PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan Semester Genap Tahu
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA
PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN
CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Bintang
Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013
Oleh
HAMIMATUSSA’ADAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2013
(2)
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA
PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN
CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Bintang
Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
HAMIMATUSSA’ADAH
Hasil observasi di SMP N 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan menunjukkan
bahwa keterampilan proses sains siswa (KPS) yang dikembangkan masih rendah,
karena itu diperlukan solusi untuk meningkatkan KPS siswa. Salah satunya
dengan menggunakan metode pembelajaran observasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh metode observasi terhadap keterampilan proses sains
siswa dan aktivitas belajar siswa.
Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes kelompok
non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII B yang
dipilih dari populasi secara
purposive sampling
. Data penelitian ini berupa data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes,
postes dan N-
gain,
kemudian dianalisis dengan uji t
.
Data kualitatif berupa
rata-rata persentase aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa terhadap penerapan
metode observasi yang dianalisis secara deskriptif.
(3)
KPS siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai N-
gain
(0,62).
Peningkatan KPS siswa terjadi pada indikator (mengobservasi, mengklasifikasi,
mengidentifikasi, merekam/mencatat data, dan menginferensi) dengan rata-rata
N-gain
mengobservasi berkriteria sedang (0,58), rata-rata N-
gain
mengklasifikasi
berkriteria sedang (0,42), rata-rata N-
gain
mengidentifikasi berkriteria sedang
(0,57), rata-rata N-
gain
merekam/mencatat data berkriteria rendah (0,10), rata-rata
N-
gain
menginferensi berkriteria sedang (0,64). Hasil aktivitas belajar siswa
rata-rata berkriteria tinggi. Pada aspek melakukan pengamatan (86,96);
mengumpulkan data (85,51); menganalisis dan mengevaluasi data (84,06);
mendiskusikan hasil pengamatan (88,41); dan menarik kesimpulan (89,86). Selain
itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan
metode observasi. Dengan demikian, penerapan metode observasi berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan KPS oleh siswa dan berpengaruh terhadap
peningkatan akivitas belajar siswa.
(4)
(5)
(6)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Rumusan Masalah ... 5
C.
Tujuan Penelitian ... 5
D.
Manfaat Penelitian ... 6
E.
Ruang Lingkup Penelitian ... 6
F.
Kerangka Pikir ... 7
G.
Hipotesis ... 9
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Metode Pembelajaran Observasi ... 10
B.
Keterampilan Proses Sains ... 14
C.
Penelitian mengenai Keterampilan Proses Sains ... 16
III.
METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian ... 18
B.
Populasi dan Sampel ... 18
C.
Desain Penelitian ... 18
D.
Prosedur penelitian ... 19
E.
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 25
F.
Teknik Analisis Data ... 28
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian ... 34
B.
Pembahasan ... 40
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ... 48
B.
Saran ... 48
(7)
xiv
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59
3.
Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 77
4.
Pretes dan Postes ... 113
5.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 125
6.
Angket Tanggapan Siswa ... 129
7.
Data-Data Hasil Penelitian ... 130
8.
Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 147
9.
Foto-Foto Penelitian ... 163
(8)
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kualitas kehidupan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan.
Peran faktor pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan bangsa
yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan
dalam dunia pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dari suatu bangsa. Pendidikan harus adaptif terhadap perubahan
zaman. Menurut Trianto (2009:1) pendidikan yang mampu mendukung
pembangunan dimasa mendatang adalah yang mampu mengembangkan
potensi siswa sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan
memecahkan problema kehidupan yang dialaminya.
Potensi siswa dikembangkan dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki
kualitas pendidikan yang dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran
tersebut. Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan
siswa, diantara keduanya terjadi komunikasi (
transfer
) yang
intens
dan
terarah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009:108).
Pembelajaran yang baik seharusnya berpusat pada siswa (
student centered
),
guru tidak lagi mendominasi dalam kegiatan pembelajaran melainkan siswa
yang aktif dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kegiatan
(9)
merupakan mata pelajaran yang membutuhkan keaktifan dan konsentrasi yang
tinggi dari siswa karena dalam mata pelajaran IPA terdapat pelajaran Biologi
sebagai salah satu bidang sains yang menyediakan berbagai pengalaman
belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Oleh sebab itu,
pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi dan keterampilan siswa agar siswa mampu
memahami alam sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat sehingga
konsep-konsep yang saling berkaitan dan sulit dipahami oleh siswa dapat lebih
mudah dipahami oleh siswa.
Kenyataan yang dijumpai saat ini bahwa pembelajaran sains di Indonesia
belum optimal. Berdasarkan data PISA (
Program for International Student
Assessment
) 2009 dalam laporan
Organisation for Economic Co-Operation
and Development
2010 penguasaan bidang sains peserta didik Indonesia
(tingkatan usia 15 tahun) hanya memperoleh skor 383 dari skor tertinggi yaitu
575 yang diperoleh Shanghai-Cina dan berada pada peringkat 60 dari 65 dari
seluruh negara peserta. Peserta didik dari Indonesia tidak dapat menjawab
soal-soal pada level 5 dan 6 yang merupakan soal-soal dalam bentuk yang
kompleks. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kualitas pembelajaran yang
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Kenyataan lainnya yang sering dijumpai saat ini adalah selama proses
pembelajaran di sekolah, guru kurang memfasilitasi siswa agar siswa dapat
mengembangkan keterampilan proses sainsnya, misalnya dalam hal
(10)
pembelajaran guru lebih mendominasi dan sibuk menjelaskan materi yang
menyebabkan pembelajaran tidak berpusat pada siswa (
student centered
)
sehingga kemampuan siswa dalam hal mengobservasi tidak tergali, siswa
menjadi tidak aktif dan kurang mampu dalam keterampilan proses sains.
Kurangnya keterampilan proses sains terjadi di SMP Negeri 2 Tanjung
Bintang Lampung Selatan diketahui berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan guru IPA biologi kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung
Bintang Lampung Selatan belum dikembangkannya keterampilan proses sains
siswa dengan tidak dibiasakannya untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar
seperti melakukan percobaan, pengamatan, kerja kelompok, dan kegiatan
lainnya sehingga keterampilan proses sains siswa menjadi rendah, hal ini
dikarenakan keterbatasan sumber belajar yang ada di sekolah menjadikan
siswa sulit mengaitkan materi yang diterima di sekolah dengan situasi dunia
nyata siswa yang menyebabkan siswa kurang mengasah keterampilan proses
sains yang dimiliki sehingga keterampilan proses sains siswa yang muncul
kemungkinan hanya menyimpulkan saja. Proses sains siswa yang tidak
optimal maka akan berdampak kepada perolehan nilai hasil belajar siswa.
