E. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP. Tetapi
lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik-
praktik “good governance” pada instiusi pemerintah secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah
mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Visi : menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem
administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.
2. Misi : menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang
mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang
tinggi.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB III URAIAN TEORITIS DAN GAMBARAN DATA PRATIK KERJA
LAPANGAN MANDIRI PKLM A. Pengertian Pajak
Sebagai perbandingan, berikut ini disajikan defenisi dari beberapa sarjana Suandy, 2005: 8. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunnya
Dasar- Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan adalah sebagai berikut, “Pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa imbal kontraprestasi, yang langsung
dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Menurut Mr. Dr. N. J. Feldmann dalam bukunya De overheidsmiddelen
van Indonesia, Leiden, 1949: “Belastingen zijn aan de Overheid volgens algemene, door haar vastgestelde normen verschuldigde afdwingbareprestties,
waar geen tegenprestatie tegenover staat en uitsluitend dienen tot dekking van publieke uitgaven.
” Yang artinya adalah: “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang
ditetapkan secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-
pengeluaran umum.”Resmi,2008:1 Sedangkan defenisi pajak yang dikemukakan oleh S.I Djajaningrat yaitu
suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan
Universitas Sumatera Utara
tertentu,tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang di tetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara
secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum Resmi,2008:1
Dari beberapa defenisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta
aturan pelaksanaannya. 2.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. 4.
Pajak diperuntukan bagi pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai investasi
publik.
B. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak