PENGARUH STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP IT Baitul Muslim Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

PENGARUH STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA

MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP IT Baitul Muslim Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

BINTI NURHABIBAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI

POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP IT Baitul Muslim Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

BINTI NURHABIBAH

Penelitian ini menggunakan strategi LSQ dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) pengaruh penggunaan strategi LSQ terhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup, 2) mengetahui penggunaan strategi LSQ mampu meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

Penelitian ini menggunakan desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIIA sebagai kelas kontrol dan siswa kelas VIID sebagai

kelas eksperimen. Pemilihan sampel secara cluster random sampling. Data penelitian berupa nilai penguasaan materi oleh siswa yang diperoleh dari tes awal dan tes akhir, yang kemudian dicari N-gain, dan selanjutnya dianalisis

menggunakan uji t dan uji U (Mann Whitney Test) melalui programSPSS 17.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penguasaan materi oleh siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan strategi LSQ sebesar 69,63 meningkat 16,30% dari rata-rata sebelumnya yang hanya sebesar 53,33. Sedangkan rata-rata


(3)

Binti Nurhabibah

penguasaan materi oleh siswa pada kelas kontrol yang tidak menggunakan strategi LSQ sebesar 62,50 hanya meningkat 9,39% dari rata-rata sebelumnya sebesar 53,21. Sementara itu pada penelitian ini juga menunjukkan terjadinya peningkatan penguasaan materi siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain 33,53 lebih tinggi dari N-gain kelas kontrol 18,73 dengan taraf kepercayaan sebesar 95%.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menunjukkan penerapan strategi pembelajaran LSQ dapat meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

Kata kunci : ciri-ciri makhluk hidup, Learning Start with a Question, penguasaan materi


(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis ... ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

B. Pembelajaran Aktif (Active Learning) dan Strategi LSQ ... 11

C. Penguasaan Materi ... 13

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 17

B. Populasi dan Sampel ... 17

C. Desain Penelitian ... 17

D. Prosedur Penelitian... 18

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ... 21

1. Jenis Data ... 21

2. Teknik Pengambilan Data ... 22

F. Teknik Analisis Data ... 22

1. Mencari N-gain ... 22

2. Uji Normalitas Data ... 23

3. Uji Kesamaan Dua Varian ... 23

4. Pengujian Hipotesis ... 23

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 26


(8)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 39

2. Data Hasil Penelitian ... 80

3. Analisis Data Hasil Statistik... 90


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam hidup manusia. Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan yang ingin dicapai, karena tercapainya tujuan pendidikan merupakan tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat sebagai jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkan diri untuk mengikuti

pendidikan menengah (Koestoro, 2007: 44). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab V pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Sanjaya, 2006: 64).

Sebagai salah satu pelajaran di SMP, pelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di dalam


(10)

2 kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006: 377). Sehingga dalam mempelajari IPA siswa dituntut untuk aktif mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar. Hal ini sejalan dengan pendapat Silberman (2007: 2) yang mengatakan “What I hear, I forgot. What I hear, see, and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand. What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill. What I teach to another, I master”. Sementara itu, pembelajaran IPA di sekolah masih berpusat pada guru. Sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran yang berakibat kurangnya pemahaman siswa mengenai materi pelajaran dan akhirnya dapat menyebabkan nilai siswa menjadi rendah.

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SMP IT Baitul Muslim memperlihatkan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga dalam pembelajaran siswa masih banyak yang pasif, selain itu pada akhir pembelajaran guru juga tidak mengajak siswa untuk mengetahui materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Dari hasil observasi yang

dilakukan, diketahui hasil ujian tengah semester pelajaran IPA menunjukkan lebih dari 50% siswa yang memiliki nilai di bawah 60. Hasil belajar tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan kriteria nilai minimum (KKM) sekolah yaitu ≥ 65. Hal ini apabila dibiarkan akan berdampak pada

pemahaman serta penguasaan materi siswa menjadi rendah. Oleh karena itu diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk tahu apa yang akan siswa pelajari dan sekaligus menjadi aktif dalam kegiatan


(11)

3 pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan strategi Learning Start with a Question (LSQ).