Selama ini proses pembelajaran biologi yang dilakukan SMP Negeri 2
Tanjung Bintang Lampung Selatan masih menggunakan metode ceramah yang
digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam
proses belajar mengajar. Penggunaan metode ceramah yang dilakukan oleh
guru pada materi pokok yang akan diteliti, yaitu Ciri-Ciri Makhluk Hidup di
kelas VII diduga belum cukup efisien karena dengan menggunakan metode ini
(11)
siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru
dimana siswa tidak dilibatkan secara langsung sehingga tidak memberikan
pengalaman langsung kepada siswa dan sulitnya memperoleh kemampuan
siswa dalam mengobservasi atau mengamati ciri-ciri makhluk hidup secara
langsung. Hal ini penting untuk dicarikan solusinya agar memperbaiki kualitas
pembelajaran dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai hasil
dari meningkatnya kualitas pemahaman dan keterampilan siswa. Untuk
meningkatnya keterampilan siswa perlu dikembangkan pembelajaran yang
mengembangkan keterampilan yang sudah dimiliki oleh siswa. Keterampilan
yang sudah dimiliki oleh siswa adalah keterampilan proses sains siswa.
Keterampilan proses merupakan keterampilan-keterampilan yang bersumber
dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam
diri siswa yang meliputi: mengobservasi, menghitung, mengukur,
mengklasifikasi, mencari hubungan ruang waktu, membuat hipotesis,
merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menginterpretasi,
menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan, dan
mengkomunikasikan (Semiawan, 1986:17-18). Penelitian yang dilakukan
Kurniawan (2011:45) diketahui bahwa dengan pemberian metode observasi
pada pembelajaran biologi pokok bahasan ekosistem dapat membantu siswa
mengerti dan memahami pelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa,
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan metode observasi.
Selain itu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hadi (2011: 64)
pada siswa kelas VII MTs NU 08 Genuh Kendal diketahui bahwa dengan
(12)
menggunakan metode observasi dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada
materi pokok ekosistem. Merujuk pada hasil penelitian tersebut diduga metode
observasi dapat diterapkan dalam pembelajaran sub materi ciri-ciri makhluk
hidup untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, telah dilakukan penelitian dengan judul
“
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Observasi terhadap Keterampilan
Proses Sains oleh Siswa Pada Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup
”
.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran
observasi terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada
materi pokok ciri-ciri makhluk hidup?
2.
Bagaimanakah pengaruh penggunaan metode pembelajaran observasi
terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri
makhluk hidup?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran observasi terhadap
keterampilan proses sains oleh siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk
hidup.
(13)
2.
Mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran observasi pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
D.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna:
1.
Bagi guru yaitu dapat menggunakan metode pembelajaran observasi untuk
meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
2.
Bagi siswa yaitu dengan memberikan siswa pengalaman belajar yang
berbeda diharapkan siswa mampu lebih mudah memahami materi mata
pelajaran IPA pokok bahasan ciri-ciri makhluk hidup.
3.
Bagi sekolah yaitu memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah.
4.
Bagi peneliti,
a.
Menjadi alternatif yang dapat digunakan peneliti sebagai calon guru
dikemudian hari untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
b.
Menjadi pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi
dengan menggunakan metode pembelajaran observasi.
E.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup masalah yang akan dikemukakan pada penelitian ini adalah:
1.
Metode observasi ialah pengamatan langsung menggunakan alat indera
atau alat bantu untuk penginderaan suatu subjek atau objek yang
dilakukan. Langkah dalam metode observasi yaitu sebagai berikut
melakukan pengamatan, mengumpulkan data (inventarisasi data),
(14)
menganalisis dan mengevaluasi data, mendiskusikan hasil pengamatan dan
menarik kesimpulan.
2.
Keterampilan proses sains yang diteliti dalam penelitian ini adalah
(a) mengobservasi, (b) mengklasifikasi, (c) mengidentifikasi,
(d) merekam/mencatat data, dan (e) menginferensi
3.
Aktivitas yang diamati yaitu: melakukan pengamatan, mengumpulkan data
(inventarisasi data), menganalisis dan mengevaluasi data, mendiskusikan
hasil pengamatan, dan menarik kesimpulan.
4.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII A dan VII B SMP Negeri 2
Tanjung Bintang Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Subyek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A sebagai kelas eksperimen
dan kelas VII B sebagai kelas kontrol.
5.
Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah sub materi ciri-ciri makhluk
hidup dengan kompetensi dasar mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
yang terdapat pada KD 6.1 IPA terpadu SMP kelas VII.
F.
Kerangka Pikir
IPA (terutama pelajaran biologi) merupakan mata pelajaran yang didalamnya
banyak sekali konsep yang saling berkaitan. Banyaknya
konsep-konsep yang saling berkaitan kadang kala tidak ditunjang dengan strategi
pembelajaran yang bervariatif. Untuk itu diperlukan suatu strategi belajar
baru yang lebih memberdayakan siswa sehingga siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran.
(15)
Strategi yang digunakan agar lebih memberdayakan siswa sehingga siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan metode
pembelajaran observasi untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa
pada pelajaran biologi. Pada metode pembelajaran observasi siswa melakukan
pengamatan secara langsung menuju obyek yang diobservasi kemudian siswa
mengumpulkan data lalu siswa dituntut untuk dapat mengobservasi,
mengklasifikasi, mengidentifikasi, serta merekam/mencatat data yang telah
diperoleh. Setelah mengobservasi dan mengumpulkan data, siswa
menganalisis dan mengevaluasi data serta mendiskusikan hasil pengamatan
dan menarik kesimpulan yang menuntut siswa untuk dapat
mengkomunikasikan dan menginferensi hasil pengamatan. Dengan
langkah-langkah yang dilakukan pada metode ini keterampilan proses sains siswa dan
juga aktivitas belajarnya akan meningkat.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X
adalah variabel bebas yaitu metode pembelajaran observasi dan variabel Y
adalah variabel terikat berupa keterampilan proses sains siswa. Hubungan
antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini:
X Y
Keterangan: X adalah metode pembelajaran observasi
Y adalah keterampilan proses sains siswa
(16)
G.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1.
