pemberitahuan pemeriksaan disampaikan kepada Wajib Pajak atau wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari wajib pajak,
sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.
H. Produk Dari Hasil Pemeriksaan
Sebagaimana telah diuraikan bahwa produk pemeriksaan pajak banyak tergantung dari temuan sampai dimana kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dilaksanakan oleh Wajib Pajak. Hal ini disebabkan karena sistem perpajakan menganut sistem self asessment maka Wajib Pajak dipercaya untuk
melakukan perhitungan sendiri besarnya pajak terutang kewajihan perpajakan material, membayar atau menyetorkan sendiri dan melaporkan sebagai
pertangung jawaban kewajiban pajak formal dari tindakan menghitung dan menyetor sendiri sebagai bentik kepercayaan yang diberikan Undang-undang
sebagimana dimaksud dalam pasal 21 ayat 1 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagai berikut: :”Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang
terutang ketentuan peraturan Perundang-Undangan Perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya Surat
Ketentuan Pajak”. Produk dari hasil pemeriksaan tersebut menyebabkan timbulnya produk
hukum yang menerbitkan : 1.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetepan Pajak Kurang Bayar Tambahan
2. Surat Ketetapan Pajak Nihil
Universitas Sumatera Utara
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
Universitas Sumatera Utara
40
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
sistem self assesment adalahsuatu sitem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan pajak tertutang oleh seseorang berada pada kedua
belah pihak, yaitu Wajib Pajak dan Fiskus. Sebelum sistem berjalan, di Indonesia beralaku sistem official assesment namun tidak berjalan dengan efesien dan
menimbulkan kecenderungan masyarakat Wajib Pajak kurang bertanggung jawab, dan sering terjadi perlawanan pajak dengan cara menghindar dari kewajiban
perpajakanya. Dengan menyadari kelemahan-kelemahan yang ditimbulkab oleh sistem-sistem tersebut, maka kita sekarang menggunakan sistem self assessment.
Dalam hal ini, fungsi Direktorat Jenderal Pajak melakukan pembinaan, pelayanan, pengadministrasian, dan pengawasan. Dalam rangka pengawasan
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, maka Diektorat Jenderal Pajak berwewengan melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan, atau tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Selain itu, fiskus berkewajiban pula melaksanakan penegakan hukum dalam perpajakan tax law enforcemnet dalam rangka upaya untuk memelihara agar
proses dan pelaksanaan self asses,ent sytem dapat berjalan efektif dan tetap berada pada jalurnya. salah satunya melalui pemeriksaan pajak merupakan instrumen
Universitas Sumatera Utara
untuk menentukan tingkat kepatuhan formal dan material dan tujuan utamanya adalah untuk menguji dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam rangka
Perpajakan tax compliance. Dengan demikian, pemeriksaan pajak merupakan pagar penjaga agar Wajib Pajak tetap berada pada kentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
A. Penyebab-Penyebab Dilakukan Tindakan Pemeriksaan Pajak