LSQmerupakan suatu strategi pembelajaran aktif yang dapat menjadikan siswa aktif dalam mencari tahu materi yang dipelajari dan terlibat langsung dalam pembelajaran yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai materi yang tidak dipahami. Cara menciptakan pola belajar aktif pada siswa adalah dengan merangsang siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran, tanpa penjelasan dari pengajar terlebih dahulu (Silberman, 2007: 144).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Charyanti (2006: 62) diketahui bahwa penggunaan LSQ mampu meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran konsep sistem gerak pada hewan dan manusia. Sedangkan, penelitian yang dilakukan Yunita (2009: 93) menyimpulkan bahwa penerapan strategi LSQberpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, menurut Zaini, dkk (dalam Charyanti, 2006:11): 1) pembelajaran yang menggunakan strategi LSQ, membuat siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran mengenai materi pelajaran, selain itu strategi ini juga mampu memfasilitasi siswa untuk berani mengajukan pertanyaan dari bagian materi pelajaran yang tidak siswa

pahami, sehingga dapat membuat siswa mengingat materi pelajaran lebih lama. Dari uraian diatas penggunaan strategi LSQ diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa yang mengarah pada peningkatan penguasaan materi oleh siswa kelas VII SMP IT Baitul Muslim tahun pelajaran 2011-2012.


(12)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan strategi LSQterhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup? 2. Apakah penggunaan strategi LSQ mampu meningkatkan penguasaan

meteri oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan strategi LSQ terhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

2. Mengetahui penggunaan strategi LSQ mampu meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian melalui penggunaan strategi LSQ ini diharapkan memberikan manfaat terhadap pendidikan Biologi. Manfaat tersebut antara lain :

1. Bagi siswa:

a. Memperoleh pengalaman belajar melalui strategi pembelajaran LSQ. b. Siswa menjadi aktif dalam mencari informasi sendiri tanpa dibantu

oleh guru.

c. Siswa aktif bertanya dan menyampaikan pendapat dalam pembelajaran.


(13)

5 d. Meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru;

Menambah wawasan guru dalam menggunakan strategi yang cocok pada pembelajaran biologi.

3. Bagi peneliti;

Memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran Biologi melalui strategi LSQ.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari salah penafsiran pada penelitian ini, maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA dan VIID pada semester genap di SMP IT Baitul Muslim tahun pelajaran 2011-2012.

2. LSQ merupakan suatu strategi pembelajaran aktif, dimana siswa dilibatkan langsung dalam mencari informasi tentang materi

pembelajaran dan siswa dituntut aktif bertanya tentang materi yang dipelajari. Pada strategi pembelajaran LSQ siswa dibagi dalam

kelompok kemudian dibagikan bahan bacaan yang sesuai dengan materi pelajaran dan diminta untuk mempelajari bahan ajar, kemudian

mendiskusikan bagian dari materi yang tidak siswa pahami. Setelah itu siswa diminta mengajukan pertanyaan mengenai bagian materi

pelajaran yang tidak dipahami kepada guru, dan guru menjelaskan materi pelajaran dari pertanyaan yang diajukan siswa.


(14)

6 3. Materi yang diajarkan kepada siswa selama penelitian adalah Materi

Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan standar kompetensi memahami keanekaragaman makhluk hidup dan kompetensi dasar mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup.

4. Penguasaan materi artinya bertambahnya pengetahuan siswa mengenai suatu materi setelah pembelajaran berlangsung dan dapat dilihat dari tes penguasaan materi yang dicapai.

5. Penguasaan materi yang diamati dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh dari hasil test awal dan test akhir.

F. Kerangka Pikir

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menyebabkan informasi mengenai ilmu pengetahuan itu sendiri menjadi sangat cepat. IPA dalam pembelajaran di sekolah yang merupakan bagian dari ilmu

pengetahuan juga mendapatkan pengaruh dari perkembangan IPTEK itu sendiri. Dengan demikian, guru menjadi tidak mampu lagi dijadikan satu-satunya rujukan atau penyalur semua informasi. Untuk itu dituntut siswa sendirilah yang aktif dalam mendapatkan informasi. Sehingga pembelajaran di sekolah hendaknya mampu membelajarkan siswa bagaimana untuk dapat mencari infomasi dari sumber belajar. Pembelajaran yang optimal adalah ketika siswa yang aktif dalam pembelajaran, bukannya guru, akan mampu mengarahkan siswa untuk dapat meningkatkan pengetahuan siswa yang akan berdampak pada hasil belajar.