H
0: Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran
observasi terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok
ciri-ciri makhluk hidup.
H
1: Ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran
observasi terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok
ciri-ciri makhluk hidup.
2.
Metode Pembelajaran observasi meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
(17)
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Metode Pembelajaran Observasi
Menurut Arikunto (2006:124) observasi adalah mengumpulkan data atau
keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha pengamatan
secara langsung ke tempat yang akan diselidiki. Sedangkan menurut Kamus
Ilmiah Populer (dalam Suardeyasasri, 2010:9) kata observasi berarti suatu
pengamatan yang teliti dan sistematis, dilakukan secara berulang-ulang. Metode
observasi seperti yang dikatakan Hadi dan Nurkancana (dalam Suardeyasasri,
2010:9) adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis baik secara langsung
maupun secara tidak langsung pada tempat yang diamati.
Bagi peneliti profesional, observasi umumnya digunakan sebagai metode
untuk mengumpulkan data atau untuk mencatat bukti. Definisi umum observasi
oleh peneliti adalah melihat, tetapi melihat ini diharapkan dapat menyertakan
analisis dan interpretasi yang spesifik. Oleh karena itu, Sanger (dalam Anon,
2010:2) berpendapat bahwa observasi dapat dilakukan dengan melihat bukti yang
dikumpulkan dan berusaha mencari yang signifikan dan tidak signifikan dari
kumpulan bukti tersebut. Definisi observasi menurut Tikstine (dalam Anon,
2010:3) adalah pengumpulan bukti visual secara sistematis dan seakurat mungkin
dengan menghadirkan situasi dunia nyata, yang mengarah kepada penyampaian
(18)
penilaian dan perubahan yang perlu untuk perilaku yang dapat diterima.
Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar guru menghadirkan
situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2007, dalam Gusti,
2011:5).
Menurut Purnomo (dalam Kurniawan, 2011:10) Metode observasi ialah
pengamatan langsung menggunakan alat indera atau instrument sebagai alat bantu
untuk penginderaan suatu subjek atau objek yang juga merupakan basis sains.
Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan
metode observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek
yang dianalisa dengan materi pembelajaran yang dibawakan guru.
Menurut Notoatmojo (dalam Sandjaja, 2011:1)
bahwa observasi sebagai
perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya
rangsangan dalam menemukan fakta. Rangsangan tadi setelah mengenai indra
menimbulkan kesadaran untuk melakukan pengamatan. Pengamatan tersebut tidak
hanya sekedar melihat saja melainkan juga perlu keaktifan untuk meresapi,
mencermati, memaknai dan akhirnya mencatat. Tindakan terakhir ini penting
dilaksanakan, karena daya ingat manusia sangat terbatas untuk menyimpan semua
informasi tentang apa yang akan diobservasi dan hasil pengamatannya.
(19)
Catatan yang berisi hal-hal yang harus diobservasi dinamakan panduan observasi.
Sedangkan catatan yang merekam hasil observasi dapat berupa gambar dan
catatan panjang sebagai potret saat observasi dilakukan, dengan memberikan
tanda yang merupakan suatu daftar yang berisi subyek dan gejala-gejala yang
harus diamati berikut penilaiannya dinamakan alat bantu observasi. Pada jaman
ini beberapa alat bantu lain sering dipergunakan misalnya, kamera, tape recorder
dan alat-alat perekam elektronik lainnya. Cara metode observasi dalam
meningkatkan keterampilan proses sains pada penelitian yang dilakukan oleh
Pratama (2012:33) yaitu dengan mengamati seluruh proses tindakan yang akan
dinilai dari indikator-indikator keterampilan proses sains yang telah ditentukan.
Purnomo (dalam Kurniawan, 2011:10) dan Nurlaili (2011:14) mengungkapkan
bahwa langkah-langkah penggunaan metode observasi secara umum meliputi:
1.
Tahap persiapan atau perencanaan
a.
Menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b.
Menetapkan obyek yang akan diobservasi
c.
Menentukan alat/instrument peroleh data dalam mengadakan observasi
2.
Tahap pelaksanaan
a.
Melakukan pengamatan, dimana siswa secara langsung menuju obyek
yang diobservasi
b.
Siswa mengumpulkan data (inventarisasi data) dari pengamatan
terhadap obyek yang diobservasi
(20)
c.
Menganalisis dan mengevaluasi data, yaitu dengan siswa mengadakan
pencatatan terhadap pristiwa, kejadian-kejadian atau gejala-gejala
yang terjadi
d.
Mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim lalu menarik kesimpulan
Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran observasi menurut
Purnomo (dalam Kurniawan, 2011:10) yaitu sebagai berikut:
Kelebihan Metode Observasi
1.
Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
2.
Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi.
3.
Mudah pelaksanaanya.
4.
Siswa akan merasa tertantang sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa.
5.
Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi.
6.
Memungkinkan pengembangan sifat ilmiah dan menimbulkan semangat ingin
tahu siswa.
Kekurangan Metode Observasi
1.
Memerlukan waktu persiapan yang lama.
2.
Memerlukan biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya.
3.
Obyek yang diobservasi akan menjadi sangat kompleks ketika diknjungi dan
(21)
B.
Keterampilan Proses Sains Siswa
Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuwan berhasil
menemukan sesuatu yang baru (Semiawan dalam Nasution, 2007:9-10). Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2002:138), Keterampilan proses sains adalah
keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik, dan sosial
yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan
mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan
menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses sains
adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang
ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan
pengetahuan sikap, nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu
individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.
Keterampilan proses sains dibedakan menjadi dua tingkatan (Dimyati dan
Mudjiono, 2002:140) yaitu:
1.
Keterampilan dasar (
Basic Skills
) yang terdiri atas enam keterampilan yaitu
mengobservasi, mengklasifikasikan, memprediksikan, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan;
2.
Keterampilan terintegrasi terdiri atas sepuluh keterampilan yaitu
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam
bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan
mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,
(22)
mengidentifikasikan variabel secara oprasional, merancang penelitian, dan
melaksanakan eksperimen.
Kegiatan keterampilan proses dasar menurut (Dimyati dan Mudjiono (2002:141)
dan Usman (2002:43) meliputi:
Tabel 1. Indikator Keterampilan Proses
No
Kemampuan
Keterampilan
1
Mengamati
Melihat, mendengarkan, merasa, meraba,
membaur, mencicipi, mengecap,
menyimak, mengukur, membaca.
