PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK KERAGAMAN SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar
SISTEM ORGANISME KEHIDUPAN
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013) Oleh
PUTRI CHRIS YANTO Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
(2)
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK KERAGAMAN SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013) Oleh
PUTRI CHRIS YANTO
Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung menunjukkan bahwa Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa belum dikembangkan secara optimal. Oleh karena itu, perlu adanya bahan ajar yang dapat melatih KPS siswa. Salah satu bahan ajar yang dapat melatih KPS siswa yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis KPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh LKS berbasis KPS terhadap peningkatan KPS siswa.
Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian ini adalah kelas VIIC dan VIIF yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitiannya berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf
(3)
iii
kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa deskripsi KPS siswa, data aktivitas belajar siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis KPS yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPS siswa masih rendah yang dibuktikan dengan rata-rata pretes pada kelas eksperimen 13,07 ± 6,12; rata-rata postes 25,75 ± 10,26; dan rata-rata N-gain sebesar 0,15 ± 0,12. Rata-rata N-gain pada aspek observasi 0,17± 0,14, pada aspek interpretasi 0,08 ± 0,20 dan pada aspek
komunikasi sebesar 0,33 ± 0,31. Sedangkan rata-rata aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen yaitu 60,25% yang berkriteria sedang. Selain itu, sebagian besar siswa (92,5%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan LKS berbasis KPS. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan LKS berbasis KPS berpengaruh dalam meningkatkan KPS siswa tapi tidak secara signifikan.
Kata kunci : Keragaman Sistem Organisasi Kehidupan, Keterampilan Proses Sains (KPS), LKS berbasis KPS
(4)
(5)
(6)
(7)
xiii
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
F. Kerangka Pikir... ... 6
G. Hipotesis ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar dalam Pembelajaran ... 9
B. Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains ... 10
C. Keterampilan Proses Sains ... 12
D. Aktivitas Belajar Siswa ... 17
III.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
B. Populasi dan Sampel ... 20
C. Desain Penelitian ... 20
D. Prosedur penelitian ... 21
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 25
F. Teknik Analisis Data ... 29
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36
(8)
xiv
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN 1. Silabus ... 56
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60
3. Lembar Kerja Siswa ... 70
4. Soal Pretes dan Postes ... 107
5. Data Hasil Penelitian ... 116
6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 128
(9)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan hasil dari aktivitas para ilmuan. Produk sains dapat dicapai dengan
pembelajaran yang fokus pada pengembangan proses sains dan sikap ilmiah. Belajar sains seharusnya lebih dari sekedar mempelajari isinya, tetapi juga mengetahui bagaimana mengumpulkan fakta dan menghubungkan fakta-fakta tersebut untuk ditafsirkan. Prosedur-prosedur itulah yang disebut dengan proses dari sains (Carin, 1993:8).
Produk dan proses sains merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Hal ini didukung oleh pendapat Carin (1993:39) yang menyatakan bahwa sains terdiri atas isi/ pengetahuan (apa yang kita tahu) dan proses (bagaimana kita
menemukan isi/ pengetahuan tersebut). Para ilmuan dan pendidik setuju bahwa cara terbaik dalam mempelajari sains adalah melalui pendekatan yang mengaktifkan fisik dan pikiran dengan cara mengobservasi, mengukur,
memprediksi, menyimpulkan, menyelidiki, dan menjelaskan apa yang ada dan terjadi di dunia ini dengan metode para ilmuan. Salah satu pendekatan yang memenuhi kriteria tersebut adalah keterampilan proses sains (KPS).
(10)
KPS sangat penting untuk dikembangkan dalam pembelajaran. Pentingnya mengembangkan KPS dijelaskan oleh Mechling dan Oliver (dalam Carin, 1993:8) yang menyatakan bahwa keterampilan proses memberikan siswa kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuannya, tidak hanya sekedar pengetahuan sains dan subjek lain di dalam kelas tetapi juga segala sesuatu di luar kelas pada setiap sisi kehidupannya dengan baik. Pentingnya
pembelajaran IPA dengan mengembangkan keterampilan proses juga dicantumkan dalam Standar Isi Kurikulum 2006 yaitu pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan inkuiri ilmiah karena dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. Keterampilan inkuiri inilah yang juga disebut dengan KPS. Oleh karena itu, guru sebaiknya memperhatikan dan mengembangkan keterampilan ini dalam pembelajaran IPA di sekolah.
Namun, kondisi yang sering ditemui dalam pembelajaran sains di sekolah adalah pelaksanaan pembelajaran sains yang sangat lekat dengan pendekatan isi dari pada pendekatan proses. Pembelajaran hanya menekankan pada pemberian materi sains secara lengkap, tanpa menekankan pada aktivitas siswa untuk berbuat dan tanpa menekankan pada pengembangan KPS. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SMP Negeri 22 Bandar Lampung didapatkan bahwa pembelajaran IPA Terpadu kelas VII semester II yang pernah diterapkan oleh guru adalah dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Namun, metode diskusi masih jarang diterapkan. Metode ceramah diduga kurang dapat membantu siswa dalam
(11)
hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan dari guru. Pembelajaran hanya terfokus pada guru dan komunikasi yang terjadi hanya satu arah sehingga membuat siswa jenuh dan cenderung pasif. Siswa menjadi kurang aktif dalam berpikir maupun aktif secara fisik. Hal ini juga didukung dengan hasil observasi terhadap proses pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti mengamati bahwa aktivitas siswa hanya mendengarkan guru dan mengerjakan soal-soal latihan. Kurangnya aktivitas belajar siswa, baik dalam berpikir maupun aktif secara fisik, menjadi
penyebab kurang berkembangnya KPS siswa yang menuntut siswa untuk aktif.
Pada pembelajaran pada tahun-tahun sebelumnya guru pernah menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan ajar. Namun, tahun ini LKS sudah tidak digunakan lagi karena LKS dianggap kurang efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. LKS yang pernah digunakan merupakan LKS yang berasal dari penerbit tertentu yang hanya berupa rangkuman materi dan kumpulan soal-soal. LKS tidak mengandung instruksi-instruksi yang dapat melatih KPS. Dengan begitu KPS siswa belum dikembangkan secara optimal sehingga mengakibatkan hasil belajarnya pun rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Subagyo, dkk., (2009:6) tentang keefektifan pembelajaran IPA dengan pendekatan keterampilan proses, mendapatkan hasil bahwa hasil belajar dan KPS siswa pada pembelajaran IPA meningkat dengan pendekatan keterampilan proses. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hardiono, dkk., (2008:7) penggunaan LKS berbasis KPS
(12)
memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa. Menurut Hardiono, dkk., (2008:3) kelebihan dari LKS berbasis KPS adalah adanya penerapan metode ilmiah secara utuh sehingga siswa mendapatkan
pengalaman dalam penelaahan atau penelitian. LKS berbasis KPS juga berisi keterampilan-keterampilan proses yang akan diajarkan kepada siswa.
Penggunaan LKS berbasis KPS ini diharapkan menjadi solusi dalam mengembangkan KPS siswa.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Pokok
Keragaman Sistem Organisasi Kehidupan (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan LKS berbasis KPS berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan KPS siswa?
2. Apakah penggunaan LKS berbasis KPS berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa?
(13)
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan LKS berbasis KPS dalam meningkatkan KPS siswa. 2. Pengaruh penggunaan LKS berbasis KPS dalam meningkatkan aktivitas
belajar siswa.
