukan kepanitiaan hingga tingkat pemilih dalam pemilihan. Peran pemuka pendapat dapat ditunjukkan dalam berbagai model komunikasi, disamping itu model komunikasi tersebut dapat pula dilihat dari bagaimana pemuka pendapat mempengaruhi pengikutnya. Dalam hal ini pemuka pendapat melakukan komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.

Dari penelitian terdahulu perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian terdahulu menjelaskan peran komunikasi antarpribadi mahasiswa dalam mencapai keberhasilan program kerja KKN tematik, kemudian penelitian terdahulu selanjutnya menjelaskan tentang peran pemuka pendapat dalam meningkatkan partisipasi pilkades di desa prangat selatan tahun 2013. Perbedaannya peneliti lebih menekankan kinerja komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja pembangunan fisik di Pekon. Manfaat penelitian terdahulu untuk peneliti adalah peneliti tahu bagaimana peranan komunikasi antar pribadi khususnya untuk di desa yang akan dilakukan penelitian.


(28)

10

B. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi Antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979). Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication).

Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog, dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lwbih dalam, dan lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.

Komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai tipe komunikasi antarpribadi karena

Pertama : Anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlngsung secara tatap muka.

Kedua : Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong di mana semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicara mendominasi situasi.


(29)

11

Dalam situasi seperti ini , semua anggota bisa berperan sebaga sumber dan juga sebagai penerima. Pada penelitian ini Komunikasi Antarpribadi yang terjadi adalah komunikasi antarpribadi Kepala Pekon sebagai komnikatornya dengan masyarakat sebagai komunikannya, terhadap keberhasilan program kerja di Pekon Fajar Mulia.

Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Apabila diamati dan dikomparasikan dengan jenis komunikasi lainnya, maka dapat dikemukakan cirri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain: Arus pesan dua arah, suasana informal, umpan balik segera, peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, dan peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun non verbal.

1. Arus pesan dua arah. Komunikasi antarpribadi menempatkan sumber pesan dan penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah. Artinya komunikator dan komunikan dapat berganti secara peran secara cepat. Seorang sumber pesan, dapat berubah peran sebagai penerima pesan, begitu pula sebaliknya. Arus pesan secara dua arah ini berlangsung secara berkelanjutan.

2. Suasana nonformal. Komunikasi antarpribadi biasanya berlangsung dalam suasana non formal. Dengan demikian, apabila komunikasi itu berlangsung antara para pejabat di sebuah instansi, maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kaku berpegang pada hirarki jabatan dan


(30)

12

prosedur birokrasi , namun lebih memilih pendekatan secara individu yang bersifat pertemanan. Relevan dengan suasana non formal tersebut, pesan yang dikomunikasikan biasanya bersifat lisan, bukan tertulis. Di samping itu , forum komunikasi yang dipilih biasanya juga cenderung bersifat nonformal, seperti percakapan intim dan lobi, bukan forum formal seperti rapat.

3. Umpan balik segera. Oleh karena komunikasi antarpribadi biasanya mempertemukan para pelaku komunikasi secara bertatap muka, maka umpan balik dapat diketahui dengan segera. Seorang komunikator dapat segera memperoleh balikan atas pesan yang disampaikan dari komunikan baik secara verbal maupun non verbal.

4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat. Komunikasi antarpribadi merupakan metode komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat, baik jarak dalam arti fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat tertentu. Sedangkan jarak yang dekat secara psikologis menunjukkan keintiman hubungan antarindividu.

5. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan , baik secara verbal maupun non verbal. Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi antarpribadi , peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi.misalnya untuk menegaskan seseorang merasa bahagia dengan pertemuan yang baru saja tetrjadi, dapat diungkapkan secara verbal


(31)

13

maupun non verbal. Secara verbal diungkapkan dengan ucapan atau kata-kata, seperti : senang sekali bertemu anda. Sedangkan secara non verbal dilakukan dengan berbagai isyarat : bersalaman. Berpelukan, tersenyum dan sebagainya.

Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Mengungkapkan perhatian kepada orang lain

Salah satu tujuan komunikasi antarpribadi adalah untuk mengungkapkan perhatian kepada oranglain. Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, membungkukan badan, menanyakan kabar kesehatan partner komunikasinya, dan sebagainya. Pada prinsipnya komunikasi antarpribadi hanya dimaksudkan untuk menunnjukkan adanya perhatian kepada orang lain, dan untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup , dingin, dan cuek.

1. Menemukan diri sendiri

Artinya, seseorang melakukan komunikasi antarpribadi karena ingin mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain. bila seseorang terlibat komunikasi antarpribadi dengan orang lain, maka terjadi proses belajar banyak sekali tentang diri maupun orang lain. Komunikasi antapribadi memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk berbicara tentang apa yang disukai dan apa yang dibenci. Dengan saling membicarakan keadaan diri, minat dan harapan, maka seseorang memperoleh informasi berharga mengenai jati diri, atau dengan kata lain menemukan diri sendiri.


(32)

14

Dengan komunikasi antarpribadi diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan actual.

3. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis

Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Semakin banyak teman yang dapat diajak bekerja sama, maka semakin lancarlah pelaksanaan kegiatan dalam hidup sehari-hari. Sebaliknya apabila ada seseorang saja sebagai musuh, kemungkinan akan menjadi kendala. Oleh karena itu setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi antarpribadi yang diabdikan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.

4. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku

Komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media. Dalam prinsip komunikasi, ketika pihak komunikan menerima pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapat pengaruh dari proses komunikasi. Sebab pada dasarnya, komunikasi adalah sebuah fenomena dan sebuah pengalaman. Setiap pengalaman akan memberi makna pada situasi kehidupan manusia, termasuk member makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap.


(33)

15

Komunikasi antarpribadi dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi (mis communication) dan salah interpretasi (mis interpretation) yang terjadi antara sumber dan penerima pesan.

6. Memberikan bantuan (konseling)

Di dalam kehidupan sehari-hari, di kalangan masyarakat pun juga dapat dengan mudah diperoleh contoh yang menunjukkan fakta bahwa komunikasi antarpribadi dapat dipakai sebagai pemberian bantuan (konseling) bagi orang lain yang memerlukan.

Hubungan Antarpribadi

Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primate dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat, yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya sebagai sesama anggota masyarakat.