(15)

7 Strategi LSQ merupakan strategi pembelajaran aktif yang dimulai dengan mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari tanpa penjelasan dari guru terlebih dahulu. Dengan mengajukan pertanyaan maka siswa sedang mencari informasi mengenai pelajaran yang mereka pelajari. Untuk dapat membuat pertanyaan, maka siswa diminta untuk membaca terlebih dahulu materi yang dipelajari. Dengan demikian siswa mengetahui apa yang dipelajarinya dalam pembelajaran. Hal ini membuat siswa mengetahui tentang materi yang diajarkan sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam membaca materi siswa tidak hanya dituntut untuk membaca tanpa makna, tetapi dalam membaca materi siswa diminta untuk memberi tanda pada materi yang tidak difahami serta membuat kesimpulan dari apa yang mereka baca. Dengan demikian siswa dilatih untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya dan guru hanya berfungsi sebagai pembimbing dalam membangun pengetahuan tersebut.

Materi Ciri-ciri Makhluk Hidup adalah salah satu materi pokok dalam pelajaran IPA yang tercantum dalam kurikulum pendidikan dasar, dimana kompetensi dasar pada materi ini ialah mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. Untuk dapat mengintifikasi ciri-ciri makhluk hidup, maka diperlukan dasar teori yang kuat sehingga siswa akan lebih mudah untuk menentukan identitas dari makhluk hidup. Penggunaan strategi LSQ dipandang sesuai untuk materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup, karena pada strategi ini siswa dibimbing untuk mengetahui dan memahami materi yang dipelajari dengan aktif sehingga pengetahuan siswa akan menjadi semakin kuat ketika di


(16)

8 integrasi dengan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari guna mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah variabel bebas yaitu strategi LSQdan variabel Y adalah variabel terikat yaitu penguasaan materi siswa. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini :

(Keterangan: X= strategi LSQ; Y = penguasaan materi oleh siswa.) Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Penggunaan strategi LSQ tidak berpengaruh terhadap Penguasaan

Materi oleh siswa kelas VII SMP IT Baitul Muslim pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

H1 = Penggunaan strategi LSQ berpengaruh terhadap Penguasaan Materi

oleh siswa kelas VII SMP IT Baitul Muslim pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

2. H0 = Rata-rata penguasaan materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup oleh

siswa yang menggunakan strategi LSQ tidak meningkat.

H1 = Rata-rata penguasaan materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup oleh

siswa yang menggunakan strategi LSQ meningkat.


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004: 37) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antar individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosialnya. Sedangkan menurut Dewey (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 44)

mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru hanya sekedar pembimbing dan pengarah.

Menurut Imaduddin (dalam Simanjuntak, 1993: 52-53) beranggapan bahwa belajar adalah proses yang aktif, semakin bertambah aktif anak belajar semakin ingat anak akan pelajaran itu. Hal ini sejalan dengan pendapat Silberman (2007: 2) What I hear, I forgot. What I hear, see, and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand. What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill. What I teach to another, I master. Pernyataan tersebut mempertegas bahwasannya untuk mendapatkan


(18)

10 hasil belajar yang optimal, siswa harus melakukan interaksi atau aktif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau

mengajarkan sehingga anak didik mau belajar (KBBI). Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan (Seifert, 2007: 5). Selain itu, proses pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya (Makmun, 2005: 156).

Sementara itu, peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 5). Sedangkan prinsip mengajar adalah mempermudah dan memberikan motivasi kegiatan belajar (Sardiman, 2007: 2). Sehingganya, tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar adalah mempermudah siswa mendapatkan apa yang mereka perlukan dengan guru memiliki peran: (1) pembimbing, yaitu guru hanya


(19)

11 memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa agar dapat belajar, (2) pemimpin, yaitu guru menentukan kemana kegiatan siswa akan diarahkan, (3) fasilitator, yaitu guru menyediakan fasilitas yang dapat menciptakan kondisi lingkungan sebagai sumber bagi siswa untk melakukan kegiatan belajar.