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis KPS.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan bekal sebagai calon guru biologi yang profesional, terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis KPS. 2. Bagi guru, dapat memberikan informasi mengenai LKS berbasis KPS
sehingga dapat dijadikan alternatif dalam membuat dan mengembangkan LKS serta merancang pembelajaran yang lebih menuntut siswa lebih aktif. 3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda sehingga
diharapkan mampu mengembangkan KPS siswa.
4. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pembelajaran biologi di sekolah melalui penggunaan LKS berbasis KPS.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.
1. LKS berbasis KPS adalah LKS yang menerapkan metode ilmiah sehingga para siswa mendapat pengalaman penelaahan atau penelitian.
(14)
2. KPS yang dikembangkan dalam LKS dan yang akan diamati dalam
penelitian mencakup tiga indikator yaitu: (1) mengamati; (2) menafsirkan; dan (3) mengomunikasikan.
3. Peningkatan KPS ditinjau berdasarkan perbandingan N-gain, sedangkan peningkatan aktivitas ditinjau melalui rasio persentase aktivitas selama proses pembelajaran.
4. Materi pokok yang diteliti adalah Keragaman pada Sistem Organisasi Kehidupan yang sesuai dengan KD 6.3 IPA Terpadu SMP Kelas VII yaitu mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.
5. Aktivitas belajar siswa yang akan diamati dalam penelitian ini berupa aktivitas dalam mengemukakan ide atau gagasan, melakukan kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi, dan mengajukan pertanyaan. 6. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 22
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
F. Kerangka Pikir
Sains merupakan bagian penting dari ilmu pengetahuan. Pembelajaran sains sebaiknya didesain agar dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta pemahaman akan keterkaitan sains dengan cabang ilmu lain sehingga konsep sains tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dipahami oleh siswa bukan sekadar dihafal. Salah satu keterampilan yang penting dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan proses sains. Namun, kondisi pendidikan sains saat ini lebih lekat kepada pendekatan isi dan melupakan hakikat ilmu sains yang terdiri atas isi dan proses.
(15)
Pelaksanaan pembelajaran sains cenderung mengabaikan proses dalam pencapaian pengetahuannya. Hal ini dibuktikan dengan metode yang
digunakan oleh guru yang masih berpusat kepada guru dan mengesampingkan keterlibatan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa masih belajar dengan cara menghafal konsep-konsep dan belum tentu mengetahui maksud dari konsep tersebut. Selain itu, bahan ajar yang digunakan oleh guru juga kurang dapat mengembangkan KPS karena instruksi-instruksi yang ada di dalamnya tidak melatih KPS siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan ajar yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan KPS. Bahan ajar yang akan memudahkan guru dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran sains salah satunya adalah LKS berbasis KPS.
Bahan ajar berupa LKS berbasis KPS diduga dapat mengembangkan keterampilan proses. LKS berbasis KPS berisi instruksi-instruksi yang meminta siswa untuk melakukan KPS seperti mengamati, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. LKS ini akan membantu dan menuntun siswa
memahami konsep-konsep sains dengan menekankan pada proses dalam menemukan konsep sains tersebut. Hal ini tentu akan melatih KPS siswa karena siswa dibiasakan belajar produk sains dengan memahami prosesnya melalui penggunaan LKS ini sehingga KPS siswa akan meningkat. Dengan demikian, siswa akan menjadi lebih paham dengan yang dipelajari dan hasil belajarnya pun akan meningkat.
(16)
X Y
Penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan LKS berbasis KPS terhadap KPS siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan LKS berbasis KPS dan variabel terikatnya adalah KPS siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.
Keterangan:
X: Penggunaan LKS Berbasis KPS Y: KPS siswa
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. H0 = Penggunaan LKS berbasis KPS tidak berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan KPS siswa.
H1 = Penggunaan LKS berbasis KPS berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan KPS.
2. Penggunaan LKS berbasis KPS berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan LKS berbasis KPS.
(17)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Ajar dalam Pembelajaran
Majid (2007:174) menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktor dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis (National Center for Vocational Education Reserch Ltd/ National Center for Competency Based Training). Penggunaan bahan ajar, memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru atau instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi.
Sedangkan bahan ajar menurut Djamarah dan Aswan (1996:50) adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar dan mengajar. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar dan mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan
(18)
bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga membantu guru untuk menciptakan lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik dan memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar. Dengan demikian, Majid (2007:174) menjelaskan bahwa bentuk bahan ajar paling tidak dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1. Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam dan compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. 4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials) seperti compact disk
interactive.
B. Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains
Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam
(19)
LKS harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas pada lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Keuntungan adanya LK adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Keuntungan bagi siswa, siswa akan belajar secara mandiri dalam memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis (Majid, 2007:176-177).
LKS didefinisikan oleh Trianto (dalam Rayyan, 2012:1) sebagai panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan
pemecahan masalah. Menurut Achmadi (dalam Rayyan, 2012:1) tujuan dari penggunaan LKS yaitu untuk mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran, membantu siswa mengembangkan konsep, melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, sebagai
pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran, membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis, dan membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan
pembelajaran. Sukamto (dalam Rayyan, 2012:1) menjelaskan bahwa kegunaan dari LKS yaitu memberikan pengalaman kongkret bagi siswa, membantu variasi belajar, membangkitkan minat siswa, meningkatkan retensi belajar mengajar, serta memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
(20)
Syarat-syarat yang harus dipenuhi menurut Depdikbud (dalam Rayyan, 2012:1) agar LKS yang dibuat tepat dan akurat adalah sebagai berikut: Susunan kalimat dan kata-kata diutamakan sederhana dan mudah dimengerti, singkat dan jelas serta istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu. Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat membantu siswa memahami materi, menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian, membantu siswa berpikir kritis, dan menentukan variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran. Tata letak hendaknya membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan sistematis, menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir, dan desainnya harus menarik.
LKS berbasis KPS adalah LKS yang menerapkan metode ilmiah secara utuh sehingga para siswa mendapat pengalaman penelaahan ataupun penelitian. LKS berbasis KPS berisi KPS yang akan diajarkan seperti: mengamati, merumuskan masalah, membuat hipotesis, merencanakan penelitian,
mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, menganalisis, menerapkan, dan mengkomunikasikan (Hardiono, dkk.,
2008:3).
C. Keterampilan Proses Sains (KPS)
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud dalam Dimyati dan Mudjiono,
(21)
1999:138). Menurut Funk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999:138-139) keunggulan belajar dengan PKP adalah memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan, memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengar cerita tentang ilmu pengetahuan tetapi juga membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. Dengan demikian unsur keterampilan proses, ilmu pengetahuan, serta sikap dan nilai yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan PKP, saling berinteraksi dan berpengaruh satu dengan yang lain.
Keterampilan proses terdiri atas keterampilan-keterampilan dasar dan
keterampilan-keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar terdiri atas enam keterampilan yaitu: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Sedangkan
keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambar hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Dimyati dan Mudjiono, 1999:139).
Menurut Carin (1993:12-13), KPS terdiri atas lima belas indikator. Indikator-indikator tersebut dijabarkan dalam tabel berikut ini.
(22)
Tabel 1. Science Process or Inquiry Skill No. Science Process
or Inquiry Skill
Definition Example
1 Classifying Arranging or distributing objects, events, or information representing objects or events in classes according to some method
Taking objects such as buttons from a mixed collection and placing them in groups by color, number of holes, or shape; or arranging them in order according to size.
2 Creating Models Displaying
information by means of graphic illustrations or other multisensory representations
Drawing a graph or diagram; constructing a three-dimensional object; using atape recording; constructing a chart or table; or producing a picture or photograph that illustrates information about the melting of ice cubes.