2
Menggolongkan
Mencari persamaan, menyamakan,
membedakan, membandingkan,
mengontraskan, mencari dasar
penggolongan.
3
Menafsirkan
(menginterpretasikan)
Menaksirkan, memberi arti, mengartikan,
memposisikan, mencari hubungan ruang
waktu, menemukan pola, menarik
kesimpulan, mengeneralisasikan.
4
Meramalkan
(memprediksi)
Mengantisipasi berdasarkan kecendrungan,
pola, atau hubungan antardata atau
informasi.
5
Menerapkan
Menggunakan (informasi, kesimpulan,
konsep, hukum, teori, sikap, nilai, atau
keterampilan dalam situasi), menghitung,
menentukan variabel, mengendalikan
variabel, menghubungkan konsep,
merumuskan konsep pertanyaan penelitian,
menyusun hipotesis, membuat model.
6
Merencanakan
penelitian
Menentukan masalah/objek yang akan
diteliti, menentukan tujuan penelitian,
menentukan ruang lingkup penelitian,
menentukan sumber data/informasi,
menentukan cara analisis, menentukan
langkah pengumpulan data, menentukan
alat, bahan dan sumber kepustakaan,
menentukan cara penelitian.
7
Mengkomunikasikan
Berdiskusi, mendeklamasikan,
mendramakan, bertanya, merenungkan,
mengarang, meragakan, mengungkapkan,
melaporkan (dalam bentuk lisan, tulisan,
gerak, atau penampilan).
(23)
Sedangkan menurut Semiawan (1986:17-18) dan Michael (1990:2) keterampilan
proses sains terdiri atas observasi atau mengamati, mengukur, mengklasifikasikan,
mencari hubungan ruang dan waktu, menghitung, membuat hipotesa,
merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menginterprestasikan atau
menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, mengaplikasikan, dan
mengkomukasikan.
,Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
proses sains ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu
pembelajaran antara lain:
1.
Siswa sebagai orang yang terlibat dalam situasi belajar mengajar,
2.
Waktu yang akan digunakan dalam pengajaran,
3.
Urutan bagaimana materi akan dibahas,
4.
Rangkaian perkembangan proses berfikir dan keterampilan yang akan
ditumbuhkan pada siswa,
5.
Alat peraga akan digunakan,
6.
Penilaian pelajaran yang akan diberikan.
C.
Penelitian mengenai Keterampilan Proses Sains
Penelitian yang dilakukan oleh Leni di SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan
(2011:48) diketahui bahwa dengan menggunakan pembelajaran biologi berbasis
kontekstual (
contextual teaching and learning
) pada sub materi vertebrata
aktivitas dan keterampilan proses sains siswa meningkat. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Fithria di MTs Negeri 2 Tanjung Karang Bandar Lampung
(2012:42) diketahui bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri
(24)
terbimbing (
guided inquiry
) pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup aktivitas
dan keterampilan proses sains siswa meningkat. Selain itu penelitian mengenai
keterampilan proses sains yang dilakukan oleh Ependi di SMP Negeri 1 Batu Brak
Liwa Lampung Barat (2013:56) diketahui bahwa dengan menggunakan metode
praktikum pada materi pokok keragaman sistem organisasi kehidupan makhluk
hidup meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
(25)
III.
METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2
Tanjung Bintang Lampung Selatan.
B.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII A
–
VII D SMP
Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, pada materi
pokok ciri-ciri makhluk hidup. Untuk kepentingan penelitian ini sampel
diambil dengan menggunakan
purposive sampling
dengan mengambil dua
kelas dari empat kelas yang ada dan diperoleh kelas VII A sebagai kelas
eksperimen dengan jumlah 23 siswa dan kelas VII B sebagai kelas kontrol
dengan jumlah 19 siswa (Sugiyono, 2009:83-84).
C.
Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes
–
postes
kelompok non ekuivalen. Kelas eksperimen maupun kontrol menggunakan
kelas dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan
dengan menggunakan metode pembelajaran observasi, sedangkan kelas kontrol
menggunakan metode ceramah. Hasil pretes, postes, dan
N-gain
pada kedua
kelas kemudian dibandingkan.
(26)
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kelas
pretest
perlakuan
posttest
I O
1X O
2II O
1C O
2Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O
1=
Pretes
t; O
2=
Posttest
; X = Perlakuan metode pembelajaran observasi, C =
Perlakuan metode ceramah. Sumber: dimodifikasi dari Sukardi
(2007: 186).
Gambar 2. Desain
pretest
-
posttest
kelompok non ekuivalen.
D.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Kedua tahapan tersebut memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian sebagai berikut:
a.
Membuat surat izin penelitian pendahuluan dari FKIP Universitas
Lampung ke SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan, tempat
diadakannya penelitian.
b.
Mengadakan observasi ke SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung
Selatan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang
menjadi subjek penelitian.
c.
Melakukan sampling untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
d.
Mengambil data yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan
kelompok.
e.
Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
(27)
f.
Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest dan postest berupa soal
pilihan jamak dengan empat alternatif jawaban dan uraian.
g.
Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa
dan angket tanggapan siswa.
2.
Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran observasi untuk kelas eksperimen dan
menggunakan metode ceramah untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan
sebanyak tiga kali pertemuan pada kelas eksperimen, dengan pretes
diberikan ke siswa pada pertemuan pertama dan postes diberikan ke siswa
setelah pembelajaran pada hari ketiga. Sedangkan pada kelas kontrol
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan pretes diberikan ke siswa
pada pertemuan pertama sebelum kegaiatan pembelajaran dimulai dan
postes diberikan ke siswa setelah pembelajaran pada hari kedua.
Langkah-langkah pembelajaran metode observasi pada kelas ekperimen dan metode
ceramah pada kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Kelas Eksperimen
a.
Kegiatan Pendahuluan
1)
Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama mengenai
ciri-ciri makhluk hidup.
2)
Setelah mengerjakan pretes siswa dibagi kelompok oleh guru
terdiri dari 6 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 3-4
orang sehingga pada pertemuan selanjutnya sudah duduk bersama
kelompoknya masing-masing.