B. Pembelajaran Aktif (Active Learning) dan Strategi LSQ

Pembelajaran aktif (active learning) merupakan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Ketika belajar secara pasif, siswa

mengalami proses tanpa rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa daya tarik pada hasil (kecuali, barangkali, sekedar sertifikat yang akan dia terima). Ketika belajar secara aktif, pelajar mencari sesuatu. Dia ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan perkerjaan (Silberman, 2007: 6).

LSQ adalah suatu strategi pembelajaran aktif dalam bertanya. Silberman (2007:144) mengemukakan bahwa proses mempelajari sesuatu yang baru adalah lebih efektif jika siswa tersebut aktif mencari pola dari pada menerima saja (terus bertanya dari pada hanya menerima apa yang disampaikan oleh pengajar). Satu cara menciptakan pola belajar aktif ini adalah merangsang


(20)

12 siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran, tanpa penjelasan dari guru terlebih dahulu. Untuk dapat mengajukan pertanyaan maka siswa diminta untuk membaca materi pelajaran terlebih dahulu. Dengan membaca materi pelajaran siswa dapat mengetahui bagian materi yang tidak dipahami, sedangkan dengan mendiskusikan dan menanyakan membuat siswa menjadi lebih paham. Dengan demikian, apabila dalam mempelajari materi pelajaran terjadi kesalahan konsep maka dapat terlihat dan dapat dibenarkan secara bersama-sama.

Tanjung (2012: 11) mengatakan strategi LSQ adalah strategi yang digunakan oleh guru dengan maksud mengajak siswa untuk membahas pelajaran dengan cara mempertanyakan secara lisan dan tulisan mengenai hal-hal yang masih dirasa sulit terhadap materi pelajaran maupun terhadap teks bacaan. Dengan membaca maka dapat memetik bahan-bahan pokok yang penting. Dalam hal ini terdapat beberapa cara seperti:

1) Saat membaca, siswa memberi garis bawah. Slameto (2003: 84)

mengatakan bahwa membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui kata yang pentig atau kata-kata yang kurang dimengerti. Siswa membuat catatan atau ringkasan hasil bacaan. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui materi yang perlu dihafal atau dikaji ulang.

2) Dengan bertanya akan membantu siswa belajar, membantu siswa lebih sempurna dalam menerima informasi, atau dapat mengembangkan keterampilan kognitif tingkat tinggi. Dengan demikian siswa tidak hanya akan mempelajarai “bertanya” yang baik dan benar, tetapi juga belajar. Hal


(21)

13 ini sesuai dengan pendapat John Dewey ( dalam Asyhar, 2004: 5) yang mengatakan bahwa dengan bertanya siswa akan menjadi tahu akan hal-hal yang sebelumnya belum ia ketahui.

Adapun langkah-langkah dalam penggunaan strategi LSQini (Zaini, Munthe, dan Aryanti, 2008: 44-45) adalah:

a) Guru memilih bahan bacaan yang sesuai dengan materi.

b) Guru meminta siswa untuk mempelajari bacaan sendirian atau dengan teman.

c) Siswa diminta memberi tanda pada bagian – bagian bacaan yang tidak difahami. Anjurkan mereka untuk memberi tanda sebanyak mungkin. d) Kemudian guru membuat kelompok dan siswa di minta untuk membahas

poin – poin yang tidak diketahui.

e) Di dalam pasangan atau kelompok kecil siswa di minta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca.

f) Siswa diminta untuk mengumpulkan pertanyaan yang telah di tulis. g) Guru menyampaikan materi berdasarkan pertanyaan yang di tulis siswa.

C. Penguasaan Materi

Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat

mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003: 115).


(22)

14 Penguasaan materi merupakan hasil belajar kognitif siswa. Hasil belajar dari ranah kognitif memiliki hirarki atau bertingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi nonverbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informai fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 2003: 131).