Secara kodrati, manusia hidup sebagai makhluk individu, artinya bahwa setiap manusia pada hakikatnya memiliki „’keunikan” yang membedakan dengan orang lain. Setiap orang memiliki kedudukan dan peran yang berbeda , saling memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai makhluk sosial, artinya bahwa secara kodrati sejak dilahirkan manusia tidak dapat hidup sendirian, melainkan memerlukan pertolongan orang lain di lingkungannya. Manusia


(34)

16

sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup secara individu, melainkan selalu berkeinginan untuk tinggal bersama sekaligus menjalin hubungan dengan individu-individu lainnya dan saling memerlukan satu dengan lainnya.

Karakteristik kehidupan sosial mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah relasi dengan yang lain, sehingga akan terjalin sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal balik dalam suatu pola hubungan yang dinamakan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal dalam arti luas adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak.

Ciri-ciri Hubungan Antarpribadi

Suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang lebih produktif, menyenangkan dan memuaskan. Untuk mengenali lebih jauh tentang karakteristik hubungan antarpribadi, dikemukakan beberapa ciri mengenai hubungan antarpribadi sebagaimana diuraikan berikut ini.

1) Mengenal secara dekat

Artinya bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan antarpribadi saling mengenal secara dekat. Dikatakan mengenal secara dekat, karena tidak hanya saling mengenal identitas pokok seperti nama, alamat, status


(35)

17

perkawinan, dan pekerjaan. Namun lebih dari semua itu, kedua belah pihak saling mengenal berbagai sisi kehidupan lainnya.

2) Saling memerlukan

Hubungan antarpribadi diwarnai pola hubungan saling menguntungkan secara dua arah dan saling memerlukan. Sekurang-kurangnya kedua belah pihak merasa saling memerlukan kehadiran seorang teman untuk berinteraksi, bekerjasama, saling member dan menerima. Dengan demikian adanya rasa saling memerlukan dan saling mendapatkan manfaat ini akan menjadi tali pengikat kelangsungan hubungan antarpribadi. Apabila salah satu pihak merasa tidak lagi memperoleh manfaat, maka keadaan seperti ini dapat dipakai sebagai alasan terjadinya putus hubungan antarpribadi.

3) Pola hubungan antarpribadi; yang ditunjukkan oleh adanya sikap keterbukaan diantara keduanya

Hubungan antarpribadi juga ditandai oleh pemahaman sifat-sifat pribadi di antara kedua belah pihak. Masing-masing saling terbuka sehingga dapat menerima perbedaan sifat pribadi tersebut. Adanya perbedaan sifat pribadi bukan menjadi penghalang untuk membina hubungan baik, justru menjadi peluang untuk dapat saling mengisi kelebihan dan kekurangan.

4) Kerjasama

Kerjasama akan timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri


(36)

18

sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Hubungan antarpribadi yang dikategorikan memiliki kadar atau kualitas yang baik, tidak saja menunjukkan adanya interaksi harmonis yang bertahan lama, namun juga mengarah tercapainya kerjasama. Bentuk-bentuk kerjasama :

a) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong kerjasama ini dilandasi oleh keikhlasan sosial. Masing-masing pihak menyadari bahwa hubungan antarpribadi itu tujuannya adalah untuk meneguhkan pertemanan.

b) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua orang atau lebih. Kerjasama semacam ini didahului dengan kesepakatan dan perjanjian. Tercapainya kesepakatan itu sendiri disebabkan oleh keyakinan kedua belah pihak saling memperoleh keuntungan.

c) Ko-optasi (Co-optation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam suatu hubungan antarpribadi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilisasi hubungan antarpribadi yang bersangkutan. Misalnya setelah menempuh waktu lama, perjanjian dalam bargaining dilakukan penyesuaian terhadap butir kesepakatan baru.

d) Koalisi (Coalition)

Yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau


(37)

19

lebih tersebut memungkinkan mempunyai sruktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya.

e) Joint-Venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek, misalnya proyek pembangunan.

C. Peranan

Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 845) “peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilksanakan”.

Soekanto (1984: 237) “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status)”. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.

Nasution (1994: 74 ) menyatakan bahwa “peranan adalah mencakup kewajiban hak yang bertalian kedudukan”. Lebih lanjut Setyadi (1986 : 29 ) berpendapat ”peranan adalah suatu aspek dinamika berupa pola tindakan baik yang abstrak maupun yang kongkrit dan setiap status yang ada dalam

organisasi”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah suatu pola tindakan yang dilakukan oleh aparatur pekon baik secara individual maupun secara bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu peristiwa. Bahwa peran Kepala Pekon dalam melaksanakan program kerja pembangunan fisik tidak terlepas dari Aparatur Pekon yang menunjang keberhasilan pembangunan fisik Pekon Fajar Mulia.


(38)

20

D. Keberhasilan

Penulis dan filsuf Earl Nightingale mengatakan bahwa keberhasilan adalah

“realisasi secara progresif sebuah cita-cita yang berharga.” Ini berarti bahwa keberhasilan adalah kesadaran yang selalu meluas, kebijaksanaan yang selalu bertumbuh. Keberhasilan juga berarti memperoleh penghargaan, kepemimpinan. Keberhasilan bisa dikatakan bahwa akan dilihat lebih tinggi oleh orang lain dalam usaha dan kehidupan sosial seseorang. Keberhasilan juga berarti kebebasan, kebebasan dari rasa takut, rasa cemas, rasa frustasi dan kegagalan. Keberhasilan itu bisa diartikan sebagai penghargaan diri. Keberhasilan dalam penelitian ini adalah keberhasilan yang telah dicapai oleh Kepala Pekon dimana hasil dari program yang telah dilaksanakan Kepala Pekon dinilai oleh masyarakat Pekon Fajar Mulia.

E. Komunikasi Pembangunan

Dalam pengertian yang sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas , dengan tujuan agar masyarakat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan. Sedangkan dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan


(39)

21

pemerintah, sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan (Nasution, 1996:92).

Komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara berkembang, terutama kegiatan komunikasi untuk perubahn sosial yang berencana. Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar meningkatkan pembangunan manusiawi , dan itu berarti komunikasi komunikasi yang akan menghapus kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan.