(28)
3)
Siswa diberikan apersepsi oleh guru:
o
Pertemuan II:
Siswa diminta untuk mencubit teman sebelahnya, kemudian
mencubit kursi yang diduduki. Guru bertanya bagaimana reaksi
kursi dan temanmu tersebut. Sehingga siswa dapat membedakan
reaksi dari benda mati dan makhluk hidup dari
pernyataan-pernyataan yang ada.
o
Pertemuan III:
Guru menampilkan gambar perubahan manusia dari bayi hingga
tua, serta siswa disuruh melihat tiang bendera yang ada di
lapangan sekolah sampai memunculkan pernyataan mengenai
perbedaan benda mati dan makhluk hidup.
4)
Siswa diberi motivasi
o
Pertemuan II:
Guru menjelaskan manfaat mempelajari keanekaragaman
ciri-ciri makhluk hidup yaitu siswa memperoleh pengetahuan untuk
dapat menentukan dan mengidentifikasi apakah suatu benda
digolongkan sebagai makhluk hidup atau bukan.
o
Pertemuan III:
Guru menjelaskan bahwa setelah mempelajari materi ini kalian
dapat mengetahui keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
5)
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa
diakhir pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai langkah-langkah pembelajaran observasi
.
(29)
b.
Kegiatan inti
1)
Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing 3-4
orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya, yang
terdiri dari 6 kelompok).
2)
Siswa diberikan orientasi tentang ciri-ciri makhluk hidup.
3)
Siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi
permasalahan (sesuai dengan topik pertemuan) kepada setiap siswa
dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa. Berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, siswa membuat suatu
hipotesis menyangkut masalah yang mereka amati.
4)
Siswa melakukan pengamatan.
5)
Siswa menentukan informasi yang dibutuhkan, misalnya
membandingkan dan menganalisis apa yang mereka temui dari
hasil pengamatan dengan sumber buku pelajaran.
6)
Siswa dibimbing dalam menemukan jawaban dari permasalahan
yang ada dalam LKS dan dibantu dalam menyimpulkan hasil
diskusi yang tertera pada LKS.
7)
Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.
8)
Perwakilan dari masing-masing kelompok memberikan LKS yang
telah dikumpulkan kepada kelompok yang akan presentasi untuk
maju mempresentasikan hasil penemuannya secara bergantian,
setiap kelompok melakukan presentasi hasil penemuan mereka, dan
kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan.
(30)
9)
Membahas masalah-masalah yang ada di dalam LKS yang belum
dapat ditemukan oleh siswa bersama dengan guru.
c.
Penutup
1)
Siswa bersama guru merangkum kegiatan pembelajaran pada
pertemuan tersebut dan guru memberikan umpan balik terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung.
2)
Siswa mengerjakan
posttest
pada pertemuan ketiga kemudian
mengumpulkan hasil
posttest
yang telah dikerjakan.
3)
Guru dan siswa menyimpulkan hasil pengamatan
Kelas Kontrol
a.
Kegiatan Pendahuluan
1)
Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama mengenai
ciri-ciri makhluk hidup.
2)
Siswa diberikan apersepsi oleh guru:
o
Pertemuan I:
Siswa diminta untuk mencubit teman sebelahnya, kemudian
mencubit kursi yang diduduki. Guru bertanya bagaimana reaksi
kursi dan temanmu tersebut. Sehingga siswa dapat membedakan
reaksi dari benda mati dan makhluk hidup dari
pernyataan-pernyataan yang ada.
o
Pertemuan II:
Guru menampilkan gambar perubahan manusia dari bayi hingga
tua, serta siswa disuruh melihat tiang bendera yang ada di
(31)
lapangan sekolah sampai memunculkan pernyataan mengenai
perbedaan benda mati dan makhluk hidup.
3)
Siswa diberi motivasi
o
Pertemuan I:
Guru menjelaskan manfaat mempelajari ciri-ciri makhluk hidup.
o
Pertemuan II:
Guru menjelaskan bahwa setelah mempelajari materi ini kalian
dapat mengetahui keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
4)
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa
di akhir pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai langkah-langkah pembelajaran observasi
.
b.
Kegiatan inti
1)
Guru menjelaskan kepada siswa:
o
Pertemuan I:
Mengenai ciri-ciri makhluk hidup (bergerak, iritabilitas,
adaptasi, dan respirasi).
o
Pertemuan II:
Mengenai ciri-ciri makhluk hidup (tumbuh dan berkembang,
memerlukan nutrisi, reproduksi, dan ekskresi).
2)
Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan
menanyakan jika ada materi yang belum dipahami ataupun
mengemukakan pendapatnya.
3)
Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari pembelajaran.
c.
Kegiatan Penutup
(32)
1)
Siswa bersama guru menyimpulkan ide-ide penting dari
pembelajaran.
2)
Siswa mengerjakan postes berupa soal pilihan jamak dan uraian
pada pertemuan terakhir.
3)
Guru menyampaikan rencana pertemuan yang akan datang.
E.
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Jenis Data
a.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa data keterampilan proses sains siswa yang
diperoleh dari nilai pretes
,
postes dan
N-Gain
. Untuk mendapatkan skor
N-
gain
menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:
N-gain =
Keterangan: Spost = skor postes; Spre = skor pretes; Smax = skor maksimum.
Tabel 2. Kriteria N
-gain
N-gain Kriteria
g > 0,7 0,7 > g > 0,3
g ≤ 0,3
Tinggi Sedang Rendah (
Loranz, 2008:2
)b.
Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa yang diperoleh dari hasil
observasi melalui metode pembelajaran observasi dan angket tanggapan
siswa pada akhir pertemuan.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
S
post- S
pre(33)
a.
Pretes dan Postes
Data keterampilan proses sains siswa berupa nilai pretes dan postes. Nilai
pretes diperoleh pada awal pembelajaran baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol pada pertemuan pertama, sedangkan nilai postes
diperoleh setelah pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol pada pertemuan terakhir. Adapun teknik penskoran nilai pretes
dan postes yaitu:
S = x 100Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112)
b.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi poin pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang
diamati yaitu: melakukan pengamatan, mengumpulkan data (inventarisasi
data), menganalisis dan mengevaluasi data, mendiskusikan hasil
pengamatan, dan menarik kesimpulan.
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama
Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa
A B C D E
1 2 3 dst.
Jumlah skor Skor maksimum
Persentase Kriteria
Catatan:Berilah skor pada setiap item sesuai dengan kriteria penilaian.