Ranah kognitif versi revisi taksonomi Bloom (Anderson dkk, 2000: 67) mencakup :

a. Menghafal (Remember): menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling). b. Memahami (Undestand): mengonstruk makna berdasarkan pengetahuan

awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Kategori

memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring),


(23)

15 c. Mengaplikasikan (Apply): mencakup penggunaan suatu prosedur guna

menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: menjalankan (executing) dan

mengimplementasikan (implementing).

d. Menganalisis (Analyze): menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Ada tiga macam proses kognitif yang mencakup dalam mengalisis: menguraikan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (atfribufting).

e. Mengevaluasi (Evaluate): membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing).

f. Membuat (Create): menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).

Seorang siswa dapat dikatakan telah menguasi materi pelajaran apabila dia mampu menyelesaikan soal-soal tes yang diberikan dan mencapai target pencapaian materi yang telah ditentukan. Sedangkan untuk mengukur penguasaan materi oleh siswa maka diadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994:1) evaluasi merupkan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.


(24)

16 Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2003: 53). Kriteria untuk mengetahui penguasaan materi oleh siswa dalam sebuah tabel (Arikunto, 2010: 425).

Tabel 1. Kriteria penguasaan materi

Taraf Nilai Rata-rata Kualifikasi Nilai

≥ 81 Baik Sekali

≥ 66 Baik

56 – 65 Cukup Baik


(25)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012, yaitu pada bulan Mei 2012 di SMP IT Baitul Muslim.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP IT Baitul Muslim tahun pelajaran 2011-2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sample. Sampel tersebut adalah siswa-siswi kelas VIIA sebagai kelas kontrol dan siswa-siswi kelas VIID

sebagai kelas eksperimen (Sugiyono, 2008: 124).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen.Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan strategi pembelajaran

LSQ sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Pada kedua kelas diberikan pretest dan postes, kemudian hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dicari N-gain dan selanjutnya dibandingkan.


(26)

18 Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Kelompok pretest perlakuan posttest

I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan : I = Kelompok eksperimen; II=Kelompokkontrol; O1 = Pretes;

O2 = Postes; X = Perlakuan eksperimen; C = metode ceramah

(modifikasi dari Sugiyono, 2008: 116).

Gambar 2. Desain pretes-postes tak ekuivalen.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut : a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya

penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen menggunakan

strategi LSQ dan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah. d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana


(27)

19 2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi LSQ pada kelas eksperimen dengan metode diskusi sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Pendahuluan

 Guru memberikan test untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari.

 Guru memberikan apersepsi dan motivasi

- Apersepsi pertemuan pertama : Di SD, kalian telah

mempelajari ciri-ciri makhluk hidup. Ada yang masih ingat ciri-ciri mahkluk hidup? (menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup).

Apersepsi pertemuan kedua : Adakah diantara kalian yang pernah melihat orang yang dikejar anjing? Apa yang dilakukan orang tersebut? Mengapa dia melakukan hal demikian?

- Motivasi pertemuan pertama: Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Manusia atau hewan tentu dapat berlari atau menghindar apabila berada dalam kondisi yang berbahaya. Lain halnya dengan manusia dan hewan, tumbuhan tidak dapat berlari atau menghindar apabila dalam keadaan berbahaya. Lalu, apakah tumbuhan tidak mampu bergerak? Lalu bagaimana makhluk lain bergerak? Untuk menjawab


(28)

20 pertanyaan tersebut, maka kalian perlu memperhatikan

pelajaran hari ini.

- Motivasi pertemuan kedua: Manusia dan beberapa hewan apabila dalam keadaan bahaya akan merespon misalnya dengan berlari. Namun, apakah semua hewan akan berlari bila dalam keadaan berbahaya? Adakah respon lain yang dilakukan oleh hewan bila dalam kondisi berbahaya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kita bahas dalam pertemuan hari ini.

b. Kegiatan inti

1) Kelas Eksperimen

 Guru memilih dan menentukan bahan bacaan yang sesuai dengan materi, untuk dibaca siswa di sekolah.

 Guru meminta siswa mempelajari bahan bacaan dan menganjurkan siswa memberi tanda pada bagian – bagian bacaan yang tidak dipahami dan menganjurkan mereka untuk memberi tanda sebanyak mungkin.

 Guru membagi siswa dalam kelompok dan diminta untuk membahas poin – poin yang tidak diketahui.

 Di dalam kelompok, siswa diminta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang belum mereka pahami dari bahan telah mereka baca.