Hedebro (1979) mengidentifikasi aspek dalam Komunikasi Pembangunan, yaitu:

1. Pendekatan yang berorientasi kepada perubahan yang terjadi pada suatu komunikasi local atau desa. Konsentrasinya adalah pada memperkenalkan ide-ide baru, produk, dan cara-cara baru, dan penyebarannya di suatu desa atau wilayah. Studi jenis ini mendalami bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai untuk mempromosikan penerimaan yang luas akan ide-ide dan produk lain.

F. Pengertian Pekon/Desa

Secara maknawi pengertian Desa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri. Secara sosiologis, definisi desa digambarkan sebagai bentuk kesatuan masyarakat atau komunitas penduduk


(40)

22

yang bertempat tinggal dalam suatu lingkungan yang saling mengenal. Corak kehidupan mereka relatif homogen serta banyak bergantung pada alam, mempunyai sifat sederhana dengan ikatan sosial dan adat istiadat yang kuat.

G. Masyarakat

Dalam bahasa arab, masyarakat asal mulanya dari kata musayarak yang kemudian berubah mennjadi masyarakat dan selanjutnya mendapatkan

kesepakatan dalam bahasa Indonesia, yaitu „’Masyarakat’’. Musyarak, artinya

bersama-sama, lalu masyarakat, artinya berkumpul bersama, hidup bersama, dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sedangkan pemakaiannya dalam bahasa Indonesia telah disepakati dengan sebutan masyarakat. Hidup bersama antar manusia ini kemudian membentuk pergaulan hidup, di mana individu-individu merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Individu merupakan anggota kelompok sosial mempunyai pengaruh besar terhadap terciptanya lingkungan sosial yang harmonis, khususnya sumbangan-sumbangan fungsional yang mengikat intensitas ketergantungan secara timbal balik antara individu dengan masyarakat. Masing-masing kesatuan hidup (groups) dalam lingkungan sosial ini menunjukkan bentuk sebagai kumpulan manusia (a human aggregate) yang mempunyai kepentingan yang sama. Dirdjosisworo mengatakan bahwa di dalam beberapa hal individu-individu yang bersangkutan diikat menjadi satu oleh ikatan-ikatan kepentingan timbal balik dan saling tergantung satu sama lain dan oleh


(41)

23

ikatan-ikatan adat istiadat atau ukuran-ukuran tingkah laku yang sama-sama ditaati. Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aparatur Pekon Fajar Mulia, karena aparatur pekon/desa sudah cukup mewakili masyarakat yang mengetahui program kerja pembangunan fisik yang sudah berhasil di Pekon Fajar Mulia dari sebelum pemekaran hingga menjadi pemekaran kecamatan dan desa.

H. Keberhasilan Program Kerja Kepala Pekon

Keberhasilan Program kerja Kepala Pekon dilihat dari dua tolak ukurnya yaitu tolak ukur keberhasilan program kerja Kepala Pekon dengan komunikasi antar pribadi dengan aparatur pekon, melalui pendekatan, motivasi, memberikan rasa empati kepada masyarakat. Kemudian tolak ukur kedua adalah masyarakat dalam hal ini aparatur pekon dapat memahami dan menyatakan rasa puas terhadap program kerja yang dilaksanakan Kepala Pekon Fajar Mulia, terdapat indikator keberhasilan program kerja dari pembangunan fisik yaitu :

1. Jalan Onderlaag

Jalan onderlaag di Pekon Fajar Mulia, yang terletak di dusun 01 sinar pugung dibangun pada tahun 2010 . Dana pembangunan jalan onderlaag di dusun sinar pugung dari PNPM masyarakat Pekon Fajar Mulia.


(42)

24

2. Gorong-gorong

Gorong-gorong di Pekon Fajar Mulia, yang terletak di dusun 01 sinar pugung dibangun pada tahun 2013. Dana pembangunan gorong-gorong merupakan dana gabungan dari swadaya masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Pringsewu.

3. Saluran Irigasi

Saluran irigasi di Pekon Fajar Mulia, yang terletak di dusun giri mulyo dibangun pada tahun 2011. Dana pembangunan saluran irigasi dari swadaya dan iuran masyarakat Pekon Fajar Mulia.

4. Gedung Posyandu

Gedung posyandu di Pekon Fajar Mulia, yang terletak di dusun giri harjo dibangun pada tahun 2011. Dana pembangunan gedung posyandu dari PNPM masyarakat Pekon Fajar Mulia.

I. Model Interaksional

Terdapat beberapa model atau teori untuk menganalisa hubungan antarpribadi. Dalam penelitian ini menggunakan model interaksional. Model interaksional menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yaitu dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.


(43)

25

Model interaksional memandang setiap hubungan antarpribadi sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling bergantung dan bertindak bersama sebagai satu kesatuan. Semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuannya. Bila ekuilibrium sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Dalam mempertahankan ekuilibrium, sistem dan subsistem harus melakukan transaksi yang tepat dengan lingkungannya (medan). Selain itu dalam model interaksional, manusia dianggap lebih aktif.

Menurut model interaksional para pesertanya adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima yang memiliki kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interaksional adalah umpan balik (feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan.


(44)

26

J. Kerangka Pikir

1. Bagan kerangka pikir

Dari kerangka pikir diatas Kepala Pekon sebagai komunikator komunikasi antarpribadi, dan masyarakat sebagai komunikan yang mendukung keberhasilan program kerja pembangunan fisik Kepala Pekon, yang dilihat dari infrastruktur terdiri dari jalan onderlaag, gorong-gorong, saluran irigasi dan gedung posyandu.

Kemudian peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan Masyarakat terhadap keberhasilan program kerja Kepala Pekon, dari aspek keterbukaan, aspek empati, aspek sikap mendukung, aspek sikap positif dan aspek kesetaraan.

Komunikator Kepala Pekon

Komunikan Masyarakat

Peranan Komunikasi Antarpribadi

Dari aspek Keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung, Sikap Positif, dan Kesetaraan

Keberhasilan Program Kerja Pembangunan Fisik Jalan Onderlaag, Gorong-gorong,


(45)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi dan gambaran bagaimana peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja. Tipe yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian adalah tipe deskriptif melalui Metode Penelitian Kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2004: 6). Pendekatan kualitatif dalam komunikasi menekankan pada bagaimana sebuah pendekatan dapat mengungkapkan makna-makna dari konten komunikasi yang ada sehingga hasil-hasil penelitian yang diperoleh berhubungan dengan pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi.

Sedangkan tipe penelitian deskriptif menurut Isaac dan Michael adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif, kita


(46)

28

menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat (Rakhmat, 1995: 22).