R
(34)
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:
a) Melakukan Pengamatan
1) Tidak melakukan pengamatan
2) Satu atau lebih pengamatan yang dilakukan 3) Melakukan seluruh pengamatan
b) Mengumpulkan Data (inventarisasi data)
1) Tidak mengumpulkan data
2) Mengumpulkan data namun tidak lengkap 3) Mengumpulkan data dengan lengkap
c) Menganalisis dan Mengevaluasi Data
1) Tidak mampu menganalisis dan mengevaluasi data
2) Mampu menganalisis dan mengevaluasi data tetapi kurang tepat 3) Mampu menganalisis dan mengevaluasi dengan tepat
d) Mendiskusikan Hasil Pengamatan
1) Tidak ikut mendiskusikan hasil pengamatan
2) Ikut mendiskusikan namun tidak seluruh hasil pengamatan 3) Ikut mendiskusikan seluruh hasil pengamatan
e) Menarik Kesimpulan
1) Tidak menarik kesimpulan
2) Menarik kesimpulan namun kurang tepat
3)
Menarik kesimpulan dengan tepatc.
Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan
metode pembelajaran observasi dalam pembelajaran di kelas. Angket ini
berupa 6 pernyataan, terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan
negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 4 pilihan jawaban yaitu
sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju seperti pada
tabel 4.
Tabel 4. Angket Tanggapan Siswa terhadap Metode Pembelajaran
Observasi
No. Pernyataan Pilihan
SS S TS STS
1.
Saya senang dan tertarik mempelajari materi pokok ciri-ciri makhluk hidup melalui metode pembelajaran yang diberikan oleh guru
2. Saya lebih mudah menguasai materi yang dipelajari melalui metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.
3.
Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
4. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal melalui metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.
5. Saya tidak menyukai suasana kegiatan belajar mengajar yang diterapkan oleh guru.
6.
Metode pembelajaran yang diberikan kepada saya menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.
(35)
F.
Teknik Analisis Data
1.
Data Kuantitatif
Nilai pretes, postes, dan
N-gain
pada kelas eksperimen dan kontrol
dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang
sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
a.
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji
Lilliefors
dengan
program SPSS versi 17.
o
Hipotesis
H
0= Sampel berdistribusi normal
H
1= Sampel tidak berdistribusi normal
o
Kriteria Pengujian
Terima Ho jika L
hitung< L
tabelatau p-value > 0,05, tolak Ho untuk
harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).
b.
Uji
Kesamaan Dua Varians
Masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji
kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.
o
Hipotesis
H
0= Kedua sampel mempunyai varians sama
H
1= Kedua sampel mempunyai varians berbeda
o
Kriteria Pengujian
Dengan kriteria uji yaitu jika F
hitung< F
tabelatau probabilitasnya
> 0,05
maka H
0diterima, jika F
hitung> F
tabelatau probabilitasnya < 0,05
maka H
0ditolak (Pratisto, 2004:71).
(36)
c.
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis data yang berdistribusi normal digunakan uji
kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan
menggunakan program SPSS 17, namun untuk data yang tidak
berdistribusi normal pengujian hipotesis di lakukan dengan uji
Mann-Whitney
U.
1)
Uji Kesamaan Dua Rata-rata
o
Hipotesis
H
0= Rata-rata
N-gain
kedua sampel sama
H
1= Rata-rata
N-gain
kedua sampel tidak sama
o
Kriteria Pengujian
Jika
–
t
tabel< t
hitung< t
tabel, maka Ho diterima.
Jika t
hitung< -t
tabelatau t
hitung> t
tabelmaka Ho ditolak (Pratisto,
2004: 13).
2)
Uji Perbedaan Dua Rata-rata
o
Hipotesis
H
0= rata-rata
N-gain
pada kelompok eksperimen lebih rendah atau
sama dengan kelompok kontrol.
H
1= rata-rata
N-gain
pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol.
o
Kriteria Pengujian
Jika
–
t
tabel< t
hitung< t
tabel, maka Ho diterima.
Jika t
hitung< -t
tabelatau t
hitung> t
tabel, maka Ho ditolak (Pratisto,
2004:10).
(37)
3)
Uji Mann-Whitney U
o
Hipotesis
H
0: Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama
H
1: Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
sama
o
Kriteria Uji :
Ho ditolak jika sig < 0,05 Dalam hal lainnya Ho diterima
d.
Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains Siswa
Untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa dalam
pembelajaran IPA Biologi sebagai berikut:
-
Memberi skor sesuai rubrik penilaian lalu memasukkan ke dalam
tabel 5.
Tabel 5. Rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa
No Nama Siswa
Indikator
Skor Nilai Nomor Soal
A B C D E
1 3 7 6 2 4 8 5
1 2 3 4 5 Dst
Jumlah tiap soal
jumlah tiap indikator jumlah skor maksimum tiap indikator nilai yang diperoleh Kriteria
Keterangan:
A = Mengobservasi; B = Mengklasifikasi;
C = Mengidentifikasi; D = Mencatat/Merekam data;
E = Menginferensi. Sumber: (Budiarti, 2009: 32).
-
Menjumlahkan skor seluruh siswa.
(38)
-
Menentukan skor tiap indikator keterampilan proses sains dengan
menggunakan rumus:
P =
f
x 100
N
Keterangan : P = Poin yang dicari;
f =
jumlah poin keterampilan proses
sains yang diperoleh; N = jumlah total poin keterampilan
proses sains tiap indikator. Sumber: (Sudijono, 2004: 40).
-
Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan proses sains
tersebut disesuaikan dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 6. Kriteria keterampilan proses sains siswa
Poin
Kriteria
80,1-100
60,1-80
40,1-60
20,1-40
0,1-20
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Sumber: (Fithria, 2012:37).
2.
Data Kualitatif
Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata
–
rata skor
aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
% 100 x n
xi
Keterangan:
= Persentase aktivitas siswa per aspek
; ∑
x
i = Jumlah skoryang diperoleh;
n
= Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002:69).
Selanjutnya menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa
sesuai klasifikasi pada Tabel 7.
(39)
Tabel 7. Kriteria tingkat aktivitas belajar siswa
Persentase (%)
Kriteria
87,50
–
100
75,00
–
87,49
50,00
–
74,99
0
–
49,99
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sumber: Hidayati (2011:17).
Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran
Observasi
Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan
metode pembelajaran observasi dikumpulkan melalui penyebaran angket.