 Guru meminta siswa mengumpulkan pertanyaan yang telah mereka tulis dari hasil diskusi.


(29)

21 2) Kelas Kontrol

 Guru menjelaskan gejala hidup pada berbagai makhluk hidup.

 Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan.

 Guru meminta siswa mencatat atau merangkum penjelasan mengenai materi yang telah disampaikan.

c. Penutup

 Siswa dengan bantuan guru membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

 Guru memberikan test akhir (pada pertemuan terakhir) untuk mengetahui penguasaan materi siswa.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif adalah penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup yang diperoleh dari nilai test awal dan test akhir, kemudian dihitung selisih antara nilai test awal dengan test akhir, selisih nilai antara test awal dan test akhir tersebut disebut sebagai N-gain, lalu dianalisis secara statistik. Untuk


(30)

22 2. Teknik Pengambilan Data

Data berupa penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup yang diperoleh melalui test awal dan test akhir. Nilai test awal pada diambil pada awal pembelajaran sebagai penilaian dari

pengetahuan atau penguasaan materi awal siswa. Sedangkan nilai test akhir diambil setelah pembelajaran pada akhir pertemuan terakhir sebagai penilaian dari penguasaan materi akhir siswa. Bentuk soal adalah soal pilihan jamak sebanyak 20 soal.

F. Teknik Analisis Data

Berdasarkan desain penelitian dan jenis data yang dikumpulkan, maka

analisis yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu uji t-test dan uji hipotesis. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Mencari N Gain

N gain di dapatkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

�� �� = –

– × 100

Keterangan :

= rata-rata nilai postes Y= rata-rata nilai pretes Z= skor maksimum

(modifikasi dari Hake, 2005: 64)


(31)

23 2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis

H0 : sampel berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima H0 Jika L0 < Ltabel , tolah H0 untuk harga yang lainnya.

(Sudjana, 2002: 466).

3. Uji Kesamaan Dua Varian

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 17.

a. Hipotesis

H0 : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima

- Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Priyatno, 2009:76).

4. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17.


(32)

24 a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama.

2) Kreteria Uji

 Jika –ttabel≤ thitung≤ ttabel, maka H0 diterima

 Jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi

 Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima

 Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak

(Priyatno, 2009:72) b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama.

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama.

2) Kriteria pengujian

 Jika –ttabel≤ thitung≤ ttabel, maka H0 diterima

 Jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi

 Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima

 Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak

(Priyatno, 2009: 77)

c. Uji U (Mann-Withney U)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka untuk mengetahui apakah ada perbedaan varians antar kedua sampel maka dilakukan Uji U atau Uji Mann Whitney.


(33)

25 1) Hipotesis

H0 = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol

2) Kriteria Uji :

a. Jika signifikansi > 0,05, maka terima H0

b. Jika signifikansi < 0,05, maka tolak H0


(34)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan strategi pembelajaran LSQ berpengaruh signifikan terhadap penguasaan materi oleh siswa di SMP IT Baitul Muslim Way Jepara Kelas VII pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

2. Penggunaan strategi pembelajaran LSQ mampu meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Kepada calon peneliti lain atau guru-guru yang akan menggunakan strategi

LSQ, lebih memperhatikan waktu pada tahap membaca supaya lebih efisien dalam pengguanaan waktu.

2. Untuk penelitian lanjut, sebaiknya rancangan penelitian tidak dibatasi oleh dua pertemuan saja. Agar siswa memiliki pengalaman LSQ lebih optimal. 3. Materi dibagi dalam lingkup yang lebih kecil sehingga tidak banyak


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., David, K., Peter, a., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, ans Assesing ( A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged

Edition). Longman : New York.

Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. _________. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. PT. Asdi

Mahasatya. Jakarta.

Asyhar, M. 2004. Studi Korelasi Antara Keberanian Bertanya Dengan Natijah Al Dars (Prestasi Belajar) Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas III Madrasah

Tsanawiyah Sunan Katong Kaliwungu Kendal. IAIN Sunan Ampel:

Surabaya. Diakses tanggal 26 September 2011: 06:52 WIB. http://digilib.sunan-ampel.ac.id

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA Mata pelajaran biologi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Charyanti, D. 2006. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10 Cirebon terhadap Konsep Sistem Gerak Pada Manusia dan Hewan dengan Penerapan Strategi LSQ dan IS. Skripsi. UNNES: Semarang. Diakses pada 12 Maret 2010; 12:10 WIB. http://digilib.unnes.ac.id

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Asdi Mahasatya Jakarta.