Dari penjelasan diatas tentang metode penelitian kualitatif, maka penelitian peranan komunikasi antarpribadi Kepala pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja tepat untuk digunakan oleh peneliti merupakan metode yang tepat.

B. Definisi Konsep

Untuk menghindari penyimpangan dalam penelitian ini dan memberi arah tujuan, peneliti menjelaskan definisi konseptual sebagai berikut :

1. Peranan

Seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan Masyarakat terhadap keberhasilan program kerja.

2. Komunikasi Antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh Kepala Pekon dengan masyarakat.


(47)

29

3. Keberhasilan

Keberhasilan bisa dikatakan bahwa akan dilihat lebih tinggi oleh orang lain dalam usaha dan kehidupan sosial seseorang. Dalam hal ini keberhasilan program kerja Kepala Pekon dengan masyarakat.

4. Program Kerja Kepala Pekon

Program kerja yang dimaksud adalah program kerja yang telah dilaksanakan oleh Kepala Pekon tentang pembangunan fisik pekon, selama menjabat sebagai Kepala Pekon.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian berperan penting dalam penelitian kualitatif, yaitu untuk membatasi studi dan bidang kajian penelitian. Tanpa adanya fokus penelitian, maka peneliti akan terjebak pada melimpahnya volume data yang diperolehnya di lapangan.

D. Informan

Teknik pemilihan informan pada penelitian ini adalah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Teknik ini bersifat tidak acak dimana pemilihan informan dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.


(48)

30

Menurut Spradley dalam Moleong (2004: 165), informan harus memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.

Adapun kriteria yang dijadikan pedoman pemilihan informan pada penelitian ini, antara lain:

1. Informan merupakan masyarakat/aparatur Pekon Fajar Mulia Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Prinsewu, serta memiliki kemampuan komunikasi dengan baik.

2. Informan merupakan orang terdekat Kepala Pekon yang tahu program-program yang telah dilaksanakan Kepala Pekon.

3. Informan memiliki cukup banyak waktu untuk dimintai wawancara serta informasi.


(49)

31

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan peneliti diatas , kriteria yang menjadi informan peneliti adalah :

1. Sekretaris Desa Pekon Fajar Mulia. 2. Kepala Dusun 02 Giri Mulyo. 3. Ketua Karang Taruna.

4. Kepala Dusun 01 Sinar Pugung. 5. Kepala Dusun 03 Giri Mulyo. 6. Kepala Dusun Giri Harjo. 7. Kepala Dusun Sinar Waya. 8. Kepala Dusun Sinar Melato

9. Ketua Badan Hippun Pemekonan (BHP).

Alasan pemilihan informan dalam penelitian adalah :

1. Bapak Sekretaris Desa, Kepala Dusun 02 Giri Mulyo 2, Ketua Karang Taruna, Kepala Dusun 01 Sinar Pugung, Kepala Dusun Giri Mulyo 03, Kepala Dusun Giri Harjo, Kepala Dusun Sinar Waya, Kepala Dusun Sinar Melato, dan Ketua Badan Hippun Pemekonan (BHP) merupakan masyarakat Pekon Fajar Mulia dalam hal ini sebagai Aparatur Pekon yang memiliki kontribusi pelayananan untuk masyarakat, memiliki wewenang dan mengetahui program kerja Kepala Pekon.

2. Keseluruhan informan mampu berkomunikasi dengan baik.

Apabila penulis merasa kekurangan dalam pengambilan data dari informan yang dimaksud, tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah informan dalam penelitian tersebut.


(50)

32

E. Indikator Penilaian

1. Dari Aspek Keterbukaan

Setiap ada permasalahan pada lingkungan Pekon Fajar Mulia, Kepala Pekon langsung berbicara dengan masyarakat.

2. Dari Aspek Empati

Kepala Pekon mempunyai rasa empati terhadap masyarakat Pekon Fajar Mulia.

3. Dari Aspek Sikap Mendukung

Kepala Pekon menunjukkan sikap mendukung dengan memotivasi aparatur pekon dan masyarakat dalam melaksanakan program kerja pembangunan fisik.

4. Dari Aspek Sikap Positif

Kepala Pekon menunjukkan sikap positifnya terhadap masyarakat. 5. Dari Aspek Kesetaraan

Kesetaraan mengganggap masyarakat sama dan tidak membeda-bedakan. 6. Dari Aspek Keberhasilan

Keberhasilan yang dimaksud adalah program pembangunan fisik yang telah berhasil di Pekon Fajar Mulia.

F. Jenis Data

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu data primer dan data sekunder.


(51)

33

1. Data Primer yaitu data terpenting dalam penelitian yang akan diteliti. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan jawaban dari daftar pertanyaan yang akan diajukan. 2. Data Sekunder yaitu data yang mendukung data primer, mencakup data lokasi penelitian dan data lain yang mendukung masalah penelitian. Data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Wawancara

Dengan tekhnik ini, peneliti melakukan wawancara dengan kesembilan informan yang telah ditentukan oleh penulis secara bergantian dengan daftar pertanyaan yang serupa pada setiap informannya.

2. Dokumentasi dan Tinjauan pustaka

Penulis menggunakan data yang bersifat teoritis yang berasal dari buku-buku yang mendukung penelitian ini. Penulis juga mengumpulkan data-data dari literatur yang relevan dan dapat dipertanggung-jawabkan. Literatur yang digunakan penulis tidak


(52)

34

hanya berupa buku tetapi juga melalui internet beberapa jurnal, serta skripsi sebelumnya/penelitian terdahulu, dan data–data lain yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu peneliti juga menggunakan foto dokumentasi keberhasilan program kerja Kepala Pekon Fajar Mulia, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu. Untuk melengkapi data yang telah ada sebelumnnya.

H. Teknik Analisis Data

Beberapa asumsi pendekatan kualitatif menurut Crasswell, antara lain peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis data serta penelitian kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, serta penelitin kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar (Burhan, 2009: 307).

Tiga Tahapan proses analisis data kualitatif, yaitu:

1. Tahap Reduksi Data

Pada tahapan ini, penulis memilih dan menyederhanakan beberapa data yang benar-benar diperlukan dan yang penulis anggap sangat penting serta sesuai dengan penelitian ini, berdasarkan seluruh data yang didapat dari lapangan.


(53)

35

2. Tahap Display (penyajian data)

Proses penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.