3 Formulating Hypotheses
Constructing a statement that is tentative and testable about what is thougt likely to be true based on reasoning
Making a statement to be used as the basis for an experiment:”if one of ice cubes is placed in water and another placed in air at the same temperature, then the ice cube in water will melt faster.”
4 Generalizing Drawing general conclusions from particulars
Making a summary statement following analysis of experimental result: “ ice melts faster in water than in air when both air nda water are at the same temperature.” 5 Identyfing
Variabels
Recognizing the characteristics of objects or factors in events thats are constant or change under different conditions
Listing or describing the factors that are thought to, or would, influence the rate at which an ice cube melts in air and in water, such as: original temperature of water and air, size of the ice cube, or volume of water and air. 6 Inferring Making a conclusions
based on reasoning to explain an observasion
Stating that heat caused the melting of an ice cube that had been placed in water.
7 Interpreting Data
Analyzing data that have been obtained and organized by determining apparent patterns or
relationships in the data
Studying a graph, chart, or table of data collected about melting ice cunes ang nothing that smaller ice cunes melt faster than larger ones.
8 Making Decisions
Identyfing alternatives and choosing a course of action from among
Indentyfing alternatives ways to store ice cubes to avoid causing them to melt; analyzng the
(23)
the alternatives after basing the judgement for the selection on justifiable reasons
consequences of each alternative such as the cost, the effect on other peole, or the effect on the
environment; using justifiable reasons as the basis for making the choice ; nad choosing freely from the alternatives.
9 Manipulating Materials
Handling or treating materials and equipment skillfully and effectively
Arranging equipment and materials neede to conduct an investigation of the melting rate of ice; pouring liquids from one container to another; or carrying a balanceor adjusting it for use.
10 Measuring Making quantitative observations bay comparing to a convetional (or nonconventional) standard
Using a clock to count the number of seconds needed for an ice cube to melt; using a thermometer to determine the final temperature in degrees Celcius of the melted ice cube.
11 Observing Becoming aware of an object or event by using any of the senses (or extensions of the senses) to indentify properties
Looking at a melting ice cube to determine itschnaging shape; feeling water from an ice cube to detemine slipperiness or coldness; or using a thermometer to
determine the coldness of the water. 12 Predicting Making a forecast of
future events or conditions expected to exist
Stating ” an ice cube whose weight is twice that of another ice cube will require twice the time to melt”.
13 Recording data Collecting bits of information about objects and events that illustrate a specific situation
Taking notes; making a list or outline; recording numbers on a chart or graph; tape recording; taking photographs; or writing numbers of results of observations or measurements in an
investigation, such as recording the number of cubic centimeters of water formed as an ice cube melts overtime.
14 Replicating Performing acts that duplicate
demonstrated symbols, patterns, or
procedures
Operating a balance scale or using a thermometer following
procedures previously demonstrated or modeled by another person
15 Using Numbers Applying mathematical rules of formulas to calculate quantities or determine
relationships from basic measurements.
Computing the average time for a 10-cubic -centimeter ice cube to melt.
(24)
Menurut Rustaman (dalam Sutarno, 2012:1), keterampilan proses perlu
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya.
Tabel 2.Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
No. Indikator Keterampilan Proses Sains
Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera - Mengumpulkan/ menggunakan fakta yang relevan 2 Mengelompokkan/
Klasifikasi
- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah - Mencari perbedaan, persamaan
- Mengontraskan ciri-ciri - Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan 3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan - Menyimpulkan
4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan - Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati 5 Mengajukan
Pertanyaan
- Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. - Bertanya untuk meminta penjelasan.
- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
6 Merumusakan hipotesis
- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah
7 Merencanakan percobaan
- Menentukan alat/ bahan/ sumber yang akan digunakan - Mentukan variabel/ faktor penentu.
- Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat. - Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja 8 Menggunakan
alat/bahan
- Memakai alat/ bahan
- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/ bahan. - Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
(25)
9 Menerapkan konsep - Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
10 Berkomunikasi - Mengubah bentuk penyajian
- Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram - Menyusun dan menyampaikan laporan secara
sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian - Membaca grafik atau tabel atau diagram.
- Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa.
D. Aktivitas Belajar Siswa
Salah satu kunci keberhasilan belajar yang dilakukan oleh siswa adalah aktivitas. Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam menentukan efektif atau tidaknya suatu
pembelajaran. Menurut teori kognitif dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:44), belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan contoh-contoh kegiatan psikis seperti mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan suatu konsep dengan konsep yang lain dan kegiatan psikis lainnya. Namun, semua kegiatan tersebut harus dapat
(26)
dikembalikan pada suatu karakteristik yaitu keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 1999:114-115).
Dierich (dalam Hamalik 2004:172-173) membagi kegiatan/ aktivitas belajar dalam delapan kelompok yaitu:
1. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan/oral: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan permainan, dan mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
(27)
8. Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan lain- lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.
(28)
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2013 di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas delapan kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIIC (sebagai kelas eksperimen) dan kelas VIIF (sebagai kelas kontrol) yang dipilih dengan teknik purposive sampling (Sudjana, 2005:168).Dua kelas yang dijadikan sampel dipilih dari populasi (kelas VII yang terdiri dari delapan kelas) kemudian dari kedua kelas tersebut dipilih lagi secara acak untuk menentukan kelas yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan syarat kedua kelas sudah homogen (tidak dibedakan berdasarkan prestasi).
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental semu dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelas kontrol dan eksperimen di beri tes/ soal untuk mengukur KPS siswa (pretes). Kemudian, kelas eksperimen (kelas VIIC) diberi perlakuan dengan penggunaan LKS berbasis KPS, sementara kelas kontrol (kelas VIIF) diberi perlakuan dengan penggunaan LKS non-KPS.
(29)
Setelah itu, kedua kelas diberi tes/ soal (postes) untuk mengukur KPS berupa soal essay yang sama dengan di awal kegiatan pembelajaran.
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelas Pretes Perlakuan Postes
I O1 X O2
II O1 C O2
Keterangan:
I = Kelas eksperimen (kelas VIIC) II = Kelas kontrol (kelas VIIF)
X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan Penggunaan LKS Berbasis KPS C = Perlakuan di kelas kontrol dengan Penggunaan LKS non KPS
O1 = Pretes O2 = Postes
Gambar 2. Desain penelitian desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut : a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya
penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan menjadi subjek penelitian.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(30)
d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes, lembar
observasi aktivitas siswa, dan angket tanggapan siswa.
f. Membentuk delapan kelompok diskusi yang bersifat heterogen pada kelas eksperimen dan kontrol berdasarkan nilai mid semester siswa semester genap. Setiap kelompok paling banyak terdiri dari lima siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan LKS berbasis KPS untuk kelas eksperimen dan LKS non-KPS untuk kelas kontrol.
Pelaksanaan pretes dan postes pada penelitian ini dilakukan di luar jam pelajaran. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan LKS berbasis KPS) a. Kegiatan Awal
1) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan penjelasan guru.
Pertemuan I: ”Pada pembelajaran sebelumnya kalian telah sama-sama belajar bahwa organisme yang ada di muka bumi ini beranekaragam. Lalu bagaimana dengan komponen yang
menyusunnya (sel, jaringan, organ, dan sistem organ) ? ”. Pertemuan II:”Pada pertemuan sebelumnya kita telah belajar bahwa terdapat keragaman pada sistem organisasi kehidupan.
(31)
Apakah yang menyebabkan adanya keragaman dari sistem organisasi kehidupan itu? ”
2) Siswa memperoleh motivasi dari guru.