Fi’liyah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Problem Posing untuk Meningkatkan Aktivitas Bertanya Siswa dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan SPLPV kelas VIII MTs Darul Ulum Waru.

Skripsi. IAIN Sunan Ampel: Surabaya. Diakses pada tanggal 26 September 2011: 06:49 WIB. http://digilib.sunan-ampel.ac.id

Hake, R. R. 2005. N Gain.

http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf Diakses pada tanggal 23 November 2011; 09.29 WIB.


(36)

37 Hamalik, O. 2006. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Bumi Aksara. Jakarta.

Koestoro, B. 2007. Karakteristik Pendidikan Dasar (SD dan SMP) di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal. UNY: Yogyakarta. Diakses pada 2 Mei 2013; 16:35 WIB. http://journal.uny.ac.id

Makmun, A. S. 2005. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Mathedu. 2010. Pengertian Membaca. Unila. Lampung. Diakses pada tanggal 8

Oktober 2012. 20.33 WIB. http://www.mathedu-unila.blogspot.com Priyatno, D. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. C.V Andi Offset.

Yogyakarta.

Sanjaya,W. 2006. Strategi Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar . Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Seifert, K. 2007. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Ircisod. Jogjakarta.

Silberman, M. L. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.

Simanjuntak, L. 1993. Metode Pengajaran Matematika. Rineka cipta. Jakarta. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka

Cipta. Jakarta.

Slavin. R. E. 2008. Cooperatif Learning. Nusa Media : Bandung. Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Alfabeta. Bandung.

Susatyo, E. B., Rahayu, S. M., Yuliawati, R., 2009. Penggunaan Model Learning Start With A Question Dan Self Regulated Learning Pada Pembelajaran Kimia. Unnes: Semarang. Diakses pada tanggal 16 April 2013. 23:56 WIB . http://journal.unnes.ac.id

Tanjung, R. M. 2012. Pengaruh Metode Learning Start With a Question

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid.

Skripsi. UNIMED: Medan. Diakses pada tanggal 29 April 2013; 08.30 WIB. http://digilib.unimed.ac.id


(37)

38

Thoha, M. C. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo persada. Jakarta. Yunita, N. I. 2009. Pengaruh Strategi Learning Start With A Question Terhadap

Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Fiqih Di Mts Darul Ulum Waru Sidoarjo. Skripsi. IAIN Sunan Ampel: Surabaya. Diakses pada 16 Februari 2010. 14:05 WIB. http://digilib.sunan-ampel.ac.id

Zaini, H., B. Munthe, dan S. A. Ariyanti. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif.


(1)

24 a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama.

2) Kreteria Uji

 Jika –ttabel≤ thitung≤ ttabel, maka H0 diterima

 Jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi

 Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima

 Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak

(Priyatno, 2009:72) b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama.

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama.

2) Kriteria pengujian

 Jika –ttabel≤ thitung≤ ttabel, maka H0 diterima

 Jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi

 Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima

 Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak

(Priyatno, 2009: 77)

c. Uji U (Mann-Withney U)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka untuk mengetahui apakah ada perbedaan varians antar kedua sampel maka dilakukan Uji U atau Uji Mann Whitney.


(2)

25 1) Hipotesis

H0 = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol 2) Kriteria Uji :

a. Jika signifikansi > 0,05, maka terima H0

b. Jika signifikansi < 0,05, maka tolak H0


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan strategi pembelajaran LSQ berpengaruh signifikan terhadap penguasaan materi oleh siswa di SMP IT Baitul Muslim Way Jepara Kelas VII pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

2. Penggunaan strategi pembelajaran LSQ mampu meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Kepada calon peneliti lain atau guru-guru yang akan menggunakan strategi

LSQ, lebih memperhatikan waktu pada tahap membaca supaya lebih efisien dalam pengguanaan waktu.