3. Tahap Verifikasi (menarik kesimpulan)

Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.

I. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan data. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, seperti subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif dan alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol (dalam observasi). Untuk itu perlu dibangun sebuah mekanisme untuk mengatasi keraguan terhadap hasil penelitian kualitatif (Bungin,2009: 253).

Moleong yang dikutip oleh Bungin (2009: 254)mencoba membangun teknik pengujian keabsahan penelitian kualitatif yang ia beri nama teknik pemeriksaan. Teknik pemeriksaan tersebut meliputi :


(54)

36

1. Ketekunan Pengamatan

Untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan beberapa kemampuan pancaindra namun juga menggunakan semua pancaindra termasuk pendengaran, penglihatan dan insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan, maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula.

2.Pengecekan Melalui Diskusi

Diskusi dengan berbagai kalangan yang memahami masalah penelitian akan memberi informasi yang berarti kepada peneliti, sekaligus sebagai upaya untuk menguji keabsahan hasil penelitian. Cara ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara dan atau hasil akhir untuk didiskusikan secara analitis. Diskusi bertujuan untuk mencari titik-titik kekeliruan interpretasi dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain. Moleong mengatakan bahwa diskusi dengan kalangan sejawat akan menghasilkan pandangan kritis terhadap hasil penelitian, membantu mengembangkan langkah berikutnya dan menghasilkan pandangan lain sebagai pembanding.

3. Kecukupan Referensi

Keabsahan data hasil penelitian juga dapat dilakukan dengan memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil


(55)

37

penelitian yang telah dilakukan, baik referensi yang berasal dari orang lain maupun referensi yang diperoleh selama penelitian seperti gambar foto di lapangan, rekaman wawancara maupun catatan-catatan harian dilapangan.


(56)

38

IV. GAMBARAN UMUM

A.Sejarah Pekon Fajar Mulia

Pada tahun 2007 berawal masyarakat pada waktu itu punya gagasan ingin desanya mekar (berpisah dengan desa induk). Setelah diadakan musyawarah terjadilah kesepakatan untuk melanjutkan cita-cita tersebut. Karena mendapat dukungan dari masyarakat dan juga dari Kepala Desa Fajar Baru, Kepala Desa Giri Tunggal, dan Kepala Desa Kamilin.Dari dukungan ketiga kepala Desa tersebut, maka kami membentuk kepanitiaan pemekaran. Dan pada saat itu terpilih ketua panitia yaitu Bapak. Sukoco.

Dari ketiga desa tersebut memberi sebagian wilayah masing-masing:

1. Desa Fajar Baru memberikan wilayah: Dusun Giri Mulyo, Dusun Sinar Wayah, dan Dusun Sinar Melato.

2. Desa Giri Tunggal memberikan wilayah: Dusun Giri Mulyo dan Dusun Giri Harjo.


(57)

39

Dari bagian-bagian wilayah tersebut maka terbentuklah kesepakatan nama Desa Fajar Mulia (desa pemekaran) setelah melalui proses yang panjang mengacu pada dasar hukum:

1. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. 2. Peraturan Daerah Nomor 33 tahun 2000 tentang pembentukan,

penghapusan dan penggabungan pekon atau desa.

3. Musyawarah perangkat pekon dan BHP Fajar Baru tanggal 9 Juni 2006. 4. Mewujudkan aspirasi masyarakat

Pada tanggal 20 Desember 2006 maka disahkannya pekon/desa Fajar Mulia, oleh Anggota Dewan Kabupaten Tanggamus dan dengan SK Bupati

Tanggamus Drs. Hi. Fauzan Sya’ie tertanggal 22 Januari 2007 diangkat PJS Kepala Pekon Desa Fajar Mulia yang dijabat oleh Bapak Sukoco.Jabatan PJS kepala pekon selama enam bulan dan PJSkepala pekon tersebut bisa melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

Pada bulan Juli 2007 melaksanakan pemilihan Kepala Pekon/Desa dan pada waktu itu masyarakat memberikan kesempatan kepada Bapak Sukoco untuk mencalonkan kembali dan waktu itu lawan dari pencalonannya Ibu Sri Muhati dan alhamdulilah dimenangkan oleh Bapak Sukoco.


(58)

40

Dari hasil pemilihan tersebut makan SK Bupati Tanggamus Drs. Hi.Fauzan

Sya’ie tertanggal 25 September 2007 maka Desa/pekon Fajar Mulia menjadi definitif.

B.Demografi Pekon Fajar Mulia a). Batas Desa Fajar Mulia

1. Batas sebelah Timur: Giri Tunggal Kecamatan Pagelaran dan Sinarmulia Kecamatan Banyumas

2. Batas sebelah Barat: Sumber Bandung Kecamatan Pagelaran. 3. Batas sebelah Utara: Madaraya Kecamatan Pagelaran. 4. Batas sebelah Selatan: Fajar Baru Kecamatan Pagelaran.

b). Luas Wilayah Desa

1. Pemukiman : 261 Ha 2. Pertanian sawah : 50 Ha 3. Ladang atau tegalan : 285 Ha 4. Hutan : - 5. Rawa-rawa : 0,5 Ha 6. Perkantoran : 2 7. Sekolah : 0.5 Ha 8. Jalan : 2 Ha 9. Lapangan sepakbola : 1 Ha


(59)

41

c). Orbitasi

1. Jarak ke Ibukota kecamatan terdekat : 20 km 2. Lama jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan : 60 menit 3. Jarak Ibukota Kabupaten : 25 km

d). Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 1. Kepala keluarga : 435 KK

2. Laki-laki : 893 orang 3. Perempuan : 826 orang

Keadaan Sosial a). Pendidikan

1. SD/MI : 634 orang 2. SLTP/MTS : 403 orang 3. SLTA/MA : 325 orang 4. S1/Diploma : 20 orang 5. Putus sekolah : 337 orang 6. Buta huruf : -

b). Lembaga Pendidikan

1. Gedung TK : 1 unit gedung sendiri (TK SATAP) lokasi di Dusun Giri Mulyo 2

2. Gedung SD : 1 buah/lokasi di Dusun 03 3. Gedung SLTP/MTS : - buah/lokasi di Dusun –


(60)