Pertemuan I: ”Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui betapa sempurnanya ciptaan Allah, sehingga kita menjadi termotivasi untuk mengetahui ilmu-ilmu Allah yang lain dan berusaha menjaga keragaman yang telah
dikaruniakan”.
Pertemuan II: ”Dengan mempelajari materi ini, diharapkan kita dapat termotivasi untuk belajar lebih giat karena makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam begitu juga komponen yang menyusunnya.”
b. Kegiatan Inti
1) Setiap kelompok siswa memperoleh LKS berbasis KPS sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.
2) Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi (Pertemuan I). Perwakilan dari tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelas (Pertemuan II). 3) Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.
4) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang masih membuatnya bingung dan hal-hal lain yang berkaitan dengan materi.
(32)
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
2) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan LKS non-KPS) a. Kegiatan Awal
1) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan penjelasan guru.
Pertemuan I: ”Pada pembelajaran sebelumnya kalian telah sama-sama belajar bahwa organisme yang ada di muka bumi ini beranekaragam. Lalu bagaimana dengan komponen yang menyusunnya (sel, jaringan, organ, dan sistem organ)? ”. Pertemuan II:”Pada pertemuan sebelumnya kita telah belajar bahwa terdapat keragaman pada sistem organisasi kehidupan. Apakah yang menyebabkan adanya keragaman dari sistem organisasi kehidupan itu? ”
2) Siswa memperoleh motivasi dari guru.
Pertemuan I: ”Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui betapa sempurnanya ciptaan Allah, sehingga kita menjadi termotivasi untuk mengetahui ilmu-ilmu Allah yang lain dan berusaha menjaga keragaman yang telah
(33)
Pertemuan II: ”Dengan mempelajari materi ini, diharapkan kita dapat termotivasi untuk belajar lebih giat karena makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam begitu juga komponen yang menyusunnya.”
b. Kegiatan Inti
1) Setiap kelompok siswa memperoleh LKS non-KPS sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.
2) Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi (Pertemuan I). Perwakilan dari tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelas (Pertemuan II). 3) Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.
4) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang masih membuatnya bingung dan hal-hal lain yang berkaitan dengan materi.
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
2) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
(34)
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa skor KPS siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. KPS siswa ditinjau berdasarkan perbandingan gain yang dinormalisasi atau N-gain (g) dengan menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:
N-gain = Keterangan:
N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain Spost = postscore class averages = rata-rata skor postes Spre = prescore class averages = rata-rata skor pretes Smax = maximum score = skor maksimum
Tabel 3. Kriteria N-gain.
N-gain Kriteria
g > 0,7 0,7 > g > 0,3
g < 0,3
Tinggi Sedang Rendah
b. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data aktivitas belajar siswa dan data tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis KPS.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Pretes dan Postes
Data KPS adalah berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes dan postes diambil pada pertemuan di luar jam belajar untuk setiap kelas,
Spost – Spre Smax – Spre
(35)
baik eksperimen maupun kontrol. Soal yang diberikan adalah 10 butir soal essay. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :
S = x 100
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).
b) Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan untuk mengetahui KPS oleh siswa di kedua kelas selama proses pembelajaran. Kelas eksperimen menggunakan LKS berbasis KPS, sedangkan kelas kontrol menggunakan LKS non KPS.
c) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
Tabel 4. Lembar observasi aktivitas belajar siswa
No Nama
Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa
A B C D
1 2 3 4 5 dst.
Jumlah skor Skor maksimum
Persentase Kriteria
R N
(36)
Keterangan Aspek Aktivitas Belajar Siswa:
A. Mengemukakan ide/ gagasan berdasarkan permasalahan yang ada pada LKS
1. Tidak mengemukakan ide/ gagasan (diam saja).
2. Mengemukakan ide/ gagasan namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keragaman pada sistem organisasi kehidupan.
3. Mengemukakan ide/ gagasan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keragaman pada sistem organisasi kehidupan. B. Melakukan kegiatan diskusi
1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok
2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keragaman pada sistem organisasi kehidupan.
3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keragaman pada sistem organisasi
kehidupan.
C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.
2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab
pertanyaan.
3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar. D. Mengajukan pertanyaan
1. Tidak mengajukan pertanyaan.
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada pembahasan pada materi pokok keragaman pada sistem organisasi kehidupan.
3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keragaman pada sistem organisasi kehidupan.
d) Angket Tanggapan Siswa
Angket ini berisi pendapat siswa tentang LKS berbasis KPS yang telah diterapkan dalam pembelajaran. Angket ini berupa delapan pernyataan, terdiri dari lima pernyataan positif dan tiga pernyataan
(37)
negatif dengan dua pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Item pernyataan pada angket
No. Pernyataan- Pernyataan S TS
1 Saya senang mempelajari materi pokok Keragaman pada Sistem Organisasi Kehidupan dengan metode belajar yang digunakan oleh guru.
2 Saya senang mempelajari materi pokok Keragaman pada Sistem Organisasi Kehidupan dengan LKS yang dibuat oleh guru.
3 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan metode belajar yang digunakan oleh guru.
4 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan dengan LKS yang dibuat oleh guru.
5 LKS yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan saya dalam memahami proses sains.
6 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
7 Saya merasa sulit mengerjakan LKS dengan metode yang dibuat oleh guru.
8 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok yang dipelajari.
F. Teknik Analisis Data 1. Data Kuantitatif
Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lillieforsdengan program SPSS versi 17.
(38)
Hipotesis
H0 = Sampel berdistribusi normal H1 = Sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria Pengujian
Terima Ho Jika Lhitung < Ltabel dan tolak Ho jika Lhitung > Ltabel (Pratisto, 2004:5).
b. UjiKesamaan Dua Varians
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.
Hipotesis
H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda
Kriteria Pengujian
Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).
c. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.
Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
(39)
Kriteria Pengujian
Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).
Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
Kriteria Pengujian
Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.
Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).
Uji U (Uji Mann-Whitney U)
Data yang tidak berdistribusi normal dilanjutkan dengan Uji U atau Uji Mann-Whitney U.
Hipotesis
Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
Kriteria Uji
Jika p-value > 0,05 maka terima Ho
(40)
2. Data Kualitatif
a. Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
1) Memberi skor sesuai rubrik penilaian KPS, lalu memasukkan ke dalam Tabel.
Tabel 6. Lembar penilaian KPS siswa
No. Urut Siswa
Skor KPS
A B C
No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal 1 2 3 4 5 dst. R N S Kriteria
Keterangan Aspek KPS: A = mengamati; B = menafsirkan; C = mengomunikasikan; (dimodifikasi dari Paidi, dalam Suwandi 2012:36).
2) Menjumlahkan skor (R) setiap siswa.
3) Menentukan nilai (S) pada setiap indikator kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan rumus:
S = x 100 Keterangan:
S = Nilai KPS yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor KPS yang diperoleh; N = Jumlah skor KPS maksimum (dimodifikasi dari Purwanto, 2008:112).
4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka keterampilan proses sains siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.
R N
(41)
Tabel 7. Kriteria KPS siswa
Poin Kriteria
80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2008: 245).
b. Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan untuk adalah sebagai berikut.
1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:
Persentase = x 100%
2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 8.
Tabel 8. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa Kategori indeks aktivitas
siswa (%) Interprestasi
0,00-29,99 Sangat Rendah
30,00-54,99 Rendah
55,00-74,49 Sedang
75,00-89,99 Tinggi
90,00-100,00 Sangat Tinggi
Sumber: dimodifikasi dari Hake dalam Colleta dan Philips (2005:5).