Angket tanggapan berisi enam pernyataan yang terdiri dari tiga pernyataan
positif dan tiga pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan
sebagai berikut:
1)
Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan
pada Tabel 8.
Tabel 8. Skor Per Jawaban Angket
No. Soal Skor per soal angket
3 2 1 0
1.(+) SS S TS STS
2.(+) SS S TS STS
3.(-) STS TS S SS
4.(-) STS TS S SS
5.(-) STS TS S SS
6.(+) SS S TS STS
Keterangan:
SS = Sangat Setuju; S = setuju; TS = tidak setuju; STS = Sangat Tidak Setuju (Rahayu, 2010:29).
2)
Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi
yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
(40)
Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan
metode pembelajaran observasi
No. Pertanyaan
Angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (siswa)
Skor
1 2 3 4 5 6 7 dst.
1. SS S TS STS 2. SS S TS STS dst. SS S TS STS
(Rahayu, 2010:31).
3)
Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: P = persentase jawaban; f = jumlah skor yag diperoleh; N =
skor maksimum (Sudijono, 2004:43).
4)
Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang
menggunakan metode pembelajaran observasi sesuai kriteria persentase
angket tanggapan siswa pada Tabel 10.
Tabel 10. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap
penggunaan metode pembelajaran observasi
Persentase (%)
Kriteria
100
76
–
99
51
–
75
50
26
–
49
1
–
25
0
Semuanya
Sebagian besar
Pada umumnya
Setengahnya
Hampir setengahnya
Sebagian kecil
Tidak ada
(Hendro dalam Hastriani, 2006:43)
P =
f
x 100%
N
(41)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Penerapan metode observasi berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan keterampilan proses sains oleh siswa pada materi pokok
keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
2.
Penerapan metode observasi meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran dengan materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk
hidup.
B.
Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1.
Pembelajaran dengan menggunakan metode observasi dapat digunakan
oleh guru sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat
mengembangkan keterampilan proses sains oleh siswa pada materi pokok
keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
2.
Dalam mengerjakan pretest dan postes sebaiknya dilakukan di hari yang
berbeda dengan hari yang digunakan untuk melakukan proses belajar
mengajar agar tidak mengganggu waktu proses pembelajaran.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Anon. 2010.
Makalah observasi
http://www.scribd.com/doc/39320404/makalah-observasi. (12 januari 2013;
13:20 WIB).
Arikunto S, dkk. 2006.
Penelitian Tindakan Kelas
. PT Bumi Aksara: Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2010.
Belajar dan Pembelajaran
. Rineka Cipta: Jakarta.
Fithria, D.M. 2012.
Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
(Guided Inquiry) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi
Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup
. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar
Lampung.
Gusti, I.A.H.C. 2011.
Penerapan Pendekatan Contekstual Teaching Learning (Ctl)
Berbantuan Media Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA.
(Skripsi). Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.
http://www.slideshare.net/chandra1404/skripsi-final. (12 Desember 2012; 20:10
WIB)
Hadi, S. 2011.
Efektivitas Metode Observasi Lingkungan Alam Sekitar Sekolah
Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Ekosistem Pada Siswa Kelas
VII MTs NU 08 Gemuh Kendal.
(Skripsi). IAIN Walisongo: Semarang.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl-saefulhadi-5114-1-saefulh-s.pdf (29 April 2013; 12:45 WIB)
Hake, R. R. 1999.
Analyzing Change/Gain Score
. American Educational Research
Methodology.
http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aerad&P=R6855. (10
November 2012;18:30 WIB).
Hastriani, A. 2006.
Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP
. (Skripsi).
Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.
(43)
Kurniawan, E. 2011.
Perbandingan Keefektifan Metode Observasi Dan Diskusi
Terhadap Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem
. (Skripsi). IKIP
PGRI: Semarang.
http://andynuriman.files.wordpress.com/2011/10/edi-kurniawan-skripsi.pdf
.(10
November 2012; 18:24 WIB).
Leni, L. 2011.
Pengaruh Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual (Contextual
Teaching And Learning) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Sub
Materi Vertebrata
. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Loranz, D. 2008.
TMCC Program and Discipline Report.
http://www.gbcnv.edu
(3
November 2012: 11.37 WIB).
Michael J.P. 1990.
The Science Process Skills
.
http://www.narst.org/publications/research/skill.cfm.(27 Mei 2013; 19:15 WIB)
Nasution, S. 2007.
Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar
. Bumi
Aksara: Jakarta.
Nurlaili, L. 2011.
Metode-metode Pembelajaran
http://www.scribd.com/doc/13065635/Metodemetode-pembelajaran
.(12
Desember 2012; 20:50 WIB).
Pratama, I. 2012.
Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi
http://www.ichaltecnik.blogspot.com. (12 Januari 2013; 13:00WIB).
Pratisto, A. 2004.
Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 17.
Bumi Aksara: Jakarta.
Purwanto, N. 2008.
Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran
. Remaja Rosda
Karya: Bandung.
Rahayu, S.P. 2010.
Deskripsi Sikap Siswa terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan
Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) pada Kelas VII MTs
Guppi Natar
(Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Sandjaja, Dr., MSPH. 2011.
Panduan Penelitian
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=penelitian+yang+menggunakan+me
tode+pembelajaran+observasi&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CF8QFjA
G&url=http%3A%2F%2Fwww.kemsos.go.id%2Fmodules.php%3Fname%3D
Downloads%26d_op%3Dgetit%26lid%3D427&ei=CRkIUe2rOcyNrge8qICAD
(44)
A&usg=AFQjCNEpGTKuKRUceKtsvwtFJgZ2Kwf6gg&bvm=bv.41524429,d.
bmk
Semiawan C. 1986.
Pendekatan Keterampilan Proses
. PT.Gramedia: Jakarta.
Suardeyasasri. 2010.
Metode Penelitian Kualitatif.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=penelitian+metode+observasi+di+se
kolah&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEIQFjAC&url=http%3A%2F%2F
suardeyasasri.files.wordpress.com%2F2010%2F02%2Fmetode-penelitian-kualitatif.pdf&ei=5OjvUPb4HYfIlQXB44Bg&usg=AFQjCNHpw2gbe8KKlsFa
1QVlTxPqG1SjrA&bvm=bv.1357700187,d.bmk. (11 Januari 2013; 17:37
WIB).
Sudarisman, S. 2012.
Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar.
(Jurnal). UNS: Solo
Sudijono, A. 2004.