42

4. Gedung SMK : 1 buah/lokasi di Dusun Giri Harjo 5. TPA : 1 buah/lokasi di Dusun 02

c). Kesehatan a. Kematian Bayi

1. Jumlah bayi lahir pada tahun ini : 35 orang 2. Jumlah bayi meninggal tahun ini : 5 orang

b.Kematian Ibu Melahirkan

1. Jumlah ibu melahirkan (2013): 35 orang 2. Jumlah ibu melahirkan (2013): - orang

c. Cakupan Imunisasi

1. Cakupan imunisasi Polio 3 : 10 orang 2. Cakupan imunisasi DPT – 1 : 5 orang 3. Cakupan imunisasi cacar : - orang

d. Gizi Balita

1. Jumlah balita : 35 orang 2. Balita gizi buruk : - orang 3. Balita gizi baik : 30 orang 4. Balita gizi kurang/BGT : 5 orang


(61)

43

e. Pemenuhan air bersih

1. Pengguna sumur galian : 350 KK 2. Pengguna air PAH : - KK 3. Pengguna sumur pompa : - KK 4. Pengguna sumur hidran umum : - KK 5. Pengguna air sungai : 85 KK

d). Keagamaan

1. Data Keagamaan Desa Fajar Mulia tahun 2010 Jumlah Pemeluk:

a. Islam : 1526 orang b. Katolik: 10 orang c. Kristen : - orang d. Hindu : 29 orang e. Budha : 123 orang

2. Data Tempat Ibadah Jumlah tempat ibadah: Masjid/Mushola : 10 buah Gereja : - buah Pura : 1 buah Vihara : 1 buah


(62)

44

Keadaan Ekonomi a). Pertanian Jenis Tanaman :

1. Padi sawah : 50 Ha 2. Padi lading : - Ha 3. Jagung : 70 Ha 4. Palawija : 50 Ha 5. Tembakau : 10 Ha 6. Tebu : - Ha 7. Kakao/Coklat : 75 Ha 8. Sawit : 20 Ha 9. Karet : 5 Ha 10.Kelapa : 10 Ha 11.Kopi : 20 Ha 12.Singkong : 5 Ha 13.Lada : 10 Ha 14.Cabe Jawa : 5 Ha

b). Peternakan Jenis ternak:

1. Kambing : 200 ekor 2. Sapi : 15 ekor 3. Kerbau : 7 ekor


(63)

45

4. Ayam : 300 ekor 5. Itik : 50 ekor 6. Burung : 10 ekor

Perikanan:

1. Tambak ikan : - Ha 2. Tambak udang : - Ha 3. Lain-lain : -Ha

d). Struktur Mata Pencaharian Jenis pekerjaan:

1. Petani : 400 orang 2. Pedagang : 15 orang

3. PNS : 2 orang

4. Tukang : 15 orang 5. Guru : 8 orang 6. Bidan/Perawat : 2 orang 7. Pensiunan : 4 orang 8. Sopir/angkutan : 5 orang 9. Buruh : 100 orang 10.Jasa persewaan : 2 orang 11.Swasta : 8 orang


(64)

46

Kondisi Pemerintahan Desa a). Lembaga Pemerintahan Jumlah aparat desa:

1. Kepala Desa : 1 orang 2. Sekretaris desa : 1 orang 3. Perangkat desa : 21 orang 4. BHP : 7 orang

b). Lembaga kemasyarakatan : Jumlah lembaga kemasyarakatan:

1. LPM : 1

2. PKK : 1

3. Posyandu : 2

4. Pengajian : 6 kelompok 5. Arisan : 4 kelompok 6. Simpan pinjam : 5 kelompok 7. Kelompok tani : 9 kelompok 8. Gapoktan : 1 kelompok 9. Karang Taruna : 21 kelompok 10.Risma : 1 kelompok 11.Ormas/LSM : 1 kelompok 12.Lain-lain : 3 kelompok


(65)

47

c). Pembagian wilayah Nama Dusun:

1. Dusun 01 Sinar Pugung : Jumlah 1 RT 2. Dusun 02 Giri Mulyo : Jumlah 3 RT 3. Dusun 03 Giri Mulyo : Jumlah 2 RT 4. Dusun 04 Giri Harjo : Jumlah 1 RT 5. Dusun 05 Sinar Waya : Jumlah 1 RT 6. Dusun 06 Sinar Melato : Jumlah 1 RT


(66)

48

C. Struktur Aparatur Pekon Fajar Mulia

Kepala Pekon Sukoco Juru Tulis Gus Akhmad Kaur Pemerintah Ismuni Rais Kaur Kesra Budi Ariyanto Kaur Keuangan Nuryati Kaur Pembangunan Yunadi Kaur Umum Mad Subhan Kadus 01 Irfan Nur Kadus 02 Jumadi Kadus 03 Hariyanto Kadus 04 Dahlan Ali Kadus 05 Asmuni Kadus 06 Nur Sa’at RT 01 Rusdi RT 02 Sartono RT 03 Jaini RT 04 Sajibno RT 05 Sugiarto RT 06 Arifin RT 07 Sarifudin RT 08 Sarif RT 09 Awang


(67)

49

Badan Hippun Pemekonan

Lembaga Permusyawaratan Masyarakat Ketua Rino Setiawan

Wakil Ketua H. Kamris Zakaria

Sekretariat M. Sanusi Bendahara Herni Anggota Sariyanto Anggota Tugiyo Anggota Suparno Anggota Mustofa Anggota Zulkifli Ketua Alex Gustono Wakil Ketua Jahid Noto Utomo

Sekretariat Yulyadi Bendahara Yatin Anggota Supardi Anggota Jayusman Anggota Jhoni Yanto Anggota Midiyanto


(68)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan masyarakat di Pekon Fajar Mulia, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu maka disimpulkan peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja pembangunan fisik. Kepala Pekon merupakan pemimpin yang disegani oleh masyarakat. Peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon sebagai fasilitator selaku pemerintah desa telah menjalankan perannya sesuai dengan tugas, wewenang dan fungsinya sebagai Kepala Pekon, dalam memfasilitasi masyarakat. Pembangunan fisik yang ada di Pekon Fajar Mulia meliputi jalan onderlaag, pembuatan gorong-gorong, saluran irigasi, dan gedung posyandu sudah berjalan baik.