Skor perolehan Skor maksimum
(42)
c. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan LKS berbasis KPS
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi delapan pernyataan yang terdiri dari lima pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:
1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 9.
Tabel 9. Skor perjawaban angket
Sifat Pernyataan Jawaban
S TS
Positif 1 0
Negatif 0 1
Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Purwanto, 2010:52).
2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap Penggunaan LKS berbasis KPS
No.
Responden (Siswa)
No. Butir Instrument dan Sifatnya
1(+) 2(+) 3(+) 4(+) dst.
S TS S TS S TS S TS S TS
1 2 3 dst.
Persentase
(43)
3) Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis KPS pada Tabel 10.
Tabel 11. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis KPS
Persentase (%) Kriteria
100 76 – 99 51 – 75
50 26 – 49
1 – 25 0
Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya
Sebagian kecil Tidak ada
(44)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan LKS berbasis KPS tidak berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan KPS siswa.
2. Penggunaan LKS berbasis KPS berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. Sebagian besar siswa (92,5%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan LKS berbasis KPS.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan LKS berbasis KPS dapat digunakan oleh guru
biologi sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan KPS siswa pada Materi Keragaman Sistem Organisasi Kehidupan.
2. LKS berbasis KPS sebaiknya dibuat lebih bervariasi dalam hal indikator KPS yang dikembangkan, isi materi, pertanyaan, gambar maupun data yang disajikan.
(45)
3. Pada penelitian, peneliti hanya membuat satu LKS berbasis KPS untuk materi Keragaman Sistem Organisasi Kehidupan. LKS berbasis KPS sebaiknya dibuat beberapa tahap sehingga siswa dapat melatih KPS-nya beberapa kali dalam satu materi. Dengan begitu, KPS siswa menjadi lebih terasah dan siswa juga dapat belajar dari kesalahannya dalam mengerjakan LKS yang sebelumnya.
4. LKS berbasis KPS yang dibuat pada penelitian ini memiliki kelemahan berupa ketidakseimbangan porsi KPS yang dilatih pada soal LKS. LKS berbasis KPS sebaiknya dibuat seimbang porsinya antara soal untuk indikator tertentu dengan indikator yang lain begitu juga dengan gambar, contoh, ataupun data yang ditampilkan.
(46)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Carin, A. A. 1993. Teaching Modern Science Sixth Edition. Macmillan Publishing Company. New York.
Colleta, V. P. dan J.A. Phillips. 2005. Interpreting FCI Scores: Normalized Gain, Preinstruction Scores, and Scientific Reasoning Ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California
Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan Rineka Cipta. Jakarta.
Djamarah, S. B.dan A. Zein. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari
http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855pada hari Rabu, 09 Januari 2013 pukul 15.45 WIB .
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hardiono, S., N. Subekti, A. Susanto, dan W. Setyarsih. 2008. Pengaruh
Penerapan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil Belajar Siswa . UNESA. Surabaya.
Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.
(47)
Qirana, S.D., D. Rohendi, dan J. Kusnendar. 2009. Penerapan Model Explicit Instruction dalam Memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Materi Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. UPI. Bandung. Rayyan, A. 2012. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS). Diakses dari
http://www.kampus-info.com/2012/10/pengertian-lks.html pada hari Minggu, 06 Januari 2013 pukul 11.20 WIB.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.
Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar dan Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta Sadiman, A. S., R. Rahardjo, Anung H., dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan.
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Rajawali Pers. Jakarta. Subagyo, Y., Wiyanto, dan P. Marwoto. 2009. Pembelajaran Sains dengan
Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.
Sutarno, M. 2012 . Keterampilan Proses Sains. Diakses dari
http://fisika21.wordpress.com/2012/10/21/keterampilan-proses-sains-bag-2/ pada hari Jum’at, 11 Januari 2013 pukul 16.35 WIB
Suwandi, T. 2012.Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah oleh Siswa (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
(48)
Sekolah : SMP Negeri 22 Bandar Lampung Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 2 (Genap)
Standar Kompetensi: : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.
Kompetensi Dasar Materi Pokok/Materi Pembelajaran Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian AlokasiWaktu (menit) Sumber/ Bahan/ Alat Karakter 6.3 Mendeskripsi-kan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme Tingkatan dalam organisasi kehidupan Keragaman pada sistem organisasi kehidupan yang terdiri atas: 1. Keragaman tingkat sel 2. Keragaman tingkat jaringan 3. Keragaman Mengamati gambar Melengkapi tabel Menyimpulkan hasil pengamatan Melakukan diskusi kelompok Membuat bagan hasil diskusi Mengkomunikasika n hasil diskusi ke depan kelas
1. Menentukan tiap tingkatan dalam organisasi kehidupan 2. Menjelaskan keragaman
pada tingkat sel
3. Menjelaskan keragaman pada tingkat jaringan 4. Menjelaskan keragaman
pada tingkat organ 5. Menjelaskan keragaman
pada tingkat sistem organ
6. Menjelaskan keragaman pada tingkat organisme
Teknik penilaian: a. Penilaian sikap b. Tes tertulis c. Penilaian keaktifan Bentuk instrumen: a. Lembar Penilaian Sikap b. Pretes
-Postes
4 x 40’ Sumber: Buku IPA Terpadu SMP Kelas 7 Bahan: LKS berbasis KPS Religius, disiplin, percaya diri, berani, ber-tanggung jawab, dan rasa ingin tahu. ir an 1. S ilab u s 5 6
(49)
sistem organ 5. Keragaman
tingkat organisme
kehidupan dan keragamannya
penilaian keaktifan
Bandarlampung, 23 Maret 2013
Guru Mitra Peneliti
Catarina Maria WIPM, S.Pd. Putri Chris Yanto
NIP 19740320 199903 2 004 NPM 0913024060
Mengetahui,
(50)
Sekolah : SMP Negeri 22 Bandar Lampung Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 2 (Genap)
Standar Kompetensi: : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.
Kompetensi Dasar Materi Pokok/Materi Pembelajaran Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu (menit) Sumber/ Bahan/ Alat Karakter 6.3 Mendeskripsi-kan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme Tingkatan dalam organisasi kehidupan Keragaman pada sistem organisasi kehidupan yang terdiri atas: 1. Keragaman tingkat sel 2. Keragaman Menjawab pertanyaan pada LKS Melakukan diskusi kelompok Menyimpulkan hasil diskusi Mengkomunikasika n hasil diskusi ke depan kelas
1. Menentukan tiap tingkatan dalam organisasi kehidupan 2. Menjelaskan keragaman
pada tingkat sel
3. Menjelaskan keragaman pada tingkat jaringan 4. Menjelaskan keragaman
pada tingkat organ 5. Menjelaskan keragaman
pada tingkat sistem organ
6. Menjelaskan keragaman
Teknik penilaian: a. Penilaian sikap
b. Tes tertulis c. Penilaian keaktifan Bentuk instrumen: a. Lembar Penilaian Sikap
4 x 40’ Sumber: Buku Cetak IPA Terpadu SMP Kelas 7 Bahan: LKS Religius, disiplin, percaya diri, berani, ber-tanggung jawab, dan rasa ingin tahu. 58
(51)
tingkat organ 4. Keragaman
tingkat sistem organ 5. Keragaman
tingkat organisme
sistem organisasi kehidupan dan keragamannya
essay) c. Lembar
penilaian keaktifan
Bandarlampung, 23 Maret 2013
Guru Mitra Peneliti
Catarina Maria WIPM, S.Pd. Putri Chris Yanto
NIP 19740320 199903 2 004 NPM 0913024060
Mengetahui,
(52)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMP Negeri 22 Bandar Lampung
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
Pertemuan ke- : 1 dan 2
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.