Pengantar Evaluasi Pendidikan.
PT Raja Grafindo. Jakarta.
Sudjana. 2002.
Metode Statistika Edisi keenam
. PT Tarsito: Bandung.
Sugiyono. 2009.
Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R &D
. Alfabeta: Bandung.
Sukardi. 2007.
Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetisi dan Praktiknya
. Bumi
Aksara. Jakarta.
Trianto. 2009.
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif
. Prenada Media
Group: Surabaya.
Usman, M. U. 2002.
Menjadi Guru Profesional
. Rosda Karya: Bandung.
Yokhebed. 2012. http://www. jurnal.pasca.uns.ac.id. (30 mei 2013; 18.00 WIB
(1)
32
Tabel 7. Kriteria tingkat aktivitas belajar siswa Persentase (%) Kriteria
87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99
0 – 49,99
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sumber: Hidayati (2011:17).
Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran Observasi
Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran observasi dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi enam pernyataan yang terdiri dari tiga pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:
1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 8.
Tabel 8. Skor Per Jawaban Angket
No. Soal Skor per soal angket
3 2 1 0
1.(+) SS S TS STS
2.(+) SS S TS STS
3.(-) STS TS S SS
4.(-) STS TS S SS
5.(-) STS TS S SS
6.(+) SS S TS STS
Keterangan:
SS = Sangat Setuju; S = setuju; TS = tidak setuju; STS = Sangat Tidak Setuju (Rahayu, 2010:29).
2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
(2)
33
Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran observasi
No. Pertanyaan
Angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (siswa)
Skor 1 2 3 4 5 6 7 dst.
1. SS S TS STS 2. SS S TS STS dst. SS S TS STS (Rahayu, 2010:31).
3) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P = persentase jawaban; f = jumlah skor yag diperoleh; N = skor maksimum (Sudijono, 2004:43).
4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang menggunakan metode pembelajaran observasi sesuai kriteria persentase angket tanggapan siswa pada Tabel 10.
Tabel 10. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran observasi
Persentase (%) Kriteria 100
76–99 51–75
50 26–49
1–25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada (Hendro dalam Hastriani, 2006:43)
P = f x 100% N
(3)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode observasi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses sains oleh siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
2. Penerapan metode observasi meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran dengan materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan metode observasi dapat digunakan
oleh guru sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains oleh siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
2. Dalam mengerjakan pretest dan postes sebaiknya dilakukan di hari yang berbeda dengan hari yang digunakan untuk melakukan proses belajar mengajar agar tidak mengganggu waktu proses pembelajaran.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anon. 2010. Makalah observasi
http://www.scribd.com/doc/39320404/makalah-observasi. (12 januari 2013; 13:20 WIB).
Arikunto S, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara: Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Fithria, D.M. 2012. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
(Guided Inquiry) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Gusti, I.A.H.C. 2011. Penerapan Pendekatan Contekstual Teaching Learning (Ctl) Berbantuan Media Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. (Skripsi). Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.
http://www.slideshare.net/chandra1404/skripsi-final. (12 Desember 2012; 20:10 WIB)
Hadi, S. 2011. Efektivitas Metode Observasi Lingkungan Alam Sekitar Sekolah Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Ekosistem Pada Siswa Kelas
VII MTs NU 08 Gemuh Kendal. (Skripsi). IAIN Walisongo: Semarang.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl-saefulhadi-5114-1-saefulh-s.pdf (29 April 2013; 12:45 WIB)
Hake, R. R. 1999. Analyzing Change/Gain Score. American Educational Research Methodology.
http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aerad&P=R6855. (10 November 2012;18:30 WIB).
Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.
(5)
Kurniawan, E. 2011. Perbandingan Keefektifan Metode Observasi Dan Diskusi Terhadap Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem. (Skripsi). IKIP PGRI: Semarang.
http://andynuriman.files.wordpress.com/2011/10/edi-kurniawan-skripsi.pdf. (10 November 2012; 18:24 WIB).
Leni, L. 2011. Pengaruh Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Sub Materi Vertebrata. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Loranz, D. 2008. TMCC Program and Discipline Report. http://www.gbcnv.edu(3 November 2012: 11.37 WIB).
Michael J.P. 1990. The Science Process Skills.
http://www.narst.org/publications/research/skill.cfm.(27 Mei 2013; 19:15 WIB) Nasution, S. 2007. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
Nurlaili, L. 2011. Metode-metode Pembelajaran
http://www.scribd.com/doc/13065635/Metodemetode-pembelajaran. (12 Desember 2012; 20:50 WIB).
Pratama, I. 2012. Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi
http://www.ichaltecnik.blogspot.com. (12 Januari 2013; 13:00WIB). Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17. Bumi Aksara: Jakarta.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) pada Kelas VII MTs Guppi Natar (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Sandjaja, Dr., MSPH. 2011. Panduan Penelitian
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=penelitian+yang+menggunakan+me tode+pembelajaran+observasi&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CF8QFjA G&url=http%3A%2F%2Fwww.kemsos.go.id%2Fmodules.php%3Fname%3D Downloads%26d_op%3Dgetit%26lid%3D427&ei=CRkIUe2rOcyNrge8qICAD
(6)
A&usg=AFQjCNEpGTKuKRUceKtsvwtFJgZ2Kwf6gg&bvm=bv.41524429,d. bmk
Semiawan C. 1986. Pendekatan Keterampilan Proses. PT.Gramedia: Jakarta. Suardeyasasri. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=penelitian+metode+observasi+di+se kolah&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEIQFjAC&url=http%3A%2F%2F suardeyasasri.files.wordpress.com%2F2010%2F02%2Fmetode-penelitian-kualitatif.pdf&ei=5OjvUPb4HYfIlQXB44Bg&usg=AFQjCNHpw2gbe8KKlsFa 1QVlTxPqG1SjrA&bvm=bv.1357700187,d.bmk. (11 Januari 2013; 17:37 WIB).
Sudarisman, S. 2012. Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar.(Jurnal). UNS: Solo Sudijono, A. 2004. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT Tarsito: Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Alfabeta: Bandung.
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetisi dan Praktiknya. Bumi Aksara. Jakarta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media Group: Surabaya.
Usman, M. U. 2002. Menjadi Guru Profesional. Rosda Karya: Bandung. Yokhebed. 2012. http://www. jurnal.pasca.uns.ac.id. (30 mei 2013; 18.00 WIB