Dari 6 aspek komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat yaitu dari aspek keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan keberhasilan terdapat 5 aspek yang sudah maksimal ditunjukkan oleh Kepala Pekon, yaitu dari aspek empati, aspek sikap mendukung, aspek sikap positif, aspek kesetaraan, dan aspek keberhasilan. Serta terdapat 1 aspek yang kurang maksimal yaitu aspek keterbukaan dari Kepala Pekon dalam pengajuan program kerja pembangunan fisik ke Pemerintah Kabupaten Pringsewu. Sebagian informan menyatakan komunikasi


(69)

96

antarpribadi yang dilakukan oleh Kepala Pekon masih kurang. Manfaat peranan komunikasi antarpribadi yang dilakukan Kepala Pekon di Pekon Fajar Mulia yaitu pembangunan fisik di Pekon Fajar Mulia berkembang pesat dan maju, serta kinerja Kepala Pekon sendiri di apresiasi oleh aparatur pekon dan masyarakat karena perjuangannya membangun Pekon Fajar Mulia khususnya pembangunan fisik dari sebelum pemekaran sampai dengan mekar menjadi Pekon dan Kecamatan Pagelaran Utara.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh peneliti mengenai peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja pembangunan fisik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai masukan dan saran yaitu : 1. Kepala Pekon dapat lebih berperan lagi dalam melakukan komunikasi

antarpribadi dengan masyarakat dari aspek keterbukaan dalam pengajuan program kerja pembangunan fisik ke Pemerintah Kabupaten Pringsewu yang masih kurang di Pekon Fajar Mulia. Sebaiknya komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh Kepala Pekon lebih intensif lagi ke masyarakat agar masyarakat tahu informasi pengajuan program kerja pembangunan fisik ke Pemerintah Kabupaten Pringsewu. Seperti diadakannya musrenbang (musyawarah rencana pembangunan) pekon dan rembuk pekon dengan aparatur dan masyarakat agar pembangunan Pekon lebih meningkat lagi.


(70)

97

2. Penulis berharap agar penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan penelitian selanjutnya yang lebih baik, sehingga peranan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh Kepala Pekon dalam keberhasilan program kerja pembangunan fisik dapat berjalan maksimal dan jauh lebih baik lagi.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Agus M. Hardijana. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.

Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Budiyatna, Muhammad. 2010. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana. Cangara, Hafied 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers.

Dedy Djamaludin Malik dan Irisantara, Yosal (Ed). 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung: Rosda.

Hardjana, A.M. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal. Jakarta: Kanisius.

Lutfi Mustafa, Jazimi Fadli Moh 2011. Pembentukan Peraturan Desa Partisipatif. Malang : UB Press

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, Rosda Solekhan, Moh. 2012. Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Malang : Setara Press

Hamim Alhusniduki, Adimiharja Mintarsih, Puspawidjaja Rizani. 1999. Mahasiswa dan Pembangunan Masyarakat. Lampung : Universitas Lampung

Syani, Abdul. 2006. Masyarakat Dinamika Kelompok dan Implikasi Kebudayaan dalam Pembangunan.


(72)

Nasution, Zulkarimen. 2007. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.

Jurnal :

eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1(4): 106-119 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id

© Copyright 2013 diakses 17 Januari 2015, pkl. 10.00 WIB. Skripsi :

Fit.Elok. 2011. Peran Komunikasi Antarpribadi Dalam Mencapai Keberhasilan Program Kerja KKN Tematik Kelurahan Purwosari Kecamatan Metro Utara . Ilmu Komunikasi. Universitas Lampung. Bandarlampung.

Internet:

https://imhacybercons.wordpress.com/2011/02/26/mata-kuliah-komunikasi-antar-pribadi/ diakses Sabtu 17 Januari 2015 pkl 10.35

https://books.google.co.id/books?id=QkBm4nO27r0C&pg=PA32&lpg=PA32&dq =pengertian+komunikasi+antarpribadi&source=bl&ots=_l6pkA2ZBi&sig=- diakses Sabtu 17 Januari 2015 10.43.

48Cbj3QaAGf6NnH9kqmmdFLYKw&hl=en&sa=X&ei=4d65VMb2LZOWuAT C4IDQBA&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20komunikasi%20antarprib adi&f=false diakses Sabtu 17 Januari pkl 11.05 WIB.

http://www.anneahira.com/pengertian-komunikasi-antar-pribadi.htm diakses Sabtu 17 Januari pkl 11.20 WIB.

http://www.ras-eko.com/2013/05/pengertian-peranan.html diakses Sabtu 17 Januari pkl 11.23

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-komunikasi-pembangunan.html

diakses Jum’at 20 Februari 2015 pkl 20.00 WIB.

Informan

Masyarakat Pekon Fajar Mulia Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu.


(73)

Sekretaris Desa, Bapak Gus Akhmat.

Kepala Dusun 02 Giri Mulyo, Bapak Jumadi. Ketua Karang Taruna, Bapak Jarwo.

Kepala Dusun Sinar Pugung. Bapak Irfan Nur. Kepala Dusun 03 Giri Mulyo. Bapak Haryanto. Kepala Dusun Giri Harjo. Bapak Dahlan Ali. Kepala Dusun Sinar Waya. Bapak Asmuni.

Kepala Dusun Sinar Melato. Bapak Nur Sa’an.


(1)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan masyarakat di Pekon Fajar Mulia, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu maka disimpulkan peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja pembangunan fisik. Kepala Pekon merupakan pemimpin yang disegani oleh masyarakat. Peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon sebagai fasilitator selaku pemerintah desa telah menjalankan perannya sesuai dengan tugas, wewenang dan fungsinya sebagai Kepala Pekon, dalam memfasilitasi masyarakat. Pembangunan fisik yang ada di Pekon Fajar Mulia meliputi jalan onderlaag, pembuatan gorong-gorong, saluran irigasi, dan gedung posyandu sudah berjalan baik.