Kompetensi Dasar : 6.3 Mendeskripsikan keragaman pada sistem
organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.
Indikator :
1). Kognitif a. Produk:
1. Menentukan tiap tingkatan dalam organisasi kehidupan 2. Menjelaskan keragaman pada tingkat sel
3. Menjelaskan keragaman pada tingkat jaringan 4. Menjelaskan keragaman pada tingkat organ
5. Menjelaskan keragaman pada tingkat sistem organ 6. Menjelaskan keragaman pada tingkat organisme
7. Mengaitkan hubungan antar tingkatan pada sistem organisasi kehidupan dan keragamannya
b. Proses:
1. Melakukan pengamatan
2. Menyimpulkan hasil pengamatan 3. Mengkomunikasikan hasil diskusi
2). Afektif
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, disiplin, percaya diri, berani, bertanggung jawab,dan rasa ingin tahu.
b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/gagasan, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya.
3). Psikomotor
Mempresentasikan hasil diskusi terkait keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.
(53)
I. Tujuan Pembelajaran :
1). Kognitif a. Produk:
Setelah mengerjakan LKS dengan berdiskusi, diharapkan siswa dapat: 1. Menentukan tiap tingkatan dalam organisasi kehidupan dari tingkat sel
sampai organisme
2. Menjelaskan keragaman pada tingkat sel 3. Menjelaskan keragaman pada tingkat jaringan 4. Menjelaskan keragaman pada tingkat organ
5. Menjelaskan keragaman pada tingkat sistem organ 6. Menjelaskan keragaman pada tingkat organisme
7. Mengaitkan hubungan antar tingkatan pada sistem organisasi kehidupan dan keragamannya
b. Proses:
Setelah mengerjakan LKS dengan berdiskusi, diharapkan siswa dapat: 1. Melakukan pengamatan
2. Menyimpulkan hasil pengamatan 3. Mengkomunikasikan hasil diskusi
2). Afektif
Setelah mengerjakan LKS dengan berdiskusi, diharapkan siswa dapat:
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, disiplin, percaya diri, berani, bertanggung jawab,dan rasa ingin tahu.
b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/gagasan, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya.
3). Psikomotor
Mempresentasikan hasil diskusi terkait keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.
II. Materi Pembelajaran
Keragaman pada sistem organisasi kehidupan yang terdiri atas: # Keragaman tingkat sel
# Keragaman tingkat jaringan # Keragaman tingkat organ # Keragaman tingkat sistem organ # Keragaman tingkat organisme
(54)
III. Strategi Pembelajaran
- Pendekatan pembelajaran : Student’s centered - Metode pembelajaran : Diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1
Skenario Pembelajaran Waktu (menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan Melakukan apersepsi, ”Pada
pembelajaran sebelumnya kalian telah sama-sama belajar bahwa organisme yang ada di muka bumi ini
beranekaragam. Lalu bagaimana dengan komponen yang menyusunnya (sel, jaringan, organ, dan sistem organ) ? ”
Guru memotivasi siswa, ”Dengan mempelajari materi ini, ibu berharap kita menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat karena makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam begitu juga komponen yang
menyusunnya.”
Mengkondisikan dan
mempersiapkan diri untuk proses pembelajaran
Memperhatikan penjelasan guru.
Memperhatikan penjelasan guru.
5
Kegiatan Inti
Membagi siswa menjadi 8 kelompok.
Membagikan LKS KPS kepada setiap kelompok.
Memberikan pengarahan kepada siswa untuk mengerjakan LKS.
Membimbing siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing.
Meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.
Mengondisikan tempat duduknya sesuai dengan kelompoknya. Menerima LKS.
Mendengarkan penjelasan guru.
Mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS (Mengamatai gambar, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil diskusi dalam bentuk bagan)
Mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.
(55)
Kegiatan Penutup
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan penjelasan guru.
5
Pertemuan ke-2
Skenario Pembelajaran Waktu (menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Melakukan apersepsi, ”Pada pertemuan sebelumnya kita telah belajar bahwa terdapat keragaman pada sistem organisasi kehidupan. Apakah yang menyebabkan adanya keragaman dari sistem organisasi kehidupan itu? ”
Guru memotivasi siswa, ”Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui betapa sempurnanya ciptaan Allah, sehingga kita menjadi termotivasi untuk mengetahui ilmu-ilmu Allah yang lain dan berusaha menjaga keragaman yang telah dikaruniakan”.
Mengkondisikan dan
mempersiapkan diri untuk proses pembelajaran
Memperhatikan penjelasan guru.
Memperhatikan penjelasan guru.
5
Kegiatan Inti
Membagikan LKS KPS yang telah dikumpulkan pada pertemuan yang lalu kepada setiap kelompok.
Memberikan pengarahan kepada siswa terkait diskusi kelas yang harus dilakukan oleh siswa
Membimbing siswa dalam diskusi kelas
Memberikan konfirmasi serta memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Meminta siswa mengumpulkan LKS kembali.
Menerima LKS.
Mendengarkan penjelasan guru.
Melakukan diskusi kelas
Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Mengumpulkan LKS
(56)
Kegiatan Penutup
Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan penjelasan guru.
10
V. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran
Sumber : buku-buku teks IPA Terpadu Sekolah Menengah Pertama Bahan : LKS berbasis KPS
VI. Evaluasi Pembelajaran
Jenis: Bentuk:
1) Tes tertulis - Soal Essay - LKS KPS
2) Non-tes - Lembar observasi aktivitas siswa
Bandar Lampung, 23 Maret 2013
Guru Mitra Mahasiswa/Peneliti
Catarina Maria WIPM, S.Pd. Putri Chris Yanto
NIP 19740320 199903 2 004 NPM 0913024060
(57)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Sekolah : SMP Negeri 22 Bandar Lampung
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
Pertemuan ke- : 1 dan 2
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.
Kompetensi Dasar : 6.3 Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.
Indikator :
1). Kognitif a. Produk:
1. Menentukan tiap tingkatan dalam organisasi kehidupan 2. Menjelaskan keragaman pada tingkat sel
3. Menjelaskan keragaman pada tingkat jaringan 4. Menjelaskan keragaman pada tingkat organ
5. Menjelaskan keragaman pada tingkat sistem organ 6. Menjelaskan keragaman pada tingkat organisme
7. Mengaitkan hubungan antar tingkatan pada sistem organisasi kehidupan dan keragamannya
b. Proses: - 2). Afektif
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, disiplin, percaya diri, berani, bertanggung jawab,dan rasa ingin tahu.
b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/gagasan, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya.
3). Psikomotor
Mempresentasikan hasil diskusi terkait keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.
(58)
I. Tujuan Pembelajaran :
1). Kognitif a. Produk:
Setelah mengerjakan LKS dengan berdiskusi, diharapkan siswa dapat: 1. Menentukan tiap tingkatan dalam organisasi kehidupan dari tingkat sel
sampai organisme
2. Menjelaskan keragaman pada tingkat sel 3. Menjelaskan keragaman pada tingkat jaringan 4. Menjelaskan keragaman pada tingkat organ
5. Menjelaskan keragaman pada tingkat sistem organ 6. Menjelaskan keragaman pada tingkat organisme
7. Mengaitkan hubungan antar tingkatan pada sistem organisasi kehidupan dan keragamannya
b. Proses: - 2). Afektif
Setelah mengerjakan LKS dengan berdiskusi, diharapkan siswa dapat:
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, disiplin, percaya diri, berani, bertanggung jawab,dan rasa ingin tahu.
b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/gagasan, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya.