2. Untuk penelitian lanjut, sebaiknya rancangan penelitian tidak dibatasi oleh dua pertemuan saja. Agar siswa memiliki pengalaman LSQ lebih optimal. 3. Materi dibagi dalam lingkup yang lebih kecil sehingga tidak banyak


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., David, K., Peter, a., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, ans Assesing ( A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged

Edition). Longman : New York.

Arikunto, S.2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. _________. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. PT. Asdi

Mahasatya. Jakarta.

Asyhar, M. 2004. Studi Korelasi Antara Keberanian Bertanya Dengan Natijah Al Dars (Prestasi Belajar) Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas III Madrasah Tsanawiyah Sunan Katong Kaliwungu Kendal. IAIN Sunan Ampel: Surabaya. Diakses tanggal 26 September 2011: 06:52 WIB.

http://digilib.sunan-ampel.ac.id

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA Mata pelajaran biologi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Charyanti, D. 2006. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10 Cirebon terhadap Konsep Sistem Gerak Pada Manusia dan Hewan dengan Penerapan Strategi LSQ dan IS. Skripsi. UNNES: Semarang. Diakses pada 12 Maret 2010; 12:10 WIB. http://digilib.unnes.ac.id

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Asdi Mahasatya Jakarta.

Fi’liyah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Problem

Posing untuk Meningkatkan Aktivitas Bertanya Siswa dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan SPLPV kelas VIII MTs Darul Ulum Waru. Skripsi. IAIN Sunan Ampel: Surabaya. Diakses pada tanggal 26 September 2011: 06:49 WIB. http://digilib.sunan-ampel.ac.id

Hake, R. R. 2005. N Gain.

http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf Diakses pada tanggal 23 November 2011; 09.29 WIB.


(5)

37 Hamalik, O. 2006. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Bumi Aksara. Jakarta.

Koestoro, B. 2007. Karakteristik Pendidikan Dasar (SD dan SMP) di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal. UNY: Yogyakarta. Diakses pada 2 Mei 2013; 16:35 WIB. http://journal.uny.ac.id

Makmun, A. S. 2005. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Mathedu. 2010. Pengertian Membaca. Unila. Lampung. Diakses pada tanggal 8

Oktober 2012. 20.33 WIB. http://www.mathedu-unila.blogspot.com Priyatno, D. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. C.V Andi Offset.

Yogyakarta.

Sanjaya,W. 2006. Strategi Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar . Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Seifert, K. 2007. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Ircisod. Jogjakarta.

Silberman, M. L. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.

Simanjuntak, L. 1993. Metode Pengajaran Matematika. Rineka cipta. Jakarta. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka

Cipta. Jakarta.

Slavin. R. E. 2008. Cooperatif Learning. Nusa Media : Bandung. Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Alfabeta. Bandung.

Susatyo, E. B., Rahayu, S. M., Yuliawati, R., 2009. Penggunaan Model Learning Start With A Question Dan Self Regulated Learning Pada Pembelajaran Kimia. Unnes: Semarang. Diakses pada tanggal 16 April 2013. 23:56 WIB . http://journal.unnes.ac.id

Tanjung, R. M. 2012. Pengaruh Metode Learning Start With a Question

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid. Skripsi. UNIMED: Medan. Diakses pada tanggal 29 April 2013; 08.30 WIB. http://digilib.unimed.ac.id


(6)

38

Thoha, M. C. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo persada. Jakarta. Yunita, N. I. 2009. Pengaruh Strategi Learning Start With A Question Terhadap

Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Fiqih Di Mts Darul Ulum Waru Sidoarjo. Skripsi. IAIN Sunan Ampel: Surabaya. Diakses pada 16 Februari 2010. 14:05 WIB. http://digilib.sunan-ampel.ac.id

Zaini, H., B. Munthe, dan S. A. Ariyanti. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012

3 23 43

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

EFEKTIVITAS MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 28

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Metro Semester Genap Tahun Pelajar

0 17 61

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 52

PENGARUH STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP IT Baitul Muslim Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 37

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Semester Genap Tahun Pel

1 16 51

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan Semester Genap Tahu

8 114 44

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII MTs Nurul Iman Sekincau Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 38 44

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 57