Dari 6 aspek komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat yaitu dari aspek keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan keberhasilan terdapat 5 aspek yang sudah maksimal ditunjukkan oleh Kepala Pekon, yaitu dari aspek empati, aspek sikap mendukung, aspek sikap positif, aspek kesetaraan, dan aspek keberhasilan. Serta terdapat 1 aspek yang kurang maksimal yaitu aspek keterbukaan dari Kepala Pekon dalam pengajuan program kerja pembangunan fisik ke Pemerintah Kabupaten Pringsewu. Sebagian informan menyatakan komunikasi


(2)

96

antarpribadi yang dilakukan oleh Kepala Pekon masih kurang. Manfaat peranan komunikasi antarpribadi yang dilakukan Kepala Pekon di Pekon Fajar Mulia yaitu pembangunan fisik di Pekon Fajar Mulia berkembang pesat dan maju, serta kinerja Kepala Pekon sendiri di apresiasi oleh aparatur pekon dan masyarakat karena perjuangannya membangun Pekon Fajar Mulia khususnya pembangunan fisik dari sebelum pemekaran sampai dengan mekar menjadi Pekon dan Kecamatan Pagelaran Utara.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh peneliti mengenai peranan komunikasi antarpribadi Kepala Pekon dengan masyarakat terhadap keberhasilan program kerja pembangunan fisik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai masukan dan saran yaitu : 1. Kepala Pekon dapat lebih berperan lagi dalam melakukan komunikasi

antarpribadi dengan masyarakat dari aspek keterbukaan dalam pengajuan program kerja pembangunan fisik ke Pemerintah Kabupaten Pringsewu yang masih kurang di Pekon Fajar Mulia. Sebaiknya komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh Kepala Pekon lebih intensif lagi ke masyarakat agar masyarakat tahu informasi pengajuan program kerja pembangunan fisik ke Pemerintah Kabupaten Pringsewu. Seperti diadakannya musrenbang (musyawarah rencana pembangunan) pekon dan rembuk pekon dengan aparatur dan masyarakat agar pembangunan Pekon lebih meningkat lagi.


(3)

97

2. Penulis berharap agar penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan penelitian selanjutnya yang lebih baik, sehingga peranan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh Kepala Pekon dalam keberhasilan program kerja pembangunan fisik dapat berjalan maksimal dan jauh lebih baik lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Agus M. Hardijana. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.

Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Budiyatna, Muhammad. 2010. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana. Cangara, Hafied 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers.

Dedy Djamaludin Malik dan Irisantara, Yosal (Ed). 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung: Rosda.

Hardjana, A.M. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal. Jakarta: Kanisius.

Lutfi Mustafa, Jazimi Fadli Moh 2011. Pembentukan Peraturan Desa Partisipatif. Malang : UB Press

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, Rosda Solekhan, Moh. 2012. Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Malang : Setara Press

Hamim Alhusniduki, Adimiharja Mintarsih, Puspawidjaja Rizani. 1999. Mahasiswa dan Pembangunan Masyarakat. Lampung : Universitas Lampung

Syani, Abdul. 2006. Masyarakat Dinamika Kelompok dan Implikasi Kebudayaan dalam Pembangunan.


(5)

Nasution, Zulkarimen. 2007. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.

Jurnal :

eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1(4): 106-119 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id

© Copyright 2013 diakses 17 Januari 2015, pkl. 10.00 WIB. Skripsi :

Fit.Elok. 2011. Peran Komunikasi Antarpribadi Dalam Mencapai Keberhasilan Program Kerja KKN Tematik Kelurahan Purwosari Kecamatan Metro Utara . Ilmu Komunikasi. Universitas Lampung. Bandarlampung.

Internet:

https://imhacybercons.wordpress.com/2011/02/26/mata-kuliah-komunikasi-antar-pribadi/ diakses Sabtu 17 Januari 2015 pkl 10.35

https://books.google.co.id/books?id=QkBm4nO27r0C&pg=PA32&lpg=PA32&dq =pengertian+komunikasi+antarpribadi&source=bl&ots=_l6pkA2ZBi&sig=- diakses Sabtu 17 Januari 2015 10.43.

48Cbj3QaAGf6NnH9kqmmdFLYKw&hl=en&sa=X&ei=4d65VMb2LZOWuAT C4IDQBA&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20komunikasi%20antarprib adi&f=false diakses Sabtu 17 Januari pkl 11.05 WIB.

http://www.anneahira.com/pengertian-komunikasi-antar-pribadi.htm diakses Sabtu 17 Januari pkl 11.20 WIB.

http://www.ras-eko.com/2013/05/pengertian-peranan.html diakses Sabtu 17 Januari pkl 11.23

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-komunikasi-pembangunan.html diakses Jum’at 20 Februari 2015 pkl 20.00 WIB.

Informan

Masyarakat Pekon Fajar Mulia Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu.


(6)

Sekretaris Desa, Bapak Gus Akhmat.

Kepala Dusun 02 Giri Mulyo, Bapak Jumadi. Ketua Karang Taruna, Bapak Jarwo.

Kepala Dusun Sinar Pugung. Bapak Irfan Nur. Kepala Dusun 03 Giri Mulyo. Bapak Haryanto. Kepala Dusun Giri Harjo. Bapak Dahlan Ali. Kepala Dusun Sinar Waya. Bapak Asmuni. Kepala Dusun Sinar Melato. Bapak Nur Sa’an.


Dokumen yang terkait

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PEMEKONAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PEKON TAHUN ANGGARAN 2010 DI PEKON PUJODADI KECAMATAN PARDASUKA KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG

0 9 45

PERAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KEPALA PEKON DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PEKON GUMUKREJO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011-2015

2 34 151

PERILAKU TIDAK MEMILIH MASYARAKAT PEKON KEDIRI DALAM PEMILUKADA KABUPATEN PRINGSEWU 2011

1 46 188

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kain Perca (Studi Kasus Di Pekon Sukamulya Kecamatan Banyumas dan Pekon Siliwangi Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu)

3 47 66

DESKRIPSI KEHIDUPAN MASYARAKAT PENGRAJIN BATU BATA DI PEKON SUKOHARJO II KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

2 11 49

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA PEKON SUKARAJA DAN PEKON BANJARAGUNG KECAMATAN GUNUNG ALIP KABUPATEN TANGGAMUS TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI KERJA PERANGKAT PEKON

2 23 79

PERGESERAN PERANAN MERAJE DALAM MASYARAKAT SEMENDE DI DUSUN PAMASALAK PEKON SINARBARU KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

3 14 55

PERAN INDUSTRI KERAJINAN KAIN PERCA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEKON SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

4 21 75

DISHARMONISASI ANTAR LEMBAGA PEKON (Studi Kasus Kemitraan antar Lembaga Pekon terhadap Pembangunan Masyarakat di Pekon Banjarsari Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus) - Raden Intan Repository

0 0 111

KEBIJAKAN KEPALA PEKON DALAM PROSES INTEGRASI SOSIAL SETELAH PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR MASYARAKAT (Studi di pekon Sukaraja dan pekon Karang Agung Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus) - Raden Intan Repository

0 0 14