3). Psikomotor
Mempresentasikan hasil diskusi terkait keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.
II. Materi Pembelajaran
Keragaman pada sistem organisasi kehidupan yang terdiri atas: # Keragaman tingkat sel
# Keragaman tingkat jaringan # Keragaman tingkat organ # Keragaman tingkat sistem organ # Keragaman tingkat organisme
III. Strategi Pembelajaran
- Pendekatan pembelajaran : Student’s centered - Metode pembelajaran : Diskusi
(59)
IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1
Skenario Pembelajaran Waktu (menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan Melakukan apersepsi, ”Pada
pembelajaran sebelumnya kalian telah sama-sama belajar bahwa organisme yang ada di muka bumi ini
beranekaragam. Lalu bagaimana dengan komponen yang menyusunnya (sel, jaringan, organ, dan sistem organ) ? ”
Guru memotivasi siswa, ”Dengan mempelajari materi ini, ibu berharap kita menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat karena makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam begitu juga komponen yang
menyusunya.”
Mengkondisikan dan
mempersiapkan diri untuk proses pembelajaran
Memperhatikan penjelasan guru.
Memperhatikan penjelasan guru.
5
Kegiatan Inti
Membagi siswa menjadi 8 kelompok.
Membagikan LKS non-KPS kepada setiap kelompok.
Memberikan pengarahan kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing.
Membimbing siswa berdiskusi.
Meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.
Mengondisikan tempat duduknya sesuai dengan kelompoknya. Menerima LKS.
Mendengarkan penjelasan guru.
Mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS
Mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.
70
Kegiatan Penutup
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan penjelasan guru.
(60)
Pertemuan ke-2
Skenario Pembelajaran Waktu (menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Melakukan apersepsi, ”Pada pertemuan sebelumnya kita telah belajar bahwa terdapat keragaman pada sistem organisasi kehidupan. Apakah yang menyebabkan adanya keragaman dari sistem organisasi kehidupan itu? ” Guru memotivasi siswa, ”Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui betapa sempurnanya ciptaan Allah, sehingga kita menjadi termotivasi untuk mengetahui ilmu-ilmu Allah yang lain dan berusaha menjaga keragaman yang telah dikaruniakan”.
Mengkondisikan dan
mempersiapkan diri untuk proses pembelajaran
Memperhatikan penjelasan guru.
Memperhatikan penjelasan guru.
5
Kegiatan Inti
Membagikan LKS non-KPS yang telah dikumpulkan pada pertemuan yang lalu kepada setiap kelompok. Memberikan pengarahan kepada siswa terkait diskusi kelas yang harus dilakukan oleh siswa.
Membimbing siswa dalam diskusi kelas
Memberikan konfirmasi serta memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Meminta siswa mengumpulkan LKS kembali.
Menerima LKS.
Mendengarkan penjelasan guru.
Melakukan diskusi kelas
Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Mengumpulkan LKS
65
Kegiatan Penutup
Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan darimateri yang telah dipelajari.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Memperhatikan penjelasan guru.
(61)
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
V. Sumber, Alat, dan Bahan Pembelajaran
Sumber : buku-buku teks IPA Terpadu Sekolah Menengah Pertama Bahan : LKS
VI. Evaluasi Pembelajaran
Jenis: Bentuk:
1) Tes tertulis - Soal essay - LKS
2) Non-tes - Lembar observasi aktivitas siswa
Bandarlampung, 23 Maretl 2013
Guru Mitra Mahasiswa/Peneliti
Catarina Maria WIPM, S.Pd. Putri Chris Yanto
NIP 19740320 199903 2 004 NPM 0913024060
(62)
LEMBAR KERJA SISWA
KERAGAMAN PADA SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN (Kelas Eksperimen)
A. B. C.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan diskusi kelompok, siswa diharapkan dapat:
1. Menentukan tiap tingkatan dalam organisasi kehidupan dari tingkat sel
sampai organisme
2. Menjelaskan keragaman pada tingkat sel
3. Menjelaskan keragaman pada tingkat jaringan
4. Menjelaskan keragaman pada tingkat organ
5. Menjelaskan keragaman pada tingkat sistem organ
6. Menjelaskan keragaman pada tingkat organisme
7. Mengaitkan hubungan antar tingkatan pada sistem organisasi kehidupan dan
keragamannya
B. Alat dan Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah: LKS Alat yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah: Alat tulis C. Teori Dasar
Organisme yang ada di permukaan bumi ini sangat beragam mulai dari organisme yang paling sederhana yaitu yang terdiri dari satu sel sampai organisme yang kompleks yaitu yang terdiri dari banyak sel. Pada kelompok yang sederhana, makhluk hidup merupakan sel. Sel tersebut merupakan kehidupan yang paling kecil dan paling mendasar. Sebagian organisme terdiri atas sel tunggal. Namun demikian, sebagian besar organisme berukuran lebih besar dan bersifat lebih kompleks serta memiliki organisasi dengan sejumlah besar sel yang sama membentuk jaringan. Beberapa jenis jaringan akan Kelompok :
Nama Anggota : 1. 4.
2. 5.
(63)
membentuk organ yang berfungsi bersama-sama dalam suatu sistem. Sistem-sistem organ yang berbeda akan membentuk organisme yang kompleks. D. Petunjuk Belajar
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan melakukan diskusi kelompok!
E. Pertanyaan
1). Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar di atas, apa sajakah tingkatan organisasi kehidupan yang
dapat diamati? Jelaskan masing-masing tingkatannya! (Keterampilan
menginterpretasi)
Jawab: ... ... ... ... ... ...
Sistem Organ Organisme
Organ Kumpulan beberapa
jaringan Jaringan
(64)
2). Amati gambar sel di bawah ini!
10-100µ m 50-100µm
10-100µm 50-300µm
1-10µ m
Gambar di atas, merupakan gambar sel dari beberapa makhluk hidup. Amati dan bandingkan gambar sel tersebut untuk melengkapi tabel di bawah ini!
(Keterampilan mengamati) Jawab:
A
E
C D
(65)
Aspek Pengamatan Sel A Sel B Sel C Sel D Sel E
S
tr
u
k
tu
r
Bentuk sel
Permukaan sel
Alat gerak Batas Luar sel/
Selubung sel Ukuran
O
rg
an
e
l
se
l
(a
d
a/
ti
d
ak
)
Inti sel/Nukleus Membran sel
Dinding sel Vakuola Membran inti
Mitokondria Badan Golgi Retikulum Endoplasma
Ribosom Kloroplas
Lisosom Sentriol
Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu! (Keterampilan menginterpretasi)
Kesimpulan:... ... ... ...
(66)
3). Perhatikan gambar dibawah ini!
Berdasarkan gambar diatas apakah yang dimaksud jaringan? (Keterampilan
menginterpretasi)
Jawab:... ... ...
4). Perhatikan gambar jaringan pada tumbuhan berikut ini untuk menjawab pertanyaan!
Daun sebagai organ tubuh tumbuhan disusun oleh beberapa jaringan. Amati
gambar tersebut dan lengkapi tabel di bawah ini! (Keterampilan mengamati)
Jawab: Aspek
Pengamatan Jaringan A Jaringan B Jaringan C Jaringan D
Bentuk sel penyusun
Sel epitel
Sel otot
Jaringan otot Jaringan epitel
Jaringan A
Jaringan B
Jaringan C Jaringan D
Daun
Penampang membujur
(67)
Susunan sel (rapat/renggang, membentuk lapisan/tidak) Letak jaringan
Buatlah kesimpulan dari tabel pengamatanmu! (Keterampilan menginterpretasi)
Kesimpulan:... ... ... ...
5). Berikut ini adalah gambar jaringan yang menyusun tubuh manusia/hewan.
Amati gambar di atas dan lengkapi data dalam tabel! (Keterampilan
mengamati) Jawab:
F E
D
C B
(68)
Jaringan Bentuk sel penyusun
Susunan sel (rapat/renggang,
membentuk lapisan/tidak)
Ada tidakya serat/ serabut yang merupakan
juluran dari sel
Ada tidaknya membran
basal
Jar.A
Jar.B
Jar.C
Jar.D
Jar.E
Jar.F
Buatlah kesimpulan dari tabel pengamatanmu! (Keterampilan menginterpretasi)
Kesimpulan:... ... ... 6). Organ pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun dan bunga. Amatilah
gambar organ tumbuhan di bawah ini, kemudian lengkapi data pada tabel! (Keterampilan mengamati)
1). Daun
(69)
2). Batang
3). Akar
4). Bunga
Jawab:
Aspek Pengamatan Organ
Ciri Daun Daun A Daun B Daun C
1. Ujung Daun (runcing/ membulat/ rata) 2. Pangkal Daun
(berlekuk/runcing)
3. Tepi Daun (rata/ bergerigi)
A B C
A B C
(70)
4. Tulang Daun (menyirip/ menjari/ melengkung) 5. Bentuk Daun (bulat telur/
segitiga/ jantung(love)) 6. Majemuk/ Tunggal
Ciri Batang Batang A Batang B Batang C
1. Bentuk batang (bulat/bersegi/ pipih) 2. Bercabang/ Tidak 3. Permukaan batang
(licin/berduri/ beruas)
Ciri Akar Akar A Akar B Akar C
1. Sistem akar (tunggang/ serabut)
2. Bentuk akar (seperti tombak/ benang)
Ciri Bunga Bunga A Bunga B Bunga C
1. Warna bunga 2. Simetri bunga:
banyak/tunggal 3. Bentuk bunga
(membentuk lingkaran/ terompet/ kupu-kupu) 4. Mahkota
(berlekatan/tidak)
Buatlah kesimpulan dari tabel di atas! (Keterampilan menginterpretasi)
Kesimpulan:... ... ... ...
(71)
7). Berikut ini adalah gambar organ-organ pada beberapa hewan!
Jantung A Jantung B Jantung C
Lambung A Lambung B Lambung C
Bandingkan organ-organ di atas dan lengkapi tabel dibawah ini! (Keterampilan
Mengamati) Jawab:
Aspek Pengamatan
Organ
Ciri Jantung Jantung A Jantung B Jantung C
1. Bentuk jantung 2. Jumlah ruang jantung 3. Jumlah ventrikel 4. Jumlah atrium
Ciri Lambung Lambung A Lambung B Lambung C
1. Bentuk Lambung
2. Jumlah ruangan
lambung
Buatlah kesimpulan berdasarkan pengamatanmu! (Keterampilan
menginterpretasi)
Kesimpulan:... ... ...
(72)
8).
Organ-organ tumbuhan yang terdiri atas batang, akar, daun dan bunga akan
membentuk suatu sistem organ. Berdasarkan gambar di samping sistem organ pada
tumbuhan terdiri atas:... ... ... Jika organ penyusun suatu sistem berbeda, maka akan terbentuk sistem organ yang ... Perbedaan tersebut akan menyebabkan adanya keragaman pada tingkat... (Keterampilan menginterpretasi)
9). Berikut ini merupakan gambar sistem organ dari beberapa hewan. Lengkapi tabel
dengan melakukan pengamatan terhadap gambar! (Keterampilan mengamati)
Sistem Pernafasan
(73)
Sistem Pernafasan Aspek
Pengamatan
Burung Manusia Belalang Katak
Macam organ penyusunnya
Lubang tempat keluar
masuknya udara
Sistem Pencernaan
Jawab:
Sistem Pencernaan Aspek
Pengamatan
Kura-kura Ubur -ubur Katak Ayam
Macam organ penyusunnya
(74)
Lubang tempat keluarnya sisa makanan
Buatlah kesimpulan berdasarkan kedua tabel di atas! (Keterampilan
menginterpretasi)
Kesimpulan:... ... ... ...
10). Perhatikan gambar macam-macam organisme berikut ini dan lengkapi tabel di
bawahnya! (Keterampilan mengamati)
Hewan
Aspek Pengamatan Hewan
A B C D
1. Alat Gerak 2. Penutup Tubuh 3. Bentuk Tubuh
(1)
nilai probabilitas kelas kontrol 0,001 < 0,05 atau Lhitung (0,214) > Ltabel (0,154) maka Ho ditolak,
artinya sampel berdistribusi tidak normal.
Tabel 35. Hasil uji Mann-Withney U N-gain keterampilan interpretasi kelas eksperimen dan kontrol
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks Ngain 1.00 35 34.37 1203.00
2.00 33 34.64 1143.00
Total 68
Test Statisticsa
NGain Mann-Whitney U 573.000 Wilcoxon W 1203.000
Z -.056
Asymp. Sig. (2-tailed) .955 a. Grouping Variable: Kelas
Interpretasi:
Uji Mann-Whitney UN-gain keterampilan interpretasi kelas eksperimen dan kontrol Hipotesis : Ho = rata-rata nilai kedua sampel berbeda tidak signifikan
H1 = rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan
Kriteria Uji :
Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
Oleh karena nilai probabilitas N-gain keterampilan interpretasi kelas eksperimen dan kontrol 0.955 > 0,05 maka Ho diterima, artinya kedua sampel berbeda tidak signifikan.
Tabel 36. Hasil uji normalitas N-gain keterampilan komunikasi kelas eksperimen dan kontrol
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Ngain 1.00 .180 35 .005 .839 35 .000
2.00 .330 33 .000 .703 33 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Interprestasi:
Uji normalitas data kelas eksperimen dan kontrol
Hipotesis : Ho = Sampel berdistribusi normal H1 = Sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria Uji :
Jika Lhitung < Ltabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima Jika Lhitung > Ltabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
(2)
Oleh karena :
nilai probabilitas kelas eksperimen 0,005 < 0,05 atau Lhitung (0,180) > Ltabel (0,149) maka Ho ditolak,
artinya sampel tidak berdistribusi normal
nilai probabilitas kelas kontrol 0,000 < 0,05 atau Lhitung (0,330) > Ltabel (0,154) maka Ho ditolak,
artinya sampel tidak berdistribusi normal.
Tabel 37. Hasil uji Mann-Withney U N-gain keterampilan komunikasi kelas eksperimen dan
kontrol
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks Ngain 1.00 35 38.31 1341.00
2.00 33 30.45 1005.00
Total 68
Test Statisticsa
NGain Mann-Whitney U 444.000 Wilcoxon W 1005.000
Z -1.733
Asymp. Sig. (2-tailed) .083 a. Grouping Variable: Kelas
Interpretasi:
Uji Mann-Whitney UN-gain keterampilan komunikasi kelas eksperimen dan kontrol Hipotesis : Ho = rata-rata nilai kedua sampel berbeda tidak signifikan
H1 = rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan
Kriteria Uji :
Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
Oleh karena nilai probabilitas N-gain keterampilan komunikasi kelas eksperimen dan kontrol
(3)
KELAS EKSPERIMEN
Gambar 10. Siswa berdiskusi kelompok untuk mengerjakan LKS KPS
(4)
Gambar 12. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas
(5)
KELAS KONTROL
Gambar 13. Siswa berdiskusi kelompok untuk mengerjakan LKS diskusi/
non
-KPS
(6)